Makanan Bayi dan
Balita
Bayi sebaiknya di
berikan ASI eklusif hingga usia 6 bulan. Karena bagi bayi usia tersebut tidak
ada makanan lain yang sebaik ASI. Namun jika kondisi tertentu, seperti produksi
ASI tidak mecukupi kebutuhan nutrisi bayi atau alasan medis yang lain, maka
pada usia 4 bulan bayi sudah bisa diberikan makanan pendamping ASI. Menginjak
usia 6 bulan ke atas, ASI sebagai sumber nutrisi sudah tidak mencukupi lagi
kebutuhan gizi yang terus berkembang. Perlu diberikan makanan pendamping ASI. Teks & Foto: Budi Sutomo
Bayi dilahirkan dengan kemampuan refleks makan, seperti mengisap, menelan dan akhirnya mengunyah. Pemberian makanan pendamping ASI harus disesuaikan dengan perkembangan sistem alat pencernaan bayi, mulai dari makanan bertekstur cair, kental, semi padat hingga akhirnya makanan padat. Secara umum kesiapan bayi menerima makanan pendamping ditandai dengan hal-hal berikut:
1. Bayi mulai memasukan tangan ke mulut dan mengunyahnya.
2. Bayi merespon dan membuka mulutnya saat disuapi makanan.
3. Hilangnya refleks menjulurkan lidah
4. Bayi lebih tertarik pada makanan dibandingkan botol susu atau ketika disodorkan puting susu.
5. Bayi rewel atau gelisah padahal sudah diberi asi atau susu formula sebanyak 4-5 kali sehari.
6. Bayi sudah bisa duduk sambil disangga dan sudah mampu menegakkan kepalanya.
Variasi Makanan Pendamping
Memberikan makanan pendamping ASI sebaiknya diberikan secara bertahap baik dari tekstur maupun jumlah prosinya. Kekentalan makanan dan jumlah harus disesuaikan dengan ketrampilan dan kesiapan bayi di dalam menerima makanan. Dari sisi tekstur makanan, awalnya bayi diberi makanan cari dan lebut, setelah bayi bisa menggerakan lidah dan proses mengunyah, bayi sudah bisa diberi makanan semi padat. Sedangkan makanan padat diberikan ketika bayi sudah mulai tumbuh gigi geligi. Porsi makana juga berangsur mulai dari satu sendok hingga berangsur-angsur bertambah sesuai porsi bayi.
Sebaiknya pengenalan makanan bayi dimulai dari satu jenis makanan, misalnya pisang, papaya, avokad. Perhatikan responnya, apakah bayi mentoleransi atau tidak. Bayi biasanya lebih menyukai makanan manis dan bayi biasanya akan memuntahkan jika tidak suka. Jangan dipaksakan jika bayi menolak, berikan jenis makanan pengganti lain dengan rasa berbeda sebagai gantinya. Ketrampilan menelan pada bayi tergantung pada rangsangan yang tepat pada saraf pengecapannya. Karenanya berikan makanan manis seperti sari buah-buahan pada ujung lidah. Dan sayuran pada bagian tengah. Kenalkan sayuran terlebih dahulu dibandingkan buah. Citarasa sayuran cenderung langu dan kurang diminati bayi, agar terbiasa makan sayuran, kenalkan sayuran terlebih dahulu dibandingkan buah.
Pada usia 6-9 bulan tekstur makanan sebaiknya makanan cair, lembut atau saring, seperti bubur buah, bubur susu atau bubur sayuran saring/dihaluskan. Menginjak usia 10-12 bulan, bayi mulai beralih ke makanan kental dan padat namun tetap bertekstur lunak, seperti aneka nasi tim. Usia 12-24 bulan bayi sudah mulai dikenalkan makanan keluarga atau makanan padat namun tetap memperhatikan rasa. Hindari makanan-makanan yang dapat menggangu organ pencernaan, seperti makanan terlalu berbumbu tajam, pedas, terlalu asam atau berlemak. Pada masa ini kenalkan finger snack atau makanan yang bisa dipegang seperti cookies, nugget atau potongan sayuran rebus atau buah. Ini penting untuk melatih ketrampilan di dalam memegang makanan dan merangsang pertumbuhan giginya.
Organ pencernaan bayi belum sesempurna orang dewasa, makanan tertentu bisa menyebabkan ganguan pencernaan, seperti sembelit, muntah atau perut kembung. Makanan yang dihindari seperti, makanan yang mengandung gas, durian, nangka, cempedak, tape, kol dan kembang kol.
Makanan untuk Daya Tahan Tubuh Bayi
Makanan yang diberikan bayi harus tepat baik jenis makanannya, jumlahnya hingga kandungan gizinya. Meskipun secara fisik masih bayi namun kebutuhan akan jenis zat gizi, bayi sama dengan orang dewasa, yaitu karbohidrat untuk sumber tenaga (padi-padian, kentang), protein nabati dan hewani untuk pertumbuhan (susu, daging, telur, ikan, kacang-kacangan), vitamin dan mineral untuk menjaga dan memelihara kesehatan.
Agar bayi tumbu sehat diperlukan vitamin A agar kesehatan matanya terjaga dan menjaga dari serangan inveksi. Vitamin D baik untuk pertumbuhan gigi. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan menghindari serangan penyakit, bayi memerlukan beragam vitamin dan mineral esensial. Seperti vitamin C, E, A dan seng. Sedangkan golongan antioksidan penangkal radikal bebas bayi perlu golongan vitamin A,E dan C.
Variasi Bubur untuk Bayi
Bubur susu cocok untuk bayi usia 6 bulan ke atas, teksturnya yang lembut mudah dicerna dan diserap alat pencernaan bayi. Penambahan tepung seperti tepung beras atau tepung maizena bisa dilakukan. Tujuan penambahan tepung adalah meningkatkan nilai gizi dari bubur, susu sebagai sumber protein dan tepung sebagai sumber karbohidrat pemberi energi bayi. Sebenarnya variasi makanan bayi tidak hanya bubur susu. Yang perlu diperhatikan adalah dalam pemilihan susu, jika menggunakan susu olahan berikan susu formula yang sesuai dengan usia bayi. ASI juga bisa ditambahkan ke dalam bubur susu, proses membuatnya setelah tepung direbus dengan air atau kaldu (air rebusan daging ayam/daging atau ikan) hingga matang dan mengental, tambahkan larutan susu formula hangat atau ASI, baru diaduk rata. Susu apalagi ASI sebaiknya jangan direbus karena akan merusak kandungan gizinya, cukup diseduh dengan air panas/hangat dan di campur dengan bubur tepung.
Variasi makanan pendamping asi tidak hanya bubur tepung, bubur buah dan bubur sayuran. Perlu diberikan selang-seling dengan bubur susu agar kebutuhan akan vitamin dan mineral bayi terpenuhi. Bubur buah bisa menggunakan avokad, sari jeruk manis, papaya, melon, semangka atau pisang. Jangan menggunakan buah-buahan terlalu asam dan berserat kasar seperti nanas karena bayi belum pencernaan bayi belum bisa menerima. Sayuran seperti wortel, kacang merah, kacang hijau, tomat dan kentang juga bisa dibuat bubur sayuran. Cairan yang digunakan bisa kaldu daging, kaldu ikan, kaldu ayam atau kaldu sayuran.
Bubur Susu Maizena
Bahan:
1 sdm tepung maizena
40 g bayam, cuci, rebus, haluskan
150 ml ASi atau 3 sdm susu formula lanjutan yang dilarutkan dengan dengan 100 ml air hangat
200 ml air matang/kaldu sayuran
Cara Membuat:
1. Larutkan tepung maizena dengan 200 ml air matang/kaldu sayuran. Didihkan hinga matang dan mengental. Angkat.
2. Sesaat sebelum diangkat, masukan bayam. Aduk rata, angkat dari perapian.
3. Selagi hangat masukan ASI atau larutan susu formula lanjutan, aduk rata.
4. Tuang ke dalam mangkuk saji. Hidangkan hangat.
Untuk 2 porsi
Kandungan ± Nutrisi per porsi:
Protein: 3.8 g
Lemak: 1.1 g
Karbohidrat: 19.8 g
Energi: 61.3 kkal
Kaldu Sayuran:
60 g wortel, potong-potong
40 g batang sledri, potong-potong
200 ml air
Cara Membuat:
Campur semua bahan kaldu, rebus denga api kecil hingga mendidih, angkat, saring.
Nasi Tim
Variasi nasi tim untuk MP-ASI sebaiknya jangan menggunakan bahan yang monoton. Variasikan setiap hari, ini penting agar bayi tercukupi semua gizinya. Mengingat kandungan gizi setiap bahan pangan juga berbeda satu dengan yang lain. Selain nasi sebagai bahan utama sumber karbohidrat, di dalam nasi tim sebaiknya mengandung protein hewani atau nabati dan sayuran. Seperti nasi tim, ditambah dengan daging cicang dan potongan kecil wortel. Atau nasi tim dikombinasi dengan tahu, tomat atau bayam.
Nasi Tim Hati Ayam
Bahan:
60 g beras, cuci bersih
50 g hati ayam, rebus lalu haluskan/cincang
40 g wortel, potong dadu kecil
40 g tomat, buang bijinya, potong dadu kecil
Kaldu Ayam:
100 g, tulang ayam/kaki ayam, cuci bersih
500 ml air
1 batang daun bawang, potong-potong
Cara Membuat:
1. Kaldu Ayam: Rebus semua bahan kaldu hingga mendidih. Angkat, saring.
2. Tuang air dalam panci, panaskan hingga mendidih.
3. Siapkan pinggan tahan panas atau panic, masukkan beras, kaldu dan wortel, aduk rata. Letakan pinggan tahan panas/panci di atas panci yang berisi air mendidih. Tutup panci, masak hingga beras matang dan lembut.
4. Sesaat sebelum diangkat, tambahkan rebusan hati ayam dan potongan tomat, aduk rata. Masak kembali selama 2 menit. Angkat.
5. Masukkan nasi tim ke dalam mangkuk atau piring saji. Berikan pada bayi dalam kondisi hangat.
Untuk 2 Porsi
Kandungan ± nutrisi per porsi
Protein: 7.3 g
Lemak: 1.1 g
Krbohidrat: 27.8 g
Energi: 150.5 kkal
Makanan yang Dianjurkan untuk Bayi Usia 4-6 bulan
1. Bubur tepung beras/beras merah, dimasak dengan menggunakan cairan air/kaldu daging/sayuran, susu formula, ASI atau air.
2. Bubur tepung baik tepung maizena, dimasak dengan kaldu atau susu formula/ASI
3. Pure buah atau buah yang dihaluskan, seperti pisang, papaya, melon, apel, avokad.
4. Pure sayuran, sayuran yang direbus kemudian dihaluskan menggunakan blender. Sayuran yang dianjurkan, kacang polong, kacang merah, wortel, tomat, kentang, labu kuning. Selama memblender sayuran sebaiknya ditambah dengan kaldu atau air matang agar tekstur sayuran dapat lembut.
5. Pure Kacang, kacang merah/kacang hijau/kacang polong yang direbus dengan kaldu hingga empuk kemudian di haluskan dengan blender. Pastikan blender dan alat saji berlabel food grade agar aman bagi bayi.
6. Daging, pilih yang tidak berlemak
7. Ayam, pilih daging ayam kampung muda tanpa tulang, kulit dan lemak.
8. Ikan, pilih daging ikan tanpa duri seperti fillet salmon, fillet ikan kakap dan gindara.
Makanan yang Tidak Dianjurkan untuk Bayi Usia 4-6 bulan
1. Semua jenis makanan yang mengandung protein gluten, biasanya terdapat di dalam tepung terigu, barley, biji kandum, cookies dari tepung terigu dan havermut. Protein gluten di dalam bahan pangan ini seringkali menyebabkan reaksi gluten intolerance yang menyebabkan perut kembung, mual dan diare pada bayi.
2. Hidari pemberian gula, garam, bumbu masak/penyedap rasa terhadap makanan bayi.
3. Makanan terlalu berlemak
4. Buah terlalu asam, seperti jeruk, sirsak
5. Makanan terlalu pedas atau berbumbu tajam, hindari cabe, lada dan asam
6. Susu sapi dan olahannya. Khususnya untuk bayi yang memiliki reaksi alergi terhadap susu sapi atau lactose intolerance
7. Buah-buahan mengandung gas, durian, cempedak, pemicu kembung dan sembelit
8. Sayuran mengandung gas, kol, kembang kol, lobak, pemicu perut kembung
9. Kacang tanah, bisa menyebabkan alergi atau pemicu anaphylactic shock atau pembengkakan pada tenggorokan sehingga bayi susah bernapas.
10. Seringkali telur memicu alergi, berikan bertahap dengan porsi kecil dan lihat reaksinya. Jika tidak menimbulkan alergi telur bisa diberikan.
Jadwal Pemberian Makanan Pada Bayi
Pola makan bayi sebenarnya tidak ada acuan pastinya, karena waktu makan bayi dan istirahat bayi belum teratur seperti orang dewasa, karenanya gunakan pola makan sehari sebagai berikut.
Berikan ASI sekehendak atau semaunya bayi.
Jika menggunakan susu formula pengganti ASI, berikan 5 kali sehari dengan takaran 180-210 ml untuk bayi usia 4-5 bulan. Untuk, bayi usia 5-6 bulan, berikan 5 kali sehari dengan takaran susu 210 ml-240 ml setiap kali minum. Tambahkan satu kali bubur susu dan satu kali bubur buah atau pure sayuran.
Kebutuhan gizi bayi
Usia bayi 0-6 bulan dengan berat 6,0 kg dan tinggi 60 cm, angka kecukupan gizi yang dianjurkan perharinya adalah:
Energi 550 kkal
Protein 10 g
Vitamin A 375 RE
Vitamin D 5 mcg
Vitamin E 4 mg
Vitamin C 40 mg
Vitamin B12 0/4 mcg
Kalsium 200 mg
Besi 0.5 mg
Seng 1.3 mg
Sumber: Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004
Label:
IBU DAN BAYI
Bayi dilahirkan dengan kemampuan refleks makan, seperti mengisap, menelan dan akhirnya mengunyah. Pemberian makanan pendamping ASI harus disesuaikan dengan perkembangan sistem alat pencernaan bayi, mulai dari makanan bertekstur cair, kental, semi padat hingga akhirnya makanan padat. Secara umum kesiapan bayi menerima makanan pendamping ditandai dengan hal-hal berikut:
1. Bayi mulai memasukan tangan ke mulut dan mengunyahnya.
2. Bayi merespon dan membuka mulutnya saat disuapi makanan.
3. Hilangnya refleks menjulurkan lidah
4. Bayi lebih tertarik pada makanan dibandingkan botol susu atau ketika disodorkan puting susu.
5. Bayi rewel atau gelisah padahal sudah diberi asi atau susu formula sebanyak 4-5 kali sehari.
6. Bayi sudah bisa duduk sambil disangga dan sudah mampu menegakkan kepalanya.
Variasi Makanan Pendamping
Memberikan makanan pendamping ASI sebaiknya diberikan secara bertahap baik dari tekstur maupun jumlah prosinya. Kekentalan makanan dan jumlah harus disesuaikan dengan ketrampilan dan kesiapan bayi di dalam menerima makanan. Dari sisi tekstur makanan, awalnya bayi diberi makanan cari dan lebut, setelah bayi bisa menggerakan lidah dan proses mengunyah, bayi sudah bisa diberi makanan semi padat. Sedangkan makanan padat diberikan ketika bayi sudah mulai tumbuh gigi geligi. Porsi makana juga berangsur mulai dari satu sendok hingga berangsur-angsur bertambah sesuai porsi bayi.
Sebaiknya pengenalan makanan bayi dimulai dari satu jenis makanan, misalnya pisang, papaya, avokad. Perhatikan responnya, apakah bayi mentoleransi atau tidak. Bayi biasanya lebih menyukai makanan manis dan bayi biasanya akan memuntahkan jika tidak suka. Jangan dipaksakan jika bayi menolak, berikan jenis makanan pengganti lain dengan rasa berbeda sebagai gantinya. Ketrampilan menelan pada bayi tergantung pada rangsangan yang tepat pada saraf pengecapannya. Karenanya berikan makanan manis seperti sari buah-buahan pada ujung lidah. Dan sayuran pada bagian tengah. Kenalkan sayuran terlebih dahulu dibandingkan buah. Citarasa sayuran cenderung langu dan kurang diminati bayi, agar terbiasa makan sayuran, kenalkan sayuran terlebih dahulu dibandingkan buah.
Pada usia 6-9 bulan tekstur makanan sebaiknya makanan cair, lembut atau saring, seperti bubur buah, bubur susu atau bubur sayuran saring/dihaluskan. Menginjak usia 10-12 bulan, bayi mulai beralih ke makanan kental dan padat namun tetap bertekstur lunak, seperti aneka nasi tim. Usia 12-24 bulan bayi sudah mulai dikenalkan makanan keluarga atau makanan padat namun tetap memperhatikan rasa. Hindari makanan-makanan yang dapat menggangu organ pencernaan, seperti makanan terlalu berbumbu tajam, pedas, terlalu asam atau berlemak. Pada masa ini kenalkan finger snack atau makanan yang bisa dipegang seperti cookies, nugget atau potongan sayuran rebus atau buah. Ini penting untuk melatih ketrampilan di dalam memegang makanan dan merangsang pertumbuhan giginya.
Organ pencernaan bayi belum sesempurna orang dewasa, makanan tertentu bisa menyebabkan ganguan pencernaan, seperti sembelit, muntah atau perut kembung. Makanan yang dihindari seperti, makanan yang mengandung gas, durian, nangka, cempedak, tape, kol dan kembang kol.
Makanan untuk Daya Tahan Tubuh Bayi
Makanan yang diberikan bayi harus tepat baik jenis makanannya, jumlahnya hingga kandungan gizinya. Meskipun secara fisik masih bayi namun kebutuhan akan jenis zat gizi, bayi sama dengan orang dewasa, yaitu karbohidrat untuk sumber tenaga (padi-padian, kentang), protein nabati dan hewani untuk pertumbuhan (susu, daging, telur, ikan, kacang-kacangan), vitamin dan mineral untuk menjaga dan memelihara kesehatan.
Agar bayi tumbu sehat diperlukan vitamin A agar kesehatan matanya terjaga dan menjaga dari serangan inveksi. Vitamin D baik untuk pertumbuhan gigi. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan menghindari serangan penyakit, bayi memerlukan beragam vitamin dan mineral esensial. Seperti vitamin C, E, A dan seng. Sedangkan golongan antioksidan penangkal radikal bebas bayi perlu golongan vitamin A,E dan C.
Variasi Bubur untuk Bayi
Bubur susu cocok untuk bayi usia 6 bulan ke atas, teksturnya yang lembut mudah dicerna dan diserap alat pencernaan bayi. Penambahan tepung seperti tepung beras atau tepung maizena bisa dilakukan. Tujuan penambahan tepung adalah meningkatkan nilai gizi dari bubur, susu sebagai sumber protein dan tepung sebagai sumber karbohidrat pemberi energi bayi. Sebenarnya variasi makanan bayi tidak hanya bubur susu. Yang perlu diperhatikan adalah dalam pemilihan susu, jika menggunakan susu olahan berikan susu formula yang sesuai dengan usia bayi. ASI juga bisa ditambahkan ke dalam bubur susu, proses membuatnya setelah tepung direbus dengan air atau kaldu (air rebusan daging ayam/daging atau ikan) hingga matang dan mengental, tambahkan larutan susu formula hangat atau ASI, baru diaduk rata. Susu apalagi ASI sebaiknya jangan direbus karena akan merusak kandungan gizinya, cukup diseduh dengan air panas/hangat dan di campur dengan bubur tepung.
Variasi makanan pendamping asi tidak hanya bubur tepung, bubur buah dan bubur sayuran. Perlu diberikan selang-seling dengan bubur susu agar kebutuhan akan vitamin dan mineral bayi terpenuhi. Bubur buah bisa menggunakan avokad, sari jeruk manis, papaya, melon, semangka atau pisang. Jangan menggunakan buah-buahan terlalu asam dan berserat kasar seperti nanas karena bayi belum pencernaan bayi belum bisa menerima. Sayuran seperti wortel, kacang merah, kacang hijau, tomat dan kentang juga bisa dibuat bubur sayuran. Cairan yang digunakan bisa kaldu daging, kaldu ikan, kaldu ayam atau kaldu sayuran.
Bubur Susu Maizena
Bahan:
1 sdm tepung maizena
40 g bayam, cuci, rebus, haluskan
150 ml ASi atau 3 sdm susu formula lanjutan yang dilarutkan dengan dengan 100 ml air hangat
200 ml air matang/kaldu sayuran
Cara Membuat:
1. Larutkan tepung maizena dengan 200 ml air matang/kaldu sayuran. Didihkan hinga matang dan mengental. Angkat.
2. Sesaat sebelum diangkat, masukan bayam. Aduk rata, angkat dari perapian.
3. Selagi hangat masukan ASI atau larutan susu formula lanjutan, aduk rata.
4. Tuang ke dalam mangkuk saji. Hidangkan hangat.
Untuk 2 porsi
Kandungan ± Nutrisi per porsi:
Protein: 3.8 g
Lemak: 1.1 g
Karbohidrat: 19.8 g
Energi: 61.3 kkal
Kaldu Sayuran:
60 g wortel, potong-potong
40 g batang sledri, potong-potong
200 ml air
Cara Membuat:
Campur semua bahan kaldu, rebus denga api kecil hingga mendidih, angkat, saring.
Nasi Tim
Variasi nasi tim untuk MP-ASI sebaiknya jangan menggunakan bahan yang monoton. Variasikan setiap hari, ini penting agar bayi tercukupi semua gizinya. Mengingat kandungan gizi setiap bahan pangan juga berbeda satu dengan yang lain. Selain nasi sebagai bahan utama sumber karbohidrat, di dalam nasi tim sebaiknya mengandung protein hewani atau nabati dan sayuran. Seperti nasi tim, ditambah dengan daging cicang dan potongan kecil wortel. Atau nasi tim dikombinasi dengan tahu, tomat atau bayam.
Nasi Tim Hati Ayam
Bahan:
60 g beras, cuci bersih
50 g hati ayam, rebus lalu haluskan/cincang
40 g wortel, potong dadu kecil
40 g tomat, buang bijinya, potong dadu kecil
Kaldu Ayam:
100 g, tulang ayam/kaki ayam, cuci bersih
500 ml air
1 batang daun bawang, potong-potong
Cara Membuat:
1. Kaldu Ayam: Rebus semua bahan kaldu hingga mendidih. Angkat, saring.
2. Tuang air dalam panci, panaskan hingga mendidih.
3. Siapkan pinggan tahan panas atau panic, masukkan beras, kaldu dan wortel, aduk rata. Letakan pinggan tahan panas/panci di atas panci yang berisi air mendidih. Tutup panci, masak hingga beras matang dan lembut.
4. Sesaat sebelum diangkat, tambahkan rebusan hati ayam dan potongan tomat, aduk rata. Masak kembali selama 2 menit. Angkat.
5. Masukkan nasi tim ke dalam mangkuk atau piring saji. Berikan pada bayi dalam kondisi hangat.
Untuk 2 Porsi
Kandungan ± nutrisi per porsi
Protein: 7.3 g
Lemak: 1.1 g
Krbohidrat: 27.8 g
Energi: 150.5 kkal
Makanan yang Dianjurkan untuk Bayi Usia 4-6 bulan
1. Bubur tepung beras/beras merah, dimasak dengan menggunakan cairan air/kaldu daging/sayuran, susu formula, ASI atau air.
2. Bubur tepung baik tepung maizena, dimasak dengan kaldu atau susu formula/ASI
3. Pure buah atau buah yang dihaluskan, seperti pisang, papaya, melon, apel, avokad.
4. Pure sayuran, sayuran yang direbus kemudian dihaluskan menggunakan blender. Sayuran yang dianjurkan, kacang polong, kacang merah, wortel, tomat, kentang, labu kuning. Selama memblender sayuran sebaiknya ditambah dengan kaldu atau air matang agar tekstur sayuran dapat lembut.
5. Pure Kacang, kacang merah/kacang hijau/kacang polong yang direbus dengan kaldu hingga empuk kemudian di haluskan dengan blender. Pastikan blender dan alat saji berlabel food grade agar aman bagi bayi.
6. Daging, pilih yang tidak berlemak
7. Ayam, pilih daging ayam kampung muda tanpa tulang, kulit dan lemak.
8. Ikan, pilih daging ikan tanpa duri seperti fillet salmon, fillet ikan kakap dan gindara.
Makanan yang Tidak Dianjurkan untuk Bayi Usia 4-6 bulan
1. Semua jenis makanan yang mengandung protein gluten, biasanya terdapat di dalam tepung terigu, barley, biji kandum, cookies dari tepung terigu dan havermut. Protein gluten di dalam bahan pangan ini seringkali menyebabkan reaksi gluten intolerance yang menyebabkan perut kembung, mual dan diare pada bayi.
2. Hidari pemberian gula, garam, bumbu masak/penyedap rasa terhadap makanan bayi.
3. Makanan terlalu berlemak
4. Buah terlalu asam, seperti jeruk, sirsak
5. Makanan terlalu pedas atau berbumbu tajam, hindari cabe, lada dan asam
6. Susu sapi dan olahannya. Khususnya untuk bayi yang memiliki reaksi alergi terhadap susu sapi atau lactose intolerance
7. Buah-buahan mengandung gas, durian, cempedak, pemicu kembung dan sembelit
8. Sayuran mengandung gas, kol, kembang kol, lobak, pemicu perut kembung
9. Kacang tanah, bisa menyebabkan alergi atau pemicu anaphylactic shock atau pembengkakan pada tenggorokan sehingga bayi susah bernapas.
10. Seringkali telur memicu alergi, berikan bertahap dengan porsi kecil dan lihat reaksinya. Jika tidak menimbulkan alergi telur bisa diberikan.
Jadwal Pemberian Makanan Pada Bayi
Pola makan bayi sebenarnya tidak ada acuan pastinya, karena waktu makan bayi dan istirahat bayi belum teratur seperti orang dewasa, karenanya gunakan pola makan sehari sebagai berikut.
Berikan ASI sekehendak atau semaunya bayi.
Jika menggunakan susu formula pengganti ASI, berikan 5 kali sehari dengan takaran 180-210 ml untuk bayi usia 4-5 bulan. Untuk, bayi usia 5-6 bulan, berikan 5 kali sehari dengan takaran susu 210 ml-240 ml setiap kali minum. Tambahkan satu kali bubur susu dan satu kali bubur buah atau pure sayuran.
Kebutuhan gizi bayi
Usia bayi 0-6 bulan dengan berat 6,0 kg dan tinggi 60 cm, angka kecukupan gizi yang dianjurkan perharinya adalah:
Energi 550 kkal
Protein 10 g
Vitamin A 375 RE
Vitamin D 5 mcg
Vitamin E 4 mg
Vitamin C 40 mg
Vitamin B12 0/4 mcg
Kalsium 200 mg
Besi 0.5 mg
Seng 1.3 mg
Sumber: Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004
0 komentar:
Posting Komentar