Rabu, 06 Februari 2013

TINGKAT PENGETAHUAN IBU USIA 35-50 TAHUN TENTANG KANKER PAYUDARA DAN DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel – sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invansi) atau dengan migrasi ke tempat yang jauh (metastasis).
Kanker payudara disebut juga dengan Carsinoma Mammae adalah sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh dalam kelenjar susu, jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat payudara. Kanker ini memang tidak tumbuh dengan cepat namun berbahaya. Kanker ini juga masuk dalam catatan WHO dimasukkan ke dalam International ICD dengan kode nomor 17 (Endang Koni Suryaningsih,2009).
Di Negara berkembang setiap tahunnya lebih dari 580.000 kasus kanker payudara ditemukan. Kurang lebih 372.000 pasien meninggal karena payudara penyakit ini. Data WHO menunjukkan bahwa 78% kanker payudara terjadi pada wanita usia 50 tahun ke atas. Sedangkan 6% nya pada usia kurang dari 40 tahun. Namun banyak juga wanita yang berusia 30-an terkena kanker payudara yang mematikan ini (Endang Koni Suryaningsih, 2009).
Menurut data ACC dari tahun 2001-2003 menunjukkan kanker payudara tidak meningkat setelah 20 tahun sebelum terjadinya lonjakan. Banyak faktor yang menyebabkan perubahan ini, di antaranya sosialisasi mendeteksi dini penyakit atau berkurangnya penggunaan terapi suntik hormone bagi perempuan menopause. Data epidemiologic memperkirakan terjadi peningkatan 99% penderita kanker payudara pada tahun 2010 di Negara berkembang dibandingkan tahun 1985. Sebaliknya di Negara maju pada kurun waktu yang sama hanya terjadi sebesar 38%.
Sedangkan di Indonesia jumlah penderita kanker payudara menduduki peringkat kedua setelah kanker mulut rahim. Sejak tahun 1990 penyakit ganas ini menurun. Hal ini disebabkan karena sudah banyak para perempuan yang melakukan deteksi dini dalam pengobatan kanker payudara ini. Tapi sayangnya 50% penderita di Indonesia datang ke tempat pengobatan dalam kondisi stadium lanjut. Kejadian ini cenderung meningkat juga disebabkan oleh rendahnya tingkat pengetahuan ibu tentang kanker payudara sehingga telat untuk melakukan deteksi dini, perubahan pola hidup di antaranya perubahan pola makanan dengan mengkonsumsi lemak tinggi dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang kesehatan serta kemajuan teknologi kedokteran di bidang diagnosis dini. Selama ini deteksi dini yang dianjurkan adalah pemeriksaan payudara sendiri (sadari) sejak usia 20 tahun dan pemeriksaan mamografi satu sampai dua kali pada usia 35 tahun hingga 49 tahun. Dan cara ini bisa berhasil jika kanker payudara itu memang sudah terjadi dengan ukuran tertentu.
Dan di Jawa Timur hingga bulan juni 2005 ini jumlah perempuan yang telah dinyatakan positif terkena penyakit kanker payudara sebanyak 76 kasus, dan satu diantaranya meninggal dunia. Selama empat tahun terakhir kasus kanker payudara di provinsi Jawa Timur jumlahnya tidak pernah turun dari angka 50 kasus. Angka tertinggi tercatat pada tahun 2003 yang jumlahnya mencapai 76 kasus. Pada tahun 2001, jumlahnya sekitar 48 kasus, kemudian meningkat menjadi 67 kasus pada tahun 2002. Untuk tahun 2001-2002 belum ada penderita yang dinyatakan meninggal dunia. Pada tahun 2004, jumlahnya menurun sekitar 4 kasus menjadi 72 kasus dibandingkan dengan angka kejadian tahun 2003. Kanker payudara merupakan masalah public yang tidak mengenal batas usia, gender maupun status ekonomi. Terdapat kecenderungan peningkatan angka kasus baru yang lebih nyata di Negara-negara berkembang.
Hasil studi pendahuluan penulis di Desa Krembangan, Kecamatan Gudo, pada bulan Februari 2010, dengan wawancara yang dilakukan pada Kepala Desa Krembangan menyebutkan bahwa angka kejadian kanker payudara di Desa Krembangan sebanyak 0,2% dari 450 wanita yang berusia 35-50 tahun, 75% dari wanita yang berusia 35-50 tahun yang tidak tahu kanker payudara dan 25% dan 25% tahu tentang kanker payudara.oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti masalah kanker payudara yang terjadi pada Desa Krembangan ini.
Berdasarkan fenomena – fenomena diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Tingkat Pengetahuan Ibu Usia 35 – 50 tahun tentang Kanker Payudara dan Deteksi Dini Kanker Payudara di Desa Krembangan Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang“. Penelitian ini menggali informasi tentang kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara untuk membantu menghindari angka kematian ibu akibat kanker payudara.

1.2    Rumusan Masalah
1.2.1        Rumusan Masalah
Bagaimana tingkat pengetahuan ibu usia 35-50 tahun tentang Kanker Payudara dan deteksi dini Kanker Payudara di Desa Krembangan Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang?

1.3    Tujuan Penelitian
1.3.1        Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan ibu usia 40-45 tahun tentang Kanker Payudara dan deteksi dini Kanker Payudara di Desa Krembangan Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang.

1.4    Manfaat Penelitian
1.4.1        Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan tentang tanda-tanda Kanker Payudara sehingga dapat memberikan intervensi kebidanan secara tepat.

1.4.2        Bagi Tempat Penelitian
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang tanda – tanda Kanker Payudara sehingga ibu-ibu di Desa Krembangan bisa menjaga dan merawat payudara dengan baik.
1.4.3        Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai masukan data dan memberikan sumbangan pemikiran perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian tentang tanda-tanda Kanker Payudara.

1.5    Sistematika Penelitian
BAB I      : PENDAHULUAN
Meliputi   :  Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Sistematika Penelitian.
BAB II     : TINJAUAN PUSTAKA
Meliputi   :  Konsep Pengetahuan, Konsep Ibu, Konsep Payudara, Konsep Kanker Payudara, Konsep Deteksi Dini Kanker Payudara
BAB III   : METODE PENELITIAN
Meliputi   :  Desain Penelitian, Populasi, KriteriaPenelitian, Identifikasi Variabel, Definisi Operasional, Lokasi dan Waktu Penelitian, Pengumpulan Data dan Analisa Data, Teknik pengolahan Data, Instrumen, Etika Penelitian, Keterbatasan
BAB IV   : Hasil dan Pembahasan
BAB V     : Penutup
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Konsep Dasar Pengetahuan
2.1.1        Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan yaitu merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).
2.1.2        Tingkat Pengetahuam
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan dicakup dalam domain kognitif ada 6 tingkatan yaitu :
2.1.2.1  Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipercayai sebelumnya, termasuk mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Dapat diatur dengan kata kerja mampu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan.
2.1.2.2  Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui serta dapat menjelaskan, menyimpulkan dan meramalkan terhadap obyek yang dipelajari.
2.1.2.3  Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagia kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi/kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hokum, rumusan, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya yang dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil pemecahan masalah (Problem Solving Cycle) di dalam pemecahan masalah kesehatan yang diberikan.
2.1.2.4  Analisis (Analysis)
Analisis adalah sebuah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen. Tetapi masih dalam suatu Struktur Organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja, dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
2.1.2.5  Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk melakukan atau menghubungkan suatu bentuk keselurahan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi data-data dari formulasi-formulasi yang ada, misalnya dapat menyusun, merencakan, meningkatkan, menguraikan dan sebagainya.

2.1.2.6  Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan suatu criteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan criteria-kriteria yang ada.
2.1.3        Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2005) cara memperoleh pengetahuan dapat di kelompokkan menjadi dua, yaitu :
2.1.3.1  Cara Tradisional
Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum diketemukan metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi :
2.1.3.2  Cara Coba Salah ( Trial and Error)
Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin adanya peradaban. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba kembali dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.

a.       Cara Kekuasaan atau Otoritas
Cara ini orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri.
b.      Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, semua pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai sumber kebenaran pengetahuan. Namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan yang benar. Untuk dapat menarik kesimpulan dari pengalaman dengan benar diperlukan berfikir kritis dan logis.
c.       Melalui Jalan Pikir
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan cara pemikiran secara tidak langsung melalui pernyatan-pernyataan yang dikemukakan, kemudian dicari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan khusus kepada yang umum dinamakan induksi. Sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan umum kepada yang khusus.
2.1.3.3  Cara Modern
Cara ini disebut “Metode Penelitian Ilmiah” atau lebih popular disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Franeuis Bacor (1561-1624) kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Dallien akhirnya lahir suatu cara penelitian yang dewasa ini kita kenal sebagai metodologi penelitian ilmiah.
2.1.4        Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut berbagai sumber dari berbagai literature yang berhubungan, berikut adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang suatu hal :
2.1.4.1  Umur
Usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat ia akan berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi tingkat kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya (Notoatmodjo, 2003).
2.1.4.2  Pendidikan
Pendidikan sangat berarti proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam mendewasakan manusia melalui upaya pelajaran dan pelatihan (Depdiknas, 2001). Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin muda dalam menerima informasi, sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru dikenal (Notoatmodjo, 2003).
2.1.4.3  Lingkungan
Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan prilaku orang atau kelompok. Lingkungan adalah input kedalam diri seseorang sehingga system adaptip yang melibatkan baik faktor internal maupun faktor eksternal. Seseorang yang hidup dalam lingkungan yang berfikiran luas maka pengetahuannya akan lebih baik daripada orang ynag hidup dilingkungan yang berfikiran sempit (Notoatmodjo, 2003).
2.1.4.4  Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan untuk mendapatkan nafkah (Depdiknas, 2001). Orang yang jenis pekerjaannya cenderung mudah mendapatkan informasi mungkin tingkat pengetahuan lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang mempunyai pekerjaan yang sulit mendapatkan informasi. Contohnya seorang guru yang cenderung lebih banyak informasi mungkin tingkat pengetahuannya lebih tinggi dibandingkan dengan petani yang setiap hari hanya bekerja di sawah (Ambarwati, 2007). 

2.1.4.5  Sosial Ekonomi
Variable ini sering dilihat angka kesakitan dan kematian, variable ini menggambarkan tingkat kehidupan seseorang yang ditentukan unsur seperti pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan banyak contoh serta ditentukan pula oleh tempat tinggal karena hal ini dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan (Notoatmodjo, 2005)
2.1.4.6  Informasi yang diperoleh
Informasi adalah keseluruhan makna yang dapat diartikan sebagai pemberitahuan seseorang adanya informasi baru mengenai suatu hal (Depdiknas, 2001). Informasi dapat diperoleh di rumah, di sekolah, lembaga organisasi, media cetak, dan tempat pelayanan kesehatan. Ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan informasi sekaligus menghasilkan informasi. Jika pengetahuan berkembang sangat cepat maka informasi berkembang sangat cepat pula. Adanya ledakan pengetahuan sebagai akibat perkembangan dalam bidang ilmu dan pengetahuan, maka semakin banyak pengetahuan baru bermunculan. Pemberian informasi seperti cara-cara pencapaian hidup sehat akan meningkatkan pengetahuan masyarakat yang dapat menambah kesadaran untuk berprilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki (Kartono, 2006).
2.1.4.7  Pengalaman
Merupakan sumber pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran dan pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi di masa lalu. Orang yang memiliki pengalaman akan mempunyai pengetahuan yang baik bila dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki pengalaman dalam segi apapun (Notoatmodjo, 2005).
2.1.5        Kriteria Pengetahuan
Secara kuantitatif pengetahuan yang dimiliki seseorang dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1.      Baik 76%-100%
2.      Cukup 56%-75%
3.      Kurang <56 o:p="">
(Notoatmodjo, 2005)

2.2    Konsep Dasar Ibu
2.2.1        Pengertian Ibu
Ibu adalah sebutan untuk seseorang perempuan yang telah melahirkan kita atau wanita yang sudah bersuami (Sampurno, 2003 : 184).
Ibu adalah panggilan yang tak lazim kepada wanita yang baik yang sudah bersuami maupun yang belum (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001).
2.2.2        Peran Ibu
Ibu memiliki peran yang cukup penting yaitu :
1.      Mengurus rumah tangga
2.      Sebagai pelindung dari salah satu kelompok peranan social
3.      Sebagai anggota masyarakat
4.      Sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga

2.3    Konsep Dasar Payudara
Pada perempun, payudara adalah kelenjar yang mampu memproduksi air susu. Tiap payudara terdapat dari 15 -20 kantung penghasil susu, yang disebut lobes. Tiap kantung tersebut terdiri dari beberapa kelenjar susu (lobules). Seringkali, awal kanker payudara tumbuh pada kelenjar susu atau lobules.
Payudara juga terdiri dari pembuluh darah dan aliran getah bening, yang mengalirkan  cairan yang disebut getah bening, melalui tubuh menuju kelenjar (nodes) getah bening (kumpulan sel system imunitas berukuran sebesar kacang polong, berfungsi mencegah infeksi). Kelenjar getah bening uang letaknya dekat payudara terdapat pada bagian ketiak, di atas tulang selangka dan dibelakang tulang dada.
Cairan dari  jaringan payudara mengalir melalui getah bening menuju kelenjar getah bening di bawah ketiak. Karena itu, ketika sel kanker payudara mulai menyebar (metastasis), lokasi penyebaran pertama yang paling umum adalah pada kelenjar getah bening (terletak dibagian bawah lengan). Nah, jika sel kanker telah menyebar ke bagian tersebut, akhirnya muncul benjolan. Namun, jika benjolan tersebut tidak terdeteksi, ada kemungkinan sel kanker telah menyebar hingga ke bagian tubuh lainnya, seperti paru-paru, tulang dan otak.
Gambar 2.1 Anatomi Payudara

2.4    Konsep Dasar Kanker Payudara
2.4.1        Definisi Kanker Payudara
Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invansi) atau dengan migrasi ke tempat yang jauh (metastasis) (dr.Maya Indrawati, 2009 : 1).
Kanker payudara disebut juga dengan Carsinoma Mammae adalah sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh dalam kelenjar susu, jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat payudara. Kanker ini memang tidak tumbuh dengan cepat namun berbahaya. Kanker ini juga masuk dalam catatan Word Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of Dseases (ICD) dengan kode nomor 17 (Endang Koni Suryaningsih, 2009).
Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa buah mutasi mungkin dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasi-mutasi tersebut sering diakibatkan agen kimia maupun fisik yang disebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara spontan (diperoleh) ataupun diwariskan (mutasi germline) (dr. Maya Indrawati, 2009).
Kanker dapat menyebabkan banyak gejala yang berbed, bergantung pada lokasinya dan karakter dari keganasan dan apakah ada metastasis. Sebuah diagnosis yang menentukan biasanya membutuhkan pemeriksaan mikroskopik jaringan yang diperoleh dengan biopsy. Setelah didiagnosis, kanker biasanya dirawat dengan operasi, kemoterapi dan atau radiasi (dr. Maya Indrawati, 2009).
2.4.2        Etiologi
Faktor endogen yang diduga memegang peranan dalam proses kejadian tumor adalah factor hormone esterogen. Namun bagaimana mekanisme kejadiannya belum jelas diketahui. Menarch yang lebih dini, hamil pertama terlambat (primi tua) atau mandul merupakan predisposisi menderita karsinoma payudara. Akan tetapi pemberian esterogen dan progesterone yang biasa digunakan menekan ovulasi (kontrasepsi) belum terbukti berpengaruh meningkatkan angka kejadian kanker payudara. Selain faktor endogen, kemungkinan ada juga pengaruh faktor eksogen. Kanker payudara lebih banyak pada wanita berpostur gemuk, sedangkan postur demikian lebih banyak disebabkan oleh faktor makanan (Tambunan, Gani 2001).
2.4.3        Klasifikasi Kanker Payudara
            Kita mengetahui ada 2 macam klasifikasi kanker payudara, yaitu secara patologik dan klasifikasi klinik.
2.4.3.1  Klasifikasi Patologik
a)      Kanker puting payudara, pagets disease
Kanker duktus laktiferus
1.      Papillary (non infiltrating carcinoma)
2.      Comedo (non infiltrating carcinoma)
b)      Kanker ductus laktiferus :
1.      Papillary
2.      Comedo
3.      Adeno carcinoma dengan banyak fibrosis
4.      Medallary carcinoma dengan infiltrasi kelenjar
Kadang-kadang sulit sekali dibedakan dari papilla, comedo karsinoma terdiri dari sel-sel kanker non papillary dan intraductual, sering dengan nekrosis stentral sehingga pada permukaan potongan terlihat seperti isi kelenjar.

c)      Kanker dari lobules : infiltrating dan non infiltrating
Ini yang timbul sering sebagai carcinoma in situ dengan labulus yang membesar, secara mikroskopik kelihatan lobules atau kumpulan lobules dengan berisi kelompok sel-sel asinus dengan beberapa mitosis, kalau mengadakan infiltrasi hamper tidak dapat dibedakan dari type scirrbus, panyakit ini dapat timbul pada waktu menyusui.
(Brunner &sudarth 2001).
2.4.3.2  Klasifikasi Klinik (Steintnal)
Steinthal I       : kanker payudara sampai 2 cm besarnya dan tidak mempunyai anak sebar
Steinthal II      : kanker payudara 2 cm atau lebih dengan mempunyai anak sebar di kelenjar ketiak
Steinthal III    : kanker payudara 2 cm atau lebih dengan anak sebar di kelenjar ketiak
Steinthal IV    : kanker payudara dengan metastasis jauh, misalnya ke tengkorak atau tulang punggung atau paru-paru atau hati dan panggul. Karsinoma non invasive (in situ) di tandai dengan proliferative sel-sel malignan di dalam duktus dan lobules, tanpa invasi ke dalam jaringan sekitarnya terdapat 2 type karsinoma in situ :

1.      Karsinoma duktal in situ (DCIS)
Secara histologist di bagi menjadi 2 sub type mayor, komedo dan komedos. Pengobatan yang paling umum adalah mastektomi dengan angka kesembuhan 98% atau 99%.
2.      Karsinoma lobuler in situ (LCIS)
Ditandai dengan proliferasi sel-sel di dalam lobulus payudara. Penyakit ini di tandai pada wanita yang berusia lebih muda dan mungkin dianggap pertanda prarnalignan untuk terjadinya kanker payudara.
3.      Karsinoma invasine merupakan jenis yang terbanyak (Tambunan Gani).
Penyakit paget payudara adalah type kanker payudara yang jarang terjadi. Gejala I yang sering timbul adalah rasa terbakar dan gatal pada payudara. Masa tumor sering tidak dapat diraba dibawah puting tempat di mana penyakit ini timbul.
(Brunner &sudarth 2001).
2.4.4        Tahap-Tahap Kanker Payudara
a)      Tahap I
Terdiri atas tumor yang lebih besar dari 2 cm, tidak mengenai nodus limfe, dan terdeteksi adanya metastasis.
b)      Tahap II
Terdiri atas tumor yang lebih besar dari 2 cm, tetapi kurang dari 5 cm dengan nodus limfe tidak terfiksasi – atau + dan tidak terdeteksi adanya metastasis.

c)      Tahap III
Terdiri atas tumor yang lebih besar dari 5 cm atau tumor dengan sembarang ukuran yang menginvasi kulit atau dinding dengan nodus limfe terfiksasi + dalam area klavikuler dan tanpa bukti adanya metastasis.
d)     TahapIV
Terdiri atas tumor dalam sembarang ukuran dengan nodus limfe normal atau kanker rasa dan adanya metastase jauh. (Brunner & suddart, 2001).
Pentahapan kanker payudara berdasarkan tumor, nodus dan metastase (penetapan TMN).
Table 2.1  Tingkat Pentahapan Kanker Payudara Berdasarkan Tumor, Nodus dan  Metastase

Tahap O
Tis
No
Mo
Tahap I
TI
No
Mo

To
N1
Mo

TI
N1
Mo
Tahap II B
T2
No
Mo

T2
N1
Mo
Tahap III A
T3
N1
Mo

To
N2
Mo

T1
N2
Mo

T2
N1
Mo

T3
N2
Mo
Tahap III B
T4
Sembarang N
Mo

Sembarang T
N3
Mo
Tahap IV
Sembarang T
Sembarang N
M1

Keterangan :
1.      Tumor Primer (T)
T0    : Tidak ada bukti tumor primer
Tis   : Karsinoma in situ : karsinoma intra duktal, karsinoma lobuler in situ atau penyakit pagets puting susu atau tanpa tumor
T1    : Twnor < 2 cm dalam dimensi terbesarnya
T2    : Twnor > 2 cm tetapi tidak >5 cm dalam dimensi terbesarnya
T3    : Twnor > 5 cm dalam dimensi terbesarnya
T4    : Twnor sembarang ukuran diarah perluasan ke dinding dada atau kulit
2.      Nodus Limpe Regional (N)
No   : tidak ada metastasis nodus limpe regional
N1   : metastasis ke nodus limpe aksilaris ipsilateral (S) yang dapat digerakkan
N2   : metastasis ke nodus limpe aksilaris ipsilateral (S) terfiksasi pada satu sama lain
N3   : metastasis ke nodus limpe mamaria intema ipsilateral
3.      Metastase Jauh (M)
Mo   : tidak metastasis yang jauh
M1   : metastasis jauh
(Brunner & Sudarth, 2001).
2.4.5        Tanda dan Gejala
Fase awal kanker payudaya asimtomatik (tanpa ada tanda dan gejala). Tanda dan gejala paling umum adalahbenjolan atau penebalan pada payudara. Kebanyakan kira-kira 90% ditemukan oleh wanita itu sendiri. Akan tetapi kebanyakan ditemukan secara kebetulan, tidak dengan pemeriksaan payudara sendiri (sarari), karena itu yayasan kaknker menekankan pentingnya deteksi dini dengan sarari. Mayoritas benjolan yang ditemukan bukan kanker payudara. Hanya 25% dari semua benjolan itu ditemukan ganas.
Tanda dan gejala lanjut dari kanker payudara meliputi kulit cekung (lesung), retraksi atau deviasi puting susu, dan nyeri, nyeri tekan, atau rabas khususnya berdarah, dari puting. Kulit Peau d’orange, kulit tebal dengan pori-pori menonjol sama dengan kulit jeruk, dan atau ulserasi pada payudara, keduanya merupakan tanda lanjut dari penyakit. Jika ada keterlibatan nodul limfa aksilaris membesar dan atau nodus supraklavikula teraba pada daerah leher. Tanda dan gejala dari metastase yang luas meliputi nyeri bahu, pinggang, punggung bagian bawah, atau pelvis; batuk menetap; anoreksia atau berat badan menurun; gangguan pencernaan; pusing; penglihatan kabur; dan sakit kepala (Danielle Gale, RN, MS & Jane Charette, 2000,127).
Gejala-gejala umum yang dapat dirasakan para penderita kanker adalah gejala sebagai berikut :
a.       Timbul Benjolan
Benjolan pada payudara dapat diraba dengan tangan. Semakin lama benjolan ini semakin mengeras dan bentuknya tidak beraturan. Gejala awalnya dapat dirasakan berbeda dari payudara sekitarnya serta terkadang menimbulkan nyeri sehingga memiliki pinggiran yang tidak teratur.
b.      Bentuk dan ukuran atau berat salah satu payudara berubah
c.       Tahapan benjolan per stadium
Pada awal stadium benjolan jika didorong dengan menggunakan jari maka benjolan bisa digerakkan dengan mudah oleh kulit. Pada stadium lanjut benjolan biasanya melekat pada dinding dada dan kulit sekitarnya. Dengan ini bisa menyebabkan pembengkakan pada kulit dan ada borok di kulit payudara.
d.      Timbul benjolan kecil di bawah ketiak
e.       Keluar darah, nanah atau cairan encer dari puting susu
Biasanya keluar cairan tidak normal dari puting susu berdarah atau berwarna kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah, perubahan pada warna atau tekstiur kulit pada payudara, puting susu maupun areola (daerah berwarna coklat tua di sekeliling puting susu), payudara tampak kemerahan, kulit disekitar puting susu bersisik, puting susu tertarik kedalam atau terasa gatal, nyeri payudara atau pembengkakan salah satu payudara. Bentuk dan arah puting juga berubah misalnya puting susu tertekan kedalam.
f.       Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk
g.      Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan atau ulserasi kulit (Endang Koni Suryaningsih, 2009, 35).

2.4.6        Faktor-Faktor Resiko Mencakup :
Faktor resiko untuk kanker payudara meliputi :
1.      Usia diatas 40 tahun
2.      Ada riwayat kanker payudara pada individu atau keluarga
3.      Menstruasi pada usia yang muda atau usia dini
4.      Menopause pada usia lanjut
5.      Pendidikan lebih tinggi dan atau status social ekonomi yang lebih tinggi
6.      Penggunaan esterogen eksogen jangka panjang dan progestin. Terpajan juga radiasi pengionisasi berlebihan
7.      Riwayat kanker fibrokistik
8.      Kanker endometrium, ovarium, atau kanker kolon
(Danielle Gale,RN, MS & Jane Charette, 2000,127)
Namun ada juga faktor resiko yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya :
1.      Faktor – Faktor Reproduksi
2.      Pemakaian hormon
3.      Kegemukan
4.      Lemak yang berlebih
5.      Radiasi
6.      Riwayat keluarga
7.      Periode menstruasi
8.      Umur atau usia
9.      Kepadatan payudara
10.  Terpapar oleh DES (diethylstilbestrol)
11.  Diet
12.  Malas gerak
13.  Konsumsi alkohol
14.  Merokok
2.4.7        Stadium dan Grade atau Tingkat Keagresifan Kanker Payudara
2.4.7.1  Stadium Kanker Payudara
Stadium dalam kanker merupakan sebuah deskripsi mengenai kondisi kanker payudara yaitu dimana letaknya, penyebarannya dan sejauh mana pengaruhnya terhadap organ tubuh lain. Ini merupakan salah satu cara dokter untuk menentukan pengobatan apa yang cocok untuk para pasien.
Pada penderita kanker payudara ada stadium dini dan stadium lanjut. Stadium dini adalah stadium dari masa sebelum adanya kanker hingga stadium dua. Sedangkan stadium lanjut sudah berada pada stadium tiga dan empat.
Berikut penjelasan mengenai stadium dari stadium satu hingga stadium empat :
a.       Stadium 0
Pada stadium ini disebut dengan Ductal Carsinoma In Situ atau Noninvasive Cancer. Dimana kanker tidak menyebar keluar dari pembuluh / saluran payudara dan kelenjar – kelenjar (lobules) susu pada payudara.
b.      Stadium I
Stadium satu tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta tidak ada titik pada pembuluh getah bening.
Gambar 2.2 Kanker Payudara Stadium 1

c.       Stadium II A
Pada stadium satu ini benjolan kanker hanya berukuran 2 cm sehingga tidak dapat terdeteksi dari luar. Karena tidak terdeteksi maka akan sulit mengindikasikan orang terjangkit kanker payudara atau tidak. Namun meskipun begitu dengan kecanggihan alat medis kedokteran pada stadium ini masih bisa ditemukan di sekitar titik –titik saluran getah bening di ketiak (Axillary Limph Nodes).
Dengan pemeriksaan dini ini maka sel kanker dapat tidak menyebar ke bagian tubuh dan tidak akan berlanjut ke stadium berikutnya. Kemungkinan sembuh adalah 70%.
Gambar 2.3 Kanker Payudara Stadium 2A

d.      Stadium II B
Benjolan pada stadium dua telah berukuran kurang lebih dua namun tidak lebih dari lima sentimeter dengan penyebaran sudah sampai ke kelenjar susu dan daerah ketiak. Pada stadium ini kemungkinan sembuh adalah 30-40%. Jika diketahui penderita kanker pada stadium 2 maka biasanya dilakukan operasi dengan poengangkatan sel-sel kanker yang ada pada tubuh. Setelah operasi biasanya dokter akan melakukan penyinaran untuk memastikan bahwa tidak ada lagi sel-sel yang tertinggal.
Gambar 2.4 Kanker Payudara Stadium 2B

e.       Stadium III A
Pada stadium 3A ini kanker payudara telah 87% menyebar kedaerah limfa dan telah berukuran > 5 cm dan telah menyebar ke titik- titik pada pembuluh getah bening ketiak. Diameter tumor juga bisa lebih besar dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening ketiak.
Gambar 2.5 Kanker Payudara Stadium 3A


f.       Stadium III B
Benjolan pada stadium III B lebih panjang lagi dan telah menyebar ke seluruh payudara. Bahkan telah menyebar keseluruh bagian kulit dinding dada, tulang rusuk dan otot dada. Dapat menyebabkan pembengkakan bisa juga lika bernanah dipayudara. Didiagnosis sebagai Inflamatory Breast Cancer. Bisa juga belum menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh. Jika kondisi pasien sudah pada tahap stadium III B maka hal yang harus dilakukan adalah pengangkatan payudara.
Gambar 2.6 Kanker Payudara Stadium 3B

g.      Stadium III C
Benjolan telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening. Kanker telah menyebr lebih dari 10 titik di saluran getah bening di bawah tulang selangka.
Gambar 2.7 Kanker Payudara Stadium 3C


h.      Stadium IV
Pada stadium 4 kanker sudah begitu parah sudah menjalar kebagian tubuh lain. Sehingga tidak ada jalan lain selain pengangkatan payudara. Kanker juga bermetafisis yaitu kanker telah menyebar dari payudara dan kelenjar getah bening disekitar ketiak ke bagian lain seperti paru, tulang, hati dan otak kanker pada payudara itu bisa membengkak dan pecah, kalau sudah begini bau busuk dan anyir akan keluar dari buah dada. Keluhan lain adalah sesak nafas karena kanker menekan paru – paru.
Gambar 2.8 Kanker Payudara Stadium 4

Tingkat bertahan hidup jika seseorang terkena kanker payudara dapat dilihat pada table di bawah ini :
Table 2.2  Tingkat Bertahan Hidup Seseorang yang Terkena Kanker Payudara

Stadium
Tingkat Bartahan Hidup
0
90%
I
70%
II
60%
III
40%
IV
20%

2.4.7.2  Grade atau Tingkat Keagresifan Kanker Payudara
Grade atau keagresifan merupakan contoh-contoh hasil biopsy yang dipelajari di bawah mikroskop. Suatu grade kanker payudara ditentukan berdasarkan pada bagaimana kanker dan prilaku sel kanker disbanding dengan sel normal. Hal ini akan membantu dokter untuk mengetahui seberapa cepatnya sel kanker itu berkembang.
Berikut tingkat grade :
1.      Grade 1
Ini adalah grade paling rendah, sel kanker lambat dalam berkembang. Biasanya tidak menyebar.
2.      Grade 2
Pada grade tingkat sedang sel kanker memang tidak lambat namun juga tidak cepat, jadi sedang. Namun tetap berbahaya.
3.      Grade 3
Pada grade tingkat tinggi sel kanker cenderung berkembang dengan cepat dan biasanya menyebar.
(Endang Koni Suryaningsih, 2009, 36).
2.4.8        Pemeriksaan Penunjang dan Penatalaksanaan Kanker Payudara
2.4.8.1  Beberapa pemeriksaan diagnose payudara
1.      Mamografi
Suatu teknik pemeriksaan foto rontgen untuk jaringan lunak, yang memberikan petunjuk adanya kelainan.
2.      Termografi
Suatu cara yang menggunakan infra red.
3.      Ultrasonografi
Berdasarkan pemantulan gelombang suara yang berbeda dalam dan kepadatannya.
4.      Biopsy Aspirasi
5.      Needle care biopsy di jarum silverman
6.      Scintimammografi
Teknik pemeriksaan radio nuklir dengan menggunakan radio isotop Tc 99m sestamibi.
7.      Excisional biopsy dan pemeriksaan frozensection waktu operasi
2.4.8.2  Penatalaksanaan
1.      Pembedahan
a.       Lumpektomi
b.      Mastektomi parsial
c.       Mastektomi total
d.      Mastektomi radikal
e.       Mastektomi radikal yang sudah di modifikasi
f.       Mastektomi subkutaneus
2.      Terapi radiasi
a.       Kemoterapi (sitostatika)
b.      Hormonal
c.       Imunoterapi : sebagi tindakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
(Danielle Gale, RN, MS & Jane Charette, 2000,128).


2.5    Deteksi Dini Kanker Payudara
Mendeteksi kanker payudara stadium dini sangat muda dan bisa dilakukan sendiri di rumah. Semakin sering anda memeriksa payudara anda, anda akan semakin mengenalnya dan semakin mudah menemukan sesuatu yang tidak beres (Abdul Ghofar 2009,37).
Payudara memiliki bagian-bagian (lingkungan) yang kalau diraba berbeda-beda. Sisi atas agak kesamping (dekat ketiak) cenderung terasa bergumpal-gumpal besar. Payudara bagian bawah terasa seperti hamparan pasir atau kerikil. Sedangkan bagian dibawah puting susu terasa seperti sekumpulan biji-bijian yang besar. Kadang ada juga gumpalan yang menyerupai sebuah mangkuk. Kondisi ini bisa berbeda setiap wanita.
Pemeriksaan payudara sendri dibagi atas beberapa tahap :
1.         Melihat
Tanggalkan seluruh pakaian bagian atas. Berdirilah didepan cermin dengan kedua lengan tergantung lepas, didalam ruangan yang terang. Perhatikan payudara anda :
a.       Apakah bentuk dan ukurannya kanan dan kiri simetris ?
b.      Apakah bentuknya membesar / mengeras ?
c.       Apakah arah putinngnya lurus ke depan? Atau berubah arah?
d.      Apakah putingnya tertarik ke dalam?
e.       Apakah puting / kulitnya ada yang lecet?
f.       Apakah kulitnya tampak kemerahan? Kebiruhan? Kehitaman?
g.      Apakah kulitnya tampak menebal dengan pori-pori melebar (seperti kulit jeruk)?
h.      Apakah permukaan kulitnya mulus, tidak tampak adanya kerutan  / cekungan?
Ulangi semua pengamatan di atas dengan posisi kedua tangan lurus ke atas. Setelah selesai, ulangi lagi poengamatan dengan kedua tangan di pinggang, dada dibusungkan, kedua siku ditarik kebelakang. Semua pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui adanya tumor yang terletak dekat dengan kulit.
2.         Memijat
Dengan kedua belah tangan, secara lembut pijat payudara dari tepi hingga ke puting. Untuk mengetahui ada tidaknya cairan yang keluar dari puting susu (seharusnya tidak ada, kecuali anda sedang menyusui).
3.         Meraba
Sekarang berbaringlah di tempat tidur untuk memeriksa payudara satu demi satu. Untuk memeriksa payudara kiri, letakkan sebuah bantal tipis di bawah bahu kiri, sedang lengan kiri direntangkan ke atas di samping kepala atau diletakkan di bawah kepala.
a.       Gunakan keempat jari tangan kanan yang saling dirapatkan untuk meraba payudara. Rabaan dilakukan dengan gerakan memutar (seperti membuat lingkaran kecil-kecil), mulai dari tepi payudara hingga ke puting susu. Sesudah itu geser posisi jari sedikit ke sebelahnya, dan lakukan lagi gerakan memutar dari tepi payudara sampai ke puting susu. Lakukan terus secara berurutan sampai seluruh bagian payudara diperiksa. Untuk memudahkan gerakan, anda boleh menggunakan lotion atau sabun sebagai pelican.
b.      Gerakan memutar boleh juga dilakukan mulai dari puting susu, melingkar semakin lebar ke arah tepi payudara, atau secara vertical ke atas dan kebawah mulai dari tepi paling kiri hingga ke tepi paling kanan. Yang penting, seluruh area payudara harus tuntas teraba, tak ada yang terlewatkan.
c.       Perlu diperhatikan bahwa masing-masing gerakan memutar harus dilakukan dengan kekuatan tangan yang berbeda-beda, setidaknya dengan tiga macam tekanan. Pertama-tama dilakukan dengan tekanan ringan untuk meraba adanya benjolan di dekat permukaan kulit, yang kedua tangan dengan tekanan sedang untuk meraba. adanya benjolan di tengah-tengah jaringan payudara, yang ketiga dengan tekanan cukup kuat untuk merasakan adanya benjolan di dasar payudara, dekat dengan tulang dada/iga.
d.      Setelah selesai dengan payudara kiri, pindah posisi bantal dan lengan, lakukan pemeriksaan pada payudara kanan dengan menggunakan keempat jari tangan kiri.
e.       Kemudian ulangi perabaab seperti poin c, tetapi dalam posisi berdiri. Untuk memudahkan, bisa dilakukan sambil mandi, saat membalur tubuh dengan sabun.

4.         Meraba ketiak
Setelah itu raba ketiak dan area di sekitar payudara untuk mengetahui adanya benjolan yang diduga suatu anak sebar kanker.
Bila dalam pemeriksaan payudara sendiri ini anda menemukan suatu kelainan (missal benjolan, sekecil apapun), segera periksakan ke dokter. Jangan takut dan jangan tunda lagi. Karena kanker payudara yang ditemukan pada tahap dini dan ditangani secara benar dapat sembuh secara tuntas.
(dr. Maya Indrawati,2009 : 221)











2.6    Kerangka Konseptual
Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2005).












Keterangan :
                             
                              : Diteliti
                              : Tidak diteliti                                          

Sumber : Notoatmodjo (2005)
Penjelasan  : Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu usia 35-50 tahun tentang kanker payudara adalah umur, pendidikan, lingkungan, pekerjaan, pengalaman, sosial ekonomi, informasi. Tingkat pengetahuan terdiri dari tingkat tahu, paham, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi, yang diteliti adalah tingkat tahu tentang kanker payudara  dan deteksi dini kanker payudara yang terdiri dari pengertian kanker payudara, penyebab kanker payudara, tanda dan gejala kanker payudara, stadium kanker payudara, pengobatan kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara. Adapun yang diteliti hanya dalam tingkat tahu dan memahami saja, yang dikategorikan baik (76-100%), cukup (56-75%) dan kurang (<56 o:p="">


BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau pemecahan suatu masalah dengan menggunakan metode ilmiah. (Notoatmodjo, 2005).
3.1    Desain Penelitian
Rancangan atau desain penelitian adalah suatu yang sangat penting dalam penelitian, yang memungkinkan pemaksimalan control beberapa faktor yang bisa mempengaruhi akurasi suatu hasil (Nursalam, 2003).
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara obyektif (Notoatmodjo, 2005).

3.2    Populasi, Sampel dan Sampling
3.2.1        Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang diteliti (Notoatmodjo, 2005).
Pada penelitian ini populasinya adalah semua ibu dengan usia 35-50 yang ada di Desa Krembangan Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang pada bulan Maret-Mei 2010. Populasi pada penelitian ini sebanyak 450 orang.
3.2.2        Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili keseluruhan populasi (Notoatmodjo, 2005).
Pada penelitian ini sampel diambil dari ibu yang mengikuti posyandu di Desa Krembangan yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 45 orang dengan perhitungan diambil diambil 10% dari populasi (Arikunto, 2006).
3.2.3        Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi populasi yang dapat mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2003).
Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan jenis quota sampling yaitu pengambilan sampel secara quota sampling dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah anggota sampel secara quota atau jatah (Notoatmodjo, 2005).

3.3    Kriteria Penelitian
Kriteria penelitian adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti mempunyai pengaruh terhadap variable yang kita teliti (Nursalam, 2003).
Dalam penelitian ini kriteria penelitiannya yaitu semua ibu usia 35-50 tahun yang ada di Desa Krembangan Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang.


3.4    Identifikasi Variabel
Variabel adalah ukuran atau cirri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain (Notoatmodjo, 2005).
Variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tingkat Pengetahuan dan Ibu tentang Kanker Payudara dan Deteksi Dini Kanker Payudara.

3.5    Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. (Nursalam, 2003)
Table 3.1 Definisi Operasional

Variable
Definisi Operasional
Alat Ukur
Skala
skor
Tingkat pengetahuan ibu tentang kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara
Segala sesuatu yang diketahui ibu berdasarkan pengisian lembar kuesioner yang meliputi : pengertian kanker payudara, penyebab kanker payudara, tanda dan gejala kanker payudara, faktor resiko kanker payudara, pengobatan kanker payudara
Kuesioner
Ordinal
Baik : 76-100%
Cukup : 56-75%
Kurang : < 56%


3.6    Lokasi dan Waktu Penelitian
3.6.1        Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Krembangan Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang.
3.6.2        Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan julai bulan Maret – Juni  2010

3.7    Pengumpulan Data dan Analisis Data
3.7.1        Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2003).
3.7.1.1  Data Primer
Data primer adalah data yang telah dikumpulkan sendiri oleh peneliti. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dengan cara menyebarkan lembar kuesioner yang dibagikan kepada ibu yang berkunjung saat posyandu di Desa Krembangan.
3.7.1.2  Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan orang lain. Data sekunder pada penelitian ini berasal dari data Desa di Desa Krembangan.
3.7.2        Analisis Data
Setelah data terkumpul melalui kuesioner kemudian ditabulasi dan dikelompokkan sesuai variable yang diteliti. Jawaban dari masing-masing responden diberi skor. Penilaian setiap jawaban yang benar diberi nilai 1 dan jawaban yang salah diberi nilai 0. Kemudian hasil jawaban responden dari masing-masing pertanyan di jumlah dan dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan kemudian dikalikan 100%. Hasilnya berupa prosentase.
Adapun rumusnya adalah sebagi berikut :
Keterangan :
P : presentase
¦ : jumlah responden yang benar
N : jumlah seluruh pertanyaan.( budiarto, 2002)
Setelah sampai hasil, kemudian hasil tersebut di intrpretasikan secara deskriptif dengan menggunakan kriteria kuantitatif, criteria tersebut adalah :
1.      Baik 76%-100%
2.      Cukup 56%-75%
3.      Kurang <56 o:p="">
(Notoatmodjo, 2005).

3.8    Teknik Pengolahan Data
Setelah data dikumpulkan, data kemudian diolah dengan tahap-tahap sebagai berikut :

3.8.1        Editing
Proses editing merupakan proses dimana peneliti melakukan klarifikasi, keterbatasan, konsistensi dan kelengkapan data yang sudah terkumpul. Pada penelitian ini penulis menggunakan lembar kuesioner. Pada lembar kuesioner terdapat pertanyaan-pertanyaan yang meliputi semua konsep yang ada.
3.8.2        Coding
Setelah data diteliti langkah berikutnya adalah mengkoding data, yaitu member kode pada setiap jawaban yang diberikan. Tujuannya untuk memudahkan klasifikasi data, menghindari terjadinya pencampuran data yang bukan jenis dan kategorinya. Juga untuk memudahkan pada saat analisis data dan proses entry dengan bantuan perangkat lunak computer. Skor yang diberikan adalah jika setiap jawaban yang benar diberi nilai 1 dan jawaban yang salah diberi nilai 0.
3.8.3        Tabulating
Tabulasi merupakan kegiatan menggambarkan jawaban responden dengan cara tertentu. Tabulasi juga dapat digunakan untuk menciptakan statistik deskriptif variable-variabel yang diteliti atau yang akan ditabulasi silang (Jonathan Sarwono, 2006).

3.9    Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner (kuesioner tertutup).
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakn untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui ( Arikunto, 2002)
Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto, 2002).

3.10Etika Penelitian
Dalam penulisan ini peneliti mengajukan permohonan kepada Kepala Desa Krembangan untuk mendapat persetujuan, setelah mendapat persetujuan, kemudian kuesioner diberikan kepada responden yang diteliti dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi :
3.10.1    Informed Consent
Lembar persetujuan untuk menjadi responden diberikan kepada responden.jika responden bersedia untuk diteliti, maka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut. Jika responden menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.
3.10.2    Anonymity (Tanpa Nama)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang diisi oleh responden. Untuk mengikuti keikutsertaan peserta. Peneliti cukup member tanda atau kode pada lembar persetujuan tersebut.
3.10.3    Confidentidility (kerahasiaan)
Kerahasian informasi yang diberikan oleh responden di jamin oleh peneliti.

3.11Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan merupakan kelemahan dan kehambatan penelitian, dalam keterbatasan yang dihadapi peneliti adalah :
3.11.1    Literatur
Bahan yang digunakan sebagai acuan kurang sehingga peneliti kurang sempurna.
3.11.2    Alat Ukur
Observasi memungkinkan kesalahan pengamatan karena keterbatasan panca indra
3.11.3    Peneliti
Karena penelitian ini adalah yang pertama kali dilakukan dan peneliti belum memiliki pengalaman sehingga banyak sumber-sumber yang belum dimunculkan secara maksimal, pengalaman yang kurang maksimal, sampel yang kurang dan banyak mengalami hambatan.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil lanjutan dari penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Usia 35-50 tahun Tentang Kanker Payudara dan Deteksi Dini Kanker Payudara di Desa Krembangan Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang. Maka pada bab ini akan dibahas hasil dari penelitian.
Data dari 45 responden di atas dikelompokkan menjadi data umum yang meliputi umur, pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi. Sedangkan data khusus meliputi pengetian kanker payudara, penyebab kanker payudara, tanda dan gejala kanker payudara, stadium kanker payudara, pengobatan kanker payudara dan deteksi dini kanker payuadara.
4.1    Hasil Penelitian
4.1.1        Data Umum
Tabel 4.1   Distribusi Frekuensi Responden Menurut Golongan Umur Di Desa Krembangan Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang

No
Golongan Umur (Tahun)
Frekuensi
Prosentase (%)
1
2
3
< 30 tahun
 31– 40 tahun
41 – 50  tahun
4
35
6
8,9
86,67
13,33
Jumlah
45
100
        
Berdasarkan tabel 4.1 golongan umur responden hampir seluruhnya berumur 31 – 40 tahun sebanyak 39 responden (86,67%) dan paling sedikit yaitu usia < 30 tahun sebanyak 4 responden (8,9%).

Tabel 4.2   Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan Ibu Di Desa Krembangan Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang

No
Pendidikan
Frekuensi
Prosentase (%)
1
2
3
4
SD
SMP
SMA
PT
2
20
21
2
4,44
44,44
46,67
4,44
Jumlah
45
100

Berdasarkan tabel 4.2 pendidikan terakhir didapatkan terbanyak responden berpendidikan SMA sebanyak 21 responden (46,67%) dan yang paling sedikit yaitu yang mengenyam pendidikan SD sebanyak 2 responden (4,44%).
Tabel 4.3   Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pekerjaan Ibu Di Desa Krembangan Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang

No
Pekerjaan
Frekuensi
Prosentase (%)
1
2
3
4
IRT
Tani
PNS
Wiraswasta
25
4
2
14
55,6
8,89
4,44
31,11
Jumlah
45
100

Berdasarkan tabel 4.3 pekerjaan yang didapatkan sebagian besar yaitu sebagi ibu rumah tangga sebanyak 25 responden (55,6%) pekerjaan dan yang bekerja sebagai PNS sebanyak 2 responden (4,44%).
Tabel 4.4   Distribusi Frekuensi Responden Menurut Sumber Informasi Tentang Kanker Payudara Di Desa Krembangan Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang

No
Sumber Informasi
Frekuensi
Prosentase (%)
1
2
3
Televise, Radio
Koran, Majalah
Tenaga kesehatan
20
15
10
44,44
33,33
22,22
Jumlah
45
100
Berdasarkan tabel 4.4 ibu yang sebagai responden sebagian besar mengetahui informasi tentang kanker payudara melalui televisi atau radio yaitu sebanyak 20 responden (44,44%) sedangkan informasi yang diperoleh dari teman sedikit sekali yaitu sebanyak 10 responden (22,22%).
4.1.2        Data Khusus
Tabel 4.5   Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kanker Payudara Dan Deteksi Dini Kanker Payudara Di Desa Krembangan Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang

No
Kriteia Kualitatif
Frekuensi
Prosentase (%)
1
2
3
Baik
Cukup
Kurang
14
21
10
31,11
46,7
22,22
Jumlah
45
100

Berdasarkan tabel 4.5 hampir setengahnya berpengetahuan cukup sebanyak 21 responden (46,7%) berpengetahuan baik sebanyak 14 responden (31,11%) dan berpengetahuan kurang sebanyak 10 responden (22,22%).

4.2    Pembahasan
Berdasarkan data yang diambil tingkat pengetahuan ibu tentang kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara di Desa Krembangan Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang, hampir setengahnya dari responden tingkat pengetahuannya cukup sebanyak 21 responden (46,7%).
Berdasarkan umur yang mendapat pengetahuan tentang kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara hampir selurhnya berusia 20-40 tahun sebanyak 39 responden dengan presentase 86,67%. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih baik, matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat hal ini sebagai akibat dari pengetahuan dan kematangan jiwanya. Makin tua seseorang makin kondusif dalam menggunakan keping terhadap masalah yang dihadapi (Nursalan dan Siti Pariani, 2001).
Dilihat dari tingkat pengetahuan tentang kanker payudara dan deteksi dininya di dapat 23 responden dengan presentase 51,11% berpendidikan SMA dan Perguruan Tinggi (PT), karena pendidikan adalah sikap usaha pengaruh pelindung dan bantuan yang diberikan kepada anak yang tertuju kedewasaan. GBHN Indonesia mengidentifikasi bahwa pendidikan dalam dan dari luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi kualitas hidup yang menunjukkan kesehatan sehingga dapat menjadikan kualitas hidup (Notoatmodjo, 2002). Dan menurut Nursalam dan Siti Pariani (2001) makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai baru yang diperkenalkan.
Berdasarkan tabel 4.3 dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu yang ada di Desa Krembangan hanya sebagai ibu rumah tangga hal itu terbukti dengan adanya prosentase yang ada yaitu sebesar 55,6%. Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat kesamaan antara hasil penelitian dengan teori yang ada yang menerangkan bahwa pekerjaan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu khususnya tentang kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara. Sehingga akan sedikit waktu untuk memperoleh informasi (Notoatmodjo, 2003).
 Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 45 responden sebagian besar sumber informasi tentang kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara yang diterima responden berasal dari televise atau radio yaitu sebanyak 20 responden (44,44%). Dari penelitian yang sudah dilakukan ada kesesuaian antara penelitian dengan teori yang memaparkan bahwa faktor informasi mempengaruhi tingkat pengetahuan, semakin banyak informasi yang di peroleh maka semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki. Menurut Syaifuddin Azwar (2007). Pengetahuan dipengaruhi oleh adanya informasi baru mengenai sesuatu yag memberikan landasan kognitif bagi terbentuknya sikap terhadap hal yang dibawa oleh informasi.
Dan tingkat pengetahuan ibu yang ada di Desa Krembangan juga di pengaruhi oleh faktor lingkungan yang ada. Ibu yang ada dilingkungan tersebut terkadang sulit untuk diajak mengikuti acara penyuluhan tentang kesehatan sehingga hal tersebut menjadi pemicu dari sedikitnya ibu untuk memperoleh informasi. Sehingga saat dilakukan penelitian dan di ukur tingkat pengetahuannya diperoleh hasil dengan tingkat pengetahuan yang cukup.
Sebagai tenaga kesehatan wajib berperan aktif dalam memberikan penyuluhan tentang kesehatan terutama tentang kanker patudara dan deteksi dininya agar ibu dapat lebih memperhatikan kesehatan pada dirinya.


BAB V
PENUTUP

5.1    Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan pengetahuan ibu tentang kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara di Desa Krembangan Kecmatan Gudo Kabupaten Jombang maka dapat disimpulkan :
Tingkat pengetahuan sebatas tahu ibu tentang kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara sebagian besar (46,7%) berpengetahuan cukup.

5.2    Saran
5.2.1        Bagi Tempat Penelitian (Bidan)
Bagi tenaga kesehatan atau bidan hendaknya tetap aktif dalam memberikan informasi melalui penyuluhan dan selalu mengikuti perkembangan kanker payudara yang terbaru dengan cara mengikuti seminar atau pertemuan ilmiah yang lain.
5.2.2        Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini sebaiknya ditingkatkan dengan memperbaiki uji yang ada dan memperbaiki uji instrument serta menambah sampel yang lebih bisa mewakili keseluruhan dari populasi.

5.2.3        Bagi Institusi Pendidikan
Menambah literature terbaru tentang kanker payudara untuk menambah wawasan mahasiswa tentang kanker payudara dan untuk mempermudh dalam proses pembuatan KTI

0 komentar:

Posting Komentar

 

Friends

Blog List