Batam (ANTARA
News) - Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Chandra Rizal mengatakan
banyak bidan swasta di daerah ini tidak mau melayani ibu melahirkan
melalui program jaminan persalinan (Jampersal) karena uang pengganti
persalinan dari pemerintah tidak sepadan.
"Hingga kini baru ada
beberapa bidan swasta yang mau melayani program Jampersal. Sebagian
besar belum bersedia dengan alasan uang pengganti terlalu kecil," kata
Chandra di Batam, Sabtu.
Menurut dia, total biaya persalinan dengan menggunakan Jampersal Rp420
ribu, rinciannya pemeriksaan kehamilan untuk empat kali kunjungan
Rp40.000, persalinan normal Rp350 ribu dan pelayanan nifas setelah
melahirkan Rp30.000 untuk tiga kali kunjungan.
"Kalau dihitung memang jauh lebih kecil, karena para bidan rata-rata
memberikan pelayanan persalinan mematok tarif sekitar Rp1 juta," kata
dia.
Seharusnya, kata Chandra, sebagai wujud pengabdian pada negara, para
bidan swasta mau memberkan layanan Jampersal bagi ibu yang ingin
melahirkan ditempat praktik mereka.
"Kami sudah mengimbau kepada Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Batam agar
bidan yang tergabung dalam organisasi itu mau melayani pasien
Jampersal," katanya.
Saat ini, kata Chandra, Jampersal yang bertujuan menurunkan angka
kematian ibu saat melahirkan baru bisa dilayani di seluruh Puskesmas di
Kota Batam dan beberapa bidan swasta yang telah bekerja sama dengan
Dinas Kesehatan.
"Saya harap semua bidan mendukung program pemerintah tersebut sehingga
angka kematian ibu dan anak saat melahirkan dapat ditekan," kata
Chandra.
Di Batam, kata dia, dari 100 ribu ibu melahirkan 116 di antaranya
meninggal, sedangkan rata-rata nasional 228 per 100 ribu ibu melahirkan.
Chandra mengatakan, program Jampersal di Batam sudah dilaksanakan mulai
Juni dengan anggaran Rp1,7 miliar "Dengan program Jampersal, angka
kematian ibu saat melahirkan bisa ditekan," katanya.
(ANT-292/E005/K004)
Label:
BIDAN DAN JAMPERSAL
Kamis, 09 Februari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar