BAB III
METODE PENELITIAN
Metode
penelitian sebagai suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau
pemecahan suatu masalah, pada dasarnya menggunakan metode ilmiah (Notoatmodjo,
2005).
Dalam
metode penelitian ini secara rinci memuat desain penelitian, populasi, sampel,
dan sampling, kriteria sampel, identifikasi variabel, definisi operasional,
lokasi dan waktu penelitian, pengumpulan data dan analisa data, teknik
pengolahan data, alat ukur yang digunakan, etika penelitian, keterbatasan.
3.1 Desain penelitian
Desain penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap
keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu
penelitian bisa diterapkan. Desain
sangat erat dengan kerangka konsep sebagai petunjuk perencanaan pelaksanaan suatu
penelitian. Rancangan adalah suatu pola atau petunjuk secara umum yang dapat
diaplikasikan pada beberapa penelitian. Dengan adanya permasalahan penelitian
yang jelas, suatu rancangan dapat digunakan sebagai gambaran tentang
perencanaan penelitian secara rinci dalam hal pengumpulan dan analisis data
(Nursalam, 2008).
Penelitian
ini menggunakan desain pre-eksperimental
design dengan rancangan One Group
Pretest-Posttest design yaitu mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan
cara melibatkan satu kelompok subyek. Kelompok subyek diadakan pretest sebelum diberi treatment kemudian diukur dengan postest
setelah di treatment. Dalam
penelitian ini semua subyek mendapatkan perlakuan yang sama dengan waktu dan
jangka observasi yang sama pula. Dengan rancangan penelitian sebagai
berikut :
Table 3.1 Rancangan
Penelitian
Subyek
|
Pra
|
Eksperimen
|
Post
|
K
|
O
|
I
|
O1
|
|
Time
1
|
Time
2
|
Time
3
|
Keterangan :
K = Subyek
O = Observasi sebelum mobilisasi
I = Intervensi
O1= Observasi sesudah mobilisasi dini
3.2 Sampling
Desain
3.2.1 Populasi
Populasi adalah setiap subyek (misalnya manusia, pasien) yang
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2003).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas 0-1
hari di Paviliun Melati RSUD Jombang.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek
yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2002).
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas di Paviliun
Melati RSUD Jombang, yang memenuhi kriteria sampel yaitu 20 ibu nifas.
3.2.3 Sampling
Sampling merupakan suatu proses dalam menyeleksi sampel yang
digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada dengan menggunakan klinik
sampel (Notoatmodjo, 2002).
Dalam penelitian ini menggunakan consecutive sampling yaitu pemilihan sampel dengan menetapkan
subyek yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai
kurun waktu 1 minggu, sehingga jumlah pasien yang diperlukan terpenuhi
(Nursalam, 2008).
3.3 Kriteria
sampel
Penentuan kriteria sampel sangat membantu penleiti untuk
mengurangi bias hasil penelitian, khususnya jika terhadap variabel-variabel
(kontrol/ perancu/ yang ternyata mempunyai pengaruh terhadap variabel yang kita
teliti. (Nursalam, 2003)
3.3.1
Bersedia menandatangani lembar persetujuan menjadi
responden
3.3.2
Tingkat
kesadaran ibu nifas setelah melahirkan adalah composmentis atau sadar penuh
3.3.3
Ibu nifas tidak mengalami perdarahan post partum
3.3.4
Ibu tidak mengalami syok hypovolemik
3.3.5 Ibu nifas yang diteliti adalah 2 jam post
partum normal setelah itu 24 jam setelah melahirkan dengan pasien yang sama.
3.4 Identifikasi
variabel
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat,
atau ukuran yang dimiliki atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan
penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2005).
3.4.1 Variabel
Independent
Variabel independent
adalah variabel bebas, sebab, mempengaruhi variabel lain (Notoatmodjo, 2002).
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independent
adalah mobilisasi dini.
3.4.2 Variabel
Dependent
Variabel dependent
adalah variabel tergantung, akibat, terpengaruh dengan variabel yang lain
(Notoatmodjo, 2002). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependent adalah penurunan Tinggi Fundus
Uteri.
3.5 Definisi
Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan
karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. (Nursalam,
2008)
Tabel 3.2 Definisi
Operasional Penelitian Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Penurunan Tinggi
Fundus Uteri
Variabel
|
Definisi
operasional
|
Parameter
|
Alat
ukur
|
Skala
|
Skor
|
Variabel independent
Mobilisasi dini
Variabel dependent
Penurunan Tinggi Fundus Uteri
|
Definisi Mobilisasi dini, manfaat mobilisasi dini, teknik mobilisasi
dini.
Mengalami penurunan Tinggi Fundus Uteri mulai 2 jari di bawah pusat sampai
tidak teraba di atas simfisis(setelah 2 minggu).
|
1.menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar
pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan
menggeser kaki
2. miring ke kanan dan ke kiri
3. ibu diajari duduk secara perlahan-lahan
4. setelah ibu dapat duduk, dianjurkan belajar berjalan
Mengobservasi penurunan Tinggi Fundus Uteri pasien.
|
-
Observasi
|
-
Interval
|
-
Penurunan Tinggi Fundus Uteri:
Sepusat sampai pusat- simfisis
|
3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.6.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan
di Paviliun Melati RSUD Jombang.
3.6.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian
adalah lamanya pelaksanaan penelitian atas waktu yang dijadikan peneliti untuk
mendapatkan data dari responden mulai bulan juni 2009.
3.7 Pengumpulan Data dan Analisa
Data
3.7.1 Pengumpulan Data
Adalah suatu
proses pendekatan kepada subyek dan proses pengumpulan karakteristik subyek
yang diperlukan dalam suatu penelitian. (Nursalam, 2008)
Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan data primer untuk mencapai tujuan dalam penelitian
ini. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari observasi pasien dan
melakukan wawancara.
3.7.2 Analisa Data
Dalam
penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon Match Pairs. Teknik ini merupakan
penyempurnaan dari uji tanda. Setelah data terkumpul kemudian dilakukan uji
statistik Wilcoxon Match Repairs test dengan menggunakan tingkat kemaknaan α < 0,05 menggunakan bantuan SPSS. Bila α < 0,05 berarti hipotesa penelitian diterima
yaitu ada pengaruh mobilisasi dini terhadap penurunan Tinggi Fundus Uteri pada
ibu nifas.
3.8 Teknik Pengumpulan Data
Setelah objek bersedia menjadi responden
maka peneliti akan mengobservasi Tinggi Fundus Uteri sebelum diberikan
perlakuan, diberi perlakuan, kemudian tahap selanjutnya adalah mengobservasi
Tinggi Fundus Uteri setelah perlakuan, kemudian disimpulkan adakah penurunan
Tinggi Fundus Uteri sebelum dan sesudah diberi perlakuan.
3.9 Alat Ukur
Penelitian ini
menggunakan alat ukur dengan cara mengobservasi TFU pasien yang sudah melakukan
mobilisasi dini dan yang belum melakukan mobilisasi dini dengan jari-jari
tangan. Observasi ini dilakukan dengan mengedarkan lembar persetujuan responden
untuk kesediaannya menjadi objek dalam melakukan observasi penurunan Tinggi
Fundus Uteri.
3.10 Etika Penelitian
Penelitian ini
dilakukan dengan mendapatkan persetujuan dari pembimbing dan permintaan ijin
kepada Direktur Akademi Kebidanan FIK UNIPDU serta kepada Direktur RSUD Jombang
selanjutnya kepada kepala ruangan Paviliun Melati RSUD Jombang.
3.10.1 Informed consent
Subyek harus
mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian yang akan
dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi atau menolak menjadi
responden. Pada informed consent juga
perlu dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan dipergunakan untuk
pengembangan ilmu (Nursalam, 2008).
3.10.2 Anonymity (Tanpa nama)
Untuk menjaga
kerahasiaan pasien yang akan diteliti tidak mencantumkan namanya pada lembar
pengumpulan data cukup diberi nomor kode tertentu.
1.10.3
Confidentiality(Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi pasien
dijamin oleh penulis hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau
dilaporkan sebagai hasil penelitian.
3.11
Keterbatasan Penyusun KTI
Keterbatasan merupakan kelemahan dan hambatan dalam
penelitian, dalam keterbatasan yang dihadapi peneliti adalah
3.11.1 Literatur
Literatur yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian
kurang memadai sehingga dalam penyempurnaan penelitian memerlukan waktu yang
cukup lama.
3.11.2 Kelemahan Lain
Karena peneliti baru pertama kali melakukan penelitian
menyebabkan hasil penelitian kurang maksimal.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil
pengumpulan data yang diperoleh dari observasi tentang pengaruh mobilisasi dini
pada ibu nifas di Paviliun Melati RSUD Jombang.
Sampel pada penelitian ini adalah
ibu nifas dengan persalinan normal. Dengan menggunakan teknik consecutive sampling, sehingga responden
yang diteliti adalah sebanyak 20 responden. Pernyataan data dalam bab ini
dibagi dua yaitu data umum dan data khusus, dimana data umum menampilkan
karakteristik responden yang terdiri dari umur dan tingkat pendidikan
responden. Data kasus membahas
tentang pengaruh mobilisasi dini pada ibu nifas.
4.1
HASIL PENELITIAN
4.1.1
Data Umum
Data
ini menggambarkan karakteristik responden meliputi umur dan tingkat pendidikan
pasien.
4.1.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan
Umur
No
|
Kelompok umur
|
Frekuensi
|
Prosentase (%)
|
1.
2.
3.
4.
|
< 24 tahun
25-29 tahun
30-36 tahun
> 35 tahun
|
7
6
5
2
|
35 %
30 %
25 %
10 %
|
Total
|
20
|
100%
|
Tabel 4.1 Distribusi
Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Di Paviliun Melati RSUD Jombang
Juni 2009.
Berdasarkan tabel 4.1
didapatkan bahwa ibu nifas berumur < 35 tahun yaitu sebanyak18 responden (90
%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu nifas tidak mengalami resiko
tinggi.
4.1.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 4.2 Distribusi
Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Paviliun
Melati RSUD Jombang Juni 2009.
No
|
Tingkat Pendidikan
|
Frekuensi
|
Prosentase (%)
|
1.
2.
3.
4.
|
SD
SMP
SMA
PT
|
6
8
5
1
|
30 %
40 %
25 %
5 %
|
Total
|
20
|
100 %
|
Ibu nifas cenderung berpendidikan SD
dan SMP yaitu sebanyak 14 responden (70 %) yang dapat dilihat pada tabel 4.2,
ini menunjukkan ibu nifas banyak yang pengetahuannya masih kurang.
4.1.2 Data Khusus
4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan TFU Sebelum Mobilisasi Dini
Tabel 4.3 Distribusi
Frekuensi TFU Sebelum Mobilisasi Dini di Paviliun Melati RSUD Jombang Juni
2009.
No
|
TFU Sebelum Mobilisasi Dini
|
Frekuensi
|
Prosentase (%)
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Setinggi pusat
1 jari di bawah pusat
2 jari di bawah pusat
3 jari di bawah pusat
Pertengahan pusat simfisis
Tidak teraba di atas simfisis
|
13
5
2
-
-
-
|
65 %
25 %
10 %
0 %
0 %
0 %
|
Total
|
20
|
100 %
|
Sebagian besar responden mempunyai Tinggi Fundus Uteri setinggi pusat yaitu
sebanyak 13 responden (65 %). Dalam hal ini menunjukkan TFU pada ibu nifas masih batas normal.
4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan TFU
Setelah Mobilisasi Dini
Tabel 4.4 Distribusi
Frekuensi TFU Setelah Mobilisasi Dini di Paviliun Melati RSUD Jombang Juni 2009.
No
|
TFU Setelah Mobilisasi Dini
|
Frekuensi
|
Prosentase (%)
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Setinggi pusat
1 jari di bawah pusat
2 jari di bawah pusat
3 jari di bawah pusat
Pertengahan pusat simfisis
Tidak teraba di atas simfisis
|
2
3
5
8
2
-
|
10 %
15 %
25 %
40 %
10 %
-
|
Total
|
20
|
100 %
|
Mayoritas ibu nifas mengalami
penurunan TFU 2 jari di bawah pusat dan 3 jari di bawah pusat yaitu sebanyak 13
responden (65 %). Hal ini menunjukkan terjadi penurunan TFU setelah dilakukan
mobilisasi dini.
4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan
Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Penurunan TFU Pada Ibu Nifas
Tabel 4.5 Distribusi
Frekuensi Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Penurunan TFU Setelah Melakukan
Mobilisasi Dini Di Paviliun Melati RSUD Jombang Juni 2009.
No.
|
Pengaruh Pada TFU Sesudah Mobilisasi Dini
|
Frekuensi
|
Prosentase (%)
|
1.
2.
|
Menurun
Tetap
|
18
2
|
90 %
10 %
|
Total
|
20
|
100 %
|
Lihat tabel 4.5 sebagian besar ibu nifas
mengalami penurunan TFU yaitu responden sebanyak 18 responden (90 %) sedangkan
TFU yang tetap hanya 2 responden (10%). Hal ini menunjukkan bahwa mobilisasi
dini mempengaruhi penurunan TFU meskipun masih ada 2 responden yang TFUnya
masih belum turun.
Hasil
uji Wilcoxon dengan tingkat kemaknaan α ≤ 0,05. Pada ini dengan membandingkan
nilai pre test dan post test didapatkan tingkat signifikansi nilai P-Value = 0,000 yang lebih kecil dari α
≤ 0,05 berarti Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh mobilisasi dini
terhadap penurunan TFU pada ibu nifas di Paviliun Melati RSUD Jombang.
4.2
PEMBAHASAN
Pada bagian ini
akan dibahas hasil penelitian sesuai dengan observasi penurunan TFU yang telah
dilakukan.
4.2.1
TFU Pada Ibu Nifas Sebelum Melakukan
Mobilisasi Dini
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap ibu
nifas sebanyak 20 orang. Ibu nifas yang TFUnya terdiri dari TFU setinggi pusat
ada 13 ibu nifas (65 %), TFU 1 jari di bawah pusat ada 5 ibu nifas (25 %), TFU
2 jari di bawah pusat ada 2 ibu nifas (10 %).
Hasil observasi dan tabulasi didapatkan didapatkan
sebagian ibu nifas dengan TFU setingi pusat. Setelah melahirkan 2 jam post
partum ibu nifas belum mengalami penurunan TFU. Hal ini dikatakan normal tetapi
ibu nifas perlu pengawasan yang ketat untuk mewaspadai adanya perdarahan post
partum.
Pada
akhir tahap ketiga persalinan, uterus berada di tengah, kira-kira 2 jari di
bawah umbilikus dengan bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis. Pada
saat ini besar uterus kira-kira sama dengan besar uterus sewaktu usia kehamilan
16 minggu beratnya kira-kira 1000 gr. Dalam waktu 12 jam, TFU mencapai kurang
lebih 1 jari di atas umbilikus. Dalam beberapa hari kemudian, perubahan involusi berlangsung dengan cepat.
Fundus turun kira-kira 1 sampai 2 jari setiap 24 jam. Pada hari pascapartum
keenam fundus normal akan berada di pertengahan antara umbilikus dan simfisis
pubis. Uterus tidak bisa di palpasi pada abdomen pada hari ke-9 masa nifas
(Bobak dkk, 2004).
4.2.2
TFU Pada Ibu Nifas Setelah Melakukan
Mobilisasi Dini
Dari hasil penelitian, pada tabel 4.4 dengan memberikan
dan melatih klien melakukan mobilisasi dini untuk menurunkan TFU, sehingga
klien yang TFUnya setinggi pusat ada 2 ibu nifas (10 %), TFU 1 jari di bawah
pusat ada 3 ibu nifas (15 %), TFU 2 jari di bawah pusat ada 5 ibu nifas (25 %),
TFU 3 jari di bawah pusat ada 8 ibu nifas (40 %), TFU pertengahan
pusat-simfisis ada 2 ibu nifas (10 %).
Hasil observasi peneliti didapatkan sebagian besar ibu
nifas mengalami penurunan TFU setelah melakukan mobilisasi dini. Hal ini karena
mobilisasi dapat memperlancar darah ke dalam uterus sehingga kontraksi uterus
akan baik dan fundus uteri akan menjadi keras. Kontraksi membentuk penyempitan
pembuluh darah yang terbuka dan perdarahan tidak terjadi sehingga penurunan TFU
berlangsung dengan cepat (Varney’s, 2004).
Mobilisasi dini merupakan aktivitas segera yang dilakukan
secepat mungkin setelah beristirahat beberapa jam dengan beranjak dari tempat
tidur ibu pada persalinan normal. Mobilisasi dapat mengurangi bendungan lochia
dalam rahim, meningkatkan peredaran darah sekitar alat kelamin, mempercepat
normalisasi alat kelamin dalam ke keadaan semula (Manuaba, 2000). Karena
mobilisasi dini penting ketika terjadinya penurunan TFU dan mempercepat proses
penyembuhan pada ibu nifas sehingga mobilisasi dini sangat tepat untuk
dijadikan terapi yang menjadikan tindakan nonfarmakologios yang harus
diintervensikan pada ibu nifas.
4.2.3
Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap
Penurunan TFU Pada Ibu Nifas
Dari data yang didapatkan peneliti, dapat disimpulkan
bahwa pengaruh mobilisasi dini terhadap penurunan TFU pada ibu nifas adalah
sengat besar yaitu 18 ibu nifas (90 %) diantaranya mengalami penurunan TFU
meskipun masih ada 2 ibu nifas (10 %)
yang tetap TFU.
Hasil observasi peneliti menunjukkan setelah melakukan
mobilisasi dini ibu nifas mengalami penurunan TFU. Ini menunjukkan mobilisasi
dapat mempengaruhi penurunan TFU pada ibu nifas setelah 2 jam post partum.
Mobilisasi dini
adalah kebijakan untuk segera membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya
dan membimbing penderita berjalan (http://Indonesiannursing.com).
Pada klien dengan masa nifas, yang mengalami penurunan TFU
ketika setelah melahirkan yang mana penurunan TFU dapat berlangsung 2 jam post
partum dan kembalinya uterus ke keadaan semula sampai 10 hari. Sehingga
mobilisasi dini dapat dilakukan dan diberikan pada ibu nifas (selain terapi
farmakologis) untuk jangka waktu yang terbatas dan tidak memiliki efek samping.
Mobilisasi dini dapat langsung dilakukan setelah
melahirkan asalkan rasa nyeri dapat ditahan dan keseimbangan tubuh tidak lagi
menjadi gangguan, dengan bergerak masa pemulihan untuk mencapai level kondisi
seperti sebelum melahirkan dapat dipersingkat. Hal ini akan mencegah kekakuan
otot dan sendi sehingga juga mengurangi nyeri, menjamin kelancaran peredaran
darah, memperbaiki pengaturan metabolisme tubuh, mengembalikan kerja fisiologis
organ-organ vital yang pada akhirnya justru akan mempercepat penurunan TFU.
Karena penurunan TFU merupakan hal yang penting dimana
mobilisasi dini dapat berpengaruh pada penurunan TFU dengan dilakukan
mobilisasi secara dini akan melancarkan pengeluaran darah dan sisa plasenta
sehingga dapat mempercepat penurunan TFU serta dapat mengembalikan kondisi ibu
dengan cepat.
Label:
Contoh KTI
0 komentar:
Posting Komentar