BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker
adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak
terkendali dan kemampuan sel – sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis
lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan
(invansi) atau dengan migrasi ke tempat yang jauh (metastasis).
Kanker
payudara disebut juga dengan Carsinoma Mammae adalah sebuah tumor ganas yang
tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh dalam kelenjar susu,
jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat payudara. Kanker ini memang tidak
tumbuh dengan cepat namun berbahaya. Kanker ini juga masuk dalam catatan WHO
dimasukkan ke dalam International ICD dengan kode nomor 17 (Endang Koni
Suryaningsih,2009).
Di
Negara berkembang setiap tahunnya lebih dari 580.000 kasus kanker payudara
ditemukan. Kurang lebih 372.000 pasien meninggal karena payudara penyakit ini.
Data WHO menunjukkan bahwa 78% kanker payudara terjadi pada wanita usia 50
tahun ke atas. Sedangkan 6% nya pada usia kurang dari 40 tahun. Namun banyak
juga wanita yang berusia 30-an terkena kanker payudara yang mematikan ini
(Endang Koni Suryaningsih, 2009).
Menurut data ACC dari tahun 2001-2003
menunjukkan kanker payudara tidak meningkat setelah 20 tahun sebelum terjadinya
lonjakan. Banyak faktor yang menyebabkan perubahan ini, di antaranya
sosialisasi mendeteksi dini penyakit atau berkurangnya penggunaan terapi suntik
hormone bagi perempuan menopause. Data epidemiologic memperkirakan terjadi
peningkatan 99% penderita kanker payudara pada tahun 2010 di Negara berkembang
dibandingkan tahun 1985. Sebaliknya di Negara maju pada kurun waktu yang sama
hanya terjadi sebesar 38%.
Sedangkan di Indonesia jumlah penderita
kanker payudara menduduki peringkat kedua setelah kanker mulut rahim. Sejak
tahun 1990 penyakit ganas ini menurun. Hal ini disebabkan karena sudah banyak
para perempuan yang melakukan deteksi dini dalam pengobatan kanker payudara
ini. Tapi sayangnya 50% penderita di Indonesia datang ke tempat pengobatan
dalam kondisi stadium lanjut. Kejadian ini cenderung meningkat juga disebabkan
oleh rendahnya tingkat pengetahuan ibu tentang kanker payudara sehingga telat
untuk melakukan deteksi dini, perubahan pola hidup di antaranya perubahan pola
makanan dengan mengkonsumsi lemak tinggi dan peningkatan kesadaran masyarakat
tentang kesehatan serta kemajuan teknologi kedokteran di bidang diagnosis dini.
Selama ini deteksi dini yang dianjurkan adalah pemeriksaan payudara sendiri
(sadari) sejak usia 20 tahun dan pemeriksaan mamografi satu sampai dua kali
pada usia 35 tahun hingga 49 tahun. Dan cara ini bisa berhasil jika kanker
payudara itu memang sudah terjadi dengan ukuran tertentu.
Dan
di Jawa Timur hingga bulan juni 2005 ini jumlah perempuan yang telah dinyatakan
positif terkena penyakit kanker payudara sebanyak 76 kasus, dan satu
diantaranya meninggal dunia. Selama empat tahun terakhir kasus kanker payudara
di provinsi Jawa Timur jumlahnya tidak pernah turun dari angka 50 kasus. Angka
tertinggi tercatat pada tahun 2003 yang jumlahnya mencapai 76 kasus. Pada tahun
2001, jumlahnya sekitar 48 kasus, kemudian meningkat menjadi 67 kasus pada
tahun 2002. Untuk tahun 2001-2002 belum ada penderita yang dinyatakan meninggal
dunia. Pada tahun 2004, jumlahnya menurun sekitar 4 kasus menjadi 72 kasus
dibandingkan dengan angka kejadian tahun 2003. Kanker payudara merupakan
masalah public yang tidak mengenal batas usia, gender maupun status ekonomi.
Terdapat kecenderungan peningkatan angka kasus baru yang lebih nyata di
Negara-negara berkembang.
Hasil studi pendahuluan penulis di Desa
Krembangan, Kecamatan Gudo, pada bulan Februari 2010, dengan wawancara yang
dilakukan pada Kepala Desa Krembangan menyebutkan bahwa angka kejadian kanker
payudara di Desa Krembangan sebanyak 0,2% dari 450 wanita yang berusia 35-50
tahun, 75% dari wanita yang berusia 35-50 tahun yang tidak tahu kanker payudara
dan 25% dan 25% tahu tentang kanker payudara.oleh karena itu penulis tertarik
untuk meneliti masalah kanker payudara yang terjadi pada Desa Krembangan ini.
Berdasarkan fenomena – fenomena diatas,
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Tingkat Pengetahuan
Ibu Usia 35 – 50 tahun tentang Kanker Payudara dan Deteksi Dini Kanker Payudara
di Desa Krembangan Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang“. Penelitian ini menggali
informasi tentang kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara untuk
membantu menghindari angka kematian ibu akibat kanker payudara.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Rumusan
Masalah
Bagaimana
tingkat pengetahuan ibu usia 35-50 tahun tentang Kanker Payudara dan deteksi
dini Kanker Payudara di Desa Krembangan Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan
Penelitian
Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan ibu usia 40-45 tahun
tentang Kanker Payudara dan deteksi dini Kanker Payudara di Desa Krembangan
Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1
Bagi
Peneliti
Dapat menambah
pengetahuan tentang tanda-tanda
Kanker Payudara sehingga dapat memberikan intervensi kebidanan secara tepat.
1.4.2
Bagi
Tempat Penelitian
Diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan tentang tanda – tanda Kanker Payudara sehingga ibu-ibu di Desa Krembangan bisa menjaga dan
merawat payudara dengan baik.
1.4.3
Bagi
Institusi Pendidikan
Sebagai masukan
data dan memberikan sumbangan pemikiran perkembangan ilmu pengetahuan dan
penelitian tentang tanda-tanda
Kanker Payudara.
1.5 Sistematika Penelitian
BAB
I : PENDAHULUAN
Meliputi : Latar
Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Sistematika Penelitian.
BAB
II : TINJAUAN
PUSTAKA
Meliputi : Konsep Pengetahuan,
Konsep Ibu, Konsep Payudara, Konsep Kanker Payudara,
Konsep Deteksi Dini Kanker Payudara
BAB
III : METODE
PENELITIAN
Meliputi : Desain
Penelitian, Populasi, KriteriaPenelitian, Identifikasi Variabel, Definisi
Operasional, Lokasi dan Waktu Penelitian, Pengumpulan Data dan Analisa Data,
Teknik pengolahan Data, Instrumen, Etika Penelitian, Keterbatasan
BAB
IV : Hasil
dan Pembahasan
BAB
V : Penutup
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Konsep
Dasar Pengetahuan
2.1.1
Pengertian
Pengetahuan
Pengetahuan
yaitu merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).
2.1.2
Tingkat
Pengetahuam
Menurut
Notoatmodjo (2003), pengetahuan dicakup dalam domain kognitif ada 6 tingkatan
yaitu :
2.1.2.1 Tahu
(know)
Tahu
diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipercayai sebelumnya,
termasuk mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Dapat diatur dengan kata
kerja mampu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan.
2.1.2.2 Memahami
(Comprehension)
Memahami
diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek
yang diketahui serta dapat menjelaskan, menyimpulkan dan meramalkan terhadap
obyek yang dipelajari.
2.1.2.3 Aplikasi
(Application)
Aplikasi
diartikan sebagia kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi/kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi
atau penggunaan hokum, rumusan, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks
atau situasi yang lain. Misalnya yang dapat menggunakan rumus statistik dalam
perhitungan-perhitungan
hasil pemecahan masalah (Problem Solving Cycle) di dalam pemecahan
masalah kesehatan yang diberikan.
2.1.2.4 Analisis
(Analysis)
Analisis
adalah sebuah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam
komponen-komponen.
Tetapi masih dalam suatu Struktur Organisasi tersebut dan masih ada kaitannya
satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja, dapat menggambarkan (membuat
bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
2.1.2.5 Sintesis
(Syntesis)
Sintesis
menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk melakukan atau menghubungkan suatu
bentuk keselurahan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan
untuk menyusun formulasi data-data
dari formulasi-formulasi
yang ada, misalnya dapat menyusun, merencakan, meningkatkan, menguraikan dan
sebagainya.
2.1.2.6 Evaluasi
(Evaluation)
Evaluasi
ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan suatu criteria yang
ditentukan sendiri atau menggunakan criteria-kriteria yang ada.
2.1.3
Cara
Memperoleh Pengetahuan
Menurut
Notoatmodjo (2005) cara memperoleh pengetahuan dapat di kelompokkan menjadi
dua, yaitu :
2.1.3.1 Cara
Tradisional
Cara
kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan,
sebelum diketemukan metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan
logis. Cara-cara
penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi :
2.1.3.2 Cara
Coba Salah ( Trial and Error)
Cara
ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin adanya
peradaban. Cara coba-coba
ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan
apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain.
Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba kembali dengan kemungkinan
ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan
seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.
a.
Cara Kekuasaan atau Otoritas
Cara
ini orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai
otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik
berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri.
b.
Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman
ini merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, semua
pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai sumber kebenaran pengetahuan. Namun
perlu diperhatikan bahwa tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun
seseorang untuk menarik kesimpulan yang benar. Untuk dapat menarik kesimpulan
dari pengalaman dengan benar diperlukan berfikir kritis dan logis.
c.
Melalui Jalan Pikir
Sejalan
dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berfikir manusia pun ikut
berkembang dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan
jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi. Induksi dan deduksi pada
dasarnya merupakan cara melahirkan cara pemikiran secara tidak langsung melalui
pernyatan-pernyataan
yang dikemukakan, kemudian dicari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu
kesimpulan. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan khusus kepada yang umum
dinamakan induksi. Sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari
pernyataan umum kepada yang khusus.
2.1.3.3 Cara
Modern
Cara
ini disebut “Metode Penelitian Ilmiah” atau lebih popular disebut metodologi penelitian.
Cara ini mula-mula
dikembangkan oleh Franeuis Bacor (1561-1624) kemudian dikembangkan oleh Deobold
Van Dallien akhirnya lahir suatu cara penelitian yang dewasa ini kita kenal
sebagai metodologi penelitian ilmiah.
2.1.4
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut
berbagai sumber dari berbagai literature yang berhubungan, berikut
adalah beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang suatu hal :
2.1.4.1 Umur
Usia
adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat ia akan berulang
tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seorang akan lebih
matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat yang lebih
dewasa akan lebih dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi tingkat
kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya
(Notoatmodjo, 2003).
2.1.4.2 Pendidikan
Pendidikan
sangat berarti proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam mendewasakan manusia melalui upaya pelajaran dan pelatihan (Depdiknas,
2001). Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin muda dalam menerima
informasi, sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya
pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap
nilai-nilai yang baru
dikenal (Notoatmodjo, 2003).
2.1.4.3 Lingkungan
Lingkungan
adalah seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat
mempengaruhi perkembangan dan prilaku orang atau kelompok. Lingkungan adalah
input kedalam diri seseorang sehingga system adaptip yang melibatkan
baik faktor
internal maupun faktor
eksternal. Seseorang yang
hidup dalam lingkungan yang berfikiran luas maka pengetahuannya akan lebih baik
daripada orang ynag hidup dilingkungan yang berfikiran sempit (Notoatmodjo,
2003).
2.1.4.4 Pekerjaan
Pekerjaan
adalah sesuatu yang dilakukan untuk mendapatkan nafkah (Depdiknas, 2001). Orang
yang jenis pekerjaannya cenderung mudah mendapatkan informasi mungkin tingkat
pengetahuan lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang mempunyai pekerjaan yang sulit mendapatkan informasi.
Contohnya seorang guru yang cenderung lebih banyak informasi mungkin tingkat
pengetahuannya lebih tinggi dibandingkan dengan petani yang setiap hari hanya
bekerja di sawah (Ambarwati, 2007).
2.1.4.5 Sosial
Ekonomi
Variable
ini sering dilihat angka kesakitan dan kematian, variable ini menggambarkan
tingkat kehidupan seseorang yang ditentukan unsur seperti pendidikan,
pekerjaan, penghasilan, dan banyak contoh serta ditentukan pula oleh tempat
tinggal karena hal ini dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk
pemeliharaan kesehatan (Notoatmodjo, 2005)
2.1.4.6 Informasi
yang diperoleh
Informasi
adalah keseluruhan makna yang dapat diartikan sebagai pemberitahuan seseorang
adanya informasi baru mengenai suatu hal (Depdiknas, 2001). Informasi dapat
diperoleh di rumah, di sekolah, lembaga organisasi, media cetak, dan tempat
pelayanan kesehatan. Ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan informasi
sekaligus menghasilkan informasi. Jika pengetahuan berkembang sangat cepat maka
informasi berkembang sangat cepat pula. Adanya ledakan pengetahuan sebagai
akibat perkembangan dalam bidang ilmu dan
pengetahuan, maka semakin banyak pengetahuan baru bermunculan. Pemberian
informasi seperti cara-cara
pencapaian hidup sehat akan meningkatkan pengetahuan masyarakat yang dapat
menambah kesadaran untuk berprilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki
(Kartono, 2006).
2.1.4.7 Pengalaman
Merupakan
sumber pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran dan pengetahuan.
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan masalah yang dihadapi di masa lalu. Orang yang memiliki pengalaman
akan mempunyai pengetahuan yang baik bila dibandingkan dengan orang yang tidak
memiliki pengalaman dalam segi apapun (Notoatmodjo, 2005).
2.1.5
Kriteria
Pengetahuan
Secara
kuantitatif pengetahuan yang dimiliki seseorang dibagi menjadi tiga bagian
yaitu :
1.
Baik 76%-100%
2.
Cukup 56%-75%
3.
Kurang <56 o:p="">56>
(Notoatmodjo,
2005)
2.2
Konsep
Dasar Ibu
2.2.1
Pengertian
Ibu
Ibu
adalah sebutan untuk seseorang perempuan yang telah melahirkan kita atau wanita
yang sudah bersuami (Sampurno,
2003 : 184).
Ibu
adalah panggilan yang tak lazim kepada wanita yang baik yang sudah bersuami maupun
yang belum (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001).
2.2.2
Peran
Ibu
Ibu
memiliki peran yang cukup penting yaitu :
1.
Mengurus rumah tangga
2.
Sebagai pelindung dari salah satu
kelompok peranan social
3.
Sebagai anggota masyarakat
4.
Sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarga
2.3
Konsep
Dasar Payudara
Pada
perempun, payudara adalah kelenjar yang mampu memproduksi air susu. Tiap
payudara terdapat dari 15 -20 kantung penghasil susu, yang disebut lobes. Tiap
kantung tersebut terdiri dari beberapa kelenjar susu (lobules).
Seringkali, awal kanker payudara tumbuh pada kelenjar susu atau lobules.
Payudara
juga terdiri dari pembuluh darah dan aliran getah bening, yang mengalirkan cairan yang disebut getah bening, melalui
tubuh menuju kelenjar (nodes) getah bening (kumpulan sel system imunitas
berukuran sebesar kacang polong, berfungsi mencegah infeksi). Kelenjar getah
bening uang letaknya dekat payudara terdapat pada bagian ketiak, di atas tulang
selangka dan dibelakang tulang dada.
Cairan
dari jaringan payudara mengalir melalui
getah bening menuju kelenjar getah bening di bawah ketiak. Karena itu, ketika
sel kanker payudara mulai menyebar (metastasis), lokasi penyebaran pertama yang
paling umum adalah pada kelenjar getah bening (terletak dibagian bawah lengan).
Nah, jika sel kanker telah menyebar ke bagian tersebut, akhirnya muncul
benjolan. Namun, jika benjolan tersebut tidak terdeteksi, ada kemungkinan sel
kanker telah menyebar hingga ke bagian tubuh lainnya, seperti paru-paru, tulang dan otak.
Gambar 2.1
Anatomi Payudara
2.4
Konsep
Dasar Kanker Payudara
2.4.1
Definisi
Kanker Payudara
Kanker
adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak
terkendali dan kemampuan sel-sel
tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan
langsung di jaringan yang bersebelahan (invansi) atau dengan migrasi ke tempat
yang jauh (metastasis) (dr.Maya
Indrawati, 2009 : 1).
Kanker
payudara disebut juga dengan Carsinoma Mammae adalah sebuah tumor ganas yang
tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh dalam kelenjar susu,
jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat payudara. Kanker ini memang tidak
tumbuh dengan cepat namun berbahaya. Kanker ini juga masuk dalam catatan Word
Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of
Dseases (ICD) dengan kode nomor 17 (Endang Koni Suryaningsih, 2009).
Pertumbuhan
yang tidak terkendali tersebut disebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di
gen vital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa buah mutasi mungkin
dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasi-mutasi tersebut sering diakibatkan agen
kimia maupun fisik yang disebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara spontan
(diperoleh) ataupun diwariskan (mutasi germline) (dr.
Maya Indrawati, 2009).
Kanker
dapat menyebabkan banyak gejala yang berbed, bergantung pada lokasinya dan
karakter dari keganasan dan apakah ada metastasis. Sebuah diagnosis yang menentukan
biasanya membutuhkan pemeriksaan mikroskopik jaringan yang diperoleh dengan
biopsy. Setelah didiagnosis, kanker biasanya dirawat dengan operasi, kemoterapi
dan atau radiasi (dr.
Maya Indrawati, 2009).
2.4.2
Etiologi
Faktor endogen yang diduga memegang peranan
dalam proses kejadian tumor adalah factor hormone esterogen. Namun bagaimana
mekanisme kejadiannya belum jelas diketahui. Menarch yang lebih dini, hamil
pertama terlambat (primi tua) atau mandul merupakan predisposisi menderita
karsinoma payudara. Akan tetapi pemberian esterogen dan progesterone yang biasa
digunakan menekan ovulasi (kontrasepsi) belum terbukti berpengaruh meningkatkan
angka kejadian kanker payudara. Selain faktor endogen, kemungkinan ada juga
pengaruh faktor eksogen. Kanker payudara lebih banyak pada wanita berpostur
gemuk, sedangkan postur demikian lebih banyak disebabkan oleh faktor makanan
(Tambunan, Gani 2001).
2.4.3
Klasifikasi
Kanker Payudara
Kita mengetahui ada 2 macam
klasifikasi kanker payudara, yaitu secara patologik dan klasifikasi klinik.
2.4.3.1 Klasifikasi
Patologik
a)
Kanker puting payudara, pagets disease
Kanker
duktus laktiferus
1.
Papillary (non infiltrating carcinoma)
2.
Comedo (non infiltrating carcinoma)
b)
Kanker ductus laktiferus :
1.
Papillary
2.
Comedo
3.
Adeno carcinoma dengan banyak fibrosis
4.
Medallary carcinoma dengan infiltrasi
kelenjar
Kadang-kadang sulit sekali dibedakan dari
papilla, comedo karsinoma terdiri dari sel-sel kanker non papillary dan
intraductual, sering dengan nekrosis stentral sehingga pada permukaan potongan
terlihat seperti isi kelenjar.
c)
Kanker dari lobules : infiltrating dan
non infiltrating
Ini
yang timbul sering sebagai carcinoma in situ dengan labulus yang membesar,
secara mikroskopik kelihatan lobules atau kumpulan lobules dengan berisi
kelompok sel-sel
asinus dengan beberapa mitosis, kalau mengadakan infiltrasi hamper tidak dapat
dibedakan dari type
scirrbus, panyakit ini dapat timbul pada waktu menyusui.
(Brunner
&sudarth 2001).
2.4.3.2 Klasifikasi
Klinik (Steintnal)
Steinthal I : kanker
payudara sampai 2 cm besarnya dan tidak mempunyai anak sebar
Steinthal II : kanker payudara 2 cm
atau lebih dengan mempunyai anak sebar di kelenjar ketiak
Steinthal III : kanker payudara 2 cm
atau lebih dengan anak sebar di kelenjar ketiak
Steinthal IV : kanker payudara dengan
metastasis jauh, misalnya ke tengkorak atau tulang punggung atau paru-paru atau hati dan panggul. Karsinoma
non invasive (in situ) di tandai dengan proliferative sel-sel malignan di dalam duktus dan
lobules, tanpa invasi ke dalam jaringan sekitarnya terdapat 2 type karsinoma in
situ :
1.
Karsinoma duktal in situ (DCIS)
Secara
histologist di bagi menjadi 2 sub type mayor, komedo dan komedos. Pengobatan
yang paling umum adalah mastektomi dengan angka kesembuhan 98% atau 99%.
2.
Karsinoma lobuler in situ (LCIS)
Ditandai
dengan proliferasi sel-sel
di dalam lobulus payudara. Penyakit ini di tandai pada wanita yang berusia
lebih muda dan mungkin dianggap pertanda prarnalignan untuk terjadinya kanker
payudara.
3.
Karsinoma invasine merupakan jenis yang
terbanyak (Tambunan Gani).
Penyakit
paget payudara adalah type kanker payudara yang jarang terjadi. Gejala I yang
sering timbul adalah rasa terbakar dan gatal pada payudara. Masa tumor sering
tidak dapat diraba dibawah puting tempat di mana penyakit ini timbul.
(Brunner
&sudarth 2001).
2.4.4
Tahap-Tahap Kanker Payudara
a)
Tahap I
Terdiri atas tumor yang lebih besar dari
2 cm, tidak mengenai nodus limfe, dan terdeteksi adanya metastasis.
b)
Tahap II
Terdiri atas tumor yang lebih besar dari
2 cm, tetapi kurang dari 5 cm dengan nodus limfe tidak terfiksasi – atau + dan
tidak terdeteksi adanya metastasis.
c)
Tahap III
Terdiri atas tumor yang lebih besar dari
5 cm atau tumor dengan sembarang ukuran yang menginvasi kulit atau dinding
dengan nodus limfe terfiksasi + dalam area klavikuler dan tanpa bukti adanya
metastasis.
d)
TahapIV
Terdiri atas tumor dalam sembarang
ukuran dengan nodus limfe normal atau kanker rasa dan adanya metastase jauh. (Brunner & suddart, 2001).
Pentahapan kanker payudara berdasarkan
tumor, nodus dan metastase (penetapan TMN).
Table 2.1 Tingkat
Pentahapan Kanker Payudara Berdasarkan Tumor, Nodus dan Metastase
Tahap O
|
Tis
|
No
|
Mo
|
Tahap I
|
TI
|
No
|
Mo
|
|
To
|
N1
|
Mo
|
|
TI
|
N1
|
Mo
|
Tahap II B
|
T2
|
No
|
Mo
|
|
T2
|
N1
|
Mo
|
Tahap III A
|
T3
|
N1
|
Mo
|
|
To
|
N2
|
Mo
|
|
T1
|
N2
|
Mo
|
|
T2
|
N1
|
Mo
|
|
T3
|
N2
|
Mo
|
Tahap III B
|
T4
|
Sembarang N
|
Mo
|
|
Sembarang T
|
N3
|
Mo
|
Tahap IV
|
Sembarang T
|
Sembarang N
|
M1
|
Keterangan
:
1.
Tumor Primer (T)
T0 : Tidak ada bukti tumor
primer
Tis : Karsinoma in situ :
karsinoma intra duktal, karsinoma lobuler in situ atau penyakit pagets puting
susu atau tanpa tumor
T1 : Twnor < 2 cm dalam
dimensi terbesarnya
T2 : Twnor > 2 cm tetapi
tidak >5 cm dalam dimensi terbesarnya
T3 : Twnor > 5 cm dalam
dimensi terbesarnya
T4 : Twnor sembarang ukuran
diarah perluasan ke dinding dada atau kulit
2.
Nodus Limpe Regional (N)
No : tidak ada metastasis
nodus limpe regional
N1 : metastasis ke nodus
limpe aksilaris ipsilateral (S) yang dapat digerakkan
N2 : metastasis ke nodus
limpe aksilaris ipsilateral (S) terfiksasi pada satu sama lain
N3 : metastasis ke nodus
limpe mamaria intema ipsilateral
3.
Metastase Jauh (M)
Mo : tidak metastasis yang
jauh
M1 : metastasis jauh
(Brunner &
Sudarth, 2001).
2.4.5
Tanda
dan Gejala
Fase
awal kanker payudaya asimtomatik (tanpa ada tanda dan gejala). Tanda dan gejala
paling umum adalahbenjolan atau penebalan pada payudara. Kebanyakan kira-kira 90% ditemukan oleh wanita itu
sendiri. Akan tetapi kebanyakan ditemukan secara kebetulan, tidak dengan
pemeriksaan payudara sendiri (sarari), karena itu yayasan kaknker menekankan
pentingnya deteksi dini dengan sarari. Mayoritas benjolan yang ditemukan bukan
kanker payudara. Hanya 25% dari semua benjolan
itu ditemukan ganas.
Tanda
dan gejala lanjut dari kanker payudara meliputi kulit cekung (lesung), retraksi
atau deviasi puting susu, dan nyeri, nyeri tekan, atau rabas khususnya
berdarah, dari puting. Kulit Peau d’orange, kulit tebal dengan pori-pori menonjol sama dengan kulit jeruk,
dan atau ulserasi pada payudara, keduanya merupakan tanda lanjut dari penyakit.
Jika ada keterlibatan nodul limfa aksilaris membesar dan atau nodus
supraklavikula teraba pada daerah leher. Tanda dan gejala dari metastase yang
luas meliputi nyeri bahu, pinggang, punggung bagian bawah, atau pelvis; batuk
menetap; anoreksia atau berat badan menurun; gangguan pencernaan; pusing;
penglihatan kabur; dan sakit kepala (Danielle Gale, RN, MS & Jane Charette, 2000,127).
Gejala-gejala umum yang dapat dirasakan para
penderita kanker adalah gejala sebagai berikut :
a.
Timbul Benjolan
Benjolan pada payudara dapat diraba
dengan tangan. Semakin lama benjolan ini semakin mengeras dan bentuknya tidak
beraturan. Gejala awalnya dapat dirasakan berbeda dari payudara sekitarnya
serta terkadang menimbulkan nyeri sehingga memiliki pinggiran yang tidak
teratur.
b.
Bentuk dan ukuran atau berat salah satu
payudara berubah
c.
Tahapan benjolan per stadium
Pada awal stadium benjolan jika didorong
dengan menggunakan jari maka benjolan bisa digerakkan dengan mudah oleh kulit.
Pada stadium lanjut benjolan biasanya melekat pada dinding dada dan kulit
sekitarnya. Dengan ini bisa menyebabkan pembengkakan pada kulit dan ada borok
di kulit payudara.
d.
Timbul benjolan kecil di bawah ketiak
e.
Keluar darah, nanah atau cairan encer
dari puting susu
Biasanya keluar cairan tidak normal dari
puting susu berdarah atau berwarna kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah,
perubahan pada warna atau tekstiur kulit pada payudara, puting susu maupun
areola (daerah berwarna coklat tua di sekeliling puting susu), payudara tampak
kemerahan, kulit disekitar puting susu bersisik, puting susu tertarik kedalam
atau terasa gatal, nyeri payudara atau pembengkakan salah satu payudara. Bentuk
dan arah puting juga berubah misalnya puting susu tertekan kedalam.
f.
Kulit payudara mengerut seperti kulit
jeruk
g.
Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri
tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan atau ulserasi kulit (Endang Koni Suryaningsih, 2009, 35).
2.4.6
Faktor-Faktor Resiko Mencakup :
Faktor
resiko untuk kanker payudara meliputi :
1.
Usia diatas 40 tahun
2.
Ada riwayat kanker payudara pada
individu atau keluarga
3.
Menstruasi pada usia yang muda atau usia
dini
4.
Menopause pada usia lanjut
5.
Pendidikan lebih tinggi dan atau status
social ekonomi yang lebih tinggi
6.
Penggunaan esterogen eksogen jangka
panjang dan progestin. Terpajan juga radiasi pengionisasi berlebihan
7.
Riwayat kanker fibrokistik
8.
Kanker endometrium, ovarium, atau kanker
kolon
(Danielle Gale,RN, MS
& Jane Charette, 2000,127)
Namun
ada juga faktor resiko yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya
kanker payudara diantaranya :
1.
Faktor – Faktor Reproduksi
2.
Pemakaian hormon
3.
Kegemukan
4.
Lemak yang berlebih
5.
Radiasi
6.
Riwayat keluarga
7.
Periode menstruasi
8.
Umur atau usia
9.
Kepadatan payudara
10. Terpapar
oleh DES (diethylstilbestrol)
11. Diet
12. Malas
gerak
13. Konsumsi
alkohol
14. Merokok
2.4.7
Stadium
dan Grade atau Tingkat Keagresifan Kanker Payudara
2.4.7.1 Stadium
Kanker Payudara
Stadium
dalam kanker merupakan sebuah deskripsi mengenai kondisi kanker payudara yaitu
dimana letaknya, penyebarannya dan sejauh mana pengaruhnya terhadap organ tubuh
lain. Ini merupakan salah satu cara dokter untuk menentukan pengobatan apa yang
cocok untuk para pasien.
Pada
penderita kanker payudara ada stadium dini dan stadium lanjut. Stadium dini
adalah stadium dari masa sebelum adanya kanker hingga stadium dua. Sedangkan
stadium lanjut sudah berada pada stadium tiga dan empat.
Berikut
penjelasan mengenai stadium dari stadium satu hingga stadium empat :
a.
Stadium 0
Pada
stadium ini disebut dengan Ductal Carsinoma In Situ atau Noninvasive Cancer.
Dimana kanker tidak menyebar keluar dari pembuluh / saluran payudara dan kelenjar
– kelenjar (lobules) susu pada payudara.
b.
Stadium I
Stadium
satu tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta tidak ada titik pada
pembuluh getah bening.
Gambar 2.2
Kanker Payudara Stadium 1
c.
Stadium II A
Pada
stadium satu ini benjolan kanker hanya berukuran 2 cm sehingga tidak dapat
terdeteksi dari luar. Karena tidak terdeteksi maka akan sulit mengindikasikan
orang terjangkit kanker payudara atau tidak. Namun meskipun begitu dengan
kecanggihan alat medis kedokteran pada stadium ini masih bisa ditemukan di
sekitar titik –titik saluran getah bening di ketiak (Axillary Limph Nodes).
Dengan
pemeriksaan dini ini maka sel kanker dapat tidak menyebar ke bagian tubuh dan
tidak akan berlanjut ke stadium berikutnya. Kemungkinan sembuh adalah 70%.
Gambar 2.3
Kanker Payudara Stadium 2A
d.
Stadium II B
Benjolan
pada stadium dua telah berukuran kurang lebih dua namun tidak lebih dari lima
sentimeter dengan penyebaran sudah sampai ke kelenjar susu dan daerah ketiak.
Pada stadium ini kemungkinan sembuh adalah 30-40%. Jika diketahui penderita
kanker pada stadium 2 maka biasanya dilakukan operasi dengan poengangkatan sel-sel kanker yang ada pada tubuh. Setelah
operasi biasanya dokter akan melakukan penyinaran untuk memastikan bahwa tidak
ada lagi sel-sel
yang tertinggal.
Gambar 2.4
Kanker Payudara Stadium 2B
e.
Stadium III A
Pada
stadium 3A ini kanker payudara telah 87% menyebar kedaerah limfa dan telah
berukuran > 5 cm dan telah
menyebar ke titik- titik pada pembuluh getah bening ketiak. Diameter tumor juga
bisa lebih besar dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening ketiak.
Gambar 2.5
Kanker Payudara Stadium 3A
f.
Stadium III B
Benjolan
pada stadium III B lebih panjang lagi dan telah menyebar ke seluruh payudara.
Bahkan telah menyebar keseluruh bagian kulit dinding dada, tulang rusuk dan
otot dada. Dapat menyebabkan pembengkakan bisa juga lika bernanah dipayudara.
Didiagnosis sebagai Inflamatory Breast Cancer. Bisa juga belum menyebar ke
titik-titik pada
pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke bagian
lain dari organ tubuh. Jika kondisi pasien sudah pada tahap stadium III B maka
hal yang harus dilakukan adalah pengangkatan payudara.
Gambar 2.6
Kanker Payudara Stadium 3B
g.
Stadium III C
Benjolan
telah menyebar ke titik-titik
pada pembuluh getah bening. Kanker telah menyebr lebih dari 10 titik di saluran
getah bening di bawah tulang selangka.
Gambar 2.7
Kanker Payudara Stadium 3C
h.
Stadium IV
Pada
stadium 4 kanker sudah begitu parah sudah menjalar kebagian tubuh lain.
Sehingga tidak ada jalan lain selain pengangkatan payudara. Kanker juga
bermetafisis yaitu kanker telah menyebar dari payudara dan kelenjar getah
bening disekitar ketiak ke bagian lain seperti paru, tulang, hati dan otak
kanker pada payudara itu bisa membengkak dan pecah, kalau sudah begini bau
busuk dan anyir akan keluar dari buah dada. Keluhan lain adalah sesak nafas
karena kanker menekan paru – paru.
Gambar 2.8
Kanker Payudara Stadium 4
Tingkat
bertahan hidup jika seseorang terkena kanker payudara dapat dilihat pada table
di bawah ini :
Table 2.2 Tingkat Bertahan Hidup Seseorang yang Terkena Kanker Payudara
Stadium
|
Tingkat Bartahan Hidup
|
0
|
90%
|
I
|
70%
|
II
|
60%
|
III
|
40%
|
IV
|
20%
|
2.4.7.2 Grade
atau Tingkat Keagresifan Kanker Payudara
Grade atau keagresifan
merupakan contoh-contoh
hasil biopsy yang dipelajari di bawah mikroskop. Suatu grade kanker payudara
ditentukan berdasarkan pada bagaimana kanker dan prilaku sel kanker disbanding
dengan sel normal. Hal ini akan membantu dokter untuk mengetahui seberapa
cepatnya sel kanker itu berkembang.
Berikut tingkat grade :
1.
Grade 1
Ini
adalah grade paling rendah, sel kanker lambat dalam berkembang. Biasanya tidak
menyebar.
2.
Grade 2
Pada
grade tingkat sedang sel kanker memang tidak lambat namun juga tidak cepat,
jadi sedang. Namun tetap berbahaya.
3.
Grade 3
Pada
grade tingkat tinggi sel kanker cenderung berkembang dengan cepat dan biasanya
menyebar.
(Endang
Koni Suryaningsih, 2009, 36).
2.4.8
Pemeriksaan
Penunjang dan Penatalaksanaan Kanker Payudara
2.4.8.1 Beberapa
pemeriksaan diagnose payudara
1.
Mamografi
Suatu
teknik pemeriksaan foto rontgen untuk jaringan lunak, yang memberikan petunjuk
adanya kelainan.
2.
Termografi
Suatu
cara yang menggunakan infra red.
3.
Ultrasonografi
Berdasarkan
pemantulan gelombang suara yang berbeda dalam dan kepadatannya.
4.
Biopsy Aspirasi
5.
Needle care biopsy di jarum silverman
6.
Scintimammografi
Teknik
pemeriksaan radio nuklir dengan menggunakan radio isotop Tc 99m
sestamibi.
7.
Excisional biopsy dan pemeriksaan frozensection
waktu operasi
2.4.8.2
Penatalaksanaan
1.
Pembedahan
a.
Lumpektomi
b.
Mastektomi parsial
c.
Mastektomi total
d.
Mastektomi radikal
e.
Mastektomi radikal yang sudah di
modifikasi
f.
Mastektomi subkutaneus
2.
Terapi radiasi
a.
Kemoterapi (sitostatika)
b.
Hormonal
c.
Imunoterapi : sebagi tindakan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh.
(Danielle Gale, RN, MS & Jane Charette, 2000,128).
2.5
Deteksi
Dini Kanker Payudara
Mendeteksi kanker payudara stadium dini
sangat muda dan bisa dilakukan sendiri di rumah. Semakin sering anda memeriksa
payudara anda, anda akan semakin mengenalnya dan semakin mudah menemukan
sesuatu yang tidak beres (Abdul Ghofar 2009,37).
Payudara memiliki bagian-bagian (lingkungan) yang kalau diraba
berbeda-beda.
Sisi atas agak kesamping (dekat ketiak) cenderung terasa bergumpal-gumpal besar. Payudara bagian bawah
terasa seperti hamparan pasir atau kerikil. Sedangkan bagian dibawah puting
susu terasa seperti sekumpulan biji-bijian
yang besar. Kadang ada juga gumpalan yang menyerupai sebuah mangkuk. Kondisi
ini bisa berbeda setiap wanita.
Pemeriksaan
payudara sendri dibagi atas beberapa tahap :
1.
Melihat
Tanggalkan seluruh pakaian bagian atas.
Berdirilah didepan cermin dengan kedua lengan tergantung lepas, didalam ruangan
yang terang. Perhatikan payudara anda :
a.
Apakah bentuk dan ukurannya kanan dan
kiri simetris ?
b.
Apakah bentuknya membesar / mengeras ?
c.
Apakah arah putinngnya lurus ke depan?
Atau berubah arah?
d.
Apakah putingnya tertarik ke dalam?
e.
Apakah puting / kulitnya ada yang lecet?
f.
Apakah kulitnya tampak kemerahan?
Kebiruhan? Kehitaman?
g.
Apakah kulitnya tampak menebal dengan
pori-pori melebar
(seperti kulit jeruk)?
h.
Apakah permukaan kulitnya mulus, tidak
tampak adanya kerutan / cekungan?
Ulangi semua pengamatan di atas dengan
posisi kedua tangan lurus ke atas. Setelah selesai, ulangi lagi poengamatan
dengan kedua tangan di pinggang, dada dibusungkan, kedua siku ditarik
kebelakang. Semua pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui adanya tumor yang
terletak dekat dengan kulit.
2.
Memijat
Dengan kedua belah tangan, secara lembut
pijat payudara dari tepi hingga ke puting. Untuk mengetahui ada tidaknya cairan
yang keluar dari puting susu (seharusnya tidak ada, kecuali anda sedang
menyusui).
3.
Meraba
Sekarang berbaringlah di tempat tidur
untuk memeriksa payudara satu demi satu. Untuk memeriksa payudara kiri,
letakkan sebuah bantal tipis di bawah bahu kiri, sedang lengan kiri
direntangkan ke atas di samping kepala atau diletakkan di bawah kepala.
a.
Gunakan keempat jari tangan kanan yang
saling dirapatkan untuk meraba payudara. Rabaan dilakukan dengan gerakan
memutar (seperti membuat lingkaran kecil-kecil),
mulai dari tepi payudara hingga ke puting susu. Sesudah itu geser posisi jari
sedikit ke sebelahnya, dan lakukan lagi gerakan memutar dari tepi payudara
sampai ke puting susu. Lakukan terus secara berurutan sampai seluruh bagian
payudara diperiksa. Untuk memudahkan gerakan, anda boleh menggunakan lotion
atau sabun sebagai pelican.
b.
Gerakan memutar boleh juga dilakukan
mulai dari puting susu, melingkar semakin lebar ke arah tepi payudara, atau
secara vertical ke atas dan kebawah mulai dari tepi paling kiri hingga ke tepi
paling kanan. Yang penting, seluruh area payudara harus tuntas teraba, tak ada
yang terlewatkan.
c.
Perlu diperhatikan bahwa masing-masing gerakan memutar harus dilakukan
dengan kekuatan tangan yang berbeda-beda,
setidaknya dengan tiga macam tekanan. Pertama-tama dilakukan dengan tekanan ringan
untuk meraba adanya benjolan di dekat permukaan kulit, yang kedua tangan dengan
tekanan sedang untuk meraba. adanya benjolan di tengah-tengah jaringan payudara, yang ketiga
dengan tekanan cukup kuat untuk merasakan adanya benjolan di dasar payudara,
dekat dengan tulang dada/iga.
d.
Setelah selesai dengan payudara kiri,
pindah posisi bantal dan lengan, lakukan pemeriksaan pada payudara kanan dengan
menggunakan keempat jari tangan kiri.
e.
Kemudian ulangi perabaab seperti poin c,
tetapi dalam posisi berdiri. Untuk memudahkan, bisa dilakukan sambil mandi,
saat membalur tubuh dengan sabun.
4.
Meraba ketiak
Setelah itu raba ketiak dan area di
sekitar payudara untuk mengetahui adanya benjolan yang diduga suatu anak sebar
kanker.
Bila dalam pemeriksaan payudara sendiri
ini anda menemukan suatu kelainan (missal benjolan, sekecil apapun), segera
periksakan ke dokter. Jangan takut dan jangan tunda lagi. Karena kanker
payudara yang ditemukan pada tahap dini dan ditangani secara benar dapat sembuh
secara tuntas.
(dr.
Maya Indrawati,2009 : 221)
2.6
Kerangka
Konseptual
Kerangka
konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur
melalui penelitian-penelitian
yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2005).
Keterangan :
: Diteliti
:
Tidak diteliti
Sumber :
Notoatmodjo (2005)
Penjelasan : Faktor-faktor
yang mempengaruhi pengetahuan ibu usia 35-50 tahun tentang kanker payudara
adalah umur, pendidikan, lingkungan, pekerjaan, pengalaman, sosial ekonomi,
informasi. Tingkat pengetahuan terdiri dari tingkat tahu, paham, aplikasi,
analisis, sintesis, evaluasi, yang diteliti adalah tingkat tahu tentang
kanker payudara dan deteksi dini kanker
payudara yang terdiri dari pengertian kanker payudara, penyebab kanker
payudara, tanda dan gejala kanker payudara, stadium kanker payudara, pengobatan
kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara. Adapun yang diteliti hanya
dalam tingkat tahu dan memahami saja, yang dikategorikan baik (76-100%), cukup
(56-75%) dan kurang (<56 o:p="">56>
BAB
III
METODE
PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh
kebenaran ilmu pengetahuan atau pemecahan suatu masalah dengan menggunakan
metode ilmiah. (Notoatmodjo, 2005).
3.1
Desain
Penelitian
Rancangan
atau desain penelitian adalah suatu yang sangat penting dalam penelitian, yang
memungkinkan pemaksimalan control beberapa faktor yang bisa mempengaruhi
akurasi suatu hasil (Nursalam, 2003).
Jenis
penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif yaitu suatu
metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran
atau deskriptif tentang suatu keadaan secara obyektif (Notoatmodjo, 2005).
3.2
Populasi,
Sampel dan Sampling
3.2.1
Populasi
Populasi
adalah keseluruhan objek penelitian yang diteliti (Notoatmodjo, 2005).
Pada
penelitian ini populasinya adalah semua ibu dengan usia 35-50 yang ada di Desa
Krembangan Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang pada bulan Maret-Mei 2010. Populasi pada penelitian ini
sebanyak 450 orang.
3.2.2
Sampel
Sampel
adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
mewakili keseluruhan populasi (Notoatmodjo, 2005).
Pada
penelitian ini sampel diambil dari ibu yang mengikuti posyandu di Desa
Krembangan yang memenuhi kriteria
inklusi sebanyak 45 orang dengan perhitungan diambil diambil 10% dari populasi (Arikunto, 2006).
3.2.3
Sampling
Sampling
adalah proses menyeleksi populasi yang dapat mewakili populasi yang ada
(Nursalam, 2003).
Metode
sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling
dengan jenis quota sampling yaitu pengambilan sampel secara quota sampling
dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah anggota sampel secara quota atau
jatah (Notoatmodjo, 2005).
3.3
Kriteria
Penelitian
Kriteria
penelitian adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi
target yang terjangkau yang akan diteliti mempunyai pengaruh terhadap variable
yang kita teliti (Nursalam, 2003).
Dalam
penelitian ini kriteria penelitiannya yaitu semua ibu usia 35-50 tahun yang ada
di Desa Krembangan Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang.
3.4
Identifikasi
Variabel
Variabel
adalah ukuran atau cirri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda
dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain (Notoatmodjo, 2005).
Variable
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tingkat Pengetahuan dan Ibu tentang
Kanker Payudara dan Deteksi Dini Kanker Payudara.
3.5
Definisi
Operasional
Definisi
operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu
yang didefinisikan tersebut. (Nursalam, 2003)
Table 3.1
Definisi Operasional
Variable
|
Definisi Operasional
|
Alat Ukur
|
Skala
|
skor
|
Tingkat
pengetahuan ibu tentang kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara
|
Segala sesuatu
yang diketahui ibu berdasarkan pengisian lembar kuesioner yang meliputi :
pengertian kanker payudara, penyebab kanker payudara, tanda dan gejala kanker
payudara, faktor resiko kanker payudara, pengobatan kanker payudara
|
Kuesioner
|
Ordinal
|
Baik : 76-100%
Cukup : 56-75%
Kurang : <
56%
|
3.6
Lokasi
dan Waktu Penelitian
3.6.1
Lokasi
Penelitian
Penelitian
ini dilakukan di Desa Krembangan Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang.
3.6.2
Waktu
Penelitian
Penelitian ini dilakukan julai bulan Maret –
Juni 2010
3.7
Pengumpulan
Data dan Analisis Data
3.7.1
Pengumpulan
Data
Pengumpulan
data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan
karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2003).
3.7.1.1 Data
Primer
Data
primer adalah data yang telah dikumpulkan sendiri oleh peneliti. Dalam
penelitian ini data primer diperoleh dengan cara menyebarkan lembar kuesioner
yang dibagikan kepada ibu yang berkunjung saat posyandu di Desa Krembangan.
3.7.1.2 Data
Sekunder
Data
sekunder adalah data yang dikumpulkan orang lain. Data sekunder pada penelitian
ini berasal dari data Desa di Desa Krembangan.
3.7.2
Analisis
Data
Setelah
data terkumpul melalui kuesioner kemudian ditabulasi dan dikelompokkan sesuai
variable yang diteliti. Jawaban dari masing-masing responden diberi skor. Penilaian
setiap jawaban yang benar diberi nilai 1 dan jawaban yang salah diberi nilai 0.
Kemudian hasil jawaban responden dari masing-masing pertanyan di jumlah dan
dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan kemudian dikalikan 100%. Hasilnya
berupa prosentase.
Adapun
rumusnya adalah sebagi berikut :
Keterangan
:
P
: presentase
¦
: jumlah responden yang benar
N
: jumlah seluruh pertanyaan.( budiarto, 2002)
Setelah
sampai hasil, kemudian hasil tersebut di intrpretasikan secara deskriptif
dengan menggunakan kriteria kuantitatif, criteria tersebut adalah :
1.
Baik 76%-100%
2.
Cukup 56%-75%
3.
Kurang <56 o:p="">56>
(Notoatmodjo,
2005).
3.8
Teknik
Pengolahan Data
Setelah
data dikumpulkan, data kemudian diolah dengan tahap-tahap sebagai berikut :
3.8.1
Editing
Proses
editing merupakan proses dimana peneliti melakukan klarifikasi, keterbatasan,
konsistensi dan kelengkapan data yang sudah terkumpul. Pada penelitian ini
penulis menggunakan lembar kuesioner. Pada lembar kuesioner terdapat pertanyaan-pertanyaan yang meliputi semua konsep
yang ada.
3.8.2
Coding
Setelah
data diteliti langkah berikutnya adalah mengkoding data, yaitu member kode pada
setiap jawaban yang diberikan. Tujuannya untuk memudahkan klasifikasi data,
menghindari terjadinya pencampuran data yang bukan jenis dan kategorinya. Juga
untuk memudahkan pada saat analisis data dan proses entry dengan bantuan
perangkat lunak computer. Skor yang diberikan adalah jika setiap jawaban yang
benar diberi nilai 1 dan jawaban yang salah diberi nilai 0.
3.8.3
Tabulating
Tabulasi
merupakan kegiatan menggambarkan jawaban responden dengan cara tertentu.
Tabulasi juga dapat digunakan untuk menciptakan statistik deskriptif variable-variabel yang diteliti atau yang akan
ditabulasi silang (Jonathan Sarwono, 2006).
3.9
Instrumen
Penelitian
Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner (kuesioner
tertutup).
Kuesioner
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakn untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui ( Arikunto, 2002)
Kuesioner
tertutup adalah kuesioner
yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto,
2002).
3.10Etika
Penelitian
Dalam
penulisan ini peneliti mengajukan permohonan kepada Kepala Desa Krembangan
untuk mendapat persetujuan, setelah mendapat persetujuan, kemudian kuesioner
diberikan kepada responden yang diteliti dengan menekankan pada masalah etika
yang meliputi :
3.10.1 Informed
Consent
Lembar
persetujuan untuk menjadi responden diberikan kepada responden.jika responden
bersedia untuk diteliti, maka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut.
Jika responden menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak akan memaksa dan
tetap menghormati haknya.
3.10.2 Anonymity
(Tanpa Nama)
Untuk
menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan mencantumkan nama
responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang diisi oleh responden.
Untuk mengikuti keikutsertaan peserta. Peneliti cukup member tanda atau kode
pada lembar persetujuan tersebut.
3.10.3 Confidentidility
(kerahasiaan)
Kerahasian
informasi yang diberikan oleh responden di jamin oleh peneliti.
3.11Keterbatasan
Penelitian
Keterbatasan merupakan kelemahan dan
kehambatan penelitian, dalam keterbatasan yang dihadapi peneliti adalah :
3.11.1
Literatur
Bahan
yang digunakan sebagai acuan kurang sehingga peneliti kurang sempurna.
3.11.2
Alat
Ukur
Observasi
memungkinkan kesalahan pengamatan karena keterbatasan panca indra
3.11.3
Peneliti
Karena
penelitian ini adalah yang pertama kali dilakukan dan peneliti belum memiliki
pengalaman sehingga banyak sumber-sumber
yang belum dimunculkan secara maksimal, pengalaman yang kurang maksimal, sampel
yang kurang dan banyak mengalami hambatan.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil lanjutan dari penelitian dengan judul “Tingkat
Pengetahuan Ibu Usia
35-50 tahun Tentang
Kanker Payudara dan Deteksi Dini Kanker Payudara di Desa Krembangan Kecamatan
Gudo Kabupaten Jombang”.
Maka pada bab ini akan dibahas hasil dari penelitian.
Data dari 45 responden di atas dikelompokkan menjadi
data umum yang meliputi umur, pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi.
Sedangkan data khusus meliputi pengetian kanker payudara, penyebab kanker payudara,
tanda dan gejala kanker payudara, stadium kanker payudara, pengobatan kanker
payudara dan deteksi dini kanker payuadara.
4.1
Hasil
Penelitian
4.1.1
Data
Umum
Tabel
4.1 Distribusi
Frekuensi Responden Menurut Golongan Umur Di Desa Krembangan Kecamatan Gudo Kabupaten
Jombang
No
|
Golongan Umur
(Tahun)
|
Frekuensi
|
Prosentase (%)
|
1
2
3
|
<
30 tahun
31– 40 tahun
41 – 50 tahun
|
4
35
6
|
8,9
86,67
13,33
|
Jumlah
|
45
|
100
|
Berdasarkan
tabel 4.1 golongan umur responden hampir seluruhnya berumur 31 – 40 tahun
sebanyak 39 responden (86,67%) dan paling sedikit yaitu usia < 30 tahun sebanyak 4 responden (8,9%).
Tabel
4.2 Distribusi
Frekuensi Responden Menurut Pendidikan Ibu Di Desa Krembangan Kecamatan Gudo
Kabupaten Jombang
No
|
Pendidikan
|
Frekuensi
|
Prosentase (%)
|
1
2
3
4
|
SD
SMP
SMA
PT
|
2
20
21
2
|
4,44
44,44
46,67
4,44
|
Jumlah
|
45
|
100
|
Berdasarkan
tabel 4.2 pendidikan terakhir didapatkan terbanyak responden berpendidikan SMA
sebanyak 21 responden (46,67%) dan yang paling sedikit yaitu yang mengenyam
pendidikan SD sebanyak 2 responden (4,44%).
Tabel
4.3 Distribusi Frekuensi
Responden Menurut Pekerjaan Ibu Di Desa Krembangan Kecamatan Gudo Kabupaten
Jombang
No
|
Pekerjaan
|
Frekuensi
|
Prosentase (%)
|
1
2
3
4
|
IRT
Tani
PNS
Wiraswasta
|
25
4
2
14
|
55,6
8,89
4,44
31,11
|
Jumlah
|
45
|
100
|
Berdasarkan tabel 4.3 pekerjaan yang didapatkan sebagian
besar yaitu sebagi ibu rumah tangga sebanyak 25 responden (55,6%) pekerjaan dan
yang bekerja sebagai PNS sebanyak 2 responden (4,44%).
Tabel
4.4 Distribusi Frekuensi
Responden Menurut Sumber Informasi Tentang Kanker Payudara Di Desa Krembangan Kecamatan
Gudo Kabupaten Jombang
No
|
Sumber
Informasi
|
Frekuensi
|
Prosentase (%)
|
1
2
3
|
Televise,
Radio
Koran,
Majalah
Tenaga
kesehatan
|
20
15
10
|
44,44
33,33
22,22
|
Jumlah
|
45
|
100
|
Berdasarkan
tabel 4.4 ibu yang sebagai responden sebagian besar mengetahui informasi
tentang kanker payudara melalui televisi atau radio yaitu sebanyak 20 responden
(44,44%) sedangkan informasi yang diperoleh dari teman sedikit sekali yaitu
sebanyak 10 responden (22,22%).
4.1.2
Data
Khusus
Tabel
4.5 Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kanker Payudara Dan
Deteksi Dini Kanker Payudara Di Desa Krembangan Kecamatan Gudo Kabupaten
Jombang
No
|
Kriteia Kualitatif
|
Frekuensi
|
Prosentase (%)
|
1
2
3
|
Baik
Cukup
Kurang
|
14
21
10
|
31,11
46,7
22,22
|
Jumlah
|
45
|
100
|
Berdasarkan
tabel 4.5 hampir setengahnya berpengetahuan cukup sebanyak 21 responden (46,7%)
berpengetahuan baik sebanyak 14 responden (31,11%) dan berpengetahuan kurang
sebanyak 10 responden (22,22%).
4.2
Pembahasan
Berdasarkan
data yang diambil tingkat pengetahuan ibu tentang kanker payudara dan deteksi
dini kanker payudara di Desa Krembangan Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang,
hampir setengahnya dari responden tingkat pengetahuannya cukup sebanyak 21
responden (46,7%).
Berdasarkan
umur yang mendapat pengetahuan tentang kanker payudara dan deteksi dini kanker
payudara hampir selurhnya berusia 20-40
tahun sebanyak 39 responden dengan presentase 86,67%. Semakin cukup umur,
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih baik, matang dalam
berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat hal ini sebagai akibat
dari pengetahuan dan kematangan jiwanya. Makin tua seseorang makin kondusif
dalam menggunakan keping terhadap masalah yang dihadapi (Nursalan dan Siti
Pariani, 2001).
Dilihat
dari tingkat pengetahuan tentang kanker payudara dan deteksi dininya di dapat
23 responden dengan presentase 51,11% berpendidikan SMA dan Perguruan Tinggi
(PT), karena pendidikan adalah sikap usaha pengaruh pelindung dan bantuan yang
diberikan kepada anak yang tertuju kedewasaan. GBHN Indonesia mengidentifikasi
bahwa pendidikan dalam dan dari luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi kualitas hidup yang menunjukkan
kesehatan sehingga dapat menjadikan kualitas hidup (Notoatmodjo, 2002). Dan
menurut Nursalam dan Siti Pariani (2001) makin tinggi pendidikan seseorang
makin mudah menerima informasi semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki,
sebaliknya pendidikan kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang
terhadap nilai baru yang diperkenalkan.
Berdasarkan
tabel 4.3 dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu yang
ada di Desa Krembangan hanya sebagai ibu rumah tangga hal itu terbukti dengan
adanya prosentase yang ada yaitu sebesar 55,6%. Berdasarkan keterangan diatas
dapat disimpulkan bahwa terdapat kesamaan antara hasil penelitian dengan teori
yang ada yang menerangkan bahwa pekerjaan dapat mempengaruhi tingkat
pengetahuan ibu khususnya tentang kanker payudara dan deteksi dini kanker
payudara. Sehingga akan sedikit waktu untuk memperoleh informasi (Notoatmodjo,
2003).
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa
dari 45 responden sebagian besar sumber informasi tentang kanker payudara dan
deteksi dini kanker payudara yang diterima responden berasal dari televise atau
radio yaitu sebanyak 20 responden (44,44%). Dari penelitian yang sudah
dilakukan ada kesesuaian antara penelitian dengan teori yang memaparkan bahwa
faktor informasi mempengaruhi tingkat pengetahuan, semakin banyak informasi
yang di peroleh maka semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki. Menurut
Syaifuddin Azwar (2007).
Pengetahuan
dipengaruhi oleh adanya informasi baru mengenai sesuatu yag memberikan landasan
kognitif bagi terbentuknya sikap terhadap hal yang dibawa oleh informasi.
Dan
tingkat pengetahuan ibu yang ada di Desa Krembangan juga di pengaruhi oleh
faktor lingkungan yang ada. Ibu yang ada dilingkungan tersebut terkadang sulit
untuk diajak mengikuti acara penyuluhan tentang kesehatan sehingga hal tersebut
menjadi pemicu dari sedikitnya ibu untuk memperoleh informasi. Sehingga saat
dilakukan penelitian dan di ukur tingkat pengetahuannya diperoleh hasil dengan
tingkat pengetahuan yang cukup.
Sebagai
tenaga kesehatan wajib berperan aktif dalam memberikan penyuluhan tentang
kesehatan terutama tentang kanker patudara dan deteksi dininya agar ibu dapat
lebih memperhatikan kesehatan pada dirinya.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian, pembahasan dan pengetahuan ibu tentang kanker payudara dan deteksi
dini kanker payudara di Desa Krembangan Kecmatan Gudo Kabupaten Jombang maka
dapat disimpulkan :
Tingkat
pengetahuan sebatas tahu ibu tentang kanker payudara dan deteksi dini kanker
payudara sebagian besar (46,7%) berpengetahuan cukup.
5.2
Saran
5.2.1
Bagi
Tempat Penelitian (Bidan)
Bagi
tenaga kesehatan atau bidan hendaknya tetap aktif dalam memberikan informasi
melalui penyuluhan dan selalu mengikuti perkembangan kanker payudara yang
terbaru dengan cara mengikuti seminar atau pertemuan ilmiah yang lain.
5.2.2
Bagi
Peneliti Selanjutnya
Bagi
peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini sebaiknya ditingkatkan dengan
memperbaiki uji yang ada dan memperbaiki uji instrument serta menambah sampel
yang lebih bisa mewakili keseluruhan dari populasi.
5.2.3
Bagi
Institusi Pendidikan
Menambah literature terbaru tentang kanker
payudara untuk menambah wawasan mahasiswa tentang kanker payudara dan untuk
mempermudh dalam proses pembuatan KTI
Label:
Contoh KTI
0 komentar:
Posting Komentar