BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tingginya Angka Kematian Ibu
(AKI) di dunia masih merupakan masalah yang menjadi prioritas utama di bidang
kesehatan. Disamping menunjukkan derajat kesehatan masyarakat juga dapat
menggambar tingkat kesejahteraan masyarakat dan kualitas pelayanan kesehatan. Penyebab
kematian langsung kematian ibu adalah trias yaitu perdarahan, infeksi dan
keracunan kehamilan, penyebab kematian langsung tersebut tidak dapat sepenuhnya
dimengerti tanpa memperhatikan latar belakang (underlaying factor)
yang mana bersifat medic maupun non medic. Diantara factor
non medik misalnya keadaan kesejahteraan ekonomi keluarga, pendidikan ibu,
lingkungan hidup, prilaku dan lain-lain. (Sarwono, 2005)
Berdasarkan Survey Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia
masih berada pada angka 307 per 100.000 per kelahiran hidup atau setiap jam
terdapat 2 orang ibu bersalin meninggal dunia karena berbagai sebab. Demikian
pula Angka Kematian Bayi (AKB) khususnya angka kematian bayi baru lahir (neonatal)
masih berada pada kisaran 20 per 1000 kelahiran hidup, keadaan ini menempatkan
upaya prioritas dalam dalam bidang kesehatan, penyebab terpenting kematian
maternal di Indonesi adalah perdarahan 40-60%, infeksi 20-30%, dan keracunan
kehamilan 20-30%, sisanya sekitar 5% disebabkan penyakit lain yang memperburuk
persalinan. (Dinkes, 2005)
Persalinan dan kelahiran
merupakan sebuah kejadian fisiologis serta peristiwa alamiah yang sangat di
nantikan oleh ibu dan keluarga selama Sembilan bulan.Ketika proses persalinan
di mulai, peran ibu adalah melahirkan bayinya dan peran petugas kesehatan
adalah memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi serta bersama keluarga memberikan
dukungan dan bantuan ibu bersalin.
(Saifuddin, 2002)
Prinsip asuhan sayang ibu
antara lain saling menghargai budaya kepercayaan dan keinginan sang ibu, salah
satu prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah mengikutsertakan suami dan keluarga
selama proses persalinan dan kelahiran bayi serta mengetahui dengan baik
mengenai proses persalinan dan asuhan
yang akan mereka terima, mereka akan mendapatkan rasa aman serta dapat
mengurangi persalina dengan tindakan. (Depkes. RI, 2002)
Pendamping terutama orang
terdekat ibu selama proses persalinan ternyata dapat membuat persalinan menjadi
lebih singkat, nyeri berkurang, robekan jalan lahir lebih jarang, serta nilai
APGAR pun menjadi lebih baik, namun saat ini partisipasi pria dalam kesehatan
reproduksi masih sangat rendah, masih sangat banyak suami belum mampu
menunjukkan dukungan penuh terhadap proses persalinan, terdapat 68% persalinan
di Indonesia tidak di damping suami selama persalinan. (Darsana Nur Sejiwa. Blogspot.
Com, 10 Maret 2010)
Sekitar 58,2% ibu melahirkan
meninggal dalam kondisi tidak di samping suami, karena pemahaman tentang hal
itu masih kurang di negara Indonesia (Www.Infoanda.com,10 Maret). Penelitian
lain terhadap 200 ibu melahirkan dirumah sakit yang berada di lima kota besar
di Indonesia, di peroleh 86,2% menyatakan perasaan senang dan bahagia selama
persalinannya di damping oleh suami dan sisanya merasa senang bila di damping
oleh keluarga khususnya ibu kandung. (Http://www.kespro.com : 10 Maret 2010)
Dari studi pendahuluan yang
telah di lakukan pada tanggal 17 maret 2010 di dapatkan data ibu bersalin
dengan pendampingan sebanyak 18 orang, yakni 11 orang didampingi oleh suami dan
7 orang didampingi oleh keluaraga ibu, dan 4 orang diantara ibu bersalin dengan
didampingi oleh suami dirujuk ke rumah sakit lantaran mengalami kegagalan dalam
kemajuan persalinan.
Maka dari itu penulis
mengangkat masalah yang ada, yakni mengenai hubungan pendampingan suami dengan
kemajuan proses persalinan kala I-IV.
1.2
Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara
pendampingan suami dengan kemajuan persalinan kala I-IV di BPS Hj. Umi Salamah
Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang ?
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara pendampingan suami dengan kemajuan persalinan kala I-IV di BPS Hj. Umi
Salamah Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang.
1.3.2
Tujuan Khusus
a.
Mengidentifikasi
pendampingan suami pada kemajuan persalinan kala I-IV.
b.
Mengidentifikasi
kemajuan proses persalinan kala I-IV.
c.
Menghubungkan
antara pendampingan suami dengan kemajuan proses persalinan kala I-IV.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Bagi Peneliti
Menambah wawasan tentang teori pendampingan suami dengan kemajuan
persalinan pada kala I-IV.
1.4.2
Bagi Institusi
Pendidikan
Sebagai wacana bagi Institusi sehingga teori pendampingan suami dengan kemajuan persalinan dapat di teliti.
1.4.3
Bagi Tempat
Penelitian
Penelitian ini di gunakan sebagai masukan, tentang pendampingan suami dalam
kemajuan persalinan, sehingga penelitian ini dapat bermanfaat untuk di terapkan
oleh bidan.
1.5
Sistematika
Penulisan
BABI : PENDAHULUAN
Menguraikan tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian, Sistematika Penulisan
BAB II :TINJAUAN PUSTAKA
Menguraikan tentang Konsep Pendampingan Suami, Konsep
Persalinan
BAB III : METODE PENELITIAN
Menguraikan tentang Desain Penelitian, Populasi,
Sampling, Kriteria Sampel, Identifikasi Variabel, Definisi Operasional, Lokasi
Dan Waktu Penelitian, Teknik Pengumpulan Data Dan Analisa Data, Teknik
Pengolahan Data, Instrumen, Etika Penelitian, Keterbatasan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Konsep Dasar
Pendampingan Suami
2.1.1
Konsep Pendampingan
Suami
Definisi
Pendampingan berasal dari kata “damping” yang berarti
dekat, karib, persaudaraan. Sedangkan arti dari pendamping adalah orang yang
mendampingi, dan arti dari pendampingan adalah suatu cara atau proses
mendampingi. (Departemen Pendidikan Nasional : 2005)
Suami adalah pemimpin di dalam rumah tangganya serta
bertanggung jawab atas baik dan buruknya keadaan anak dan istrinya, idealnya
suami harus mengetahui begaimana mengatur rumah tangga yang benar serta ia
harus mengetahui bekal apa saja yang di perlukan untuk menjadi nahkoda rumah
tangga yang sukses. (DR. Husein Syahatah :2006)
2.1.2
Peran Suami Dalam
Proses Melahirkan
Menurut Chapman, peran suami dalam proses persalinan di
bagi menjadi tiga yaitu :
2.1.2.1 Pelatih
Suami secara aktif membantu wanita selama dan sesudah
kontraksi persalinan, seorang pelatih menunjukkan keinginan yang kuat untuk
mengendalikan diri mereka dan mengontrol persalinan, wanita memajukan keinginan
yang kuat agar suami terlibat secara fisik dalam persalinan.
2.1.2.2 Teman Satu Tim
Suami sebagai teman satu tim akan membantu wanita dengan
berespon terhadap permintaan wanita akan dukungan fisik atau dukungan emosi
atau keduanya, teman satu tim biasanya mengambil peran sebagai pengikut atau
pembantu dan menunggu wanita atau perawat memberitahukan mereka apa yang dapat
mereka lakukan.
2.1.2.3 Saksi
Suami sebagai saksi, dalam peraban ini suami bertindak
sebagai teman dan memberikan dukungan emosi dan moral, ia memperhatikan wanita
bersalin dan melahirkan, akan tetapi seringkali tertidur, menonton televisi
atau meninggalkan ruangan untuk waktu yang lama. Saksi yakin tidak banyak yang
mereka lakukan secara fisik dan mereka membiarkan perawat dan pemberi jasa kesehatan
menangani persalinan pasangannya. Wanita tidak mengharapkan pasangan berperan
tidak lebih sekedar hadir. (Bobak : 2005)
Peran pasangan dalam persalinan yakni memberikan dukungan
dengan penuh rasa cinta, pasangan dapat melakukan berbagai cara untuk membantu
ibu bertahan menghadapi rasa sakit dan proses persalinan :
a.
Membantu ibu
mengajari pernafasannya
b.
Mengusap punggung
ibu dengan usapan lembut
c.
Mendorong ibu untuk
tetap rileks
d.
Membantu ibu dalam
posisi melahirrkan
e.
Membantu ibu
bernafas dan mendorong
f.
Memberikan ibu
dukungan emosional
g.
Membantu ibu untuk
memerangi kelelahan dan bertahan dari rasa sakit
(dr. Miriam Stoppard :2009)
2.1.3
Kebudayaan
danPartisipasi Suami
Banyak rumah sakit mendorong ayah untuk hadir selama persalinan
dan melahirkan. Apabila suami tidak dapat hadir, orang yang dekat dengannya
dapat hadir. Pada beberapa kebudayaan, ayah mungkin hadir, tetapi kehadirannya
di sisi pasangannya mungkin di anggap tidak pantas sehingga ia mungkin di
anggap tidak pantas sehingga ia menolak untuk terlibat. Prilakunya dapat di
salah artikan oleh staf perawat sebagai
kurang peduli, kurang perhatian, kurang berminat. Sedangkan dalam kebudayaan
Cina suami tidak diperbolehkan masuk
kamar bersalin karena ia dapat
tercemar oleh darah wanita. Perawat dari latar belakang budaya berbeda mungkin
merasa aneh melihat seorang suami Cina tidak memberi dukungan emosi kepada
istrinya selama proses persalinan dan melahirkan akan tetapi wanita cina
mempunyai orang terdekat lain yang dapat memberi mereka dukungan emosional, jika
di perlukan. Karena banyak variasi
pilihan orang yang lebih disukai untuk hadir adalah penting bagi bidan untuk
menentukan siapa yang diinginkan untuk hadir dalam proses persalinannya dan saat ia melahirkan.
2.2
Konsep Dasar
Kemajuan Persalinan
2.2.1
Persalinan
Definisi
a.
Persalinan dan
kelahiran adalah merupakan kejadian fisiologis yang normal, kelahiran seorang
bayi juga merupakan peristiwa social yang ibu daan keluarga menantikannya selama
Sembilan bulan. Ketika persalinan di mulai peranan ibu adalah melahirkan
bayinya dan peran petugas adalah memantau persalinan untuk mendeteksi dini
adanya komplikasi di samping itu bersama keluarga memberikan bantuan dan
dukungan pada ibu bersalin. (Sifuddin :2006)
b.
Persalinan normal
adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42
minggu). Lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung tidak
lebih dari 18 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun janin. (Sarwono:2002)
c.
Persalinan adalah
proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan
di anggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (37
minggu) tanpa di sertai adanya penyulit.
Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya
plasenta secara lengkap, ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak
mengakibatkan perubahan serviks (JNPK-KR :2007)
2.2.2
Sebab-Sebab
Mulainya Persalinan
Sebab yang mendasari terjadinya partus secara teoritis
masih merupakan kumpulan teoritis yang kompleks, teori turut memberikan andil
dalam proses terjadinya persalina antara lain :
a.
Teori hormonal
b.
Teori prostaglandin
c.
Struktur uterus
d.
Pengaruh saraf dan
nutrisi
Beberapa hal di ataslah yang diduga memberikan pengaruh
sehingga partus di mulai. Sedangkan menurut Mochtar sebab dimulainya persalinan
karena beberapa sebab antara lain :
2.2.2.1 Penurunan kadar progesteron
Progesteron
menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen meningkatkan
kontraksi otot-otot rahim, selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar
progesterone dan estrogen di dalam darah tetapi pada akhir-akhir kehamilan
kadar progesterone menurun sehingga timbul kontraksi.
2.2.2.2 Teori oksitosin
Pada akhir kehamilan, maka makin tereganglah otot-otot
rahim sehingga timbullah kontraksi untuk
mengeluarkan janin.
2.2.2.3 Pengaruh janin
Hipofise dan kadar suprarenal janin rupanya memegang
peranan penting oleh karena itu pada anenchepalus kelahiran sering lebih lama.
2.2.2.4 Teori prostaglandin
Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke 15
hingga aterm terutama saat persalinan yang menyebabkan kontraksi miometrium.
(Lilik, Lia, Ai Yeyeh :2009)
2.2.3
Tahapan Persalinan
(Kala I, II, II, IV)
Persalinan di bagi menjadi empat kala yakni :
2.2.3.1 Kala I
Dimulai dari saat persalinan sampai pembukaan lengkap 10 cm, proses ini terbagi
dalam dua fase : fase laten (8 jam)
seviks membuka sampai (3 cm) dan fase aktif & jam) serviks membuka dari 3
cm-10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.
2.2.3.2 Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir
proses ini berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
2.2.3.3 Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya
plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
2.2.3.4 Kala IV
Di mulai dari saatnya lahir plasenta 2 jam pertama post
partum. (Sarwono :2006)
2.2.4
Fisiologi
Persalinan Kala I – IV
2.2.4.1 Kala I
Pada kala I persalinan di mulainya proses persalinan yang di tandai dengan adanya kontraksi yang
teratur, adekuat dan menyebabkan perubahan pada pembukaan serviks hingga
mencapai pembukaan lengkap, fase kala I persalinan terdiri dari fase laten
yaitu di mulai dari awal kontraksi hingga pembukaan mendekati 4 cm. Kontraksi
mulai teratur tetapi lamanya masih di antara 20-30 detik, tidak terlalu mules. Fase
aktif dengan tanda-tanda kontraksi di atas 3 kali dalam 10 menit, lamanya 40
detik atau lebih dan mules. Pembukaan 4 cm hingga lengkap 10 cm ,penurunan
bagian terbawah janin. Waktu pembukaan fase di bagi menjadi 2 : fase laten
pembukaan terjadi sangat lambat berlangsung selama 8 jam, fase aktif yang
terbagi lagi menjadi 3 fase yaitu : fase
akselerasi dalam waktu 2 jam, pembukaan 3 menjadi 4 cm menjadi 9 cm fase
adeselerasi pembukaan jadi lambat
kembali dalam 2 jam pembukaan 9 cm menjadi. Lama kala I untuk primigravida
berlangsung 2 jam dengan bukaan 2 cm perjam. Sedangkan pada muti gravid pembukaan 1 cm perjam komplikasi yang dapat
timbul : ketubanan pecah dini, tali pusat menumbung, obstrupsi plasenta, dan
inersia uteri
2.2.4.2 Kala II
GEJALA DAN TANDA KALA II, telah terjadi pembukaan
lengkap, tampak bagian kepala janin melalui bukaan introitus vagina, ada rasa
ingin meneran saat kontraksi, ada dorongan pada rectum atau vagina, perenium
terlihat menonjol vulva dan sfingter ani membuka, peningkatan keluaran lender
dan darah.
Di mulainya dari
pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir, proses ini biasanya berlangsung 2
jam pada primi dan 1 jam pada multi. Pada kala pengeluaran janin telah turun
masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul yang
secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan, karena tekanan pada rectum ibu
merasa seperti ingin buang air besar dengan tanda anus membuka, perineum
menonjol atau meregang. Dengan adanya his ibu di pimpin untuk mengedan, maka
lahir kepala dengan di ikuti oleh seluruh badan janin. Komplikasi yang biasa
timbul pada kala II yaitu : eklampsia, kepala terhenti, kelelahan ibu,
persalinan lama, rupture uteri, distosia karena kelainan letak, infeksi intra
partum, inersia uteri rupture uteri, tanda-tanda lilitan tali pusat.
2.2.4.3 Kala III
Batasan kala III, masa setelah lahirnya bayi dan
berlangsungnya proses pengeluaran plasenta. Tanda lepasnya plasenta : terjadi
perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uteri tali pusat memanjang atau
terjulur keluar melalui vagina, adanya semburan darah secara tiba-tiba, kala
III berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir uterus teraba
keras dengan fundus uteri agak di atas pusat beberapa menit kemudian uterus
berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya, biasanya plasenta
lepas dalam 6 menit-15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan
tekanan pada fundus uteri pengeluaran plasenta, di sertai dengan pengeluaran
darah.
Komplikasi yang dapat terjadi pada kala III adalah perdarahan akibat atonia uteri,
retensio plasenta, perlukaan jalan lahir.
2.2.4.4 Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta 2 jam pertama post
partum. Komplikasi yang biasa terjadi pada kala IV adalah sub involusi di
karenakan uterus tidak berkontraksi, perdarahan yang disebabkan oleh atonia
uteri, laserasi jalan lahir, sisa plasenta.
2.2.5
Faktor Yang
Mempengaruhi Persalinan
2.2.5.1 Tenaga (Power)
a.
His atau kontraksi
adalah kontraksi otot-otot uterus dalam persalinan
b.
Kekuatan ibu
mengedan
2.2.5.2 Janin dan Placenta (Passanger)
Bagian yang paling besar dank eras dari janin adalah
kepala janin sehingga kepala janin harus sesuai dengan rongga panggul yang
meliputi ukuran kepala dan tulang tengkorak (cranium), ukuran badan
janin, postur tubuh janin dalam rahim.
2.2.5.3 Jalan Lahir (Passage)
Meliputi ukuran panggul, bentuk dan struktur dasar
panggul.
2.2.5.4 Psikis Ibu Bersalin
Psikis ibu bersalin sangat berpengaruh dari dukungan
suami dan anggota keluarga yang lain untuk mendampingi ibu selama bersalin dan
kelahiran di anjurkan mereka berperan aktif dalam mendukung dan mendampingi
langkah-langkah yang mungkin akan sangat membantu kenyamanan ibu, hargai
keinginan ibu untuk di dampingi.
2.2.5.5 Penolong
Penolong persalinan adalah petugas kesehatan yang
mempunyai legalitas dalam menolong persalinan antara lain dokter, bidan
serta petugas kesehatan yang mempunyai
kompetensi dalam menolong persalinan, menangani kegawat daruratan serta
melakukan rujukan jika di perlukan.
2.2.6
Kebutuhan Dasar
Selama Persalinan
Untuk memenuhi kebutuhan dasar ibu selama persalinan
dapat di lakukan beberapa tindakan
antara lain :
a.
Membimbing ibu
untuk rileks sewaktu ada his
b.
Mengatur aktifitas
dan posisi ibu
c.
Menghadirkan orang
yang di anggapnya penting seperti suami,
keluarga ibu dan teman terdekat
d.
Menjaga privasi ibu
e.
Penjelasan kemajuan
persalinan
f.
Mengatasi rasa
panas
g.
Masase
h.
Pemberian asupan
makan dan minum
i.
Mempertahankan
kandung kemih tetap kosong
(Lilik, Lia, Ai Yeyeh :2008)
2.3
Konsep Dasar
Hubungan Pendampingan Suami Dengan Kemajuan Persalinan
Melahirkan merupakan fungsi fisiologis. Wajar apabila
para ibu ingin melaksanakan fungsi ini dengan cara yang mereka pertimbangkan
paling tepat. Anggapan individu sebelum hamil, media dan latar belakang sosial
serta kultural merupakan hal-hal yang yang turut berperan terhadap harapan sang
ibu mengenai persalinan. Keselamatan ibu dan bayi menjadi tujuan utama. Akan
tetapi kelahiran seorang bayi juga harus di ingat sebagai sebagai suatu
pengalaman yang membahagiakan dan memperkaya batin. Persalinan hanya dapat di
anggap berhasil di pimpin jika tujuan itu terpenuhi.
Personel medis yang mendampingi persalinan dapat memilih
pandangan sendiri untuk memimpin persalinan. Akan tetapi persalinan tidak di
anggap berhasil kecuali jika staff medis
merasa bahwa mereka telah mencapai hubungan yang baik dengan ibu yang
melahirkan dan memimpin persalinan untuk mencapai tujuan yang telah di bahas di
atas. Maka dari dari itu D.LIU menganjurkan pasangan suami untuk mendampingi
ibu selama persalinan. Prilaku menuntut atau agresif yang di tunjukkan oleh
suami atau pasangan mencerminkan rasa ketidakberdayaan terhadap situasi yang mereka hadapi atau perasaan bersalah
karena mereka telah menyebabkan kepada trauma melahirkan. (D.LIU :2007)
Karena seorang suami berpatisipasi dalam proses persalinan
dan melahirkan, dalam berbagai cara perawat atau bidan perlu mendorongnya untuk
mengambil peran yang sesuai untuknya dan untuk wanita itu, bukan sekedar
berpura-pura menjalankan peran sehingga
tingkat mutualitas (saling ketergantungan) dan pengertian (kemampuan mengetahui
kebutuhan satu sama lain) dalam hubungan suatu pasangan menentukan peran yang
di emban seorang suami. Peran pelatih dan teman satu tim sering kali di
perankan oleh pria yang memiliki hubungan dengan tingkat mutualitas yang tinggi
dengan pasangannya. Sebaliknya, pria yang memiliki hubungan yang tingkat
mutualitasnya rendah cenderung berperan sebagai saksi dalam proses melahirkan.
Beberapa penelitan di beberapa Negara yakni Amerika
Serikat, Kanada, Inggris, dan Afrika Selatan telah menerapkan program persiapan
melahirkan dan persalinan dengan
mengikutsertakan pasangan sebagai tim
pelatih dan memberikan dukungan dalam menghadapi proses persalinan, ternyata di
dapatkan hasil yang sangat mengejutkan, sering kali cara ini berhasil, dengan
realitas proses persalinan seperti ini menjadi motivasi tinggi dan kesiapan
untuk melahirkan menjadi meningkat. (Bobak, 2005)
Di sebuah penelitian lain, telah memperlihatkan
efektifnya dukungan fisik, emosional dan psikologis selama persalinan dan
kelahiran. Dalam cochrane database
pengkajian sistematik dari 14 percobaan-percobaan yang melibatkan 5000 wanita
memperlihatkan bahwa kehadiran seorang pendamping akan menghasilkan :
a.
Kelahiran dengan
tindakan vacuum ekstraksi dan forsep semakin kecil
b.
Skor APGAR < 7
lebih sedikit
c.
SC untuk kelahiran
semakin berkurang
d.
Lamanya persalinan
semakin pendek
e.
Kepuasan ibu yang
semakin besar dalam pengalaman mereka melahirkan
(Pusdiknas –WHO-JHPIEGO :2001)
Dengan metode mengurangi rasa sakit yang di berikan
secara terus-menerus dalam bentuk
dukungan di dapatkan manfaat antara lain :
a.
Sederhana
b.
Efektif
c.
Bea rendah
d.
Resiko rendah
e.
Bersifat sayang ibu
f.
Resiko rendah
g.
Membantu kemajuan
persalinan
h.
Hasil kelahiran
semakin baik
(Pusdiknas –WHO-JHPIEGO :2001)
2.4
Kerangka Konsep
Kerangka Konsep adalah kerangka hubungan tentang konsep-kosep
yang ingin di amati dan di ukur melalui penelitian yang akan dilakukan. (Notoatmodjo,
2003)
Keterangan :
: Diteliti
: tidak diteliti
Penjelasan
Peran suami saat mendampingi persalinan dapat dilakukan
berbagai cara antara lain : membantu ibu mengajari pernafasan, membantu dalam
melahirkan, memberi dukungan emosional, mengusap punggung dengan asupan lembut
dll. Sehingga pendampingan suami dapat mempengaruhi kemajuan proses persalinan
kala I-IV, selain itu kemajuan persalinan dapat dipengaruhi oleh : power,
passanger, passage, psikologi ibu, penolong, kriteria dari kemajuan persalinan
itu apabila £ 12 jam dikategorikan cepat, dan > 12 jam dikategorikan
lambat.
2.5
Hipotesis
HO : Ada
hubungan antara pendampingan suami dengan kemajuan proses persalinan kala I-IV.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode
penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau
pemecahan masalah, pada dasarnya menggunakan metode ilmiah. (Notoatdmojo : 2001)
Pada bab ini
akan di uraikan tentang Desain Penelitian, Populasi, Sampling, Kriteria Sampel,
Identifikasi Variabel, Definisi Operasional, dan Waktu Penelitian, Pengumpulan
Data, Tehknik Pengolahan Data, Alat Ukur Yang Di Gunakan, Etika Penelitian,
Keterbatasan.
3.1
Desain Penelitian
Jenis penelitian yang di gunakan adalah metode survey
analitik atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena
kesehatan itu terjadi baik antara faktor resiko, maupun factor efek. Dengan
menggunakan studi cross sectional yaitu suatu penelitian untuk
mempelajari dinamika korelasi, antara factor-faktor resiko dengan efek, dengan
cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada sesuatu saat (point
approach) artinya tiap subyek penelitian hanya statis karakter atau
variable pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua obyek
penelitian di amati pada waktu yang sama. (Notoatmojdo, 2005)
3.2
Populasi dan
Sampling
3.2.1
Populasi
Populasi adalah wilayah generelisasi yang terdiri atas
obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk
mempelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya
orang, tetapi juga tetepi juga obyek
dalam benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar obyek atau subyek
yang di pelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang di
miliki oleh subyek atau obyek itu. (Sugiyono:2006)
Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada di
wilayah penelitian populasi dan hanya dapat di gunakan apabila subyeknya tidak
terlalu banyak dan terhingga. (Arikunto :2002)
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin
yang di dampingi oleh suaminya saat bersalin, di BPS Hj. Umi Salamah Kecamatan
Peterongan Kabupaten Jombang pada bulan Maret-Juni. Populasi pada bulan Maret
sejumlah 25 orang.
3.2.2
Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi
untuk dapat mewakili populasi (Nursalam : 2003). Sampling dalam penelitian ini
adalah total populasi atau sama dengan populasi yaitu jumlah sampel yang 100%
mewakili populasi, jadi bila jumlah populasi 1000 orang tersebut dan hasil
penelitian itu akan di berlakukan untuk 1000 orang tersebut tanpa ada
kesalahan, maka jumlah sampel yang di ambil sama dengan jumlah populasi
tersebut yaitu 100 orang. Obyek pada populasi di teliti, hasilnya di analisis, di simpulkan dan simpulan itu
berlaku untuk seluruh populasi (Arikunto:2002)
3.3
Kriteria Sampel
- Ibu bersalin yang bersedia di teliti di BPS Hj; Umi
Salamah Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang
- Semua ibu bersalin yang di damping oleh suaminya
saat proses persalinan
3.4
Identifikasi
Variabel
Variabel adalah ukuran suatu ciri yang di miliki oleh
anggota- anggota suatu kelompok yang berbeda dengan kelompok yang lain
(Notoatmodjo : 2005)
Variabel yang di gunakan oleh peneliti adalah :
3.4.1
Variabel Independen
(Variabel Bebas)
Adalah variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
timbulnya atau berubahnya variabel dependen (Variabel Terikat) (Sugiyono : 2006)
Variabel independen dalam penelitian ini adalah
pendampingan suami
3.4.2
Variabel Dependen
(Variabel Terikat )
Merupakan variable yang di pengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variable bebas (Sugiyono : 2006)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah proses
persalinan kala I- IV
3.5
Definisi
Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan
karakteristik yang di amati dari sesuatu yang di definisikan tersebut
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No
|
Variabel
|
Definisi
Operasional
|
Katagori
|
Skala Ukuran
|
Alat Ukur
|
1
|
Independen
Pendampingan suami
|
Suatu proses mendampingi ibu bersalin, dimana sang
suami berada di dekat ibu dengan memainkan perannya selama persalinan
|
1.Ya, jika di damping
2.Tidak,jika tidak di dampingi
|
Nominal
|
Observasi (checklist)
|
2
|
Dependen
Kemajuan Persalinan kala I - IV
|
Suatu perkembangan persalinan,mulai dari awal pembukaan
serviks dan berakhir setelah 2 jam kelahiran plasenta ,dan rata-rata waktunya
di ukur
|
1.Cepat, jika ≤12 jam
2.Lambat,jika ≥12 jam
|
Ordinal
|
Observasi
(Lembar partograf)
|
3.6
Lokasi Dan
Waktu Penelitian
3.6.1
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di BPS Hj. Umi Salamah Kecamatan
Peterongan Kabupaten Jombang
3.6.2
Waktu Penelitian
Penelitian ini di lakukan pada bulan Maret – Juni 2010
3.7
Pengumpulan Data
Dan Analisa Data
3.7.1
Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah proses pendekatan kepada subyek
dan proses pengumpulan karakteristik subyek yang di perlukan dalam suatu
penelitian. (Nursalam : 2006)
Pengumpulan data di peroleh dengan cara observasi dalam
bentuk checklist dan lembar
partograf. Observasi adalah suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Di antara yang
terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. (Sugiyono : 2006)
Dalam penelitian ini observasi yang terstruktur artinya
peneliti secara cermat mendefinisikan apa yang akan di obsevasi melalui suatu
perencanaan yang matang, peneliti tidak hanya mengobservasi fakta-fakat yang
ada subyek, tetapi lebih di dasarkan pada perencanaan penelitian yang telah di
susun sesuai pengelompokannya, pencatatan checklist adalah daftar
variabel yang akan di kumpulkan datanya dalam hal ini pengamatan memberikan
tanda atau tally setiap pemunculan gejala yang di maksud.
3.7.2
Analisa Data
Analisa data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh
responden atau sumber data lain terkumpul. (Sugiyono : 2006)
Setelah mendapat izin data di kumpulkan melalui observasi
untuk pendampingan suami, jika di
dampingi oleh suami maka di beri skor 1). Jika tidak di dampingi maka di
berikan skor 0), sedangkan untuk kemajuan proses persalinan, di berikan skor 2)
jika cepat, dan di berikan skor 1) jika lambat. Setelah data terkumpul, data di
uji dengan menggunakan Tabulasi Silang dan Chi-Square, dengan tingkat
kemaknaan α = 0,05 bila hasil α <
0,05 berarti Ho di tolak, berarti ada
hubungan antara pendampingan suami dengan kemajuan persalinan kala I-IV. Sebaliknya
jika α ≥ 0,05 maka Ho diterima yang
berarti H1 ditolak yaitu tidak ada hubungan antara pendampingan suami
dengan kemajuan proses peersalinan kala I –IV.
3.8
Teknik Pengolahan
Data
Setelah data terkumpul selanjutnya di lakukan pengolahan
data dengan cara editing, scoring dan tabulating.
(Budiarto :2002)
3.8.1
Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran
data yang di peroleh atau di kumpulkan. Editing dapat di lakukan pada tahap
pengumpulan data setelah data terkumpul. (Hidayat,2007)
3.8.2
Coding
Coding adalah usaha mengklasifikasikan dan mengkode data
kualitas atau membedakan aneka karakter pemberian kode ini sangat di perlukan
terutama dalam rangka pengolahan data, baik secara manual, menggunakan kalkulator, maupun dengan
menggunakan computer. (Sudarwan :2003)
3.8.3
Skoring
Adalah pemberian skor atau nilai terhadap bagian-bagian
yang perlu di beri skor. (Arikunto :2006)
3.8.4
Tabulating
Tabulating adalah pengorganisasian data sedemikian rupa
agar dengan mudah dapat di jumlah, di susun, di data dan di tata untuk di
ajukan dan di analisis, proses tabulasi dapat di lakukan dengan berbagai cara
antara lain dengan metode tally, menggunakan kartu, dan menggunakan
computer. (Budiarto, 2002)
3.9
Alat Ukur
Dalam penelitian ini , instrument yang di gunakan adalah:
3.9.1
Variabel Independen
Untuk variable independen instrument yang di gunakan
untuk mengukur adalah lembar observasi (check list).
3.9.2
Variabel Dependen
Untuk variable dependen instrument yang di gunakan untuk
mengukur adalah lembar partograf.
3.10
Etika Penelitian
Dalam penelitian ini mengajukan permohonan pada Bidan Hj.
Umi Salamah Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang untuk mendapatkan
persetujuan, setelah mendapatkan persetujuan, kemudian kemudian mengadakan
wawancara dan observasi pada responden yang akan di teliti dengan beberapa
etika sebagai berikut:
3.10.1 Informed Concent
Lembar persetujuan akan di berikan kepada responden atau
subyek sebelum penelitian di laksanakan dengan maksud agar responden mengetahui
tujuan penelitian, jika subyek bersedia di teliti harus menandatangani lembar
persetujuan tersebut.
3.10.2 Annonimity (Tanpa Nama)
Nama subyek tidak di cantumkan pada lembar pengumpulan
data, untuk mengetahui keikutsertaan responden, penulis menuliskan nomor dan kode
pada masing-masing lembar pengumpulan data.
3.10.3 Confidentiality
Informasi yang telah di kumpulkan dari subyek di jamin
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok tertentu saja yang di laporkan
atau di saikan pada hasil penelitian.
3.11
Keterbatasan
Keterbatasan
merupakan kelemahan dan hambatan dalam penelitian dan keterlambatan
dalam penelitian yang di hadapi penelitian adalah :
3.11.1 Literatur
Bahan yang di gunakan sebagai acuan dalam penelitian
kurang memadai sehingga dalam penyempurnaan penelitian memerlukan waktu yang
cukup lama.
3.11.2 Kelemahan Penelitian
Pada penelitian
ini, peneliti tidak melihat ibu bersalin primigravida atau multigravida, tetapi
hanya melihat ibu bersalin di BPS Hj
Umi Salamah Kecamatan Peterongan
Kabupaten Jombang.
0 komentar:
Posting Komentar