BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kematian bayi
(AKB) merupakan indikator penting untuk menilai tingkat kesejahteraan suatu
Negara dan status kesehatan masyarakat. Umumnya ukuran yang dipakai untuk
menilai baik buruknya keadaan pelayanan kebidanan (Maternity care) dalam suatu
negara ialah kematian maternal (Maternal mortality). Menurut definisi WHO
“kematian maternal adalah kematian seseorang wanita waktu hamil atau dalam 42
hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya
kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan” (Sarwono, 2006).
Berdasarkan data WHO angka kematian Ibu (AKI)
dinegara-negara maju berkisar antara 5-10 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan
di negara-negara sedang berkembang berkisar antara 750-1000 per 100.000
kelahiran hidup (Sarwono.p, 2006). Menurut SDKI (Survey Demografi dan Kesehatan
Indonesia )
tahun 2007, angka kematian ibu 228 per 100.000 kelahiran hidup dan AKI Jatim 83
per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu di Jombang masih berada 69 per
100.000 kelahiran hidup atau 14 ibu meninggal dunia sepanjang tahun 2009 (WWW.KOMPAS.COM). Menurut dr. Sri
Hermiyanti M.Sc penyebab kematian ibu adalah perdarahan 28%, eklampsi 24%,
infeksi 11%, partus lama 5%, abortus 5% dan lain-lain (SKRT 2001).
Dewasa ini dari Dokter spesialis obstetri dan
ginekologi diharapkan agar segera dapat menentukan keadaan janin yang dikandung
dan pula mengenai keadaan persalinan yang akan datang. Dengan adanya alat
elektronik, kemajuan-kemajuan dalm pemeriksaan biomedik, dan akhir-akhir ini
dengan ultrasonografi, kita dapat meramalkan dengan lebih tepat janin yang
dikandung (Sarwono, 2006). Dengan USG kita dapat menentukan usia
kehamilan, letak dan presentasi janin serta kelainan yang terjadi dalam
kehamilan sehingga dapat meminimalisir AKI dan AKB.
Dari hasil kuesioner yang dilakukan oleh dr.I Putu
Kusuma Y, 2009 : pada 23 responden yang dipilih secara acak, didapatkan 13 dari
23 responden (57%) pernah memeriksakan diri dengan USG. Hasil ini hampir sama
dengan Amerika dimana 67% wanita pernah
menggunakan USG dalam kehamilannya. Namun ternyata masih banyak responden (22%)
yang belum mengetahui kegunaan pemeriksaan USG itu sendiri. (Bali post, 26 Desember 2009) Dari hasil studi
pendahuluan di desa Plemahan Kec. Sumobito Kab. Jombang dari 10 ibu hamil
ternyata 4 ibu hamil yang sudah pernah memeriksakan kehamilannya degan
pemeriksaan USG, setelah ditanya-tanya ternyata masi banyak ibu hamil yang
belum mengetahui kegunaan USG itu sendiri.
Melalui pemeriksaan
USG dapat menegakkan diagnosis kelainan pada janin, menentukan lokasi
plasenta,mengenali kehamilan tunggal atau kembar, mengenali retardasi
pertumbuhan janin dan menilai jumlah cairan amnion (WHO, 2002). Berdasarkan
uraian diatas maka penulis ingin mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu
hamil tentang pemeriksaan USG di BPS Eni S Amd.Keb desa Plemahan Kec. Sumobito
Kab. Jombang.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
pemeriksaan USG di BPS Eni Susilowati Amd. Keb di desa Plemahan Kec. Sumobito
Kab. Jombang?
1.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui gambaran
tingkat pengaetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan USG di BPS Eni S Amd . Keb di desa Plemahan Kec. Sumobito Kab. Jombang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan masyarakat tentang pemeriksaan USG pada ibu hamil.
1.4.2
Bagi
peneliti
Dapat
menambah wawasan pada peneliti mengenaigambaran pengetahuan ibu hamil tentang
pemeriksaan USG.
1.4.3
Bagi
institusi
Sebagai salah satu karya tulis ilmiah yang dapat
menambah perbendaharaan perpustakaan.
1.5
Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Menguraikan tentang Latar Belakang,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Sistematika Penulisan.
BAB II : TINJAUAN
PUSTAKA
Menguraikan tentang konsep pengetahuan,
konsep ibu hamil, konsep USG
BAB III : METODE PENELITIAN
Menguraikan tentang desain penelitian,
populasi, sampel, sampling, kriteria sampel, identifikasi variable, definisi
operasional, lokasi dan waktu penelitian, teknik pengumpulan data dan analisa
data, teknik pengolahan data, instrument, etika Penelitian, keterbatasan.
BAB IV :
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian dan pembahasan KTI.
BAB V : PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Konsep
Dasar Pengetahuan
2.1.1
Pengertian
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” penginderaan manusia terhadap suatu
obyek tertentu. Proses penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni
indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang penting sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang (behavior) (Notoamodjo, 2003).
Pengetahuan (knowledge)
adalah hasil dari tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what”,
misalnya apa air, apa manusia, apa alam (Notoatmodjo, 2005).
2.1.2
Tingkat
Pengetahuan
Tingkat pengetahuan
menurut Notoatmodjo (2007:144) adalah sebagai berikut :
1.
Tahu
(know)
Tahu diartikan sebagai
mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk kedalam
pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap
sesuatu yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu adalah
tingkat pengetahuan paling rendah.
2.
Memahami
(comprehension)
Memahami
diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek
yang diketahui,dan dapat menginterpretasikan materi tesebut secara benar.
3.
Aplikasi
(application)
Aplikasi
diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi atau
obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam satu stuktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
4.
Analisis
(analysis)
Analisis
diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau suatu
obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu stuktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5.
Sintesis
(syntesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru.
6.
Evaluasi
(evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
meletakkan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria-kriteria
yang ada.
2.1.3
Faktor
– faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu :
1.
Faktor Internal (Azwar.S,2007:30-33)
a.
Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,
keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat. Pendidikan
meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat
tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan
kebijaksanaan.
b.
Minat
Suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu,
minat merupakan kekuatan dari dalam diri sendiri untuk menambah pengetahuan.
c.
Intelegensi
Pengetahuan yang dipengaruhi Intelegensia adalah
pengetahuan intelegen dimana seseorang dapat bertindak secara tepat, cepat dan
mudah dalam mengambil keputusan. Seseorang yang mempunyai intelegensia yang
rendah akan bertingkah laku lambat dalam pengambilan keputusan.
2.
Faktor eksternal (Azwar.S,2007:30-33)
a.
Media massa
Dengan majunya teknologi akan tersedia pula bermacam
– macam media massa
yang dapat pula mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.
b.
Pengalaman
Pengalaman dari diri sendiri maupun orang lain yang meninggalkan kesan paling dalam
akan menambah pengetahuan seseorang.
c.
Sosial Budaya
Sosial Budaya adalah hal – hal yang komplek yang
mencakup pengetahuan, kepercayaan, moral, hukum, adat–istiadat, kemampuan -
kemampuan, serta kebiasaan berevolusi di muka bumi ini sehingga hasil karya,
karsa dan cipta dari masyarakat. Masyarakat kurang menyadari bahwa kurang
mengetahui beberapa tradisi dan sosial budaya yang bertantangan dari segi
kesehatan yang dimana hal ini tentunya berkaitan atau tidak terlepas dari suatu
pendidikan.
d.
Lingkungan
Lingkungan dimana kita dan dibesarkan mempunyai
pengaruh besar terhadap pengetahuan seseorang.
e.
Penyuluhan
Meningkatkan pengetahuan masyarakat juga dapat
melalui metode penyuluhan. Dengan pengetahuan bertambah seseorang akan merubah
perilakunya.
f. Informasi
Informasi merupakan
pemberitahuan secara kognitif baru bagi penambahan pengetahuan. Pemberian
informasi adalah untuk menggugah kesadaran ibu hamil terhadap suatu motivasi
yang berpengaruh terhadap pengetahuan.
2.1.4
Cara
Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo
(2005), ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan yaitu :
A.
Cara coba-salah (Trial and error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil,
dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka
dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba
kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini
disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah).
B.
Cara kekuasaan atau otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali
kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan
tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun
temurun dari generasi ke generasi berikutnya.dengan kata lain, pengetahuan
tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi,
otoritas pemerintah,otoritas pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan.
Prinsip ini adalah, orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang
yang memppunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan
kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran
sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut
menganggap bahwa yang dikemukakannya adalah benar.
C.
Berdasakan pengalaman pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah,
pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber
pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh
pengetahuan.
D.
Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir
manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan
penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam
memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya,
baik melalui induksi maupun deduksi.
E.
Cara moderen memperoleh pengetahuan
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini
lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian
ilmiah”, atau lebih popular disebut metodelogi penelitian (research
methodology)
2.1.5
Kriteria
Pengetahuan (Arikunto, 2005)
Pengukuran
pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan
tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden ke
dalam pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan
tersebut di atas. Sedangkan kualitas pengetahuan pada masing-masing tingkat
pengetahuan dapat dilakukan dengan kriteria, yaitu :
1.
Tingkat
pengetahuan baik jika jawaban responden dari kuesioner yang benar 76 – 100 %
2.
Tingkat
pengetahuan cukup jika jawaban responden dari kuesioner yang benar 56 – 75 %
3.
Tingkat
pengetahuan cukup jika jawaban responden dari kuesioner yang benar < 56 %
2.2
Konsep
Ibu hamil
Ibu hamil adalah
wanita yang mengandung janin dalam rahim karena setelah dibuahi oleh
spermatozoa (Tim penyusun pusat bahasa, 2001 : 385).
2.3
Konsep USG
2.3.1
Pengertian
Ultrasonografi
(USG) merupakan suatu metoda diagnostik dengan menggunakan gelombang ultrsonik
, untuk mempelajari struktur jaringan berdasarkan gelombang ekho dari gelombang
ultrasonik yang dipantulkan oleh jaringan (Sarwono.P, 2006).
Ultrasonografi
(USG) adalah tekhnik radiologi yang pertama kali dikembangkan dalam tahun
1960-an, yaitu letak struktur tubuh yang dalam dilihat dengan merekam pantulan
(ekho) gelombang ultrasonik yang diarahkan langsung kepada jaringan. (WHO,
2002)
2.3.2
Indikasi
Pemeriksaan USG Obstetri
Sebetulnya belum
ada keseragaman mengenai indikasi pemeriksaan USG dalam kehamilan. Di beberapa negara Eropa, pemeriksaan USG dikerjakan
secara rutin sedikitnya 1-2 kali selama kehamilan. Di Amerika Serikat
pemeriksaan USG tidak dikerjakan secara rutin, melainkan atas indikasi klinis,
yaitu bila dalam pemeriksaan klinis dijumpai keadaan yang meragukan atau
mencurigakan adanya kelainan dalam kelainan. Indikasi tersebut antara lain : 1)
usia kehamilan yang tidak jelas; 2) tersangka kehamilan multipel; 3) perdarahan
dalam kehamilan; 4) tersangka kematian mudigah/janin; 5) tersangka kehamilan
ektopik; 6) tersangka kehamilan mola; 7) terdapat perbedaan tinggi fundus uteri
dan lamanya amenorea; 8) persentasi janin yang tidak jelas; 9) tersangka
pertumbuhan janin terhambat; 10) tersangka janin besar; 11) tersangka
oligohidramnion atau olihidramnion; 12) penentuan profil biofisik janin; 13)
evaluasi letak dan keadaan plasenta; 14) adanya resiko dan tersangka cacat
bawaan; 15) sebagai alat bantu dalam tindakan obstetrik dalam, seperti versi
luar, versi ekstraksi, plasenta manual dan sebagainya; 16) tersangka kehamilan
dengan IUD, 17) tersangka kehamilan dengan kelainan bentuk uterus; 18)
tersangka kehamilan dengan tumor pelvik; 19) sebagai alat bantu dalam tindakan
intervensi dalam kehamilan, seperti amniosentesis,biopsi villi koriales,
tranfusi intrauterin, fetokopi, dan sebagainya (Sarwono.P. 2006).
2.3.3
Kontraindikasi
Hingga saat ini
tidak dikenal adanya kontraindikasi pemeriksaan USG dalam kehamilan.
2.3.4
Pemeriksaan
USG Pada Kehamilan Trimester I
2.3.4.1 Kehamilan intrauterin (Sarwono, 2006)
Pada kehamilan 5
minggu terlihat struktur kantong gestasi berdiameter 5-10 mm. Struktur mudigah
belum dapat dideteksi dengan alat USG. Pada kehamilan 6 minggu diameter kantong
gestasi mencapai 15 mm. Mudigah kadang-kadang dapat dideteksi, terutama dengan
USG transvaginal. Panjang mudigah mencapai 5 mm. Mungkin juga terlihat pulsasi
denyut jantung.
Pada kehamilan 7
minggu diametr kantong gestasi telah mencapai 25 mm. Panjang mudigah
mencapai 10 mm, dan menjadi lebih mudah dilihat. Struktur kepala sudah dapat
dibedakan dari badan. Selain denyut jantung, mungkin juga
dapat dideteksi adanya gerakan mudigah. Gerakan mudigah dirangsang timbulnya
dengan menggunakan perkusi pada dinding abdomen Ibu. Mungkin juga terlihat
selaput amnion berupa sekat ekhogenik yang letaknya di dalan kantong gestasi.
Pada kehamilan 8
minggu kantong gestasi telah berdiameter 30 mm. Struktur mudigah dapat
dilihat lebih jelas lagi, panjangnya telah mencapai 15-20 mm. Seringkali
terlihat kantong kuning telur (yolk sak), berupa struktur vesikuler
berdiameter kira-kira 5 mm yang letaknya di luar selaput amnion. Mulai
kehamilan 9 minggu struktur mudigah makin bertambah jelas. Periode mudigah
(embrio) berlangsung dari usia kehamilan 5 sampai 10 minggu; dan setelah 10
minggu disebut janin (fetus). Rongga amnion makin besar dan mendesak
rongga korion, sehingga pada kehamilan 12 minggu rongga korion dan kantong
kuning telur tidak terlihat lagi. Pusat-pusat pertulangan mulai tampak di
daerah mandibula, maksila, klavikula, kemudian di daerah humerus, femur, ilium,
dan iga.lagi Pengukuran biometri janin menjadi lebih mudah dilakukan. Lokasi
pertumbuhan plasenta terlihat makin jelas.
A.
Penentuan
Usia kehamilan (Sarwono,2006)
1.
Diameter
kantong gestasi.
Kantong gestasi (KG) umumnya mudah mudah terlihat setelah
diameter mencapai 5 mm atau lebih. Pengukuran diameter kantong gestasi
sebaiknya dilakukan dalam 3 dimensi, yaitu yaitu jarak kraniokaudal (KK), jarak
anteroposterior (AP), dan jarak
tranversal (T). Diameter rata-rata KG adalah :
(KK + AP + T) / 3
(Selanjutnya bila disebut diameter KG, yang dimaksud
adalah diameter rata-ratanya).Salah satu cara penentuan usia kehamilan
berdasarkan pengukuran diameter KG adalah :
Usia kehamialn (minggu) = Diameter
KG (cm) + 2,54
0,702
Sebelum diameter KG mencapai KG 25 mm, usia kahamilan
secara kasar dapat pula dihitung menurut rumus :
Usia kehamilan (hari) =
Diameter KG + 30
Penentuan usia kehamilan berdasrkan diameter KG umunya
cukup baik sampai usia kehamilan 7 minggu bentuk KG biasanya tidak sirkuker
lagi, apalagi bila terjadi kontrksi uterus atau kandung kencing terisi terlalu
penuh. Pada keadaan demikian, pengukuran diameter KG menjadi sulit dan tidak
akurat lagi. Disamping itu, mulai kehamilan 7 minggu struktur mudigah biasanya
mudah dideteksi, sehingga jarak kepala-bokong mudigah dapat diukur dengan lebih
mudah. Oleh karena itu setelah kehamilan 7 minggu penentuan usia kehamilan
sebaiknya didasarkan atas pengukuran biometri mudigah.
2.
Jarak kepala-bokong (crown-rump length;
CRL)
Ukuran jarak kepala-bokong (JKB) paling
baik digunakan untuk menentukan usia kehamilan pada trimester I. Diusahakan
agar mudigah/janin berada dalam sikap ekstensi, bila perlu mudigah janin
dirangsang dulu agar bergerak dengan cara perkusi dinding abdomen ibu. Bila
mudigah/janin tetap berada dalam sikap fleksi, hasil pengukuran harus ditambah
5 % sebagai koreksi untuk mendapatkan ukuran yang sebenarnya.
Usia kehamilan
(minggu) = JKB (cm) + 6,5
Setelah usia kehamilan 12 minggu ukuran janin sudah
sedemikian panjang mengisi kavum uteri, sehingga janin berada dalam fleksi, dan
pengukuran JKB menjadi tidak akurat lagi. Oleh karena itu pengukuran JKB untuk
menentukan usia kehamilan sebaiknya tidak dilakukan lagi setelah kehamilan 12
minggu.
3.
Diameter
biparietal dan femur
Penentuan
usia kehamilan pada trimester I dapat juga didasarkan pada pengukuran diameter
biparietal dan femur, yaitu setelah usia kehamilan 9 minggu, dimana proses
osifukasi telah mencakup daerah kepala dan femur.
2.3.4.2 Komplikasi
pada kehamilan trimester I
a.
Perdarahan nidasi
Proses
nidasi blastosis kedalam endometrium akan menimbulkan perlukaan pada jaringan
endometrium. Kadang-kadang perlukaan tersebut mmenimbulkan perdarahan
pervaginam. Perdarahan nidasi tidak dianggap patologik, karena hanya sedikit,
berlangsung sebentar, dan tidak berpengaruh buruk terhadap kehamilan. Pada
follow-up selanjutnya daerah perdarahan akan menghilang dengan sendirinya,
pertumbuhan kantong gestasi dan mudigah akan berjalan normal.
b.
Abortus
Pemeriksaan
USG sangat bermanfaat pada kejadian abortus, untuk menilai keadaan
mudigah/janin, serta luasnya daerah perdarahan intrauterin. Hal ini penting
untuk menentukan prognosis kehamilan selanjutnya.
c.
Kehamilan anembrionik
Kehamilan
anembrionik adalah kehamilan patologik, dimana mudigah terbentuk sejak awal.
Disamping mudigah, kantong kuning telur juga ikut tidak terbentuk. Kehamilan
anembrionik harus dibedakan dari kehamilan muda yang normal, dimana mudigah
masih terlalu kecil untuk dapat dideteksi dengan alat USG (biasanya kehamilan
5-6 minggu).
d.
Mola hidatidosa
Pada
kehamilan trimester I gambaran mola hidatidosa tidak spesifik, sehingga
seringkali sulit dibedakan dari kehamilan anembrionik, missed abortion, abortus
inkompletus, atau mioma uteri.
e.
Kehamilan ektopik
Pada
kehamilan normal, struktur kantong gestasi intrauterin dapat dideteksi mulai
kehamilan 5 minggu,dimana diameternya sudah mencapai 5-10 mm. Bila dihubungkan
dengan kadar HCG, pada saat itu kadarnya sudah mencapai 6000-6500 mIU/ml. Dari
kenyataan ini dijumpai adanya kantong gestasi intrauterin, maka kemungkinan
kehamilan ektopik harus dipikirkan.
2.3.5
Pemeriksaan
USG pada kehamilan trimester II dan III
Pemerksaan pada trimester kedua dan ketiga berbeda dengan
pemeriksaan trimester pertama, pada pemeriksaan ini, janin sudah terbentuk,
dimana hal-hal yang harus diperhatikan pada trimester II dan III adalah :
A. Keadaan janin
Yang harus diperhatikan dalam memeriksa keadaan janin
adalah :
1. Janin hidup/mati, dengan cara kita mencari pulsasi
jantung janin
2. Jumlah janin, kita
perhatikan apakah tunggal/multipel, jika lebih dari satu janin, harus
ditentukan khorionitas dan amnionitas.
3. Kelainan kongenital mayor : lebih jelas dapat dilihat
pemeriksaan USG trimester I
4. Presentasi dan letak janin, jika usia gestasi sudah
memasuki trimester III, harus diperhatikan letak janin, apakah
memanjang/melintang, oblique, dan presentasi bagian terbawanya, apakah
presentasi kepala, atau presentasi bokong.
B.
Usia
gestasi
Menentukan usia gestasi pada trimester II dan III berbeda
dengan trimester I, beberapa hal yang perlu diperhatikan (Sarwono,2006) :
- Diameter
biparietal (Biparietal Diameter / BPD)
Diameter biparietal (DBP) merupakan yang umum digunakan
untuk menentukan usia kehamilan, terutama pada kehamilan trimester II. Selama
periode tersebut laju pertumbuhan DBP sangat cepat dan mempunyai variasi yang
relatif kecil. Tulang kepala janin yang tipis akan mempermudah tekhnik dan memperkecil
kesalahan dalam pengukuran.Kadang-kadang bentuk kepala mengalami deformasi,
misalnya akibat moulage, kelainan letak janin, kelainan bentuk kepala,
penekanan kepala oleh probe sewaktu pengukuran, dan sebagainya, sehingga ukuran
DBP tidak sesuai dengan yang sebenernya. Dalam keadaan itu pengukuran DBP menjadi
tidak akurat lagi hasilnya.
- Lingkar Kepala (Head Circumference / HC)
Lingkar kepala dihitung dengan rumus :
Lingkar kepala = (DBP + DOF) x 1,57
Ukuran lingkar kepala merupakan alternatif lain untuk
menentukan usia kehamilan, pada keadaan dimana ukuran DBP kurang dapat
dipercaya, misalnya adanya kompresi kepala. Disamping itu pengukuran lingkar
kepala lebih berguna dalan menentukan adanya kelainan bentuk kepala seperti
mikro-makrosefalus, atau dalam mendeteksi gangguan pertumbuhan janin melalui
pengukuran rasio lingkar kepala/lingkar perut.
- Lingkar Perut (Abdominal Circumference / AC)
Dibandingkan
dengan DBP, lingkar kepala, dan femur, maka lingkar perut paling tidak akurat
bila dipakai untuk menentukan usia kehamilan. Bentuk abdomen sangat mudah
berubah, dan untuk usia kehamilan tertentu variasi ukuran linkar perut cukup
besar. Ukuran lingkar
perut lebih sering digunakan untuk menentukan besar/berat janin, dan
mengevaluasi laju pertumbuhan janin.
- Panjang Femur (Femur Length / FL)
Femur
merupakan tulang panjang yang bentuknya kompak sehingga mudah diidentifikasi
dan tidak mengalami deformasi oleh kompresi.
C.
Cairan
ketuban
Pengukuran volume cairan amnion telah menjadi suatu
komponen integral dari pemeriksaan kehamilan untuk melihat adanya resiko
kematian janin. Hal ini didasarkan bahwa penurunan perfusi uteroplasenta dapat
mengakibatkan gangguan aliran darah ginjal dari janin, menurunkan volume miksi
dan menyebabkan terjadinya oligohidramnion.
D.
Plasenta
Menentukan kondisi plasenta, karena rusaknya plasenta
akan menyebabkan terhambatnya perkembangan janin.
2.3.6
Manfaat
Pemeriksaan USG
1.
Trimester I
a.
Memastikan hamil atau tidak.
b.
Mengetahui keadaan janin, lokasi hamil, jumlah janin dan
tanda kehidupannya.
c.
Mengetahui keadaan rahim dan organ sekitarnya.
d.
Melakukan penapisan awal dengan mengukur ketebalan
selaput lendir, denyut janin, dan sebagainya.
2.
Trimester II:
a.
Melakukan penapisan secara menyeluruh.
b.
Menentukan lokasi plasenta.
c.
Mengukur panjang serviks.
3.
Trimester III:
a.
Menilai kesejahteraan janin.
b.
Mengukur biometri janin untuk taksiran berat badan.
c.
Melihat posisi janin dan tali pusat.
d.
Menilai keadaan plasenta.
2.3.7
Jenis
Pemeriksaan USG
1. USG
2 Dimensi
Menampilkan
gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang baik sebagian
besar keadaan janin dapat ditampilkan.
2. USG
3 Dimensi
Dengan alat
USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal. Gambar
yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh
janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang
berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang
diputar).
3. USG
4 Dimensi
Sebetulnya
USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live
3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4
Dimensi, gambar janinnya dapat “bergerak”. Jadi pasien dapat melihat lebih
jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim.
4. USG
Doppler
Pemeriksaan
USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali pusat. Alat
ini digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian
kesejahteraan janin ini meliputi:
a. Gerak
napas janin (minimal 2x/10 menit).
b. Tonus
(gerak janin).
c. Indeks
cairan ketuban (normalnya 10-20 cm).
d. Doppler
arteri umbilikalis.
e. Reaktivitas
denyut jantung janin.
2.3.8
Aspek
keamanan
Ultrasound telah
digunakan sebagai alat pencitraan diagnostik sejak 1950- an sehingga saat ini,
kita memasuki generasi ketiga bayi-bayi yang mengalami pemeriksaan USG.
Merupakan hal yang sangat beralasan untuk berasumsi bahwa segala efek samping
mayor tekhnologi ini seharusnya sudah muncul sejak sebelumnya, tetapi ternyata
hingga saat ini ultrasound masih boleh digunakan,asalkan dengan hati-hati dan
hanya jika terdapat indikasi yang jelas.
2.4 Kerangka Konsep
Konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar
dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan
antar variabel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti)
(Nursalam, 2008 : 55).
Keterangan :
=
Variabel Yang diteliti
=
Variabel Yang tidak diteliti
Bagan
kerangka konsep gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan USG
di BPS NY ENI S Amd. Keb desa Plemahan Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.
Pengetahuan ibu dipengaruhi oleh baberapa faktor yang meliputi pendidikan,
minat, pengalaman, kebudayaan, informasi, dan usia. Ibu dapat mengatasi
masalahnya dengan baik jika tingkat pengetahuan ibu tinggi.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu cara
menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penelitian, penemuan, pengesahan dan
penjelasan kebenaran. (Notoatmodjo,2003)
Metode dalam penelitian ini mencakup
desain penelitian,lokasi dan waktu penelitian, desain sampling (populasi, sample
dan sampling), indentifikasi variabel, definisi operasional, pengumpulan data, alat
ukur dan analisis data, tekhnik pengolahan data,etika penelitian (informed
consent, anonimity, confidentiality) dan keterbatasan.
3.1 Desain
Penelitian
Desain penelitian
adalah hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh penelitian
berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa diterapkan (Nursalam, 2003).
Desain penelitian
yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian
untuk mengetahui gambaran tentang suatu keadaan atau status fenomena (Nursalam,
2001).
Dalam hal ini
penulis ingin meneliti gambaran tingkat pengetahuan Ibu hamil tentang
pemeriksaan USG di BPS Eni Susilowati Amd.Keb di desa plemahan Kecamatan
Sumobito Kabupaten Jombang.
3.2 Lokasi
Dan Waktu Penelitian
Penalitian ini
dilakukan di BPS Ny. Eni Susilowati Amd.Keb Kecamatan Sumobito Kabupaten
Jombang pada bulan Maret-Mei 2010.
3.3 Desain Sampling
3.3.1 Populasi
Populasi
adalah setiap subjek (misalnya : manusia,pasien) yang memenuhi kriteria yang
telah ditetapkan.(Nursalam,2003)
Populasi
pada penelitian ini adalah semua ibu hamil yang datang ke BPS Eni Susilowati
Amd.Keb Kecamatan Sumobito Kabupaten
Jombang pada bulan Maret-Mei 2010.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti. (Arikunto, 2006) Dalam penelitian
ini menggunakan sampel semua ibu hamil di BPS Eni Susilowati desa Plemahan Kecamatan
Sumobito Kabupaten Jombang yang akan dilaksanakan pada bulan Mei 2010.
Menurut Notoatmodjo (2005), untuk populasi kecil atau
lebih kecil dari 10.000, dapat menggunakan formula yang lebih sederhana lagi
seperti berikut :
Keterangan :
N : Besar populasi
n : Besar sampel
d : tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan
Jadi jumlah sampel yang diambil adalah : 36 orang ibu
hamil.
3.3.3 Sampling
Sampling merupakan
tekhnik pengambilan sampel (Sugiyono, 2009). Dalam penelitian ini pengambilan
sampel menggunakan non probability sampling dengan jenis consecutive sampling
(berurutan) adalah pemilihan sampel dengan menetapkan subjek yang memenuhi
kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu,
sehingga jumlah klien yang diperlukan terpenuhi. Jenis sampling ini merupakan
jenis non probability sampling (Arikunto, 2006).
3.4 Identifikasi Variabel
Variabel mengandung
pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok
yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain (Notoatmodjo, 2005).
Variabel dalam
penelitian ini adalah gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
pemeriksaan USG.
3.5 Definisi operasional
Untuk membatasi ruang lingkup atau
pengertian variabel-variabel diamati / diteliti, perlu sekali variabel-variabel
tersebut diberi batasan atau “definisi operasional”. Definisi operasional ini
juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap
variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen (Notoatmodjo, 2005).
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel
|
Definisi
opersional
|
Alat ukur
|
Skala
|
Skor
|
Gambaran pengetahuan ibu
hamil tentang pemeriksaan USG
|
Segala sesuatu yang diketahui
ibu hamil tentang pemeriksaan USG berdasarkan kemampuan menjawab kuesioner.
|
kuesioner
|
ordinal
|
Benar = 1
Salah = 0
Dengan kriteria:
Baik(76-100%)
Cukup(56-75%)
Kurang(<56 o:p="">56>
|
3.6 Pengumpulan data,alat ukur dan analisa data
3.6.1
Pengumpulan Data
Pengumpulan data
adalah proses pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan kharakteristik
subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2003). Dalam
pengumpulan data ini menggunakan data primer.
Pada penelitian ini
pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner yang dibagikan kepada seluruh ibu
hamil di desa Plemahan Sumobito Jombang yang telah menyetujui untuk menjadi
responden, dimana kuesioner diisi sendiri oleh responden yang sebelumnya
dijelaskan tentang cara pengisiannya oleh peneliti.
3.6.2 Alat Ukur
Instrument adalah alat dan cara yang
dipergunakan untuk mengukur dalam suatu proyek riset (Nursalam, 2004) maka
penelitian ini menggunakan metode alat ukur kuesioner.
Kuesioner adalah
daftar pertanyaan yang disusun secara tertulis dalam rangka pengumpulan data
suatu penelitian (Nursalam, 2003). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian
ini adalah close ended item dimana jawabannya telah disediakan (Notoatmodjo,
2003).
3.6.2 Analisa Data
Analisa data merupakan suatu proses atau
analisa yang dilakukan secara sistematis terhadap data yang telah dikumpulkan
dengan tujuan supaya trends dan relationship biasa dideteksi.(Nursalam,2001)
Untuk mengetahui
tingkat pengetahuan dihitung dengan menggunakan tabel distribusi frekwensi
dalam bentuk pengetahuan dengan menggunakan rumus :
Keterangan :
P = Prosentase
F = Jumlah jawaban yang benar
N = Jumlah seluruh pertanyaan
Setelah
diketahui prosentasenya maka hasil penelitian akan menggambarkan pengetahuan
ibu :
Baik :
76-100%
Cukup :
56-75%
Kurang :
<56 o:p="">56>
(Nursalam, 2008 : 120).
3.7
Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data
adalah suatu proses pendekatan subjek dan proses pengolahan karakteristik
subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2003). Setelah data
terkumpul, maka dilakukan pengolahan data melalui tahapan Editing, Skoring,
Koding dan Tabulasi.
3.7.1 Editing
Editing adalah suatu kegiatan yang
bertujuan untuk meneliti kembali apakah isian pada lembar pada pengumpulan data
sudah cukup baik sebagai upaya menjaga
kualitas data agar dapat diproses lebih lanjut.
3.7.3 Koding
Koding
adalah mengklasifikasikan jawaban dari responden menurut kriteria tertentu.
Klasifikasi pada umumnya ditandai dengan kode tertentu yang biasanya berupa
angka. Misalnya untuk responden 1 diberi kode dengan R1.
3.7.4 Tabulasi
Yaitu menyusun data dalam tabel – tabel dengan menggunakan tabel
distribusi, frekuensi dalam bentuk persentase.
3.8 Etika penelitian
Responden yang
diteliti adalah seseorang manusia yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan
unik, yang terdiri dari biopsikososial, spiritual dan kultural. Maka peneliti
berusaha untuk memperhatikan hak-hak responden sebagai subjek peneliti yang
meliputi (Nursalam, 2003) :
3.8.1 Lembar Persetujuan
(Informed Consent)
Lembar
persetujuan ini diberikan kepada responden dengan tujuan agar subjek mengetahui
maksud dan tujuan penelitian. Subjek yang bersedia diteliti dimohon untuk menandatangani lembar persetujuan tersebut
dan subjek yang menolak untuk diteliti maka peneliti tidak memaksa dan tetap
menghormati hak-haknya.
3.8.2 Tanpa Nama
(Anonimity)
Untuk
menjaga kerahasiaan responden, maka peneliti tidak mencantumkan nama responden
pada pengumpulan data (kuesioner) yang diisi oleh subjek, tetapi cukup dengan
memberi kode.
3.8.3
Kerahasiaan (Confidentialty)
Kerahasiaan
informasi responden dijamin oleh peneliti karena hanya kelompok data tertentu
saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil penelitian.
3.9 Keterbatasan
3.9.1. Instrumen
Pada rancangan alat
ukur untuk instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner sehingga
memungkinkan responden menjawab pertanyaan dengan lebih dipengaruhi oleh sikap
dan harapan-harapan pribadi yang bersifat subyektif sehingga hasilnya kurang
mewakili secara kualitatif.
3.9.2.Peneliti
Karena penelitian
ini adalah yang pertama kali dilakukan dan peneliti belum memiliki pengalaman
sehingga banyak sumber-sumber yang belum dimunculkan secara maksimal oleh
peneliti.
BAB IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada
bab ini penulis akan menyajikan hasil penelitian dan pembahasan dari
pengumpulan data kuesioner tentang “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil
Tentang Pemeriksaan USG Di BPS Eni Susilowati Amd.Keb kecamatan Sumobito kabupaten
Jombang”
Responden
dalam penelitian ini sebanyak 36 orang, sesuai dengan jumlah responden yang ditentukan
oleh peneliti. Sampling yang digunakan adalah Non Probability Sampling dengan
jenis Consecutive. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei 2010.
Data
dari 36 responden diatas dikelompokkan menjadi data umum yang meliputi umur,
pendidikan. Sedangkan data khusus meliputi gambaran tingkat pengetahuan ibu
hamil tentang pemeriksaan USG.
4.1
Hasil
Penelitian
4.1.1
Data
Umum
1.
Karakteristik
Responden Menurut Umur
Tabel 4.1 Distribusi Responden Menurut Umur Di BPS Eni
Susilowati Amd. Keb Desa Plemahan kecamatan Sumobito Jombang
No
|
Umur (Tahun)
|
Jumlah
|
Prosentase (%)
|
1.
2.
3.
|
< 20
20 – 30
> 30
|
7
24
5
|
19
67
14
|
Total
|
36
|
100
|
Sumber data : kuesioner 2010
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa hampir
keseluruhan yaitu 24 responden (67%) berusia 20–30 tahun.
2.
Karakteristik
Responden Menurut Pendidikan
Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Pendidikan Di BPS
Eni Susilowati Amd. Keb Desa Plemahan Kecamatan Sumobito Jombang
No
|
Pendidikan
|
Jumlah
|
Prosentase (%)
|
1.
2.
3.
4.
|
SD
SMP
SMU
PT
|
4
26
6
-
|
11%
72%
17%
-
|
Total
|
36
|
100
|
Sumber data : kuesioner 2010
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa hampir
keseluruhan yaitu 26 responden (72%)yang berpendidikan SMP.
4.1.2
Data
Khusus
Tabel 4.4 Distribusi Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu
Hamil Tentang Pemeriksaan USG di BPS Eni Susilowati Amd. Keb Desa Plemahan
Kecamatan Sumobito Jombang
No
|
Kriteria
|
Frekuensi
|
Prosentase (%)
|
1.
2.
3.
|
Baik
Cukup
Kurang
|
16
18
2
|
44
50
6
|
Total
|
36
|
100
|
Sumber data : kuesioner 2010
Berdasarkan tabel
4.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpengetahuan cukup
sebanyak 18 responden (50%).
4.2
Pembahasan
Dalam pembahasan
ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang Gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil
tentang pemeriksaan USG di BPS Eni Susilowati Desa Plemahan Kecamatan Sumobito
Jombang yang meliputi pengertian pengertian USG.
Pengetahuan
merupakan hasil dari tahu ndan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba,
sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2003).
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan antara lain pendidikan, usia, pekerjaan, informasi,
minat, kebudayaan dan lingkungan (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan
dipengaruhi oleh pendidikan (Notoatmodjo, 2003). Hal ini sesuai dengan
pernyataan yang menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang semakin
mudah menerima informasi. Sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki
(Nursalam,2003). Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan
sikap seseorang tehadap nilai-nilai yang baru dikenal (Notoatmodjo, 2003).
Pada tabel 4.4
dapat diketahui bahwa gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan
USG adalah cukup 18 responden (50%).
Berdasarkan paparan
diatas didapatkan bahwa meskipun tingkat pengetahuan ibu hamil rendah akan
tetapi pada kenyataannya tingkat pengetahuannya cukup, kemungkinan karena
keaktifan ibu hamil dalam mencari informasi tentang USG yaitu dengan cara
mendengarkan penyuluhan, konseling dengan bidan, membaca majalah dan lain-lain.
Menurut Nursalam
(2001) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang
yang lebih dewasa juga akan lebih dipercayai dari orang-orang yang belum cukup
tinggi dewasanya. Hal itu sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwa.
Jika ditinjau dari karakteristik responden dari segi usia
dapat dijelaskan berdasarkan tabel 4.1 bahwa hampir keseluruhan yaitu 24 responden
(67%) berusia antara 20-30 tahun.
Berdasarkan paparan diatas didapat dari hasil penelitian
dan teori terdapat kesamaan yaitu tingginya pengetahuan dipengaruhi oleh umur,
semakin cukup umur semakin matang dalam bertpikir dan pengambilan keputusan.
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan dalam bab sebelumnya yaitu
penelitian tentang gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan
USG di BPS Eni Susilowati Amd. Keb Desa Plemahan Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang
tahun 2010, sebagai berikut :
5.1
Kesimpulan
Dari hasil
penelitian ini disimpulkan bahwa gambaran tingkat Pengetahuan ibu hamil tentang
Pemeriksaan USG di BPS Eni Susilowati Amd.Keb Desa Plemahan Kecamatan Sumobito Jombang
adalah cukup.
5.2
Saran
5.2.1
Bagi
Institusi Pendidikan
Dalam pembuatan
karya tulis ilmiah ini memerlukan berbagai sumbu kepustakaan. Oleh karena itu
hendaknya institusi pendidikan menyediakan lebih banyak kepustakaan untuk lebih
meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang pemeriksaan USG.
5.2.2
Bagi
Peneliti Selanjutnya
Peneliti
selanjutnya hendaknya dapat mengembangkan penelitiannya dengan menggunakan
metode yang lebih luas. Sehingga penelitian dapat lebih baik dan mencapai hasil
yang maksimal.
5.2.3
Bagi
Lahan atau Petugas Kesehatan
Pihak petugas kesehatan khusunya
Bidan hendaknya lebih meningkatkan tingkat pengetahuan responden melalui
komunikasi, informasi dan edukasi untuk meningkatkan stimulus tentang masalah
kesehatan khususnya tentang pemeriksaan USG
Label:
Contoh KTI
0 komentar:
Posting Komentar