BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Program kelas ibu hamil adalah salah satu bentuk pendidikan
prenatal yang dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil, terjadi perubahan
perilaku positif sehingga ibu memeriksakan kehamilan dan melahirkan ke tenaga
kesehatan dengan demikian akan meningkatkan persalinan ke tenaga kesehatan dan
menurunkan angka kematian ibu dan Anak (www. Dep kes).
Kegiatan Kelas Ibu Hamil merupakan sarana untuk belajar
kelompok tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka yang
bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan,
persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, melalui praktik
dengan menggunakan buku KIA (Kesehatan Ibu anak) (Depkes, 2009 : vii).
Pada akhir proyek kerjasama Buku KIA ”The Ensuring
Quality Of MCH Service Through MCH Handbook“ Departemen Kesehatan Republik
Indonesia Japan International Cooperation Agency (JICA) tahun 1998-2003, telah
dikembangkan paket Kelas Ibu oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, yang
terdiri dari : Buku Pedoman Kelas Ibu Hamil, Buku Skenario Kelas Ibu dan Media
Alat bantu (Lembar Balik) dan senam Ibu Hamil. Kegiatan Kelas Ibu itu disusun
sebagai upaya untuk meningkatkan cakupan dan pemanfaatan Buku KIA dalam
pelayanan kesehatan Ibu dan Anak (Depkes, 2009 : ix).
Kelas Ibu merupakan salah satu kegiatan penting dalam
penerapan Buku KIA dimasyarakat sebagai upaya pembelajaran ibu, suaminya dan
keluarga agar memahami Buku KIA melalui metode kegiatan belajar bersama dalam
kelas yang di fasilitasi oleh petugas kesehatan untuk mempersiapkan ibu hamil
menghadapi persalinan yang aman dan nyaman. Beberapa kegiatan seperti senam ibu
hamil, latihan pernafasan pada persalinan dan cara menyusui bayi juga diberikan
minat ibu-ibu hamil agar datang mengikuti Kelas Ibu Hamil tersebut (Depkes RI :
2009).
Hamil adalah Keadaan uterus mengandung embrio (Sumarmo
Markam 2008:92).
Pemerintah menargetkan 90% kunjungan antenatal care ke
tenaga kesehatan atau bidan (Depkes 2009) (Diakses pada tanggal 14 Maret 2010).
Pemerintah menganjurkan 4 kali pemeriksaan selama hamil:
yang pertama satu kali kunjungan selama trimester I, sebelum minggu ke-14, yang
kedua satu kali kunjungan selama trimester II, diantara minggu ke-14 sampai
minggu ke-28, yang ketiga Dua kali kunjungan selama trimester III, antara
minggu ke-28 sampai dan setelah minggu
ke-36. (Rita Yulifah 2009 : 64).
Kelas Ibu Hamil ini didahului karena makin banyaknya angka
kematian Ibu Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada
saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama
dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya
dan bukan karena sebab-sebab lain, per100.000 kelahiran hidup.
Seluruh rangkaian hasil proses pelaksanaan Kegiatan Kelas
Ibu Hamil sebaiknya dibuatkan laporan. Pelaporan hasil pelaksana Kelas Ibu
Hamil dijadikan sebagai dokumen, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan
informasi dan pembelajaran pihak-pihak yang berkepentingan. Pelaporan disusun
pada setiap selesai melaksanakan Kelas Ibu Hamil. Isi laporan memuat tentang:
waktu pelaksanaan, jumlah peserta, proses pertemuan, masalah dan hasil capaian
pelaksanaan, hasil evaluasi.
Pelaporan dilakukan secara berkala dan berjenjang dari
bidan atau tenaga kesehatan pelaksana Kelas Ibu Hamil ke puskesmas-Dinas
Kesehatan Kabupaten-Dinas Kesehatan Propinsi-Departemen Kesehatan.
Pelaporan oleh bidan atau pelaksana pertemuan Kelas Ibu
Hamil dilakukan setiap selesai pertemuan atau setiap angkatan pelaksanaan Kelas
Ibu Hamil, kabupaten dan provinsi pelaporan disusun setiap 3 (tiga) bulan
sekali dan laporan tahunan.
Salah satu tool (alat) program kesehatan yang
diharapkan turut berperan dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat
kehamilan, persalinan dan nifas adalah buku Kesehatan Ibu dan Anak (buku KIA). Buku KIA adalah suatu
buku yang berisi catatan kesehatan Ibu dan Anak serta informasi cara menjaga
kesehatan dan mengatasi anak sakit. Namun tidak semua ibu mau/bisa membaca buku
KIA, Penyebabnya bermacam-macam, ada ibu yang tidak punya waktu untuk membaca
buku KIA, atau malas membaca buku KIA, sulit mengerti isi buku KIA, ada pula
ibu yang tidak dapat membaca. Oleh sebab itu ibu hamil perlu diajari tentang
isi buku KIA dan cara menggunakan buku KIA. Salah satu solusinya yaitu melalui
penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil untuk ibu hamil, sedangkan “Kelas Ibu Balita” untuk
ibu yang mempunyai anak Balita.
Dari studi pendahuluan yang dilakukan dengan menggunakan
kuesioner tertutup dengan responden 10 orang ibu hamil didesa Kedung Betik
Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang maka di peroleh data tingkat pengetahuan
Ibu Hamil Tentang Kelas Ibu hamil kurang dengan prosentase 50%. Peneliti
meneliti hanya sebatas tahu saja berdasarkan fenomena diatas maka peneliti
mengambil penelitian ini dan ingin meneliti lebih dalam lagi.
1.2
Rumusan Masalah
Bagaimana
Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang kelas ibu hamil didesa Kedung Betik kecamatan
Kesamben kabupaten Jombang?
1.3
Tujuan Penelitian
Mengetahui Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kelas Ibu Hamil didesa Kedung Betik kecamatan
Kesamben kabupaten Jombang.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Bagi
Peneliti
Di harapkan dapat menambah pemahaman wawasan penelitian
tentang kelas Ibu hamil.
1.4.2
Bagi
Institusi Pendidikan
Dapat digunakan
sebagai informasi dan masukan bagi pendidikan sebagai informasi penelitian
berikutnya, khususnya di mata kuliah ASKEB I.
1.4.3
Bagi
Lahan
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang
pentingnya Kelas Ibu Hamil di Desa Kedung Betik Kecamatan Kesamben Kabupaten
Jombang.
1.5
Sistematika Penulisan
Bab I :
Pendahuluan
Latar
Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Hipotesis
Penelitian, Sistematika Penulisan.
Bab II :
Tinjuan Pustaka
Konsep
Pengetahuan, Konsep Kelas Ibu Hamil.
Bab III :
Metode Penelitian
Menguraikan
tentang Desain Penelitian, Populasi, Sampel, Sampling, Kriteria Sampel,
Identifikasi Variable, Definisi Operasional,
Lokasi Dan Waktu Penelitian, Teknik Pengumpulan Data Dan Analisa Data,
Teknik, Pengolahan Data, Instrument, Etika Penelitian, Keterbatasan.
Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil
penelitian, Pembahasan mengenai KTI
Bab V : Penutup
Kesimpulan
dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Konsep Pengetahuan
2.1.1
Definisi Pengetahuan
Pengetahuan
merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra
manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang (overt behavior)
(Notoatmodjo S. 2007).
Pengetahuan
mempunyai dua pengertian, pertama adalah segala apa yang diketahui
(kepandaian), kedua adalah segala apa yang diketahui berkenaan dengan hal
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001).
Suatu perbuatan
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perbuatan yang
tidak didasari oleh pengetahuan, dan orang yang mengadopsi perbuatan dalam diri
seseorang tersebut akan terjadi proses sebagai berikut :
2.1.1.1 Kesadaran (Awareness)
Dimana orang
tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap obyek (stimulus) (Notoatmodjo, 2003 : 122).
2.1.1.2 Merasa tertarik (Interest)
Terhadap stimulus atau obyek tertentu. Disini sikap
subyek sudah mulai timbul (Notoatmodjo, 2003 : 122).
2.1.1.3 Menimbang-nimbang (evaluation)
Terhadap baik dan
tidaknya terhadap stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden
sudah tidak baik lagi (Notoatmodjo, 2003 : 123).
2.1.1.4 Trial
Dimana subyek mulai melakukan sesuatu sesuai
dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus (Notoatmodjo, 2003 : 123).
2.1.1.5 Adopsi (adoption)
Dimana subyek telah berprilaku baru sesuai
dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus (Notoatmodjo, 2003
: 123).
2.1.2
Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif
Pengetahuan yang mencakup dalam domain kognitif
mempunyai 6 tingkatan (Notoatmodjo, 2007 : 141).
2.1.2.1 Tahu (Know)
Diartikan sebagai
mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam
pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
tentang apa yang dipelajari antara lain, menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
2.1.2.2 Memahami (Comprehension)
Diartikan sebagai
suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan
dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham
terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan terhadap objek yang dipelajari.
2.1.2.3 Aplikasi (Aplication)
Diartikan sebagai
kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau
kondisi real (sebenarnya). Aplikasi ini dapat diartikan sebagai aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
2.1.2.4 Analisis (Analysis)
Adalah suatu
kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen,
tetapi didalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama
lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti
dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
2.1.2.5 Sintesis (Synthesis)
Menunjuk pada
suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan
untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
2.1.2.6 Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini
berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap
suatu materi atau objek. Penilaian–penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria
yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
Pengukuran
pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan
tentang isi materi yang ingin kita ketahui atau kita ukur dan dapat kita
sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.
(Notoatmodjo. 2007 : 142)
2.1.3
Cara Memperoleh Pengetahuan
Dari berbagai
macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan
sepanjang sejarah, cara memperoleh pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua,
yakni :
a. Cara tradisional atau non-ilmiah.
b. Cara modern atau cara ilmiah
(Notoatmodjo, 2005 : 10).
2.1.3.1 Cara Tradisional atau Non Ilmiah
Cara kuno atau
tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum
ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis.
Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi :
1. Cara Coba Salah (Trial And Error)
Cara yang
paling tradisional yang pernah digunakan oleh manusia dalam memperoleh
pengetahuan adalah melalui cara coba-coba atau dengan kata lain yang lebih
dikenal “trial and error”. Cara ini
telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya
peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi persoalan atau masalah,
upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba saja. Cara coba-coba ini
dilakukan dengan menggunakan kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba
kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba
kembali dengan kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut
dapat terpecahkan. Itulah sebabnya cara ini disebut metode trial (coba) and
error (gagal atau salah) atau metode coba-salah/coba-coba.
2. Cara Kekuasaan atau Otoritas (Authority)
Dalam
kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan
tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang
dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan
turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Kebiasaan seperti ini tidak
hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada
masyarakat modern. Kebiasaan-kebiasaan ini seolah-olah diterima dari sumbernya
sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa
pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang
pemerintahan dan sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh
berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah,
otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.
Para pemegang
otoritas, baik pemimpin pemerintah, tokoh agama, maupun ahli ilmu pengetahuan
pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama didalam penemuan ilmu
pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang lain menerima pendapat yang dikemukakan
oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau
membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini
disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa apa
yang dikemukakannya adalah sudah benar.
3. Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman
adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud
bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan
suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman
pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini
dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Apabila dengan cara
yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah yang dihadapi, maka
untuk memecahkan masalah lain yang sama, orang dapat pula menggunakan cara
tersebut. Tetapi bila ia gagal, ia tidak akan mengulangi cara itu dan
berusaha mencari yang lain sehingga,
dapat berhasil memecahkannya.
Namun perlu
diperhatikan disini bahwa tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun
seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar diperlukan berpikir kritis dan
logis.
4. Melalui Jalan Pikiran
Sejalan
dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut
berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam
memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran
pengetahuan menusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui deduksi
maupun induksi.
Induksi dan
deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung
melalui pernyataan-pernyataan yang dikemukakan, kemudian dicari hubungannya
sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu
melalui pernyataan-pernyataan khusus kepada yang umum dinamakan induksi.
Sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum
kepada yang khusus (Notoatmodjo, 2005 : 11-14).
2.1.3.2
Cara
Modern Dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru atau
modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan
ilmiah. Cara ini disebut ”metode penelitian ilmiah” atau lebih populer disebut
metodologi penelitian (Research
Metodologi). Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bracon
(1561-1626). Ia adalah seorang tokoh yang mengembangkan metode berpikir
induktif. Mula-mula ia mengadakan pengembangan langsung terhadap gejala-gejala
alam atau kemasyarakatan kemudian hasil pengamatannya tersebut dikumpulkan dan
diklasifikasikan, dan akhirnya diambil kesimpulan umum. Kemudian metode
berpikir induktif ini dilanjutkan oleh
Deobold Van Dallen. Ia mengatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan
dengan mengadakan observasi langsung, dan membuat pencatatan-pencatatan
terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya. Pencatatan ini
mencakup tiga hal pokok, yakni :
a. Segala sesuatu yang positif, yakni gejala
tertentu yang muncul pada saat dilakukan pengamatan
b. Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala
tertentu yang tidak muncul pada saat dilakukan pengamatan.
c. Gejala-gejala yang muncul serta
bervariasi, yaitu gejala-gejala yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu
Berdasarkan hasil
pencatatan-pencatatan ini kemudian ditetapkan ciri-ciri atau unsur-unsur yang
pasti ada pada sesuatu gejala. Selanjutnya hal tersebut dijadikan dasar
pengambilan kesimpulan atau generalisasi. Prinsip-prinsip umum yang
dikembangkan oleh Bacon ini kemudian dijadikan dasar untuk mengembangkan metode
penelitian yang lebih praktis. Selanjutnya diadakan penggabungan antara proses
berpikir induktif-deduktif-verivikatif seperti yang dilakukan oleh Newton dan
Galileo. Akhirnya lahir suatu cara melaku
kan penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan metode penelitian
ilmiah (Scientific Research Method).
(Notoatmodjo, 2005 : 18).
2.1.4
Skala Pengukuran
2.1.4.1 Nominal
Nominal adalah
data yang ditetapkan atas dasar proses penggolongan. Data tersebut hanya
mempunyai sifat membedakan. Angka-angka yang digunakan ini hanyalah sebagai
kategori dan tidak mempunyai makna dan tidak bisa dipergunakan untuk
penghitungan secara matematis dalam arti 1 lebih kecil dari pada 2. Misalnya,
skor yang dituliskan untuk mempermudah dalam menganalisis data pada variabel
pengelompokan sikap : sikap positif dan negatif (nominal dikhotom).
2.1.4.2 Ordinal
Menurut Rafi’i, 1993 ; Polio dan Hungler, 1993 ;
Burns dan Grove, 1991 ; Ndraha, 1985, data ordinal merupakan anggota himpunan
yang beranggotakan pangkat, jabatan, ranking atau order. Dalam pengukuran ini
peneliti tidak hanya mengkategorikan pada persamaan, tapi bisa menyatakan lebih
besar dari atau lebih kecil dari. Misalnya, dalam pengetahuan pasien tentang
diet pada kasus diabetes mellitus 0 = jelek; 1
= cukup; 2 = baik; 3 = sangat baik. Skor yang digunakan untuk
mempermudah dalam mengkategorikan jenjang atau peringkat dalam penelitian
biasanya dituliskan dalam prosentase. Misalnya, pengetahuan : baik = 76-100% ;
cukup = 56-75% ; dan kurang ≤ 56%.
2.1.4.3 Interval
Data yang
dihasilkan dari pengukuran yang bersifat kontinyu, dimana dalam pengukuran itu
diasumsikan terdapat pengukuran yang sama. Pada data interval dapat memberikan
nilai interval antara ukuran kelas. Dalam pengukuran ini tiap anggota dalam
kelas mempunyai persamaan nilai interval, demikian juga terkandung nilai lebih
besar atau lebih kecil dari. Misal, pengukuran suhu badan dapat membentuk
variabel interval jika tiga buah obyek A, B, dan C berturut-turut memberikan
variabel suhu dengan skala interval 36,1C˚-37C˚; 37,1C˚-38C˚ ; 38,1C˚-39C˚ dan
seterusnya.
2.1.4.4 Ratio
Skala ratio hampir
sama dengan skala interval. Yang membedakannya adalah bahwa skala pengukuran
ratio mempunyai nilai nol mutlak sedangkan interval tidak. Pada pengukuran ini
nilai nol mutlak digunakan dan menandakan adanya atau tidak adanya variabel
yang sedang diukur. Angka-angka ini dipergunakan untuk menyatakan jarak dari
asal murninya. Misal : berat badan, umur, kadar glukosa darah puasa, kadar
oksigen (Nursalam, 2003 : 123-124).
2.1.5
Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
2.1.5.1 Faktor Eksternal
1. Pendidikan
Pendidikan
adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik
individu, kelompok, ataupun masyarakat sehingga mereka melakukan apa-apa yang
diharapkan oleh pelaku pendidikan. Unsur-unsur pendidikan yakni :
a. Input adalah
1) Sasaran pendidikan (individu, kelompok,
masyarakat).
2) Pendidik (pelaku pendidikan).
b. Proses adalah upaya yang direncanakan
untuk mempengaruhi orang lain.
c. Output adalah melakukan apa yang
diharapkan atau prilaku.
(Notoatmodjo, 2003 : 16)
2. Kebudayaan
Kebudayaan
dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan
sikap kita.
3. Informasi
Informasi
adalah keseluruhan makna dapat diarahkan sebagai pemberitaan seseorang
(Syaifudin Azwar, 2008 :34).
2.1.5.2 Faktor Internal
1. Pengalaman
Pengalaman
adalah studi peristiwa yang pernah dialami seseorang. Middle Brook (1974) yang
dikutip Syaifudin Azwar MA, mengatakan bahwa tidak adanya suatu pengalaman sama
sekali dengan mengatakan suatu obyek psikologis cenderung akan bersikap negatif
terhadap obyek tersebut. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap akan lebih
mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang
melibatkan faktor emosional (Syaifudin Azwar, 2008 : 30).
2. Usia
Menurut
Huclock, 1998 yang dikutip Nursalam, 2001 semakin cukup umur tingkat kematangan
dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dengan logis dari segi
kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih dipercaya.
3. Minat
Minat
diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap
sesuatu.
(Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2001 : 744)
4. Jalan Pikiran
Sejalan
dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara pikir manusia ikut
berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh
pengetahuannya manusia telah menggunakan
jalan pikirannya.
(Notoatmodjo,
2005 : 14)
2.2 Kehamilan
2.2.1
Definisi kehamilan
Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin
didalam rahim seorang perempuan. Masa kehamilan didahului oleh terjadinya
pembuahan yaitu bertemunya sel sperma laki-laki dengn sel telur yang dihasilkan
oleh indung telur. Setelah pembuahan, terbentuk kehidupan baru berupa janin dan
tumbuh didalam rahim ibu yang merupakan tempat berlindung yang aman dan nyaman
bagi janin (Dep Kes, 2009:15).
Hamil adalah Keadaan uterus mengandung
embrio. (Sumarmo Markam 2008:92).
2.2.2
Konsep Ibu Hamil
Ibu Hamil adalah
wanita yang mengandung janin dalam rahim karena setelah dibuahi oleh
spermatozoa (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa 2001 : 385).
2.3 Konsep Kelas Ibu Hamil
2.3.1
Definisi Kelas Ibu Hamil
Kegiatan Kelas Ibu Hamil merupakan sarana
untuk belajar kelompok tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap
muka yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai
kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, melalui
praktik dengan menggunakan buku KIA (Kesehatan Ibu anak) ( Depkes, 2009 : vii).
2.3.2
Tujuan
Pegangan fasilitator Kelas Ibu Hamil ini
diharapkan dapt menjadi catatan alur pembelajaran bagi fasilitator dalam
melakukan fasilitasi standar Kelas Ibu
Hamil.
2.3.3
Sasaran
Bidan atau petugas kesehatan yang terkait
dengan kegiatan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam melakukan
fasilitasi Kelas Ibu Hamil yang sudah mendapatkan pelatihan.
2.3.4
Manfaat Kelas Ibu Hamil
1.
Supaya ibu mengerti tentang kelas ibu hamil
2.
Supaya ibu bisa mengaplikasikannya ke dalam
kehidupannya sehari-hari
3.
Menambah wawasan keluarga tentang kelas ibu hamil
2.3.5
Kelas Ibu Hamil di lakukan selama 3
pertemuan
2.3.5.1 Pertemuan kelas ibu hamil pertama
1.
Informasi kelas ibu hamil
2.
Perubahan tubuh selama kehamilan
3.
Perawatan kehamilan
Tujuan
1.
Memahami apa yang disebut kelas ibu hamil
2.
Memahami bahwa kehadiran tepat waktu dan
berpartisipasi aktif penting untuk keberhasilan kelas ibu hamil
3.
Memahami bahwa kelas ibu penting untuk meningkatkan
pengetahuan ibu tentang kehamilan, persalinan dan perawatan anak
4.
Memahami bagaimana terjadiya kehamilan
5.
Memahami adanya perubahan tubuh ibu selama kehamilan
6.
Memahami bagaimana mengatasi berbagai keluhan saat
hamil
7.
Memahami apa saja yang harus dilakukan oleh ibu
selama kehamilan
8.
Memahami pentingnya makanan sehat dan pencegahan
anemia saat kehamilan
9.
Memahami bahwa kesiapan psikologis diperlukan dalam
menghadapi kehamilan
10. Memahami
bagaimana hubungan suami istri semasa kehamilan
11. Mengetahui
obat-obatan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu semasa kehamilan
12. Mengetahui
tanda-tanda bahaya pada kehamilan
13. Memahami
perlunya perencanaan persalinan sejak awal agar dapat memperlancar proses
persalinan
Waktu : 75 menit
Buku Pegangan
1.
Pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil
2.
Buku KIA (disesuaikan dengan halaman Buku KIA di
daerah masing-masing)
3.
Lembar balik (disesuaikan dengan halaman Buku KIA di
daerah masing-masing)
Metode
1.
Curah pendapat
2.
Ceramah, tanya jawab, diskusi
3.
Penugasan
4.
Partisipastif dan praktek
Materi
1.
Penjelasan kelas ibu hamil
2.
Kehamilan
3.
Perubahan tubuh selama kehamilan
4.
Berbagai keluhan saat hamil dan cara mengatasinya
5.
Apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil
6.
Gizi dan pencegahan anemia
7.
Persiapan psikologis menghadapi kehamilan
8.
Hubungan suami istri selama kehamilan
9.
Obat-obatan yang boleh dikonsumsi oleh ibu hamil
10. Tanda bahaya
pada kehamilan
11. Perencanaan
persalinan
Alat Bantu
1.
Jika tersedia
2.
Food model, piramida makanan, stiker P4K dll
3.
Tikar/matras, Bantal
2.3.5.2 Pertemuan yang pertama
Langkah-langkah materi pertemuan kelas ibu
hamil pertama
1. Pertemuan kelas Ibu Hamil dapat dibuka
oleh pejabat yang berwenang setempat atau bidan yang bertindak sebagai
fasiliator.
2. Menginformasikan dan mendiskusikan
kesepakatan kelompok yang akan disetujui dan ditepati oleh semua peserta, misalnya
waktu mulai dan berakhirnya, tempat pelaksanaan kelas ibu hamil dll.
3. Perkenalan : fasilitator memperkenalkan
diri, sedangkan peserta memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, jumlah
anak, pengalaman pada kehamilan ini atau kehamilan sebelumnya dan harapan
setelah mengikuti kelas ibu hamil.
4. Menginformasikan bahwa peserta akan
mengikuti kelas ibu hamil ini minimal 3
kali pertemuan.
5. Materi yang diberikan meliputi perawatan
kehamilan, persiapan dan proses persalinan, gizi dan pencegahan anemia, cara
menyusui yang baik, imunisasi, Infeksi Menular Seksual, HIV dan AIDS, penyakit
malaria, Keluarga Berencana, senam hamil dll.
6. Menginformasikan dan mendiskusikan tujuan Buku
KIA
7. Membagikan lembar quisioner kepada peserta
untuk melakukan pre-test materi pertemuan pertama.
8. Menjelaskan cara pengisian dan berikan
bimbingan kepada peserta yang tidak dapat membaca dan menulis dengan cara
membacakan soal dan pilihan jawaban, serta mencatat jawaban yang di berikan
ibu.
9. Mengumpulkan hasil para-tes dan evaluasi
untuk mengetahui pengetahuan awal peserta kelas ibu hamil ini.
10. Setelah
pre-test, informasikan bahwa kita akan mulai mendiskusikan materi-materi
mengenai kehamilan, perubahan tubuh dan perawatan kehamilan.
11. Meminta pendapat peserta apa yang disebut
dengan kehamilan, bagaimana terjadinya dan apa yang disebut dengan tanda-tanda
kehamilan. Mendiskusikan bersama seluruh
peserta.
12. Menjelaskan bagaimana terjadinya kehamilan
dan tanda-tandanya sesuai dengan ulasan materi 1.1.
13. Meminta pendapat peserta perubahan tubuh
apa yang terjadi pada ibu hamil. Sesuaikan dengan pengalaman peserta saat hamil
ini atau pada kehamilan sebelumnya.
14. Mendiskusikan kemudian menjelaskan dengan
mengacu pada ulasan materi 1.2
15. Meminta pendapat peserta, apa saja yang
biasanya dilakukan oleh ibu saat hamil dan bagaimana cara mengatasinya.
Menyesuikan dengan apa yang ibu rasakan saat hamil ini atau kehamilan
sebelumnya. Mendiskusikan bersama peserta.
16. Menjelaskan sesuai yang keluhan yang
disebutkan oleh peserta dengan mengacu pada ulasan materi 1.3
17. Meminta peserta untuk membuka Buku KIA
halaman 2-3, dan meminta peserta membacakan: Apa saja yang perlu dilakukan oleh
ibu hamil?/ pelayanan kesehatan bagi ibu hamil.
18. Menjelaskan pada ulasan materi 1.4,
mengenai apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil.
19. Meminta pendapat peserta mengenai makanan
yang perlu untuk ibu hamil dan makanan apa yang tidak boleh dikonsumsi.
Mendiskusikan bersama paserta.
20. Menjelaskan dengan mengacu pada ulasan
materi 1.5, mengenai makanan bagi ibu hamil.
21. Meminta pendapat peserta tentang
kurangdarh/anemia, dampak dan bagaimana cara mencegahnya. Mendiskusiskan bersama paserta.
22. Menjelaskan dengan mengacu pada ulasan
materi 1.5 mengenai anemia.
23. Meminta peserta untuk membuka buku KIA
halaman 4, dan meminta peserta membacakan: bagaimana makan yang baik selama
kehamilan./Menganjurkan makan buat ibu.
24. Menanyakan bagaimana kesiapan ibu dalam
menghadapi kehamilan ini secara psikolog. Mendiskusiskan bersama paserta.
25. Menjelaskan mengenai kesiapan psikologis
menghadapi kehamilan sesuai dengan ulasan materi 2.1
26. Meminta pendapat peserta mengenai
pengalaman mereka tentang hubungan suami isteri selama kehamilan.
Mendiskusiskan bersama paserta.
27. Menjelaskan mengenai hubungan suami isteri
selama kehamilan sesuai dengan ulasan materi 2.2.
28. Meminta pendapat peserta dan mendiskusikan
pengalaman mereka mengenai obat-obatan yang diminum jika mengalami keluhan/
menderita sakit saat hamil.
29. Menjelaskan obat-obatan yang boleh dan
tidak boleh dikonsumsi saat kehamilan
sesuai dengan ulasan materi 2.3.
30. Meminta peserta untuk membuka buku KIA
halaman 3-4, dan meminta peserta membacakan: bagaimana menjaga kesehatan ibu
hamil./Perawatan sehari- hari.
31. Meminta pendapat peserta dan mendiskusikan
dengan peserta keadaan apa saja yang merupakan tanda-tanda adanya bahaya pada
kehamilan.
32. Menjelaskan apa saja yang merupakan
tanda-tanda adanya bahaya semasa
kehamilan sesuai dengan ulasan materi 2.4
33. Meminta peserta untuk membuka buku KIA
halaman 5-6, dan meminta peserta salah satu membacakan: Apa saja tanda–tanda
bahaya pada ibu hamil?
34. Meminta pendapat peserta persiapan apa
saja yag telah dilakukan bersama suami/keluarga dalam menghadapi persalinan
ini? Mendiskusikan bagaimana dengan pengalaman pada kehamilan sebelumnya.
35. Menjelaskan perlunya perencanaan dalam
persiapan untuk menghadapi persalinan sesuai dengan ulasan materi 2.5.
36. Meminta peserta untuk membuka buku KIA
halaman 6-7, dan meminta peserta salah satu membacakan: Apa saja persiapan
keluarga menghadapi persalinan?
37. Mengakhiri pertemuan dengan pasca test
kemudian dievaluasi sehingga dapat diketahui apa saja materi yang disampaikan
sudah di pahami oleh peserta.
38. Memperagakan senam hamil I. Dengan
menggunakan (Lembar Balik).
Ulasan Materi Pertemuan Kelas Ibu Hamil I
1. Perubahan Tubuh Selama Kehamilan
Apakah kehamilan itu?
Kehamilan
adalah masa dimana terdapat janin di dalam rahim seorang perempuan. Masa
kehamilan didahului oleh terjadinya pembuahan yaitu bertemunya sel sperma
laki-laki dengan sel telur yang dihasilkan oleh indung telur. Setelah
pembuahan, terbentuk kehidupan baru berupa janin dan tumbuh di dalam rahim ibu
yang merupakan temapt berlindung yang aman dan nyaman bagi janin.
Kehamilan
tidak hanya ditandai oleh terlambatnya haid, muntah pada pagi hari atau semakin
membesarnya perut ibu. Berbagai perubahan tubuh ibu dapat terjadi selama
kehamilan.
Perubahan tubuh ibu selama
kehamilan
Pada masa
kehamilan terjadi perubahan pada tubuh ibu yang erat kaitannya dengan
keluhan-keluhan selama kehamilan :
a. Perubahan pada payudara : payudara dan
puting jadi lebih lembut sekitar tiga minggu setelah pembuahan terjadi (ketika
haid terlambat sekitar seminggu). Kadang-kadang payudara terasa membengkak,
mirip yang ibu rasakan menjelang haid. Membesarnya payudara ini karena
kelenjar-kelenjar air susu membesar dan menyimpan lemak sebagai persiapan menyusui.
Puting payudara dan daerah sekitarnya berwarna lebih gelap.
b. Peningkatan berat badan : pada akhir
trimester pertama, ibu akan kesulitan untuk memasang kancing rok atau celana
panjang. Hal itu bukan berarti adanya peningkatan berat badan yang banyak, tapi
karena rahim berkembang dan memerlukan ruang dan ini semua karena pengaruh dari
hormon estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim dan hormon progesteron yang
menyebabkan tubuh akan menahan air.
c. Kram perut : sering terjadi pada awal
kehamilan, serta akan terus berlangsung sampai rahim terletak di bagian tengah
dan disangga dengan baik oleh tulang punggung (pada triwulan ke-dua). Kontraksi
rahim sering terjadi secara teratur, seiring dengan meningkatnya olahraga yang
ibu lakukan selama hamil, saat berhubungan intim, atau karena perubahan posisi
dari tidur ke berdiri.
d. Sering buang air kecil : begitu haid
terlambat 1-2 minggu, biasanya ada dorongan untuk buang air kecil. Hal ini
terjadi karena meningkatnya peredaran darah ketika hamil dan tekanan pada
kandung kemih akibat membesarnya rahim. Biarpun sering buang air kecil, ibu
harus tetap banyak minum agar tidak mengalami kekurangan cairan tubuh. Sering
buang air kecil juga dirasakan saat kehamilan sudah mencapai umur 9 bulan, saat
kepala bayi sudah masuk ke rongga panggul dan menekan kandung kemih.
e. Sembelit (susah buang air besar) : selama
kehamilan usus lebih rileks bekerja, sehingga dorongan untuk mengeluarkan sisa
kotoran pun agak terhambat.
f. “Ngidam” : sejak awal kehamilan, dorongan
untuk ngemil atau makan makanan tertentu (ngidam) sering muncul pada ibu hamil.
Keinginan untuk ngemil mungkin saja muncul karena kebutuhan tubuh untuk makan
sedikit demi sedikit namun sering.
g. Mual dan muntah : keadaan ini lebih sering
terjadi di pagi hari walaupun keadaan yang dirasakan oleh sekitar 50% ibu hamil
ini, dapat muncul kapan saja. Dapat terpicu hanya karena mencium bau makanan
atau parfum tertentu (yang pada kondisi normal tidak membuat mual). Hal ini
terjadi karena perubahan dalam tubuh. Biasanya, hanya berlangsung selama 3
bulan pertama kehamilan, dan berhenti begitu masuk bulan ke-4.
Keluhan umum saat hamil dan
cara mengatasinya (keputihan, nyeri pinggang, kram kaki, wasir dll)
a. Keputihan : selama kehamilan keputihan
akan bertambah dan tidak berwarna. Jika tidak ada rasa gatal dan tidak tercium
bau yang kurang sedap maka ibu tidak perlu cemas. Jagalah kebersihan alat
kelamin dan gunakan selalu celana dalam yang bersih dan kering. Jika keputihan
berbau dan terasa gatal segera meminta pertolongan kepada petugas kesehatan.
b. Nyeri pinggang : kehamilan juga
mempengaruhi keseimbangan tubuh karena cenderung untuk berat di bagian depan.
Untuk menyeimbangankan berat tubuh maka ibu akan berusaha untuk berdiri dengan
tubuh condong ke belakang. Oleh karena itu ibu akan merasakan nyeri di bagian
pinggang. Cara mengatasinya dengan :
1) Berolahraga : senam hamil atau berjalan
kaki sekitar 1 jam sehari
2) Ketika berdiri, usahakan tubuh dalam
posisi normal, yaitu tegak lurus dengan bahu ditarik ke belakang.
3) Walaupun ingin tidur, sebaiknya berbaring
miring ke kiri.
Posisi seperti ini
memungkinkan aliran darah dan makanan ke arah plasenta berjalan normal. Akan
lebih baik lagi bila ibu meletakkan bantal di antara kedua lutut.
4) Jagalah sikap tubuh saat duduk dengan
punggung selalu lurus dan tidak dibungkukkan
5) Hindari duduk terlalu lama, karena
punggung akan merasa lelah. Atasi dengan cara meletakkan kepala di atas meja
selama beberapa waktu. Lalu, cobalah untuk merenggangkan bagian belakang leher.
6) Ganjal belakang punggung dengan bantal
yang empuk. Dengan begitu, tulang belakang selalu tersangga dengan baik.
7) Jangan berdiri terus-menerus untuk waktu
yang lama.
8) Pada saat mengambil sesuatu di lantai
usahakan untuk berjongkok secara perlahan dengan punggung dalam keadaan lurus
kemudian baru mengambil barang tersebut dan setelah itu berdiri perlahan-lahan.
c. Kram kaki
Kram kaki
banyak dikeluhkan ibu hamil, terutama pada triwulan kedua. Bentuk gangguan
berupa kejang pada otot betis atau otot telapak kaki. Kram kaki cenderung
menyerang pada malam hari selama 1-2 menit. Walau singkat, tapi dapat
mengganggu tidur, karena rasa sakit yang menekan betis atau telapak kaki.
Hingga kini, penyebab kram belum diketahui pasti. Diduga adanya
ketidakseimbangan mineral di dalam tubuh ibu yang memicu gangguan pada sistem
persarafan otot-otot tubuh. Penyebab lainnya adalah, kelelahan yang
berkepanjangan, serta tekanan rahim pada beberapa titik persarafan yang
berhubungan dengan saraf-saraf kaki.
Cara mengatasi kram kaki :
1) Meningkatkan konsumsi makanan yang tinggi
kandungan kalsium dan magnesium, seperti, aneka sayuran berdaun serta susu dan
produk olahannya. Kalau ini sulit dipenuhi, ibu dapat berkonsultasi pada
bidan/dokter mengenai makanan tinggi kalsium yang mudah diperoleh di daerahnya.
2) Senam hamil secara teratur. Senam hamil dapat
memperlancar aliran darah dalam tubuh.
3) Jika kram menyerang pada malam hari,
bangkitlah dari tempat tidur. Lalu, berdiri selama beberapa saat. Tetap lakukan
meski kaki terasa sakit.
4) Dapat juga dilakukan pijatan. Luruskan
kaki. Minta bantuan suami untuk menarik telapak kaki kearah tubuh dengan
sebelah tangan, sementara tangan satunya menekan lutut ke bawah. Tahan selama
beberapa detik sampai kramnya hilang.
d. Pembengkakan di kaki
Pembengkakan
yakni penimbunan cairan akibat kadar garam yang terlalu tinggi dalam tubuh.
Garam memang bersifat menahan air. Biasanya, pembengkakan muncul di triwulan
ketiga kehamilan.
Sebenarnya,
pembengkakan dapat terjadi di seluruh tubuh. Tapi, bagian tubuh yang sering
jadi “sasaran” berkumpulnya cairan adalah tangan dan kaki. Itu semua karena
sifat air yang selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah. Pembengkakan dapat
merupakan gejala keracunan kehamilan (preeklapmsia) dengan timbulnya tekanan
darah tinggi, air kemih mengandung protein dan nyeri kepala yang hebat. Jika
timbul gejala-gejala tesebut dianjurkan agar segera memeriksakan diri ke
bidan/dokter/tenaga kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Preeklampsia yang tidak segera ditangani dapat berkembang menjadi eklampsia,
yang sangat fatal bagi ibu dan janin.
Mengatasi pembengkakan di kaki
1) Mengurangi makanan yang banyak mengandung
garam, misalnya telur asin, ikan asin dll
2) Setelah bangun pagi, angkat kaki selama
beberapa saat. Dapat juga ibu mengganjal kaki dengan bantal agar aliran darah
tidak sempat berkumpul di pergelangan dan telapak kaki.
3) Sering-seringlah mengangkat kaki, agar
cairan di kaki mengalir ke bagian atas tubuh.
4) Bagi ibu yang bekerja di kantor dan banyak
duduk, jaga agar posisi kaki lebih tinggi. Gunakan bangku kecil atau tumpukan
buku sebagai penopang kaki.
5) Naikkan kaki di atas bangku kecil atau
sofa selama duduk. Lakukan sesering mungkin untuk memperkecil kemungkinan
terjadinya sumbatan pada aliran darah di kaki. Kalau aliran darah pada kedua
kaki lancar-lancar saja, berbagai keluhan akan langsung hilang.
6) Jangan menyilangkan kaki ketika duduk
tegak, sebab akan menghambat aliran darah di kaki.
7) Jika upaya-upaya yang dilakukan diatas
tidak berhasil maka segera periksakan diri ibu ke bidan/dokter/tenaga kesehatan
untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan.
e. Wasir alias ambeien : adalah pembengkakan
dan peradangan yang terjadi pada pembuluh darah balik (vena) di daerah sekitar
tubuh. Hal ini terjadi karena adanya sembelit sehingga terpaksa mengejan setiap
kali buang air besar. Padahal, peregangan ketika mengejan inilah ketika
kadang-kadang menyebabkan pecahnya pembuluh-pembuluh darah di sekitar dubur,
lalu terjadi perdarahan. Wasir dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain
:
1) Perubahan hormon dalam tubuh. Hormon
progesteron yang meningkat selama kehamilan antara lain bertugas memperkuat
janin di dalam rahim. Pada saat yang bersamaan, hormon tersebut juga menghambat
gerak otot pencernaan. Padahal, gerak usus diperlukan agar perjalanan makanan
dari saluran pencernaan hingga saluran pembuangan berjalan lancar.
2) Ukuran janin yang kian besar. Akibatnya,
seringkali janin mendesak sejumlah pembuluh darah di sekitar perut dan panggul.
Darah yang meningkat, baik volume maupun alirannya jadi terhambat.
3) Sembelit
4) Gerakan fisik yang terbatas selama hamil.
Ini juga salah satu penyebab kerja usus jadi “malas”.
Cara mengatasi wasir
1) Perbanyak konsumsi makanan berserat,
seperti buah-buahan dan sayuran
2) Minumlah cairan yang cukup banyak. Paling
tidak 2 liter dalam sehari
3) Biasakan buang air besar secara rutin pada
waktu-waktu tertentu, seperti di pagi hari. Sebelum buang air besar, upayakan
untuk minum air hangat.
4) Lakukan olahraga ringan, seperti jalan
kaki. Gerakan ini diharapkan dapa membantu otot-otot di saluran pencernaan
untuk bergerak mendorong sisa makanan ke saluran pembuangan.
5) Hindari mengejan ketika buang air besar.
Pada saat buang air besar, ibu dapat
melakukan latihan pernafasan seperti pada saat persalinan hingga dapat
mencegah terjadinya wasir
|
Apa saja yang perlu dilakukan
ibu hamil? / pelayanan kesehatan bagi ibu hamil (buku KIA halaman 2-3)
a. Periksa kehamilan secepatnya dan sesering
mungkin sesuai anjuran petugas. Agar ibu, suami dan keluarga dapat mengetahui
secepatnya jika ada masalah yang timbul pada kehamilan.
b. Timbang berat badan setiap kali periksa
hamil. Berat badan bertambah sesuai dengan pertumbuhan bayi dalam kandungan.
c. Minum 1 tablet tambah darah setiap hari
sesudah makan.
Ibu hamil mendapat TTC minimal
90 tablet selama masa kehamilan. Tablet tambah darah mencagah ibu kurang darah.
Minum tablet tambah darah tidak membahayakan bayi.
d. Minta imunisasi tetanus toksoid kepada
petugas kesehatan. Imunisasi tetanus untuk mencegah penyakit tetanus pada bayi
baru lahir.
e. Minta nasehat kepada petugas kesehatan
tentang makanan bergizi selama hamil. Makanan makanan bergizi yang cukup
membuat ibu dan bayi sehat.
f. Sering mengajak bicara bayi sambil
mengelus-elus perut setelah kandungan berumur 4 bulan.
Periksa di bidan atau dokter jika sakit
batuk lama (TBC), demam menggigil seperti malaria, lemas, berdebar-debar,
gatal-gatal pada kemaluan atau keluar keputihan dan berbau.
|
Pengaturan gizi termasuk pemberian tablet
tambah darah untuk penanggulangan anemia
Jenis makanan
yang perlu dikonsumsi oleh ibu hamil tentunya makanan yang dapat memenuhi
kebutuhan zat gizi sesuai dengan ketentuan gizi seimbang, sedangkan makanan
yang tidak dianjurkan dikonsumsi selama hamil antara lain adalah minuman yang
beralkohol, minuman yang mengandung zat kafein misalnya kopi, makanan yang
mengandung zat tambahan seperti pengawet, makanan yang tercemar (pestisida,
logam berat).
Ada 3 manfaat makanan yang
dimakan oleh ibu hamil yaitu :
1. Untuk kebutuhan gizi tubuh ibu sendiri
agar tidak terjadi Kurang Energi Kronis (KEK).
2. Agar terjadi pertumbuhan dan perkembangan
janin
3. Untuk mempersiapkan pembentukan ari susu
ibu
Dalam logo gizi seimbang,
bahan makanan dikelompokkan berdasarkan fungsi utama zat gizi yang dikenal
dengan “Tri guna makanan” :
1. Sumber zat tenaga, yaitu : padi-padian dan
umbi-umbian serta tepung-tepungan.
2. Sumber zat pengatur, yaitu : sayuran dan
buah-buahan.
3. Sumber zat pembangun, yaitu ;
kacang-kacangan, makanan hewani dan hasil olahan.
ANEMIA
Lebih dari
60% ibu hamil di ASI ternyata mengalami anemia. Anamia adalah kondisi dimana
kadar hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah sangat kurang. Normalnya, kadar
hemoglobin dalam darah seseorang sekitar 12 g/100 ml. Bila kadar hemoglobin
dalam darah berkisar 9-11 g/100 ml, penderita digolongkan anemia ringan.
Sedangkan bila kadar hemoglobin 6-8 g/100 ml, berarti menderita anemia sedang.
Penderita dimasukkan ke dalam kelompok anemia berat bila kadar hemoglobin
kurang dari 6 g/100ml.
Anemia
disebabkan oleh kekurangan zat besi yang disebut anemia defisiensi besi. Selain
itu dapat juga karena kekurangan asam folat dan vitamin B12 (anemia
megaloblastik). Anemia dapat juga terjadi karena akibat sumsum tulang belakang
yang kurang mampu membuat sel-sel darah baru (anemia hipoplastik), dan akiabt
penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya (anemia
hemolitik). Dalam kehamilan, yang paling sering dijumpai adalah anemia
kekurangan zat besi.
Mengapa ibu hamil mudah mengalami anemia?
Saat hamil,
volume darah daam tubuh meningkat sekitar 50%. Ini karena tubuh memerlukan
tambahan darah untuk mensuplai oksigen dan makanan bagi pertumbuhan janin.
Meningkatnya volume darah berarti meningkat pula jumlah zat besi yang
dibutuhkan untuk memproduksi sel-sel darah merah. Selama hamil, dibutuhkan zat
besi sebanyak 800 mg, dimana 500 mg digunakan untuk pertambahan sel darah merah
ibu sedang 300 mg untuk janin dan plasenta.
Apa akibat anemia bagi ibu
hamil?
Kemungkinan
besar ia akan banyak gangguan, misalnya mudah pingsan, mudah mengalami
keguguran, atau proses melahirkan yang berlangsung lama akibat kontraksi yang
tidak bagus.
Bagaimana pula akibat
anemia bagi janin?
Kondisi
anamia ibu hamil yang tidak segera diatasi dapat menyebabkan pertumbuhan janin
terhambat, lahir prematur, lahir dengan cadangan zat besi yang kurang, atau
lahir dengan cacat bawaan.
Bagaimana ciri penderita
anemia?
Kalau
kekurangan kadar hemoglobin hanya sedikit, penderita tidak menampakkan gejala.
Tetapi bila kekurangannya cukup banyak, secara fisik penderita akan terlihat
pucat terutama pada selaput lendir kelopak mata, bibir juga kuku. Selain itu,
tubuh terasa lesu, lemah, mudah lelah, sering menderita pusing disertai
pandangan berkunang-kunang terutama ketika bangkit dari posisi duduk atau
membungkuk. Konsentrasi pun jadi menurun.
Apa yang dapat dilakukan
untuk mengatasi anemia?
Sejak sebelum
hamil hingga selama kehamilan, dianjurkan memperbanyak konsumsi makanan yang
kaya akan zat besi, asam folat juga vitamin B, seperti hati, daging, kuning
telur, ikan teri, susu dan kacang-kacangan seperti tempe dan susu kedelai,
serta sayuran berwarna hijau tua seperti bayam, dan daun katuk.
Selain itu,
konsumsi juga jenis makanan yang mempermudah penyerapan zat besi, misalnya
makanan yang mengandung vitamin C tinggi. Yang perlu dihindari adalah
makanan/minuman yang dapat menghambat penyerapan zat besi, misalnya kopi serta
teh.
Bagaimana makan yang baik
selama kehamilan (Buku KIA halaman 4)
a. Makan makanan dengan pola gizi seimbang
sesuai dengan anjuran petugas kesehatan.
b. Untuk menambahkan tenaga, makan makanan
selingan, pagi dan sore hari seperti kolak, bubur kacang hijau, kue-kue dan
lain-lain.
c. Tak ada pantangan makanan bagi ibu
selama hamil, kecuali atas indikasi medis.
|
2. Perawatan kehamilan
Kesiapan psikologis menghadapi kehamilan
Kesiapan
psikologis adalah saat dimana seorang perempuan dan pasangannya merasa telah
siap menjadi orang tua termasuk mengasuh dan mendidik anaknya. Menurut
penelitian, ibu-ibu yang mengalami problem emosional selama hamil, misalnya
depresi, mempengaruhi proses perkembangan otak janin dan membawa dampak pada
emosi serta perilaku anak setelah lahir. Kesiapan dan kesehatan psikologis amat
penting bagi masing-masing pihak, baik isteri maupun suami. Tentu saja, tidak
hanya istri yang perlu kestabilan dan kematangan emosi. Suami pun harus
memilikinya. Hal ini perlu dimiliki karena suami dan istri memiliki tanggung
jawab yang berat untuk dapat menjalani perannya sebagai orang tua.
Dukungan dan
peran serta suami dalam masa kehamilan terbukti meningkatkan kesiapan ibu hamil
dalam menghadapi proses persalinan, bahkan juga memicu produksi ASI.
Keterlibatan suami sejak awal masa kehamilan, sudah pasti akan mempermudah dan
meringankan ibu dalam menjalani dan mengatasi berbagai perubahan yang terjadi
pada tubuhnya akibat hadirnya janin di dalam perutnya.
Hubungan suami istri / senggama selama
hamil
Kehamilan
bukan penghalang aktivitas seksual. Senggama boleh dilakukan selama kehamilan
dalam keadaan sehat. Konon, wanita hamil lebih mudah mencapai orgasme ganda.
Hal ini terjadi karena berbagai hormon wanita dan hormon kehamilan mengalami
peningkatan. Ini menyebabkan perubahan pada sejumlah organ tubuh antara lain,
payudara dan organ reproduksi, termasuk vagina sehingga menjadi lebih sensitif
dan responsif.
Libido
(hasrat seksual) dan keinginan untuk menikmati hubungan intim selama masa
kehamilan sangat bervariasi. Umumnya, dorongan seksual agak menurun ditriwulan
pertama. Maklumlah perubahan hormon yang menimbulkan mual-mual membuat ibu
enggan berhubungan intim. Tapi memasuki triwulan kedua, dorongan seksual wanita
hamil akan kembali meningkat, sejalan dengan hilangnya keluhan mual. Libido ini
turun kembali di triwulan ke-3 akibat ukuran dan berat janin yang semakin
meningkat.
Tidak ada
batasan waktu kapan saat tepat untuk bersenggama selama hamil. Asalkan
kehamilan dinyatakan tidak memiliki risiko apapun, lakukanlah senggama kapan
pun menginginkannya, bahkan sampai menjelang persalinan. Dengan tetap menikmati
aktivitas yang satu ini bersama suami, ibu dapat saling berbagi rasa takut
maupun kekhawatiran, serta stres yang mungkin muncul selama masa kehamilan.
Jika
kehamilan berisiko, misalnya letak plasenta tidak ada pada posisi yang
seharusnya (plasenta previa), lebih baik berkonsultasi dulu dengan dokter.
Begitu juga apabila ibu mengalami perdarahan ringan, seperti keluarnya
flek-flek pada kehamilan triwulan pertama, tunda dulu keinginan untuk melakukan
hubungan intim.
Hubungan
seksual selama hamil juga bermanfaat sebagai persiapan bagi otot-otot panggul
untuk menghadapi proses persalinan kelak.
Setelah
melahirkan sebaiknya senggama dilakukan setelah masa nifas (40 hari).
a. Boleh melakukan hubungan suami istri
(Buku KIA halaman 4) tanyakan pada bidan atau dokter tentang hubungan suami
istri yang aman selama hamil.
b. Hubungan suami istri bisa menyebabkan
kelahiran muda (prematur) apabila tidak hati-hati, karena sperma mengandung
prostaglandin
c. Pentingnya menjaga kebersihan sebelum
dan sesudah melakukan hubungan suami istri untuk mencegah terjadinya infeksi
yang dapat berakibat terjadinya kelahiran prematur
|
Obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi
oleh ibu hamil
Selama
kehamilan, apa yang dikonsumsi oleh ibu akan dikonsumsi pula oleh janin,
sehingga jika salah minum obat, akan mengganggu proses tumbuh kembang janin di
dalam rahim ibu. Sebelum hamil delapan minggu, ada baiknya ibu tidak minum obat
apapun. Kalaupun terpaksa minum obat, perlu ekstra hati-hati. Berikut beberapa
hal yang wajib dilakukan sebelum menelan suatu obat;
a. Biasakan untuk selalu memberitahu petugas
kesehatan bahwa ibu sedang hamil
b. Jangan segan-segan bertanya apakah obat
yang diberikan benar-benar aman bagi ibu hamil atau tidak.
c. Kalaupun mengkonsumsi obat bebas, seperti
obat flu atau batuk, tanyakan dosis aman untuk ibu hamil.
d. Bila terpaksa mengkonsumsi obat untuk
penyakit ibu, tanyakan efek samping obat tersebut terhadap janin.
e. Berkonsultasilah lebih dulu dengan dokter
sebelum mengkonsumsi obat-obatan tradisional.
Obat yang
relatif aman, meski dianggap cukup aman, sebaiknya obat-obatan ini dikonsumsi
setelah usia kehamilan lewat dari sepuluh minggu. Sekalipun obat-obatan di
bawah ini dinyatakan tidak berbahaya bagi tumbuh kembang janin, tidak ada
salahnya ibu melakukan konsultasi pada dokter terlebih dahulu.
a. Obat penghilang gejala flu dan obat batuk
b. Antihistamin/obat alergi
c. Dekongestan/obat pilek
d. Kombinasi antihistamin dan dekongestan
e. Obat penghilang gejala batuk
f. Obat untuk mengatasi sembelit
g. Obat penghilang sakit kepala ringan
h. Obat penghilang rasa pegal-pegal pada
tubuh
i.
Obat
nyeri ulu hati/maag
Ada juga
sederet jenis obat yang tergolong berbahaya untuk dikonsumsi ibu hamil. Sebab,
kandungan senyawa di dalamnya dapat mempengaruhi proses tumbuh-kembang janin
yang sedang berlangsung. Inilah jenis obat dan juga terapi yang sebaiknya
dihindari.
a. Ibuprofen – obat penghilang rasa nyeri
b. Lithium – obat untuk gangguan jiwa
c. Carbimazole – obat untuk gangguan kelenjar
tiroid
d. Thyroxine – obat untuk gangguan kelenjar
tiroid
e. Warfarin dan jenis obat pembeku darah
lainnya
f. Vaksin untuk cacar, campak Jerman
(Rubela), dan sakit kuning
g. Phenytoin – obat epilepsi
h. Tetrasiklin – antibiotika
i.
Chloroquin
– obat anti malaria
j.
Obat
antikanker
k. Radiasi sinar-X
l.
Beberapa
jenis antibiotika tertentu (konsultasikan dengan dokter)
m. Obat kulit yang mengandung vitamin A
a. Jangan merokok, memakai narkoba, minum
jamu atau minum minuman keras.
b. Minum obat sesuai petunjuk dokter/bidan
c. Hindari asap rokok
d. Merokok, minuman keras, narkoba, jamu
dan obat-obatan bisa mengganggu pertumbuhan bayi di dalam kandungan
e. Buku KIA hal 4
|
Tanda-tanda bahaya kehamilan (buku KIA
halaman 5)
Sebagian
besar kematian ibu terjadi selama masa kehamilan. Oleh karena itu sangatlah
penting untuk membimbing para ibu dan keluarganya untuk mengenali tanda-tanda
bahaya yang menandakan bahwa ia perlu segera mencari bantuan medis.
Tanda-tandanya antara lain :
a. Perdarahan : perdarahan lewat jalan lahir
yang jika terjadi pada kehamilan muda dapat menyebabkan keguguran, sedangkan
jika terjadi pada kehamilan tua dapat membahayakan keselamatan ibu dan janin
dalam kandungan.
b. Bengkak di kaki, tangan dan wajah, yang
disertai sakit kepala hebat. Dapat disertai dengan kejang-kejang. Ini merupakan
tanda dan gejala keracunan kehamilan (pre-eklampsia), dapat membahayakan ibu
dan janin yang dikandungnya. Tunjukkan caranya untuk mengetahui adanya bengkak
pada kaki.
c. Demam tinggi, biasanya akibat adanya
infeksi bakteri atau malaria. Demam dapat membahayakan jiwa ibu, terjadi
keguguran atau bayi terlahir kurang bulan.
d. Keluar air ketuban sebelum waktunya :
merupakan tanda adanya gangguan pada kehamilan dan dapat membahayakan janin
dalam kandungan. Hal ini ditandai dengan keluarnya cairan lewat kemaluan
seperti air kemih namun tidak terasa ingin berkemih.
e. Gerakan bayi berkurang atau tidak bergerak
sama sekali. Hal ini merupakan tanda bahaya pada janin. Gerakan janin
diharapkan 10 kali dalam 12 jam saat ibu terjaga.
f. Ibu muntah terus dan tidak mau makan.
Keadaan ini akan membahayakan kesehatan ibu.
g. Terjadi trauma atau cedera pada perut yang
dapat terjadi karena terjatuh, kecelakaan lalu lintas, dll
Suami atau keluarga harus segera membawa ibu hamil ke bidan/dokter jika
ada salah satu tanda bahaya di atas. Suami/Keluarga mendampingi ibu hamil.
|
Program perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi (P4K) dengan stiker.
Persiapan menghadapi
persalinan
Ibu beserta
suami dan anggota keluarga yang lain harus sudah merencanakan persalinan yang
aman oleh tenaga kesehatan : menentukan tempat untuk bersalin/melahirkan,
menentukan penolong persalinan; menginformasikan riwayat kehamilan, tanda-tanda
ibu hamil yang akan bersalin atau melahirkan; dan suami dapat mendampingi
selama proses persalinan berlangsung dan mendukung upaya rujukan bila
diperlukan.
Program perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi (P4K) dengan stiker:
1. Tanggal taksiran persalinan
Ibu dan suami menanyakan ke bidan/dokter kapan perkiraan tanggal
persalnan.
2. Tempat dan penolong persalinan
Sejak awal, ibu hamil dan suami menentukan persalinan ini ditolong bidan
atau dokter
(Rencanakan bersalin di Polindes, Puskesmas, Rumah bersalin, Rumah sakit,
Rumah bidan atau dirumah).
3. Tabulin (biaya persalinan)
Suami / keluarga perlu menabung untuk biaya persalinan.
4. Transportasi
Suami dan masyarakat menyiapkan kendaraan jiwa sewaktu-waktu ibu dan bayi
perlu segera dirujuk ke rumah sakit.
5. Calon donor darah
Siapkan calon donor darah jika sewaktu-waktu diperlukan ibu.
6. Menyiapkan kebutuhan persalinan
Buku KIA halaman 6-7.
|
Keluarga juga
harus dapat menghindari keterlambatan dalam mencari pertolongan medis.
Suami/keluarga harus dapat menghindari 3T (terlambat) yaitu, terlambat
mengambil keputusan, terlambat ke tempat pelayanan dan terlambat memperoleh
pertolongan medis sehingga suami/keluarga hendaknya waspada dan bertindak atau
mengantisipasi jika melihat tanda bahaya kehamilan. Suami/keluarga hendaknya
merencanakan sistem angkutan (ambulans desa) dan menyiapkan pendonor darah
potensial jika diperlukan serta mendampingi ibu pada saat selesai persalinan.
Jika terpaksa bersalin
dirumah, suami atau anggota keluarga segera menyiapkan (Buku KIA hal 7).
a. Ruangan yang terang, tempat tidur dengan
alas kain yang bersih
b. Air bersih dan sabun untuk cuci tangan
c. Kain, handuk dan pakaian bayi yang bersih
dan kering
d. Kain dan pakaian ganti yang bersih dan
kering bagi ibu setelah melahirkan.
(Depkes RI, 2009 : 15).
2.3.5.3 Pertemuan Kelas Ibu Hamil Yang Ke Dua
1.
Persalinan
2.
Perawatan nifas
Tujuan
1. Mengetahui apa saja tanda-tanda bahwa
pesalinan telah dimulai.
2. Mengetahui apa yang di sebut dengan tanda-tanda bahaya pada
persalinan.
3. Memahami poses persalinan yang dapat
dialami oleh ibu dan mengapa proses persalinan tersebut dipilih.
4. Memahami apa yang harus dilakukan ibu agar
dapat menyusui bayinya secara penuh.
5. Memahami apa yang harus dilakukan ibu pada
masa nifas agar dapat menjaga kesehatnnya.
6. Mengetahui tanda-tanda bahaya dan penyakit
pada masa nifas.
7. Memahami manfaat vitamin A dosis tinggi
bagi ibu dan bayinya
8. Memahami bahwa setelah bersalin ibu perlu
ikut program KB
9. Mengetahui dan memahami alat kontrasepsi
dan cara kerjanya.
Waktu
75 menit
Metode
1. Curah pendapat
2. Eramah dan tanya jawab
3. Diskusi
4. Penugasan
5. Partisipatif dan Praktek
Materi
1. Tanda-tanda persalinan
2. Tanda bahaya pada persalinan
3. Proses persalinan
4. Perawatan Nifas
5. Upaya agar dapat menyusui secara penuh
6. Tanda bahaya dan penyakit pada masa nifas
7. KB Pasca Persalinan
Alat Bantu
Jika tersedia:
1. Alat bantu sesuai materi (boneka bayi, KB
kit dll).
2. Tikar / matras , bantal untuk senam hamil.
Langkah-langkah Materi Pertemuan Kelas Ibu Hamil II
1. Lakukan review materi dan hasil evaluasi
pra-test dan pasca-test pertemuan pertama.
2. Bagikan lembar quesioner kepada peserta
untuk melakukan pra-test materi pertemuan kedua.
3. Menjelaskan cara pengisian dan berikan
bimbingan kepada ibu yang tidak dapat membaca dan menulis dengan cara
membacakan soal dan pilihan jawaban, serta mencatat jawaban yang diberikan ibu.
4. Mengumpulkan hasil para-tes dan evaluasi
untuk mengetahui pengetahuan awal peserta kelas ibu hamil untuk materi kedua.
5. Setelah
pre-test, informasikan bahwa kita akan mulai mendiskusikan materi-materi
mengenai persalinan dan perawatan nifas.
6. Meminta pendapat peserta kapan seorang ibu
hmil tahu bahwa ia akan melahirkan? Mendiskusikan tanda-tanda yng dapt menjadi
pertanda bahwa persalinan sudah dimulai.
7. Menjelaskan bahwa peserta perlu mengetahui
tanda-tanda bahwa persalinan sudah dimulai sesuai dengan ulasan materi 3.1
8. Meminta pendapat peserta untuk membuka
Buku KIA halaman 8 dan minta salah satu peserta untuk membacakan : Apa saja
tanda-tanda persalinan?
9. Meminta pendapat peserta mengenai apa saja
yang harus dilakukan ibu saat persalinan? Mendiskusikan, sesuai dengan
pengalaman peserta sebelumnya.
10. Meminta pendapat peserta untuk membuka
Buku KIA halaman 8 dan minta salah satu peserta untuk membacakan : Apa saja
yang dilakukan ibu bersalin?
11. Meminta pendapat peserta keadaan apa saja
yang menjadi pertanda bahwa persalinan dalam bahaya? Mendiskusikan bersama
peserta.
12. Menjelaskan tanda-tanda bahaya pada
persalinan sesuai dengan ulasan materi 3.2.
13. Meminta pendapat peserta untuk membuka
Buku KIA halaman 9 dan minta salah satu peserta untuk membacakan: Apa saja
tanda- tanda bahaya pada ibu bersalin?
14. Meminta pendapat peserta mengenai proses
persalinan yang mungin akan dialami oleh ibu. Mendiskusikan sesuai dengan apa
yang pernah dialami oleh peserta selama ini. Apa peran suami dalam membantu
pesalinan.
15. Menjelaskan berbagai proses persalinan
sesuai dengan ulasan materi 3.3
16. Apakah yang dimaksud Inisiasi Menyusui
Dini (IMD)? Buku KIA halaman. Menjelaskan sesuai dengan ulasan materi 3.4
17. Meminta pendapat peserta mengenai hal-hal
yang harus dilakukan ibu agar dapat menyusui bayinya secara eksklusif? Mendiskusikan
bersama peserta.
18. Menjelaskan apa saja yang harus dilakukan
ibu nifas agar dapat menyusui eksklusif ? uraikan sesuai dengan ulasan materi
4.1.
19. Meminta pendapat peserta untuk membuka
Buku KIA halaman 9 dan minta salah satu peserta untuk membacakan : Apa saja
yang dilakukan ibu nifas?
20. Menjelaskan tanda-tanda posisi dan
pelekatan menyusui yang baik dan benar.
21. Meminta pendapat peserta mengenai
bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas dan manfaat pemberian vitamin A pada ibu
di masa nifas? mendiskusikan bersama peserta.
22. Menjelaskan bagaimana menjaga kesehatan
ibu nifas dan manfaat pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu dan bayinya.
Uraikan sesuai dengan ulasan materi 4.2.
23. Meminta pendapat peserta untuk membuka
Buku KIA halaman 10 dan minta salah satu peserta untuk membacakan: Bagaimana
menjaga kesehatan ibu nifas?
24. Meminta pendapat peserta keadaan apa saja
yang menjadi pertanda bahwa terdapat bahaya atau penyakit pada ibu nifas?
Mendiskusikan sesuai dengan pengalaman peserta.
25. Menjelaskan tanda-tanda bahaya dan
penyakit pada ibu nifas sesuai dengan ulasan materi 4.3.
26. Meminta pendapat peserta untuk membuka
Buku KIA halaman 10 dan minta salah satu peserta untuk membacakan : Apa saja
tanda-tanda bahaya dan penyakit pada ibu nifas?
27. Meminta pendapat peserta mengapa ibu perlu
ikut KB dan mendiskusikan alat kontrasepsi yang dapat digunakan pada masa
nifas.
28. Menjelaskan manfaat Keluarga Berencana dan
alat kontrasepsi
sesuai dengan ulasan materi
4.3.
29. Meminta pendapat peserta untuk membuka
Buku KIA halaman 11 dan minta salah satu peserta untuk membacakan : Mengapa
setelah bersalin ibu perlu ikut KB dan apa saja alat kontrasepsi ? cara ber KB.
30. Akhiri pertemuan II dengan pasca test
kemudian dievaluasi sehingga dapat diketahui apakah materi yang disampaikan
sudah dipahami oleh peserta.
31. Peragakan senam hamil II (Lembar Balik
pilihan 2-5).
(Depkes RI, 2009 : 27)
2.3.5.4 Pertemuan Kelas Ibu Hamil III
1. Perawatan Bayi
2. Mitos
3. Penyakit Menular
4. Akte kelahiran
Tujuan
1. Mengetahui tanda-tanda bayi lahir sehat
dan tanda bayi sakit berat.
2. Memahami apa yang harus dilakukan pada
bayi baru lahir.
3. Memahami manfaat pemberian vitamin K1 pada
bayi baru lahir.
4. Memahami apa saja tanda bahaya bayi baru
lahir.
5. Memahami manfaat pengamatan perkembangan
bayi/ anak.
6. Memahami manfaat imunisasi dan mengetahui
jadwal pemberian imunisasi yang benar.
7. Memahami apa yang disebut dengan mitos dan
bagaimana mengatasinya.
8. Memahami apa yang disebut dengan IMS
9. Memahami apa itu HIV dan AIDS dan tahu
bagaimana menghindarinya.
10. Memahami apa yang harus dilakukan jika ibu
hamil terinfeksi HIV.
11. Memahami apa yang disebut penyakit malaria
dan tahu bagaimana menghindarinya.
12. Memahami pentingnya untuk segera mengurus
akte kelahiran bagi bayi yang baru
lahir.
Waktu
75 menit
Metode
1. Curah pendapat
2. Eramah dan tanya jawab
3. Diskusi
4. Penugasan
5. Partisipatif dan Praktek
Materi
1. Perawatan bayi baru lahir
2. Tanda bayi lahir sehat dn tanda bayi sakit
berat
3. Manfaat pemberian K1 injeksi pda bayi baru
lahir
4. Tanda bahaya bayi baru lahir
5. Perkembangan bayi atau anak
6. Pemberian imunisasi pada bayi baru lahir
7. Penggalian dan pelurusan mitos yang
berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.
8. IMS
9. Informasi dasar Hiv dan AIDS
10. Pencegahan dan penanganan malaria pada ibu
hamil
11. Pentingnya akte kelahiran
Alat bantu
Jika tersedia :
1. Sesuai materi (metode kanguru dll)
2. Tikar atau matras, bantal untuk senam
hamil.
Langkah-langkah Materi Pertemuan Kelas Ibu Hamil
III
1. Melakukan review materi dan hasil evaluasi
pra-test dan pasca test pertemuan kedua.
2. Membagikan lembar quesioner kepada peserta
untuk melakukan pra-test materi pertemuan ketiga
3. Menjelaskan cara pengisian dan berikan
bimbingan kepada ibu yang tidak dapat membaca dan menulis dengan cara membacakan
soal dan pilihan jawaban, serta mencatat jawaban yang diberikan ibu.
4. Mengumpulkan hasil pra-test dan evaluasi
untuk mengetahui awal peserta kelas ibu hamil untuk materi pertemuan ketiga.
5. Setelah pre-test, informasikan bahwa kita
akan mulai mendiskusikan materi-materi mengenai perawatan bayi, mitos, penyakit
menular dan akte kelahiran.
6. Meminta pendapat peserta apa tanda-tanda
bayi yang lahir sehat? Mendiskusikan
mengapa bayi perlu menangis saat baru dilahirkan.
7. Menjelaskan apa yang merupakan tanda bayi
yang lahir sehat dan manfaat pernafasan pertama bayi sesuai dengan ulasan
materi 5.1
8. Minta peserta untuk membuka buku KIA
halaman 20 dan minta salah satu peserta untuk membacakannya: Apa saja
tanda-tanda bayi lahir sehat?
9. Minta pendapat peserta apa yang harus
dilakukan pada bayi baru lahir? Mendiskusikan bersama peserta.
10. Menjelaskan apa saja yng harus
diperhatikan untuk merawat bayi baru lahir. Menguraikan sesuai dengan ulasan
materi 5.1
11. Meminta
peserta untuk membuka buku KIA halaman 20-22 dan minta salah satu
peserta untuk membacakannya: Apa yang dilakukan pada bayi baru lahir?
12. Meminta pendapat peserta mengenai manfaat
pemberian vitamin K1 pada bayi baru lahir? Mendiskusikan bersama peserta.
13. Menjelaskan manfaat pemberian K1 sesuai
dengan ulasan materi 5.2
14. Meminta pendapat peserta mengenai tanda
bayi sakit berat? Mendiskusikan bersama peserta.
15. Menjelaskan tanda bahaya bayi baru lahir
sasuai dengan ulasan materi 5.3
16. Meminta peserta untuk membuka buku KIA halaman 23 dan minta
salah satu peserta untuk membacakannya: Apa saja tanda-tanda bayi sakit berat?
17. Meminta pendapat peserta dan mendiskusikan
apa saja yang diamati pada bayi ?
18. Menjelaskan hal-hal yang harus diamati
pada bayi agar dapat tumbuh sehat sesuai dengan ulasan materi 5.4
19. Meminta peserta untuk membuka buku KIA halaman 24 dan minta
salah satu peserta untuk membacakannya: Amati pertumbuhan anak secara teratur.
20. Meminta pendapat peserta tentang imunisasi
dan curah pendapat mengenai berapa jenis imunisasi untuk bayi.
21. Menjelaskan mengenai imunisasi sesuai
dengan ulasan materi 5.5.
22. Mengali dari peserta mitos-mitos apa saja
yang banyak beredar dimasyarakat yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan
dan perawatan anak.
23. Menjelaskan dan meluruskan mitos-mitos
tadi sesuai dengan ulasan materi 6.1
24. Meminta pendapat peserta mengenai IMS?
Mendiskusikan jenis IMS dan tanda-tanda serta gejala-gejala yang ada?
mendiskusikan bagaimana mengatasi dan menghindarinya
25. Menjelaskan apa yang disebut IMS sesuai
dengan ulasan materi 7.1
26. Meminta pendapat peserta mengenai HIV dan
AIDS? Dan mendiskusikan bagaimana mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi yang
dikandungnya?
27. Menjelaskan apa yang disebut HIV dan AIDS,
penularannya dan bagaimana mengetahui
status HIV sesuai dengan ulasan materi 7.2
28. Meminta pendapat peserta mengenai penyakit
malaria pada ibu hamil. Mendiskusikan sesuai dengan pengalaman peserta.
29. Menjelaskan mengenai malaria sesuai dengan
ulasan materi 7.3
30. Meminta pendapat peserta mengenai akte
kelahiran dan apakah dikeluarga paserta ada yang sudah mempunyai akte kelahiran.
31. Menjelaskan pentingnya untuk mempunyai
akte kelahiran sesuai dengan ulasan materi 8.1
32. Membuka Buku KIA dan menjelaskan halaman
Keerngan lahir
33. Mengakhiri peremuan III dengan pasca test
kemudian dievaluasi sehingga dapat diketahui apakah materi yang disampaikan
sudah dipahami oleh peserta.
34. Memperagakan senam hamil I dan II (lembar
balik 1-5).
(Depkes RI 2009)
2.4 Kerangka Konsep
Kerangka
konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati dan
diukur melalui penelitian yang akan dilakukan.
(Notoatmodjo, 2003 : 69)
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
Gambar
2.1 Bagan Skematik Tingkat Pengetahuan
Ibu Hamil Tentang Kelas Ibu Hamil
Penjelasan
:
Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan
adalah pendidikan, minat, pengalaman, kebudayaan, informasi, dan usia. Faktor
tersebut mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kelas ibu hamil.
Tetapi faktor tersebut tidak di teliti. Tingkat pengetahuan meliputi pengertian
kelas ibu hamil, tujuan kelas ibu hamil, sasaran, Manfaat, apa saja topik
pembahasan, berapa kali kelas ibu hamil diadakan. Adapun yang di teliti hanya
dalam tingkat tahu dan memahami saja, yang di kategorikan baik, cukup, rendah.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah sebagai suatu
cara untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau pemecahan suatu masalah,
pada dasarnya menggunakan metode ilmiah (Notoatmodjo, 2003 : 19).
3.1 Desain
Penelitian
Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting
dalam penelitian, yang memungkinkan pemaksimalan kontrol beberapa faktor yang
bisa mempengaruhi akurasi suatu hasil (Nursalam, 2003 : 79).
Desain penelitian
yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif yaitu suatu metode
penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif
tentang suatu keadaan secara obyektif.
3.2 Populasi,
Sampel
3.2.1
Populasi
Populasi adalah kumpulan semua individu dalam suatu batas
tertentu (Budiarto, 2002 : 7). Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh
Ibu hamil sejumlah 34 orang yang ada di desa Kedung Betik Kecamatan Kesamben
Kabupaten Jombang. Semua populasi dijadikan sampel.
3.2.2
Sampel
Sampel adalah
penelitian yang tidak dilakukan terhadap seluruh individu dalam populasi
tetapi hanya diambil sebagian (Budiarto, 2002 : 7). Pada penelitian ini sampelnya adalah seluruh
Ibu hamil yaitu sejumlah 34 orang, di desa Kedung Betik Kecamatan Kesamben
kabupaten Jombang (Nursalam, 2003 : 96).
3.3 Kriteria
Sampel
Penentuan
kriteria sampel sangat membantu peneliti untuk mengurangi hasil penelitian,
khususnya jika terdapat variable-variabel yang diteliti (Nursalam, 2003 : 96).
Kriteria
dalam penelitian ini adalah : Ibu hamil trimester I, II, III
3.4 Identifikasi
Variabel
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri,
sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang
sesuatu konsep pengertian tertentu, misalnya : umur, jenis kelamin, pendidikan,
status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit, dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2003 : 70).
Dalam penelitian ini variabel adalah tingkat pengetahuan
Ibu Hamil tentang kelas Ibu hamil.
3.5 Definisi
Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan
karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut
(Notoatmodjo, 2003 : 106).
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel / sub variabel
|
Definisi operasional
|
Parameter
|
Alat ukur
|
Skala
|
Kriteria
|
Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kelas ibu hamil
|
Segala sesuatu yang diketahui oleh ibu hamil tentang kelas ibu hamil yang
dinilai dari jawaban pada quesioner.
|
1.
Pengertian kelas ibu hamil
2.
Tujuan kelas ibu hamil
3.
Sasaran
4.
Manfaat
5.
Apa saja opik pembahasan
6. Berapa
kali kelas ibu hamil diadakan
|
Kuesioner
|
Ordinal
|
Dengan kriteria :
Baik : 76-100%
Cukup : 56-75%
Kurang : < 56%
|
Parameter dalam penelitian ini hanya 6, tetapi peneliti membuat 20
kuesioner dari parameter tersebut, karena pada kuesioner yang menyangkut
pengertian, manfaat, tujuan, sasaran, pertanyaannya hanya satu pertanyaan
karena dalam tinjauan pustaka ruang lingkup atau pembahasannya hanya sedikit. Oleh
karena itu pada kuesioner topik pembahasan lebih banyak soal daripada yang
lain.
3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.6.1
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan Di Desa Kedung Betik tepatnya
di poskesdes kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang.
3.6.2
Waktu Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan mulai bulan Februari – Juni 2010.
3.7 Pengumpulan
Data dan Analisa Data
3.7.1
Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah proses pendekatan kepada subyek
dan proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Nursalam, 2003 : 115).
Didalam pengumpulan data diperoleh dengan cara
menyebarkan kuesioner yang dibagikan kepada Ibu hamil yang mengikuti kelas Ibu
hamil di desa Kedung Betik kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang yang memenuhi
kriteria dan telah menyetujui menjadi responden dimana kuesioner diisi sendiri
oleh responden yang sebelumnya dijelaskan tentang cara pengisiannya oleh
peneliti.
3.7.2
Analisa Data
Analisa data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh
responden atau sumber data lain terkumpul.
Analisa deskriptif adalah suatu prosedur pengolahan data
dengan menggambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel
atau grafik (Nursalam, 2003 : 124).
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dihitung dengan
menggunakan tabel distribusi frekwensi dalam bentuk pengetahuan.
Setelah diketahui prosentasenya maka hasil penelitian
akan menggambarkan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kelas ibu hamil :
Baik :
76-100%
Cukup : 56-75%
Kurang : <56 o:p="">56>
(Nursalam,
2003 : 134).
Prosentase dikelompokkan lagi sebagai berikut:
1.
Seluruhnya :
100%
2.
Hampir seluruhnya :
79-99%
3.
Sebagian besar :
51-78%
4.
Setengah :
50%
5.
Hampir setengahnya :
26-49%
6.
Sebagian kecil :
20%
7.
Tidak satupun :
0%
(Budiarto, 2002).
3.8 Tingkat
Pengolahan Data
3.8.1
Pemeriksaan Data (Editing)
Editing adalah pemeriksaan data yang telah dikumpulkan
baik berupa daftar pertanyaan, kartu atau buku register kemudian memeriksa
data, menjumlah, dan melakukan koreksi (Budiarto, 2002 : 30).
3.8.2
Pemberian Kode (Coding)
Untuk memudahkan pengolahan, sebaiknya semua variabel diberi
kode terutama data klasifikasi. Pemberian kode dapat dilakukan sebelum atau
sesudah pengumpulan data dilaksanakan. Dalam pengolahan selanjutnya kode-kode
tersebut dikembalikan lagi pada variabel aslinya. Memberi tanda pada kode pada
jawaban rata-rata angka, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam tabulasi
dan analisa data. Jawaban kuesioner yang telah terkumpul, masing-masing
pertanyaan mempunyai bobot nilai yaitu skor 1 jawaban benar dan skor 0 jawaban
salah (Budiarto, 2002 : 236).
3.8.3
Penyusunan Data (Tabulating)
Tabulating merupakan pengorganisasian data sedemikian rupa agar
dengan mudah dapat dijumlah, disusun, dan didata untuk disajikan dan dianalisa (Budiarto, 2002 :
30-31).
3.9 Alat
Ukur (Instrumen Penelitian)
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner (kuesioner tertutup).
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2002 : 128).
Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang sudah disediakan
jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto, 2002 : 129).
3.10Etika
Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mendapat persetujuan dari
Direktur Institusi serta kepada Bidan Diana Amd Keb. Didesa Kedung betik
kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang. Setelah mendapat persetujuan kemudian
kuesioner diberikan kepada responden yang akan diteliti dengan menekankan pada
masalah etika sebagai berikut :
3.10.1 Inform Consent
Lembar persetujuan untuk menjadi responden diberikan
kepada responden. Jika subyek bersedia maka harus menandatangani lembar
persetujuan tersebut. Jika subyek menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak
akan memaksa dan tetap menghormati haknya.
3.10.2
Tanpa Nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden diberikan
kepada responden. Jika subyek bersedia, maka harus menandatangani lembar
persetujuan tersebut. Jika subyek menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak
akan memaksa dan tetap menghormati haknya.
3.10.3
Kerahasiaan (Confidentiality)
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subyek dijamin
oleh peneliti.
3.11Keterbatasan
Keterbatasan merupakan kelemahan dan hambatan dalam
penelitian. Keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti adalah :
3.11.1
Literatur
Bahan yang digunakan sebagai acuan kurang sehingga penelitian
kurang sempurna.
3.11.2
Alat Ukur
Pengumpulan data menggunakan kuesioner memungkinkan
responden menjawab pertanyaan dengan tidak jujur atau tidak mengerti pertanyaan
yang dimaksud.
3.11.3
Peneliti
Karena penelitian ini adalah yang pertama kali dilakukan
dan peneliti belum memiliki pengalaman sehingga banyak sumber-sumber yang belum
dimunculkan secara maksimal oleh peneliti dan banyak mengalami hambatan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan menyajikan hasil
penelitian dan pembahasan dari pengumpulan data kuesioner tentang “Tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang kelas ibu hamil di Desa Kedung Betik Kecamatan
Kesamben Jombang”.
Responden dalam penelitian ini sebanyak 34
orang, sesuai dengan jumlah responden yang ditentukan oleh peneliti. Teknik
sampling yang digunakan adalah total sampling jenuh. Pengambilan data dilakukan
pada bulan Maret sampai Mei 2010.
Data dari 34 responden diatas
dikelompokkan menjadi data umum yang meliputi umur, pendidikan, perolehan
informasi, sumber informasi dan pekerjaan. Sedangkan data khusus meliputi
tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kelas ibu hamil.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1
Data Umum
1. Karakteristik Responden Menurut Umur
Tabel
4.1 Distribusi Responden Menurut Umur
Di Desa Kedung Betik Kecamatan Kesamben Jombang
No
|
Umur (Tahun)
|
Jumlah
|
Prosentase (%)
|
1.
2.
3.
|
< 20
20 – 40
> 40
|
7
22
5
|
25
64,7
14,7
|
Total
|
34
|
100
|
Sumber data : kuesioner 2010
Berdasarkan tabel 4.1 dapat
diketahui bahwa hampir keseluruhan yaitu 22 responden (64,7%) berusia 20–40
tahun, dan lainya 7 responden (25%) berusia < 20 tahun serta 5 responden
(14,7%) berusia > 40 tahun.
2. Karakteristik Responden Menurut Pendidikan
Tabel
4.2 Distribusi Responden Menurut
Pendidikan Di Desa Kedung Betik Kecamatan Kesamben Jombang
No
|
Pendidikan
|
Jumlah
|
Prosentase (%)
|
1.
2.
3.
4.
|
SD
SLTP
SLTA
PT
|
6
16
9
3
|
17,6
47,5
26,4
8,8
|
Total
|
34
|
100
|
Sumber data : kuesioner 2010
Berdasarkan tabel 4.2 dapat
diketahui bahwa responden yang berpendidikan SLTP sebanyak 16 responden
(47,5%), yang berpendidikan SLTA sebanyak 9 responden (26,4%), yang
berpendidikan SD sebanyak 6 responden (17,6%) dan yang berpendidikan Perguruan
Tinggi sebanyak 3 responden (8,8%).
3. Karakteristik Responden Menurut Perolehan
Informasi
Tabel
4.3 Distribusi Responden Menurut
Perolehan Informasi Di Desa Kedung Betik Kecamatan Kesamben Jombang
No
|
Perolehan Informasi
|
Jumlah
|
Prosentase (%)
|
1.
2.
|
Ya
Tidak
|
28
6
|
82
18
|
Total
|
34
|
100
|
Sumber data : kuesioner 2010
Berdasarkan tabel 4.3 dapat
diketahui bahwa sebagian besar 28 responden (82%) memperoleh informasi dan
sebagian kecil 6 responden (18%) belum memperoleh informasi.
4. Karakteristik Responden Menurut Sumber
Informasi
Tabel
4.4 Distribusi Responden Menurut Sumber
Informasi Di Desa Kedung Betik Kecamatan Kesamben Jombang
No
|
Sumber Informasi
|
Jumlah
|
Prosentase (%)
|
1.
2.
3.
|
Media
Teman sebaya
Petugas kesehatan
|
1
5
22
|
2,9
14,7
64,7
|
Total
|
28
|
83
|
Sumber data : kuesioner 2010
Berdasarkan tabel 4.4 dapat
diketahui bahwa lebih dari 50% sumber informasi diperoleh dari petugas
kesehatan yaitu sebanyak 22 responden (64,7%), dari media 1 responden (2,9%),
teman sebaya 5 responden (14,7%).
5. Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan
Tabel
4.5 Distribusi Responden Menurut
Pekerjaan Di Desa Kedung Betik Kecamatan Kesamben Jombang
No
|
Pekerjaan
|
Jumlah
|
Prosentase (%)
|
1.
2.
4.
|
IRT
PNS
Swasta
|
31
-
3
|
91,1
-
8,8
|
Total
|
34
|
100
|
Sumber data : kuesioner 2010
Berdasarkan tabel 4.5 dapat
diketahui bahwa sebagian besar yaitu 31 responden (91,1%) sebagai ibu rumah
tangga, lainnya yaitu 3 responden (8,8%) bekerja sebagai swasta, dan tidak ada
satupun yang bekerja sebagai PNS.
4.1.2
Data Khusus
Tabel
4.6 Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang Kelas Ibu Hamil di Desa Kedung Betik Kecamatan Kesamben Jombang
No
|
Kriteria
|
Jumlah
|
Prosentase (%)
|
1.
2.
3.
|
Baik
Cukup
Kurang
|
14
12
8
|
41
35
24
|
Total
|
34
|
100
|
Sumber data : kuesioner 2010
Berdasarkan tabel
4.6 dapat diketahui bahwa responden yang berpengetahuan tinggi sebanyak 14
responden (41%), yang berpengetahuan cukup sebanyak 12 responden (35%), dan
yang berpengetahuan kurang sebanyak 8 responden (24%).
4.2 Pembahasan
Dalam pembahasan
ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
kelas ibu hamil di Desa Kedung Betik Kecamatan Kesamben Jombang yang meliputi
pengertian pengertian kelas ibu hamil, pengertian ibu hamil, keluhan selama
hamil, obat yang boleh dikonsumsi ibu hamil, makanan yang dimakan ibu hamil,
makanan yang baik selama kehamilan, muntah-muntah di pagi hari, pengertian
anemia, pengertian sembelit dan Pengertian wasir.
Pada tabel 4.6
dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kelas ibu hamil
adalah tinggi yaitu sebanyak 14 responden (41%). Tingginya tingkat pengetahuan
ibu dapat dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya faktor usia, faktor
pendidikan, faktor perolehan informasi dan faktor pekerjaan.
Jika ditinjau dari
karakteristik responden dari segi usia dapat dijelaskan berdasarkan tabel 4.1
bahwa hampir keseluruhan yaitu 22 responden (64,7%) berusia antara 20-40 tahun.
Menurut Nursalam
(2001) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang
yang lebih dewasa juga akan lebih dipercayai dari orang-orang yang belum cukup
tinggi dewasanya. Hal itu sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwa.
Berdasarkan paparan
diatas didapatkan dari hasil penelitian dan teori terdapat kesamaan, yaitu
tingginya tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh tingginya umur, karena lebih
matang dan lebih dewasa, dalam berfikir.
Berdasarkan tabel
4.2 dapat dijelaskan bahwa hampir 50% responden yaitu 16 responden (47,5%)
berpendidikan sekolah menengah pertama.
Pengetahuan
merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba,
sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2003).
Apabila ditinjau
dari karakteristik responden dari segi perolehan informasi berdasarkan tabel
4.3 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar yaitu 28 responden (82%) sudah
memperoleh informasi yang banyak didapat dari petugas kesehatan.
Menurut Saifuddin
Azwar, 2002 informasi adalah keseluruhan makna yang dapat diartikan sebagai
pemberitahuan seseorang, adanya informasi baru mengenai suatu hal memberikan
landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut,
pesan-pesan sugestif dibawa oleh informasi tersebut, apabila cukup bertahan
memberikan dasar efektif dalam menilai suatu hal sehingga terbentuknya arah
sikap, pendekatan ini biasanya digunakan untuk mengubah kesadaran masyarakat
terhadap suatu inovasi yang berpengaruh terhadap perubahan perilaku, biasanya
melalui media massa.
Hal ini berarti
peran petugas kesehatan sangat penting untuk masyarakat terutama bagi ibu untuk
memperoleh informasi tentang kesehatan dalam hal ini tentang kelas ibu hamil
yaitu dengan cara memberikan penyuluhan sehingga dapat mempengaruhi tingkat
pengetahuan ibu.
Dan bila ditinjau
dari karakteristik responden dari segi pekerjaan berdasarkan tabel 4.5 dapat
dijelaskan bahwa sebagian besar yaitu 31 responden (31,1%) tidak bekerja atau
sebagai ibu rumah tangga saja.
Adanya pekerjaan
pada seseorang akan menyita banyak waktu dan tenaga untuk menyelesaikan
pekerjaan yang dianggap penting dan memerlukan perhatian tersebut, sehingga
masyarakat yang sibuk hanya mempunyai sedikit waktu memperoleh informasi
(Notoatmodjo, 2003) sehingga pengetahuan yang mereka peroleh kemungkinan
menjadi lebih sedikit daripada mereka yang mempunyai banyak waktu dan
kesempatan untuk memperoleh informasi tersebut.
Dari hasil
penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa teori yang sudah ada didukung
oleh hasil penelitian terdapat kesesuaian, karena sebagian besar responden
sebagai ibu rumah tangga sehingga tingkat pengetahuannya tinggi.
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah disajikan dalam bab sebelumnya yaitu penelitian tentang
tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kelas ibu hamil di Desa Kedung Betik
Kecamatan Kesamben Jombang tahun 2010, sebagai berikut :
5.1 Kesimpulan
Dari hasil
penelitian ini disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kelas
ibu hamil Desa Kedung Betik Kecamatan Kesamben Jombang adalah baik.
5.2 Saran
5.2.1
Bagi Institusi Pendidikan
Dalam pembuatan
karya tulis ilmiah ini memerlukan berbagai sumbu kepustakaan. Oleh karena itu
hendaknya institusi pendidikan menyediakan lebih banyak kepustakaan untuk lebih
meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang kelas ibu hamil.
5.2.2
Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti
selanjutnya hendaknya dapat mengembangkan penelitiannya dengan menggunakan
metode yang lebih luas. Sehingga penelitian dapat lebih baik dan mencapai hasil
yang maksimal.
5.2.3
Bagi Lahan Penelitian
Fasilitas yang
diberikan sudah baik, hendaknya lebih ditingkatkan lagi fasilitas yang sudah
ada.
5.2.4
Bagi Petugas Kesehatan
Pihak petugas
kesehatan khususnya Bidan hendaknya lebih meningkatkan tingkat pengetahuan
responden melalui komunikasi, informasi dan edukasi untuk meningkatkan stimulus
tentang masalah kesehatan khususnya tentang kelas ibu hamil.
Label:
Contoh KTI
0 komentar:
Posting Komentar