BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Kesehatan ibu merupakan salah satu
sasaran dari upaya pembangunan
di Indonesia. Salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan pada ibu dan wanita
pada umumnya adalah kesehatan reproduksi wanita. Perkembangan disegala bidang
sebagai dampak dari keberhasilan pembangunan memberikan berbagai nilai positif
bagi perkembangan kesehatan Indonesia. Namun dilain pihak dampak pembangunan
juga sangat mempengaruhi perilaku masyarakat. Pergeseran perilaku lapisan masyarakat
termasuk didalamnya wanita. Perubahan terhadap perilaku sex, kebiasaan
konsumsi, pemeliharaan kebersihan diri dan kebersihan linkungan memiliki
kontribusi terhadap munculnya berbagai
penyakit degenearatif maupun infeksi.
Makin berhasil pembangunan, makin tinggi
usia harapan hidup yang dapat dicapai oleh masyarakat Indonesia. Dengan makin
tinggi usia harapan hidup terhadap beberapa hal yang mungkin terjadi. Yaitu
makin tingginya penyakit degenerasi (kemunduran) proses penuaan yang memerlukan pengawasan dan pemeliharaan
kesehatan, makin tinggi kejadian penyakit jinak sampai ganas khususnya pada
alat reproduksi wanita. Salah
satu gejala yang sering tampak adalah kejadian tumor ovarium (Ida Bagus, 2000:
65).
Adapun gejala yang
sering ditemukan rasa nyeri mendadak pada abdomen dan rasa berat bagian bawah,
menganggu miksi dan defekasi dan tekanan tumor dapat menimbulkan obstipasi atau
edema pada tungkai bawah (Manuaba, 2010: 418).
Di antara
tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan ada yang bersifat non
neoplastik. Tentang tumor-tumor neoplastik belum ada klasifikasi yang dapat
diterima oleh semua pihak. Hal ini terjadi oleh karena klasifikasi berdasarkan
hispatologi atau embriologi belum dapat diberikan seraca tuntas berhubung masih
kurangnya pengetahuan kita mengenai asal-usul beberapa tumor, dan pula
berhubung dengan adanya kemungkinan bahwa tumor-tumor yang sama rupanya
mempunyai asal yang berbeda. Maka atas pertimbangan praktis, tumor-tumor
neoplastik jinak atau ganas (Sarwono,2007: 346).
Faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi keganasan tumor ovarium diantaranya adalah nulipara, riwayat
kanker ovarium, riwayat kanker payudara, riwayat infertilitas, induksi ovulasi
dengan menggunakan obat.
Tumor ovarium dapat dibedakan saat
melakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui
jinak atau ganas. Tumor
ovarium sebagian besar (60-75%) jenis epitel yang dapat menjadi karsinoma ovarium
(95%). Karsinoma sulit di diognosis dan
sebagian pasien datang dalam keadaan stadium lanjut. Makin banyak yang dapat
mencapai usia lanjut, sedangkan degenerasi karsinoma ovarium umur sekitar 50
tahun (Chandranita
Manuaba, 2004:333).
Tumor-tumor
epitelial (mesotilial) merupakan 65% dari semua neoplasma ovarium sejati dan
kira-kira 85% kanker ovarium. Tumor ini berasal dari lapisan epitel asli pada
ruang selomik embrionik dan tersusun atas jaringan ikat dan stroma ovarium.
Karena terdapat stroma ovarium semua jenis tumor ini mempunyai kemampuan
fungsional yang potensial. Tumor ini terdiri terutama atas jaringan tiroid, dan
kadang-kadang dapat menyebabkan hipertiroid. Antara 1960 dan 1964 di RS. Dr.
Soetomo Surabaya pernah ditemukan 5 kasus semunya tidak berfungsi dan tidak
ganas. Namun ciri khas kelompok tumor ini tidak menghasilkan hormone. Beberapa
tipe tumor epitelial ovarii adalah tumor serosa, musinosum, clear cell (mesonefroid) dan tumor Brenner (Sarwono, 2007:361).
Tumor serosa
menyebabkan 20%-50% dari semua neoplasma ovarium dan 35%-40% kankrr ovarium.
Sekitar 70% tumor serosa jinak, 5%-10% mempunyai perbatasan potensil ganas dan
20%-25% ganas. Kistadenoma serosa paling sering terjadi pada wanita berumur
30-50 tahun dan karsinamo serosa terjadi pada wanita >40 tahun. Tumor
ovarium yang terbanyak ditemukan bersama-sama dengan kistadenoma ovari serosum,
kedua tumor merupakan kira-kira 60% dari seluruh ovarium, sedangkan kistadenoma
ovarii musinosum merupakan 40% dari seluruh kelompok neoplasma ovarium (Benson, 2009: 571).
Kira-kira 15% tumor
ovarium adalah ganas dan kanker ovarium penyebab kematian wanita nomor lima.
Lebih dari 80% kematian akibat kanker ovarium terjadi antara umur 35-75 tahun.
Karena tumor ini sulit didiagnosis dan diobati dini, kelangsunagan hidup hanya
sebesar 35%-38% (Benson, 2009:591).
Dari data RSUD
Jombang pada tahun 2009 didapatkan data yang menderita tumor ovarium baik jinak
maupun ganas. Dari klein 25% wanita yang menderita yang jinak 20,83% dan ganas 4,17%
dari 60 tersebut pada usia 20-50 tahun.
Jadi dari angka kejadian tersebut bahwa
usia juga dapat mempengaruhi keganasan
tumor ovarium, berdasarkan
data tersebut dapat diangkat masalah ”gambaran usia pada kejadian tumor ovarium di Patologi Anatomi RSUD Jombang tahun 2009”.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut yaitu bagaimana gambaran
usia pada kejadian tumor ovarium di Patologi Anatomi
RSUD Jombang tahun
2009?
1.3
Tujuan
Mengetahui gambaran usia
pada kejadian tumor ovarium di Patologi Anatomi RSUD Jombang tahun 2009.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Bagi Peneliti
Sebagai
wujud apresiasi diri dalam bidang ilmu pengetahuan sehingga dapat menjadi
pendorong semangat untuk lebih meningkatkan
kemampuan dan pengetahuan.
1.4.2
Bagi Institusi
Pendidikan
Dapat menambah kajian ilmu dalam
bidang kesehatan, khususnya tentang tumor
ovarium dan dapat di jadikan bahan penelitian selanjutnya.
1.4.3
Bagi Tempat Penelitian
Sebagai
pendorong bagi tenaga kesehatan dalam upaya mendeteksi dini dan dapat
meminimalisir kejadian tumor ovarium.
1.5
Sistemika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Menguraikan
tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistemika penulisan.
Bab II Tinjaun
Pustaka
Menguraikan tentang konsep dasar usia,
konsep tumor ovarium, kerangka konsep.
Bab III Metode
Penelitian
Menguraikan tentang desain penelitian,
populasi, sampel, sampling, kriteria sampel, identifikasi variable, definisi
variable, definisi operasional, lokasi dan waktu penelitian, teknik pengolahan
data, instrumen, etika penelitian, keterbatasan
Bab IV Hasil
Penelitian dan Pembahasan
Bab V Kesimpulan
dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Konsep Dasar Usia
2.1.1
Pengertian Usia
Usia adalah
umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun
(Nurusalam, 2001).
2.1.2
Klasifikasi Usia
2.1.2.1 Ditinjau
dari masa kehidupan
1. Bayi wanita
Pada bayi lahir
cukup bulan, pembentukan genatalia interna sudah selesai; jumlah folikel
primodial dalam kedua ovurium telah lengkap, yakni sebanyak 750.000 butir dan
tidak bertambah lagi pada kehidupan selanjutnya. Tuba, uterus, vagina, dan genetalia eksterna sudah
terbentuk; labio mayora biasanya menutupi labia minora.
2. Masa kanak-kanak
Yang khas
dari masa kanak-kanak ini ialah pengawasan oleh hormone kelamin sangat kecil,
dan memang kadar estrogen dan hormon gonadotropin sangat rendah. Karena itu
alat-alat genetal dalam masa ini tidak memperlihatkan pertumbuhan yang berarti
sampai permulaan pubertas.
3. Masa pubertas
Pubertas merupakan
masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Tidak ada batas yang tajam antara akhir masa
kanak-kanak dan awal masa pubertas, akan tetpi dapat dilakatakan pubertas mulai
dengan awal berfungsinya ovarium. Pubertas berakhir pada saat ovarium berfungsi
dengan mantap dan teratur. Secara klinis pubertas mulai dengan timbulnya
cri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir kalau sudah ada kemampuan reproduksi.
Pubertas pada wanita mulai kira-kira pada umur 8-14 tahun dan berlansung kurang
lebih selama 4 tahun.
4. Masa reproduksi
Masa ini
merupakan masa yang terpenting bagi wanita dan berlangsung kira-kira 33 tahun.
Haid pada masa ini paling teratur dan siklus pada alat genital bermakna untuk
memungkinan kehamilan. Pada masa ini terjadi ovulasi. Biarpun pada umur 40
tahun keatas perempuan masih dapat dihamilkan, fertilitas menurun cepat sesudah
umur tersebut.
5. Klimakterium
Klimakterium
bukan suatu keadaan patologik, melainkan suatu masa
peralihan normal, yang berlangsung beberapa tahun sebelum dan beberapa tahun
sesudah menopause. Kita menjumpai kesulitan dalam menentukan awal dan akhir
klimakterium mulai kira-kira 6 tahun sebelum menopause berdasarkan keadaan
endokrinologik (kadar estrogen mulai turun dan kadar hormon gonedotopin naik).
6. Menopause
Menopause ialah haid terakhir, atau saat
terjadinya haid terakhir. Diagnosis
menapause dibuat setelah terdapat amenorea sekurangnya-kurangnya satu tahun.
Penelitian Agustina dalam tahun 1982 di Bandung menunjukkan bahwa pada umur 48
tahun (Sarwono,
2005 :
125).
Menurut
Ida Bagus, periode kehihudupan wanita:
1.
Prapubertas : 0 bulan-12
tahun
2.
Pubertas/remaja : 13-20 tahun
3.
Reproduksi : 21-40 tahun
4.
Menaupause(klimakterium) : 41-55
tahun
5.
Senium(lansia) :
>55 tahun
(Ida Bagus, 2005)
2.1.2.2 Usia
ditinjau dari psikologi
Menurut Elizabeth B. Hurlock jika
berdasarkan bentuk-bentuk perkembangan
dan pola-pola perilaku yang nampak khas bagi usia-usia tertentu, maka rentangan
kehidupan terdiri atas sebelas masa yaitu:
1.
Prenatal : Saat konsepsi sampai lahir
2.
Masa neonatus : lahir sampai minggu kedua setelah lahir
3.
Masa bayi : Akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua
4.
Masa kanak-kanak awal : 2 tahun - 6 tahun
5.
Masa kanak-kanak akhir : 6 tahun - 11 tahun
6.
Pubertas : 10/12 tahun – 13/14 tahun
7.
Masa remaja awal : 13/14 tahun – 17
tahun
8.
Masa remaja akhir : 17 tahun – 20
tahun
9.
Masa dewasa awal : 20 tahun – 40 tahun
10.
Masa setengah baya : 40 tahun – 60 tahun
11.
Masa tua : 60 tahun sampai meninggal
2.2 Konsep
Tumor Ovarium
2.2.1
Definisi
Tumor adalah benjolan atau pembengkakan;
terdiri dari tumor ganas dan tumor jinak. Tumor ovarium itu sendiri ialah
benjolan abnormal yang terjadi di ovarium, banyak tumor ovarium tidak
menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor ovarium yang kecil. Sebagian besar gejala akibat
dari pertumbuhan, aktivitas endokrin, atau komplikasi tumor-tumor tersebut
(Sarwono, 2005).
2.2.2
Klasifikasi
Ovarium
mempunyai kemungkinan untuk berkembang menjadi tumor jinak dan tumor ganasTumor-tumor
ovarium diklasifikasikan menjadi jinak (neoplastik dan non neoplastik) atau premaligna/maligna. Penyakit ovarium non neoplastik jinak biasanya karena
peradangan atau infeksi. (Benson, Ralph
C.2009:57)
Klasifikasi tumor ovarium
Lesi non neoplastik
Penyakit peradangan ovarium
Penyakit pelekatan karena infeksi subakut atau kronis
Endomitriosis
Inklusi peritoneum
Kista non neoplastik
Kista folikel
Kista lutein (korpus luteum, kista teka lutiein)
Penyakit ovarium polikistik (sindrom Stein-Levental)
Proliferasi fokal
Toksis
Granuloma kortikal
Luteoma pada kehamilan
Neoplasma ovarium (mesotelial)
Tumor mesotelial (terutama epitel)
Serosa
Musinonosum
Endometroid
Tumor mesotelioid
Mesotelioma
Tumor mesotelial (terutama stoma)
Fibroadenoma
Kistadenofibroma
Tumor Brenner
Tumor sel granulose-teka
Tumor sel Sertoli-Leyding
Tomor stroma gonad
Tumor stroma (mesenkimal)
FibromaFibromioma
Tumor stoma gonad
Sarkoma
Tumor sel benih
Disgeminome
Teratoma
Embrional
Extra embrional
Sinus endodermal
Polivesikuler vitelinus (kantong kuning telor)
Kariokarsinoma
Gonadobblastoma
Tumor metastatik dan tumor maligna sekunder
|
(Benson, Ralph
C. 2009)
Tumor
ovarium: klasifikasi histologi menurut WHO
Tumor
epitel (jinak, proliferatif)
Tumor serosa tumor epitel
campuran
Tumor
musinosa
karsinnoma
Tumor sel jernih
Tumor
Brenner
Tumor
mesenkin yang berdiferensi secara srksual (tumor stroma sex cord)
Granulosa
dan tumor sel theca
Androblastoma;
tumor sel Leyding sertoli
Tumor
sel lipid
Tumor
sel benih
Disgerminoma
Tumor sinus endodermal
Karsinoma
embrionik
Poliembrioma
Gonadoblastoma
Tumor
jaringan penyambung yang tidak khas
Tomur
metastatis
|
2.2.3
Gambaran
klinik tumor
ovarium
Banyak tumor
ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor ovarium yang kecil.
Sebagian besar gejala dan tanda adalah akibat dari pertumbuhan, aktivitas
endokrin, atau komplikasi tumor-tumor tersebut.
2.2.3.1 Akibat pertumbuhan
Adanya tumor dalam
perut bagian bawah bisa menyebabkan pembenjolan perut. Tekanan terhadap
alat-alat disekitarnya disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya dalam
perut. Misalnya, sebuah kista dermoid yang tidak seberapa besar, tetapi
terletak di deapan uterus dapat menekan kandung kencing dan dapat menimbulkan
gangguan miksi, seadang suatu kista yang lebih besar tetapi terletak bebas di
rongga perut kadang-kadang menimbulkan rasa berat dalam perut. Selain gangguan
miksi, tekanan tumor dapat mengakibatkan obstipasi, edama pada tungakai. Pada
tumor yang besar dapat terjadi tidak nafsu makan, rasa sesak dan lain-lain.
2.2.3.2 Akibat aktivitas hormonal
Pada unmumnya tumor ovarium tidak menganggu pola haid,
kecuali tumor itu sendiri mengeluarkan hormon. Sebuah tumor sei granulose dapat menimbulkan hipermenore
dan arhenoblastoma dapat menyababkan amenore.
2.2.3.3 Akibat komplikasi
a.
Perdarahan
kedalam kista bisanya terjadi sedikit-sedikit, sehinga berangsur-angsur
menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala-gejala klinik yang
minimal. Akan tetapi, kalau perdarahan terjadi sekonyong-konyong dalam jumlah
yang banyak, akan terjadi distensi cepat dari kista yang menimbulkan nyeri
perut mendadak.
b.
Putaran
tangkai dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau lebih
akan tetapi belum amat besar sehingga terbatas geraknya. Kondisi yang
mempermudah terjadinya torsi ialah kehamilan karena pada kehamilan uterus
membesar dapat mengubah letak tumor, dank arena sesudah persalinan dapat
terjadi perubahan mendadak dalm rongga perut.
Putaran tangkai
menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun gangguan ini jarang bersifat total. Adanya putaran tangkai dapat menimbulkan tarikan melalui
ligamentum infundibulopelvikum terhadap peritonium parietale dan ini
menimbulkan rasa sakit. Perlu hal ini diperhatikan pada pemeriksaan. Karena
vena lebih mudah tertekan, terjadilah pembendungan darah tumor dengan akibat
pembesaran tumor dan terjadinya perdarahan di dalamnya. Jika putaran tangkai
berjalan terus, akan terjadi nekrosis hemoragik dalam tumor, dan jika tidak diambil
tindakan dapat terjadi robekan dinding kista dengan perdarahan intraabdominal
atau perdangan sekunder.
c. Infeksi pada tumor terjadi jika dekat pada tumor ada
sumber kuman patogen, seperti appendicitis, diverticulitis, atau salpingitis
akuta. Kista dermoid cendrung mengalami peradangan disusul
dengan penanahan.
d.
Robek dinding kista terkadi pada torsi tangkai, akan tetapi
dapat pula sebagai akibat trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut, dan
lebih sering pada waktu persetubuhan. Kalau kista mengandung cairan serus, rasa nyeri akibat robekan dan irutasi
peritoneum segera mengurang. Tetapi, kalau terjadi robekan pda kista disertai
hemorogi yang timbul secara akut, maka perdarahan bebas berlangsung terus
kedalam rongga peritoneum, dan menimbulkan rasa nyeri terus menerus disertai
tanda-tanda abdomen akut.
e. Perubahan keganasan dapat terjadi pada beberapa kista
jinak, seperti kistadenoma ovarii serosum, kistadenoma ovarii musinosum, dan
kista dermoid. Oleh sebab itu, setelah tumor-tumor tersebut diangkat pada
operasi, perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopik yang seksama terhadap
kemungkinan perubaha keganasan. Adanya asites dalam hal ini mencurigakan adanya
anak sebar (metastasis) memperkuat diagnose keganasan (Sarwono, 2009 : 347-348).
2.2.4
Diagnosis
Apabila pada pemeriksaan
ditemukan tumor pada rongga perut bagian bawah
dan atau di rongga panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya
(besarnya, lokalisasi, permukaan, konsistensi, apakah dapat digerakan atau tidak), perlulah
ditentukan jenis tumor tersebut. Pada
tumor ovarium biasanya uterus dapat diraba tersendiri terpisah dari tumor. Jika
tumor ovarium terletak di garis tengah dalam rongga perut bagian bawah dan
tumor itu konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya kehamilan atau kandung
kencing penuh. Umumnya denagan memikirkan kemungkinan ini, pada pengambilan
anamnesis yang cermat dan disertai pemeriksaan tambahan,
kemungkinan-kemungkinan ini dapat disingkirkan.
Apabila sudah ditentukan bahwa tumor yang ditemukan ialah tumor
ovarium, maka perlu diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik atau non
neoplastik. Tumor nonneoplastik akibat peradangan umumnya dalam anamnesis
menunjukkan gejala-gejala ke arah peradangan tidak dapat digerakan karena
perlekatan. Kista nonneoplastaik pada umumnya tidak menjadi besar, dan di
antaranya pada suatau waktu biasanya dapat menghilang sendiri.
Jika tumor ovarium itu bersifat neoplastik, timbul persoalan
apakah tumor jinak atau ganas. Tidak jarang rentang hal ini tidak dapat
diperoleh kepastian sebelum melakukan operasi, akan tetapi pemeriksaan yang
cermat dan analisis yang tajam dari gejala-gajala yang ditemukan dapat membantu
dalam pembuatan diagnosis diferensial.
Metode-metode yang selanjutnya dapat menolong dalam pembuatan
diagnosis yang tepat ialah antara lain:
1)
Laparaskopi
Pemeriksaan ini
sangat berguna untuk menetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium atau
tidak, dan untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.
2)
Ultrasonografi
Dengan
pemmeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal
dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan
dapat dibedakan pula antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang
tidak.
3)
Foto Rontgen
Pemeriksaan ini
berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kisata dermoid
kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor (Sarwono, 2005 : 349-350).
2.2.5
Penanganan
Dapat
dipakai sebagai prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan
tumor nonneoplastik tidak. Jika menghadapi tumor ovarium yang tidak member
gejala /keluhan pada penderita dan besarnya tidak melebihi jeruk nipis dengan
diameter kurang dari 5 cm, kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista
folikel atau kista korpus luteum, jadi tumor non neoplastik. Tidak jarang
tumor-tumor tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang,
sehingga pada pemeriksaan ulangan setelah beberapa minggu dapat ditemukan
ovarium yang kira-kira besarnya normal. Oleh sebab itu, dalam hal ini hendaknya
diambil sikap menunggu selama 2 sampai 3 bulan, sementara mengadakan
pemeriksaan ginekologik berulang. Jika selama waktu observasi dilihat
penuingkatan dalam pertumbuhan yumor tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan
bahwa kremungkinan besar tumor itu bersifat neoplastik, dan dapat
dipertimbangkan satu pegobatan operatif.
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah
pengangkatan tumor dengan mengadakan reaksi pada bagian ovarium yang mengandung
tumor. Akan tetapi, jika tumornya besar atau ada komplikasi, perlu dilakukan
pengangkatan ovarium, biasanya disertai pengangkatan tuba
(salpingo-ooferoktomi). Pada saat operasi kedua ovarium harus diperiksa untuk
mengetahui apakah tumor ditemukan pada satu atau pada dua ovarium. Pada operasi
tumor ovarium yang diangkat harus segera dibuka, untuk mengetahui apakah ada
kegananasan atau tidak. Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi
dilakukan pemerksaan sediaan yang dibengkukan
(frozen section) oleh seorang patologi anatomic untuk mendapatkan
kepastian apakah tumor ganas atau tidak.
Jika terdapat keganasan, operasi yang tepat ialah histeroktomi dan salpingo
ooforektomi bilateral. Akan tetapi, pada wanita muda yang masih muda ingin
mendapat keturunan dan dengan tingkat keganasan tumor yang rendah (misalnya
tumor sel granulosa), dapat dipertanggung jawabkan untuk mengambil resiko dengan
melakukan operasi yang tidak seberapa radikal (Sarwono, 2005 : 350-351).
Gambar
2.1 Ovarium Normal
2.3
Tumor Ovarium Jinak
2.3.1
Definisi
Tumor jinak ovarium adalah bentuk padat
atau kista yang dapat tumbuh secara alami. Tumor ovarium biasanya
asimtomatis sampai mereka besar yang dapat menyebabkan tekanan pada pelvic ini
merupakan deteksi dini dari keganasan.
2.3.2
Etiologi
Sampai
sekarang penyebab dari kistik ovarium belum ditemukan secara pasti, tetapi
beberapa pendapat para ahli menyebutkan bahwa individu yang mempunyai riwayat
heriditor menghidap tumor prosentasenya lebih tinggi dari pada yang tidak
mempunyai riwayat tumor.
Mengenai terjadinya Kista ada dua teori. Disebabkan oleh karena
perkembangan yang tidak sempurna pada akhir Stadium Glastomer. Tumor ini
berasal dari perkembangan sel telur yang tidak dibuahi dalam ovarium.
2.3.3
Gejala
Gejala yang timbul merupakan asosiasi
dari penekanan meliputi konstipasi,
sering
kencing, terasa penuh diperut dan terasa berat nyeri pada saat defekasi dan
dispareunia ( nyeri waktu koitus ). Nyeri akut biasanya terjadi pada saat
menstruasi, perutnya membesar dan pakaiannya tidak muat atau cukup. Umumnya mereka
hamil, gejala akhir meliputi distensi abdominal dengan dyspnea, edoma perifer
dan anorexia. Nyeri pelvis muncul sebagai gejala lanjut, jika tumor ovari
tumbuh secara cepat dan jika tumor memproduksi hormon akan mempengaruhi
menstruasi menjadi irreguler dan efek maskulin atau feminin.
2.3.4
Patofisiologi
Tumor ini berasal dari epitel permukaan ovarium invaginasi yang sederhana dari epitel germinal sampai ke
invaginasi disertai permukaan ruangan kista yang luas terjadi pembentukan
papil – papil kearah dalam tumor kistik.
2.3.5
Komplikasi
2.3.5.1 Torsi
Faktor yang menyebabkan torsi bermacam-macam,
yaitu penting adalah
faktor faktor dari tumor sendiri, gerakan yang sekonyang konyang dan gerakan
peristaltik dari usus
2.3.5.2 Ruptur
dari kista
Hal ini jarang terjadi tetapi dapat
terjadi secara spontan atau oleh trauma. Pada kedua–duanya disertai gejala sakit,
eneg dan muntah–muntah.
2.3.5.3 Superasi
dari kista
Kista Dermoid lebih sering dikenal
radang, mungkin karena isinya yang merangsang atau mungkin pula berat tumornya
yang dapat mengganggu peredaran darah, gejala–gejalanya seperti pada peradangan
biasanya, yaitu : sakit, nyeri tekanan, perut tegang, demam dan leukositosis,
kalau dibiarkan bisa terjadi peritonitis.
2.3.5.4 Perubahan
Keganasan
Dari suatu tumor kistik benigna dapat
terjadi keganasan lebih kecil dibandingkan dengan jenis serosum. Biasanya bila
terjadi keganasan, berupa Ca. Epidermoid, kadang–kadang berbentuk sarcoma.
2.3.6
Pemeriksaan
Diagnostic
2.3.6.1 Laparoscopi
Untuk mengetahui apakah sebuah Tumor
berasal dari uterus, dari ovarium atau tidak dan untuk menentukan sifat-sifat
tumor tersebut.
2.3.6.2 Ultrasonografi
Untuk menentukan letak tumor dan
batasnya, apakah tumor berasal di uterus, ovarium atau dari blader, apakah ,
tumor kistik atau soli dan dapat dibedakan antara cairan dalam rongga perut
yang bebas dan yang tidak.
2.3.6.3 Parasentesis
Fungsi pada ascites berguna untuk
menentukan sebab ascites, perlu diingat bahwa tindakan tersebut dapat
mencemarkan kavum peritonea dengan kista dengan dinding kista tertusuk
2.3.7
Penatalaksanaan
Satu-satunya pengobatan untuk neoplasma
dari ovarium adalah operasi. Jenis dan luasnya operasi tergantung pada jenis
usia wanita dan perlu atau tidaknya wanita hamil lagi, sebaiknya isi kista
segera dibuka, sebelum perut ditutup kembali.
Pada wanita yang lebih tua (lebih dari
40 tahun) jalan yang baik adalah hysterectomy totalis dan salping –
oophorectomy bilateral walaupun tidak ada tanda-tanda keganasan.
Gambar 2.2 Kista Ovarium
2.4
Tumor Ganas
2.4.1
Definisi
Kumpulan tumor dengan histogenesis yang
beraneka ragam sifatnya
asimtomatik, sulit deteksi dini, pasien sering datang pada stadium lanjut.
2.4.2
Etiologi
Tidak
jelas, diduga akibat stimulus hormonal pada masa reproduksi
2.4.3
Faktor Prediposisi
a.
Nulipara
b.
Riwayat ka ovarium
dalam keluarga
c.
Riwayat kanker payudara
d.
Riwayat infertilitas
e.
Induksi ovulasi dengan
menggunakan obat
2.4.4
Diagnosis & Gejala
Diagnosis dini sukar, biasanya asimptomatis. Biasanya baru diketahui
setelah tumor membesar atau bermetastasis.
2.4.4.1 Gejala
a.
Abdomen
: nyeri abdomen, dispepsia,obstruksi
b.
Pelvik:
nyeri pelvik, perdarahan abnormal vagina, dispareunia, konstipasi
c.
Toraks
: dispneu dan nyeri pleura kaheksia & fatique
2.4.5
Patofisiologis
Tumor ganas ovarium berasal dari epitel permukaan.Tipe musinosa lebih
sering ditemukan pada wanita usia tua dibanding tipe serosa dan endometroid
tipe serosa 50 - 60%, tipe
endometroid & musinosa10 - 20%, tipe clear cell 5%,tipe tidak berdifferensiasi
10 - 15%. Tumor sel stroma
berasal dari mesenkim ovarium & menghasilkan hormon yang dapat berubah
menjadi ganas, tergantung tipe sel.
Sel
tumor granulosa dengan atau tanpa komponen sel theca tumor tersering pd
kelompok ini. Thecoma
jarang & biasanya jinak.
Keduanya
menghasilkan estrogen disebut
mesenkim feminizing. Efeknya
tergantung pada usia wanita, dapat terjadi pubertas prekoks, perdarahan inter
menstrusi atau pasca menopause.
2.4.6
Pemeriksaan
2.4.6.1 Pemeriksaan Fisik
Asites, efusi pleura,
limfadenopati supraklavikuler, teraba massa pada pasien pascamenopause.
2.4.6.2 PAP
SMEAR :
Ditemukan sel ganas dengan psammoma bodies –> bukan diagnosis pasti. Diagnosis
pasti –> laparatomi eksplorasi.
2.4.6.3 USG
& CT scan
Untuk
mengetahui ukuran dan perluasan tumor.
2.4.7
Penyebaran
Terdapat
2 cara yaitu:
a.
Eksfoliasi dan
implantasi
b.
Metastasis melalui
kelenjar limfe retroperitoneum ke ovarium
2.4.8
Pengobatan
2.4.8.1 Stadium
IA, IB
a.
Pembedahan
b.
Ooforektomi + reseksi tumor
c.
Histerektomi
+ salpingoooforektomi bilateral + omentektomi
2.4.8.2 Stadium
IC
a.
Pembedahan
b.
Ooforektomi + reseksi tumor
c.
Histerektomi
+ salpingoooforektomi bilateral + omentektomi
d.
Terapi radiasi :
radioisotop intraperitoneal
e.
Kemoterapi : kombinasi
Cis platinum dan Endoxan
2.4.8.3 Stadium
II
a.
Pembedahan
b.
Ooforektomi + reseksi tumor
c.
Histerektomi
+ salpingoooforektomi bilateral, omentektomi, eksisi adhesi, biopsi diafragma
dan pelvis
d.
Terapi radiasi
definitif pada seluruh abdomen/pelvis
e.
Kemoterapi
2.4.8.4 Stadium
III
a.
Pembedahan : sito
reduktif
b.
Terapi radiasi
definitif pada seluruh abdomen/pelvis
c.
Kemoterapi
2.4.8.5 Stadium
IV
a.
Pembedahan : debulking
b.
Terapi radiasi paliatif
c.
Kemoterapi
d.
Relaps dan rekuren
e.
Pembedahan : second look laparotomy
f.
Terapi radiasi paliatif
g.
Kemoterapi
2.4.9
Diagnosis
Banding
a. Kanker
lambung
b.
Kanker kolon
c.
Asites
d.
Kehamilan ektopik
e.
Kandung kemih yang
menggembung
2.4.10 Prognosis
Tergantung
pada gambaran histologik dan stadium klinik tumor. Angka harapan hidup dalam 5
thn :
Stadium
I : 90%.
Stadium
II : 80%.
Stadium
III : 15%
Stadium
IV : 5%.
http://health.yeanschatzi.com/karsinoma-ovarium.htm
2.4.11
Gambaran Klinik
Keganasan indung
telur merupakan keganasan yang sering dijumpai, tetapi Sebagian besar datang
sudah dalam stadium lanjut atau ditemukan operasi. Keganasan indung telur
dinamakan ”pembunuh dingin atau silent killer”, karena perjalanan
penyakit lamban. Dugaan keganasan
ovarium ditenggakan:
1. Menjumpai tumor pada
wanita usia muda apalagi sebelum menarche.
2.
Tumor
indung telur pada usia di atas 45 tahun maka kecurigaan ganas akan lebih besar.
3.
Indung telur masih teraba setelah wanita mati haid.
Gambar 2.3 Tumor Ganas
2.5
Gambaran
Usia pada Kejadian
Tumor Ovarium
Apabila sudah ditentukan
bahwa tumor yang ditemukan ialah tumor ovarium, maka perlu diketahui apakah
tumor itu bersifat neoplastik atau non neoplastik. Tumor nonneoplastik akibat peradangan umumnya dalam
anamnesis menunjukkan gejala-gejala ke arah peradangan tidak dapat digerakan
karena perlekatan. Kista nonneoplastaik pada umumnya tidak menjadi besar, dan
di antaranya pada suatau waktu biasanya dapat menghilang sendiri.
Jika tumor ovarium
itu bersifat neoplastik, timbul persoalan apakah tumor jinak atau ganas. Tidak
jarang rentang hal ini tidak dapat diperoleh kepastian sebelum melakukan
operasi, akan tetapi pemeriksaan yang cermat dan analisis yang tajam dari
gejala-gajala yang ditemukan dapat membantu dalam pembuatan diagnosis
diferensial. (Sarwono,2005: 350)
Secara keseluruhan mayoritas massa
ovarium bersifat jinak dan memiliki resiko seumur hidup untuk berkembang
menjadi keganasan ovarium sebesar 2%. Usia merupakan faktor yang paling penting
dalam menentukan keganasan. (Dinda, J.Haffener, 2008: 90)
Kira-kira 15% tumor
ovarium adalah ganas dan kanker ovarium merupakan penyebab kematian wanita
nomor lima. Insiden keganasan meningkat dengan pertambahan usia rata-rata 50-59
tahun. Lebih dari 80% kematian akibat kanker ovarium terjadi antara umur 35-75
tahun. Resiko seumur hidup mengalami kanker ovarium di Amerika Serikat (tidak
berubah dalam 30 tahun) adalah 1,4%. Karena tumor ini sulit didiagnosis dan
diobati dini, kelangsungan hidup 5 tahun hanya sebesar 35%-38%, meskipun
kemoterapi dan radioterapi sudah semakin baik. (Benson, Ralph C,2009:591)
Keganasan ovarium
jenis epitel dicurigai pada wanita berumur antara 40-60 tahun, dengan
pembesaran ovarium 5 cm atau lebih. Bila didapatkan daerah-daerah yang solid dari
tumor tersebut, tumor bilateral dengan perlekatan-perlekatan pada organ visera
dam omentum, serta adanya asites memperbesar kemungkinana keganasan dari tumor
tersebut. (Tim Fakultas Ilmu Kedokteran UNAIR,2008)
Tumor-tumor epitel
(mesotelial) merupakan 65% dari semua neoplasma ovarium sejati dan kira-kira
85% kanker ovarium ovarium. Tumor serosa merupan tipe tumor epitel tumor yang
menyebabkan 20%-50% dari semua neoplasma ovarium dan 35%-40% kanker ovarium.
Sekitar 70% tumo serosa jinak, 5%-10% mempunyai perbatasan potensial ganas 20%-25% ganas. Kistadenoma serosa
paling sering terjadi pada wanita berumur 30-50 tahun dan karsinoma serosa
terjadi pada wanita 40 tahun. Tumor dapat membesar hingga mengisi rongga abdomen
tetapi biasanya mencapai berat 4,5-9 kg. (Benson, Ralph C.2009: 577)
2.6
Kerangka
Konsep
Kerangka konsep adalah kerangka hubungan tentang
konsep-konsep yang ingin di amati dan di ukur melalui penelitian yang akan
dilakukan (Notoatmodjo, 2003).
Keterangan:
: Diteliti
: Tidak diteliti
BAB
III
METODE
PENELITIAN
Metode penelitian
adalah suata cara untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau pemecahan
masalah, pada dasarnya menggunakan metode ilmiah (Notoatdmojo, 2001)
3.1 Desain
Penelitian
Desain penelitian merupakan hasil akhir dari tahap keputusan yang dibuat
oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa diterapkan,
desain sangat erat dengan kerangka konsep penelitian sebagai petunjuk
perencanaan pelaksana suatu peneliti sebagai “Blue print”. Desain penelitian adalah suatu pola petnjuk secara
umum yang bisa di aplikasikan pada kerangka konsep dan perencanaan penelitian
secara rinci dalam hal pengumpulan dan analisa data (Nurusalam, 2002).
Desain
penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif yaitu
suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat
gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara obyektif, dengan
pendekatan study kasus.
Metode deskriptif ini digunakan untuk
memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi
sekarang ini. Dengan langkah-langkah sebagai berikut: pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan data atau
analisa data dan membuat kesimpulan atau laporan dalam penelitian ini. Peneliti
ingin mengetahui tentang “Gambaran
usia pada kejadian tumor ovarium di Patologi Anatomi tahun 2009”
yang tercatat di rekam medik RSUD Jombang.
3.2
Populasi, Sampel,
Sampling
3.2.1
Populasi
Populasi adalah wilayah generilisasi yang terdiri
atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian di tarik kesimpulanya.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dalam benda-benda alam yang
lain. Populasi bukan sekedar objek atau subyek yang di pelajari, tetapi meliputi
seluruh karektaristik atau sifat yang di miliki oleh subyek atau obyek itu.
(Sugiyono,2006).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
wanita yang terkena tumor ovarium, di RSUD JOMBANG pada tahun 2009 sejumlah 60 orang dan yang tercatat dalam rekam medik.
3.2.2
Sampel
Sampel adalah bagian yang diambil
dari keselurahan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
(Notoatmojo, 2002: 79).
Pada penelitian ini sampel yang
diambil adalah semua wanita yang yang menderita tumor ovarium di RSUD Jombang
yang tercatat dalam rekam medik sebanyak 60 orang.
3.2.3
Sampling
Sampling adalah bagian yang diambil dari
keseluruhan objek yang diteliti dan diangap mewakali seluruh populasi
(Nurusalam, 2003:93).
Sampling yang digunakan dalam penelitian ini
adalah nonprobality. Sampling nonprobality adalah teknik pengambilan sampel
yang tidak memberi peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Dan teknik yang digunakan peneliti yaitu sampling jenuh.
3.3 Identifikasi Variabel
Variabel adalah ukuran
suatu ciri yang di miliki oleh anggota- anggota suatu kelompok yang berbeda
dengan kelompok yang lain. (Notoatmodjo,
2005).
Variabel dalam penelitian ini adalah gambaran usia pada
kejadian tumor ovarium.
3.4
Definisi Operasional
Definisi operasional
adalah definisi
berdasarkan karakteristik
yang diamati dari sesuatu yang diamati
dari sesuatu yang didefinisikan atau menjalaskan variable, dan istilah yang
digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga mempermudah pembaca atau
penguji dalam mengartikan makna penelitian (Nurusalam, 2003).
Tabel 3.1
Definisi operasional
Variabel
|
Definisi operasional
|
Alat ukur
|
Skala pengukuran
|
Gambaran usia pada kejadian tumor ovarium
|
Usia individu yang menderita tumor ovarium yang
telah di diagnosis dan yang tercatat dalam rekam medic
|
Rekam medik
|
Ordinal
|
3.5
Lokasi dan Waktu
Penelitian
3.5.1
Lokasi
Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Patologi
Anatomi RSUD
JOMBANG tahun 2010.
3.5.2
Waktu
Penelitian
Penelitian ini
di lakukan pada tanggal 8-15
Mei
tahnu 2010.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
3.6.1
Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah proses
pendekatan kepada subyek dan proses
pengumpulan karektaristik subyek yang di perlukan dalam suatu penelitian (Nursalam:2006).
Data yang
digunakan peneliti ialah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh
peneliti dari pihak lain.
3.7
Pengolahan Data
Setelah
data terkumpul selanjutnya di lakukan pengolaha data dengan cara editing,
coding, scoring dan tabulating (Budiarto, 2002).
3.7.1
Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa
kembali kebenaran data yang di peroleh atau di kumpulkan. Editing dapat di
lakukan pada tahap pengumpulan
data setelah data terkumpul
(Hidayat, 2007).
Dalam penelitian ini dimana
peneliti mengumpulkan data dari buku register.
3.7.2
Coding
Coding adalah usaha mengklasifikasikan
dan megkode data kualitas
atau membedakan antara
karekter pemberian kode ini
sangat di perlukan terutama dalam rangka pengolahan data, baik secara manual,
menggunakan kalkulator, maupun dengan mengguakan computer (Sudarwan, 2003).
Dalam penelitian ini penelti
memberikan kode dengan cara menggunakan angka, kode 1 ialah usia 13-20 tahun,
kode 2 ialah usia 21-40 tahun, kode 3
ialah 41-55 tahun, kode 4 ialah >55 tahun.
3.7.3
Tabuling
Tabulating adalah pengorganisasian data
sedemikian rupa agar dengan mudah dapat di jumlah, di susun, di data dan di
tata untuk di ajukan dan di analisis, proses tabulasi dapat di lakukan dengan
berbagai cara antara lain dengan metode tally, menggunakan kartu, dan menggunakan
computer (Budiarto, 2002).
Dalam
penelitan ini, peneliti adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan
mengatur angka-angka serta menghitungnya.
3.8 Analisa
Data
Analisa
data pada penelitian di analisis secara univariat. Analisis Univariat yaitu
menganalisa tiap-tiap variable penelitian yang ada secara deskriptif dengan
menghitung distribusi frekuensi. Variabel yang di analisis secara univariat
adalah gambaran usia pada kejadian tumor ovarium.
Perhitungan persentase
dengan rumus :
Keterangan :
P : persentase
F : jumlah kasus yang di
dapat
N : sampel
3.9 Alat
Ukur
Alat ukur yang digunakan instrumen adalah alat pendekatan penelitian
menggunakan suatu metode (Arikunto, 2006: 149).
Dalam penelitian ini alat atau intrumen yang digunakan
adalah rekam medik.
3.10Etika
Penelitian
Dalam
penelitian ini mengajukan permohonan pada
petugas kesehatan di
Patologi Anatomi RSUD JOMBANG untuk mendapatkan
persetujuan, setelah mendapatkan persetujuan kemudian mengadakan wawancara dan
observasi pada responden yang akan diteliti dengan beberapa etika sebagai
berikut:
3.10.1
Lembar
Persetujuan (Informed
Cocent)
Meminta persetujuan dan izin dari pihak ruang rekam medic untuk
mengambil data menjaga kerahasiannya.
3.10.2
Tanpa Nama (Annonimity)
Dalam penelitian ini pengambilan sampel melalui rekam medic peneliti
akan menjaga kerahasian status pasien sebagaimana tugas dari pihak rekam medik.
3.10.3
Kerahasian
(Confideitiaty)
Informasi yang telah di
kumpulkan dari subyek di jamin kerahasiannya oleh peneliti, hanya kelompok
tertentu saja yang di laporkan atau di sahkan pada hasil penelitian.
3.11Keterbatasan
Keterbatasan
merupakan kelemahan dan hambatan dalam penelitian dan keterlambatan dalam
penelitian yang di hadapi adalah:
3.11.1 Literatur
Bahan yang di gunakan
sebagai acuan dalam penelitian kurang memadai sehingga dalam penyempurnaan penelitian
memerlukan waktu yang cukup lama.
3.11.2 Kelemahan Penelitian
Peneliti belum memiliki pengalaman karena ini
merupakan penelitian pertama yang dilakukan,
sehingga dalam penelitian ini banyak menerima hambatan.
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil penelitian
Pada bab ini akan diuraikan hasil
penelitian di Patologi Anatomi RSUD Jombang dengan 60 orang. Hasil penelitian
disajikan dalam dua bagian yaitu data umum dan data khusus. Data umum
menyajikan usia dan sedangkan data khusus menyajikan jenis tumor gambaran usia
pada kejadian tumor ovarium.
4.1.1
Data
Umum
Data umum menggambarkan usia dan yang
telah dilakukan pemeriksaan oleh petugas kesehatan di Patologi Anatomi RSUD
Jombang dapat disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Distribusi Usia pada Kejadian
Tumor Ovarium di Patologi Anatomi RSUD Jombang tahun 2009.
No
|
Usia
|
Jumlah
|
%
|
1
2
3
4
|
Pubertas/remaja (13-20 tahun)
Reproduksi (21-40 tahun)
Menopause (41-55 tahun)
Lansia (>55 tahun
|
3
32
20
5
|
5
53,3
33,3
8,3
|
Total
|
60
|
100
|
Sumber : data sekunder tahun 2009
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa
hampir setengah dari 60 orang yang sebagian besar menderita tumor ovarium usia
21-40 tahun sebanyak 32 orang (53,3%).
4.1.2
Data
Khusus
Pada data khusus akan disajikan tabel
mengenai jenis tomur dan gambaran usia
pada kejadian tumor ovarium yang terjadi di RSUD Jombang.
Tabel 4.2 Distribusi Jenis Tumor Yaitu Tumor Jinak dan Tumor Ganas
No
|
Usia
|
Jumlah
|
%
|
1
2
|
Jinak
Ganas
|
56
4
|
93,3
6,6
|
Total
|
60
|
100
|
Sumber: data
sekunder tahun 2009
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar yang menderita tumor jinak
56 orang (93,3%), dan sebagian kecil 4 orang (6,6%) yang menderita tumor ganas.
Tabel 4.3 Distribusi Gambaran Usia Pada Kejadian Tumor Ovarium Di Patologi Anatomi RSUD Jombang Tahun 2009
Kode
|
Usia (th)
|
Gambaran usia pada kejadian tumor
ovarium
|
Frekuensi komulatif
|
%
|
|||
Tumor jinak
|
Tumor ganas
|
||||||
|
%
|
|
%
|
||||
1
2
3
4
|
13-20
21-40
41-55
>55
|
3
32
20
2
|
5,3
55,3
35,7
3,5
|
0
1
0
3
|
0
0,25
0
0,75
|
3
32
20
5
|
5
53,3
33,3
8,3
|
Jumlah
|
56
|
99,8
|
4
|
1
|
60
|
100
|
Sumber: data
sekunder tahun 2009
Dari tabel di atas dapat dijelaskan
bahwa yang menderita tumor jinak 56 orang yaitu 99,8% dan yang paling banyak terjadi pada usia 21-40
tahun. Adapun yang menderita tumor ganas 3 orang yaitu 0,75% pada usia >55
dan 1 orang yaitu 0.25% pada usia 21-40 tahun.
4.2 Pembahasan
Setelah dianalisa dan dijabarkan dalam
bentuk tabel di dalam hasil penelitian, maka pada pembahasan akan diuraikan
dari hasil penelitian sebagai berikut:
Jika ditinjau dari segi usia berdasarkan
tabel 4.3 maka dapat dijelaskan sebagian besar yang menderita tumor ialah usia
21-40 tahun dengan jumlah 32 orang (53,3%) dimana masa itu merupakan masa
reproduksi berada diurutan pertama. Kedua terjadi pada masa
menopause/klimakterium usia 41-55 tahun jumlah 20 orang (33,3%). Ketiga terjadi
pada masa senium/lansia usia <55 13-20="" 3="" 5="" jumlah="" keempat="" masa="" o:p="" orang="" pubertas="" remaja="" tahun="" terjadi="" usia="">55>
Dan ditinjau dari kejadian tumor pada
tabel 4.2. sebagian besar menderita tumor
jinak dengan jumlah 56 orang (93,3%) dari 60 sedangkan yang menderita
tumor ganas 4 orang (6,6%) dari (100%).
Menurut Dinda (2008), secara keseluruhan
mayoritas masa ovarium bersifat jinak dan memiliki resiko seumur hidup untuk
berkembang menjadi keganasan ovarium sebesar 2%. Usia merupakan faktor yang
paling penting dalam menentukan keganasan.
Dari gambaran klinik tumor ganas,
keganasan indung telur merupakan keganasan yang sering dijumpai, tetapi
sebagian besar datang dalam stadium lanjut atau ditemukan setelah operasi. Keganasan
indung tekur dinamakan “pembunuh dingin
atau Silent Killer”, karena perjalanan penyakit lamban. Dugaan keganasan
ovarium ditenggakkan: menjumpai tumor pada wanita usia muda apalagi sebelum
menarche dan tumor indung telur pada usia diatas 45 tahun maka kecurigaan ganas
lebih besar.
Kenyataan dilapangan didapat hasil
hampir sebagian besar bahwa yang
menderita tumor jinak 56 orang yaitu 99,8% dari 100% dan yang paling banyak
terjadi pada usia 21-40 tahun yaitu 55,3%. Adapun yang menderita tumor ganas 3
orang yaitu 0,75% pada usia >55 dan 1 orang yaitu 0.25% pada usia 21-40
tahun.
Peneliti dapat menarik
kesimpulan dari fakta dan teori diatas bahwa pada usia lanjut atau usia 55
tahun keatas merupakan faktor pendukung
keganasan tumor ovarium.
Jadi, hasil dari yang didapatkan
peneliti bahwa pada usia lanjut atau lansia merupakan sebagian besar faktor
yang mendukung dalam menentukakan keganasan tumor ovarium, dan jika dikaitkan
dengan teori di atas terjadi sinkronisasi dengan hasil yang didapatkan peneliti.
Untuk dapat meminimalisir
angka kejadian tumor ovarium petugas kesehatan dapat menginformasikan dan
memberikan pengetahuan untuk mendeteksi
dini dengan melakukan pemeriksaan yaitu Pap Smear.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dilapangan pembahasan
gambaran usia pada kejadian tumor ovarium di
Patologi Anatomi RSUD Jombang tahun 2009 yang telah
diuraikan pada Bab IV dan dapat disimpulkan bahwa kejadian tumor ovarium terjadi pada usia 21-40 tahun.
Lebih besar tumor jinak kejadiannya dari pada tumor ganas yang menderita tumor ganas
tersebut usia 55 tahun keatas. Jadi usia 55 tahun keatas rawan terjadi
keganasan.
5.2 Saran
Dengan bertitik tolak dari proses dan
hasil penelitian yang dilakukan maka saran yang bisa peneliti berikan sebagai
berikut:
5.2.1
Bagi
Peneliti
Bagi peneliti yang ingin melanjutkan
penelitian ini sebaiknya terlebih dahulu matang dalam pengetahuan dan pemahaman mengenai
teori-teori dan metode-metode penelitian yang nantinya hasil penelitian lebih
sempurna dalam melakukan penelitian yang selanjutnya.
5.2.2
Bagi
Instusi Pendidikan
Instusi Prodi DIII Kebidanan agar lebih
meningkatkan proses pembelajaran sehingga dapat berkesinambungan antara teori
dengan lapangan. Dan diharapkan hasil penelitan ini dapat menjadi masukan dan
kajian untuk instusi pendidikan khususnya.
5.2.3
Bagi
Tempat Peneliti
Diharapkan bagi petugas kesehatan dapat
memberikan pelayanan yang baik sehingga dapat memberikan kepuasan pada pasien.
Serta informasi dari petugas merupakan sangat penting untuk meminimalisir
kejadian-kejadian penyakit, khususnya kejadian tumor ovarium.
0 komentar:
Posting Komentar