Jumat, 08 Februari 2013

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KELAS IBU HAMIL


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Program kelas ibu hamil adalah salah satu bentuk pendidikan prenatal yang dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil, terjadi perubahan perilaku positif sehingga ibu memeriksakan kehamilan dan melahirkan ke tenaga kesehatan dengan demikian akan meningkatkan persalinan ke tenaga kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu dan Anak (www. Dep kes).
Kegiatan Kelas Ibu Hamil merupakan sarana untuk belajar kelompok tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, melalui praktik dengan menggunakan buku KIA (Kesehatan Ibu anak) (Depkes, 2009 : vii).
Pada akhir proyek kerjasama Buku KIA ”The Ensuring Quality Of MCH Service Through MCH Handbook“ Departemen Kesehatan Republik Indonesia Japan International Cooperation Agency (JICA) tahun 1998-2003, telah dikembangkan paket Kelas Ibu oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, yang terdiri dari : Buku Pedoman Kelas Ibu Hamil, Buku Skenario Kelas Ibu dan Media Alat bantu (Lembar Balik) dan senam Ibu Hamil. Kegiatan Kelas Ibu itu disusun sebagai upaya untuk meningkatkan cakupan dan pemanfaatan Buku KIA dalam pelayanan kesehatan Ibu dan Anak (Depkes, 2009 : ix).
Kelas Ibu merupakan salah satu kegiatan penting dalam penerapan Buku KIA dimasyarakat sebagai upaya pembelajaran ibu, suaminya dan keluarga agar memahami Buku KIA melalui metode kegiatan belajar bersama dalam kelas yang di fasilitasi oleh petugas kesehatan untuk mempersiapkan ibu hamil menghadapi persalinan yang aman dan nyaman. Beberapa kegiatan seperti senam ibu hamil, latihan pernafasan pada persalinan dan cara menyusui bayi juga diberikan minat ibu-ibu hamil agar datang mengikuti Kelas Ibu Hamil tersebut (Depkes RI : 2009).
Hamil adalah Keadaan uterus mengandung embrio (Sumarmo Markam 2008:92).
Pemerintah menargetkan 90% kunjungan antenatal care ke tenaga kesehatan atau bidan (Depkes 2009) (Diakses pada tanggal 14 Maret 2010).
Pemerintah menganjurkan 4 kali pemeriksaan selama hamil: yang pertama satu kali kunjungan selama trimester I, sebelum minggu ke-14, yang kedua satu kali kunjungan selama trimester II, diantara minggu ke-14 sampai minggu ke-28, yang ketiga Dua kali kunjungan selama trimester III, antara minggu  ke-28 sampai dan setelah minggu ke-36. (Rita Yulifah 2009 : 64).
Kelas Ibu Hamil ini didahului karena makin banyaknya angka kematian Ibu Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya dan bukan karena sebab-sebab lain, per100.000 kelahiran hidup.
Seluruh rangkaian hasil proses pelaksanaan Kegiatan Kelas Ibu Hamil sebaiknya dibuatkan laporan. Pelaporan hasil pelaksana Kelas Ibu Hamil dijadikan sebagai dokumen, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan pembelajaran pihak-pihak yang berkepentingan. Pelaporan disusun pada setiap selesai melaksanakan Kelas Ibu Hamil. Isi laporan memuat tentang: waktu pelaksanaan, jumlah peserta, proses pertemuan, masalah dan hasil capaian pelaksanaan, hasil evaluasi.
Pelaporan dilakukan secara berkala dan berjenjang dari bidan atau tenaga kesehatan pelaksana Kelas Ibu Hamil ke puskesmas-Dinas Kesehatan Kabupaten-Dinas Kesehatan Propinsi-Departemen Kesehatan.
Pelaporan oleh bidan atau pelaksana pertemuan Kelas Ibu Hamil dilakukan setiap selesai pertemuan atau setiap angkatan pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, kabupaten dan provinsi pelaporan disusun setiap 3 (tiga) bulan sekali dan laporan tahunan.
Salah satu tool (alat) program kesehatan yang diharapkan turut berperan dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kehamilan, persalinan dan nifas adalah buku Kesehatan Ibu dan Anak (buku KIA). Buku KIA adalah suatu buku yang berisi catatan kesehatan Ibu dan Anak serta informasi cara menjaga kesehatan dan mengatasi anak sakit. Namun tidak semua ibu mau/bisa membaca buku KIA, Penyebabnya bermacam-macam, ada ibu yang tidak punya waktu untuk membaca buku KIA, atau malas membaca buku KIA, sulit mengerti isi buku KIA, ada pula ibu yang tidak dapat membaca. Oleh sebab itu ibu hamil perlu diajari tentang isi buku KIA dan cara menggunakan buku KIA. Salah satu solusinya yaitu melalui penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil untuk ibu hamil, sedangkan “Kelas Ibu Balita untuk ibu yang mempunyai anak Balita.
Dari studi pendahuluan yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner tertutup dengan responden 10 orang ibu hamil didesa Kedung Betik Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang maka di peroleh data tingkat pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kelas Ibu hamil kurang dengan prosentase 50%. Peneliti meneliti hanya sebatas tahu saja berdasarkan fenomena diatas maka peneliti mengambil penelitian ini dan ingin meneliti lebih dalam lagi.
1.2  Rumusan Masalah
Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang kelas ibu hamil didesa Kedung Betik kecamatan Kesamben kabupaten Jombang?
1.3  Tujuan Penelitian
Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kelas Ibu Hamil didesa Kedung Betik kecamatan Kesamben kabupaten Jombang.
1.4  Manfaat Penelitian
1.4.1        Bagi Peneliti
Di harapkan dapat menambah pemahaman wawasan penelitian tentang kelas Ibu hamil.
1.4.2        Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai informasi dan masukan bagi pendidikan sebagai informasi penelitian berikutnya, khususnya di mata kuliah ASKEB I.
1.4.3        Bagi Lahan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang pentingnya Kelas Ibu Hamil di Desa Kedung Betik Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang.

1.5  Sistematika Penulisan
Bab I         : Pendahuluan
Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Hipotesis Penelitian, Sistematika Penulisan.
Bab II       : Tinjuan Pustaka
Konsep Pengetahuan, Konsep Kelas Ibu Hamil.
Bab III      : Metode Penelitian
Menguraikan tentang Desain Penelitian, Populasi, Sampel, Sampling, Kriteria Sampel, Identifikasi Variable, Definisi Operasional,  Lokasi Dan Waktu Penelitian, Teknik Pengumpulan Data Dan Analisa Data, Teknik, Pengolahan Data, Instrument, Etika Penelitian, Keterbatasan.
Bab IV      : Hasil Penelitian  dan Pembahasan
Hasil penelitian, Pembahasan mengenai KTI
Bab V       : Penutup
Kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Konsep Pengetahuan
2.1.1        Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo S. 2007).
Pengetahuan mempunyai dua pengertian, pertama adalah segala apa yang diketahui (kepandaian), kedua adalah segala apa yang diketahui berkenaan dengan hal (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001).
Suatu perbuatan yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perbuatan yang tidak didasari oleh pengetahuan, dan orang yang mengadopsi perbuatan dalam diri seseorang tersebut akan terjadi proses sebagai berikut :
2.1.1.1  Kesadaran (Awareness)
Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap obyek (stimulus) (Notoatmodjo, 2003 : 122).

2.1.1.2  Merasa tertarik (Interest)
Terhadap stimulus atau obyek tertentu. Disini sikap subyek sudah mulai timbul (Notoatmodjo, 2003 : 122).
2.1.1.3  Menimbang-nimbang (evaluation)
Terhadap baik dan tidaknya terhadap stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah tidak baik lagi (Notoatmodjo, 2003 : 123).
2.1.1.4  Trial
 Dimana subyek mulai melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus (Notoatmodjo, 2003 : 123).
2.1.1.5  Adopsi (adoption)
 Dimana subyek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus (Notoatmodjo, 2003 : 123).
2.1.2        Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif
Pengetahuan yang mencakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan (Notoatmodjo, 2007 : 141).
2.1.2.1  Tahu (Know)
Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain, menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
2.1.2.2  Memahami (Comprehension)
Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap objek yang dipelajari.
2.1.2.3   Aplikasi (Aplication)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi ini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan  hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
2.1.2.4  Analisis (Analysis)
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi didalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
2.1.2.5   Sintesis (Synthesis)
Menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
2.1.2.6  Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian–penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin kita ketahui atau kita ukur dan dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.
(Notoatmodjo. 2007 : 142)
2.1.3        Cara Memperoleh Pengetahuan
Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, cara memperoleh pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni :
a.       Cara tradisional atau non-ilmiah.
b.      Cara modern atau cara ilmiah
(Notoatmodjo, 2005 : 10).
2.1.3.1  Cara Tradisional atau Non Ilmiah
Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi :

1.      Cara Coba Salah (Trial And Error)
Cara yang paling tradisional yang pernah digunakan oleh manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah melalui cara coba-coba atau dengan kata lain yang lebih dikenal “trial and error”. Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi persoalan atau masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba saja. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba kembali dengan kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. Itulah sebabnya cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba-salah/coba-coba.
2.      Cara Kekuasaan atau Otoritas (Authority)
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Kebiasaan seperti ini tidak hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan-kebiasaan ini seolah-olah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.
Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintah, tokoh agama, maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama didalam penemuan ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang dikemukakannya adalah sudah benar.
3.      Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah yang dihadapi, maka untuk memecahkan masalah lain yang sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut. Tetapi bila ia gagal, ia tidak akan mengulangi cara itu dan berusaha  mencari yang lain sehingga, dapat berhasil memecahkannya.
Namun perlu diperhatikan disini bahwa tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar diperlukan berpikir kritis dan logis.
4.      Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan menusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui deduksi maupun induksi.
Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan yang dikemukakan, kemudian dicari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan khusus kepada yang umum dinamakan induksi. Sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum kepada yang khusus (Notoatmodjo, 2005 : 11-14).
2.1.3.2  Cara Modern Dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut ”metode penelitian ilmiah” atau lebih populer disebut metodologi penelitian (Research Metodologi). Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bracon (1561-1626). Ia adalah seorang tokoh yang mengembangkan metode berpikir induktif. Mula-mula ia mengadakan pengembangan langsung terhadap gejala-gejala alam atau kemasyarakatan kemudian hasil pengamatannya tersebut dikumpulkan dan diklasifikasikan, dan akhirnya diambil kesimpulan umum. Kemudian metode berpikir induktif  ini dilanjutkan oleh Deobold Van Dallen. Ia mengatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung, dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok, yakni :
a.       Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada saat dilakukan pengamatan
b.       Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada saat dilakukan pengamatan.
c.       Gejala-gejala yang muncul serta bervariasi, yaitu gejala-gejala yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu
Berdasarkan hasil pencatatan-pencatatan ini kemudian ditetapkan ciri-ciri atau unsur-unsur yang pasti ada pada sesuatu gejala. Selanjutnya hal tersebut dijadikan dasar pengambilan kesimpulan atau generalisasi. Prinsip-prinsip umum yang dikembangkan oleh Bacon ini kemudian dijadikan dasar untuk mengembangkan metode penelitian yang lebih praktis. Selanjutnya diadakan penggabungan antara proses berpikir induktif-deduktif-verivikatif seperti yang dilakukan oleh Newton dan Galileo. Akhirnya lahir suatu cara melaku  kan penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan metode penelitian ilmiah (Scientific Research Method).
(Notoatmodjo, 2005 : 18).
2.1.4        Skala Pengukuran
2.1.4.1  Nominal
Nominal adalah data yang ditetapkan atas dasar proses penggolongan. Data tersebut hanya mempunyai sifat membedakan. Angka-angka yang digunakan ini hanyalah sebagai kategori dan tidak mempunyai makna dan tidak bisa dipergunakan untuk penghitungan secara matematis dalam arti 1 lebih kecil dari pada 2. Misalnya, skor yang dituliskan untuk mempermudah dalam menganalisis data pada variabel pengelompokan sikap : sikap positif dan negatif (nominal dikhotom).
2.1.4.2  Ordinal
Menurut  Rafi’i, 1993 ; Polio dan Hungler, 1993 ; Burns dan Grove, 1991 ; Ndraha, 1985, data ordinal merupakan anggota himpunan yang beranggotakan pangkat, jabatan, ranking atau order. Dalam pengukuran ini peneliti tidak hanya mengkategorikan pada persamaan, tapi bisa menyatakan lebih besar dari atau lebih kecil dari. Misalnya, dalam pengetahuan pasien tentang diet pada kasus diabetes mellitus 0 = jelek; 1  = cukup; 2 = baik; 3 = sangat baik. Skor yang digunakan untuk mempermudah dalam mengkategorikan jenjang atau peringkat dalam penelitian biasanya dituliskan dalam prosentase. Misalnya, pengetahuan : baik = 76-100% ; cukup = 56-75% ; dan kurang ≤ 56%.
2.1.4.3  Interval
Data yang dihasilkan dari pengukuran yang bersifat kontinyu, dimana dalam pengukuran itu diasumsikan terdapat pengukuran yang sama. Pada data interval dapat memberikan nilai interval antara ukuran kelas. Dalam pengukuran ini tiap anggota dalam kelas mempunyai persamaan nilai interval, demikian juga terkandung nilai lebih besar atau lebih kecil dari. Misal, pengukuran suhu badan dapat membentuk variabel interval jika tiga buah obyek A, B, dan C berturut-turut memberikan variabel suhu dengan skala interval 36,1C˚-37C˚; 37,1C˚-38C˚ ; 38,1C˚-39C˚ dan seterusnya.
2.1.4.4  Ratio
Skala ratio hampir sama dengan skala interval. Yang membedakannya adalah bahwa skala pengukuran ratio mempunyai nilai nol mutlak sedangkan interval tidak. Pada pengukuran ini nilai nol mutlak digunakan dan menandakan adanya atau tidak adanya variabel yang sedang diukur. Angka-angka ini dipergunakan untuk menyatakan jarak dari asal murninya. Misal : berat badan, umur, kadar glukosa darah puasa, kadar oksigen (Nursalam, 2003 : 123-124).


2.1.5        Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
2.1.5.1  Faktor Eksternal
1.      Pendidikan
Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, ataupun masyarakat sehingga mereka melakukan apa-apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Unsur-unsur pendidikan yakni :
a.       Input adalah
1)      Sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat).
2)      Pendidik (pelaku pendidikan).
b.      Proses adalah upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain.
c.       Output adalah melakukan apa yang diharapkan atau prilaku.
(Notoatmodjo, 2003 : 16)
2.      Kebudayaan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan sikap kita.
3.      Informasi
Informasi adalah keseluruhan makna dapat diarahkan sebagai pemberitaan seseorang (Syaifudin Azwar, 2008 :34).



2.1.5.2  Faktor Internal
1.      Pengalaman
Pengalaman adalah studi peristiwa yang pernah dialami seseorang. Middle Brook (1974) yang dikutip Syaifudin Azwar MA, mengatakan bahwa tidak adanya suatu pengalaman sama sekali dengan mengatakan suatu obyek psikologis cenderung akan bersikap negatif terhadap obyek tersebut. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional (Syaifudin Azwar, 2008 : 30).
2.      Usia
Menurut Huclock, 1998 yang dikutip Nursalam, 2001 semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dengan logis dari segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih dipercaya.
3.      Minat
Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001 :  744)
4.      Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara pikir manusia ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya manusia telah menggunakan  jalan pikirannya.
(Notoatmodjo, 2005 : 14)

2.2  Kehamilan
2.2.1        Definisi kehamilan
Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin didalam rahim seorang perempuan. Masa kehamilan didahului oleh terjadinya pembuahan yaitu bertemunya sel sperma laki-laki dengn sel telur yang dihasilkan oleh indung telur. Setelah pembuahan, terbentuk kehidupan baru berupa janin dan tumbuh didalam rahim ibu yang merupakan tempat berlindung yang aman dan nyaman bagi janin (Dep Kes, 2009:15).
Hamil adalah Keadaan uterus mengandung embrio. (Sumarmo Markam 2008:92).
2.2.2        Konsep Ibu Hamil
Ibu Hamil adalah wanita yang mengandung janin dalam rahim karena setelah dibuahi oleh spermatozoa (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa 2001 : 385).

2.3  Konsep Kelas Ibu Hamil
2.3.1        Definisi Kelas Ibu Hamil
Kegiatan Kelas Ibu Hamil merupakan sarana untuk belajar kelompok tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, melalui praktik dengan menggunakan buku KIA (Kesehatan Ibu anak) ( Depkes, 2009 : vii).
2.3.2        Tujuan
Pegangan fasilitator Kelas Ibu Hamil ini diharapkan dapt menjadi catatan alur pembelajaran bagi fasilitator dalam melakukan fasilitasi standar  Kelas Ibu Hamil.
2.3.3        Sasaran
Bidan atau petugas kesehatan yang terkait dengan kegiatan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam melakukan fasilitasi Kelas Ibu Hamil yang sudah mendapatkan pelatihan.
2.3.4        Manfaat Kelas Ibu Hamil
1.      Supaya ibu mengerti tentang kelas ibu hamil
2.      Supaya ibu bisa mengaplikasikannya ke dalam kehidupannya sehari-hari
3.      Menambah wawasan keluarga tentang kelas ibu hamil
2.3.5        Kelas Ibu Hamil di lakukan selama 3 pertemuan
2.3.5.1  Pertemuan kelas ibu hamil pertama
1.      Informasi kelas ibu hamil
2.      Perubahan tubuh selama kehamilan
3.      Perawatan kehamilan

Tujuan
1.      Memahami apa yang disebut kelas ibu hamil
2.      Memahami bahwa kehadiran tepat waktu dan berpartisipasi aktif penting untuk keberhasilan kelas ibu hamil
3.      Memahami bahwa kelas ibu penting untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang kehamilan, persalinan dan perawatan anak
4.      Memahami bagaimana terjadiya kehamilan
5.      Memahami adanya perubahan tubuh ibu selama kehamilan
6.      Memahami bagaimana mengatasi berbagai keluhan saat hamil
7.      Memahami apa saja yang harus dilakukan oleh ibu selama kehamilan
8.      Memahami pentingnya makanan sehat dan pencegahan anemia saat kehamilan
9.      Memahami bahwa kesiapan psikologis diperlukan dalam menghadapi kehamilan
10.  Memahami bagaimana hubungan suami istri semasa kehamilan
11.  Mengetahui obat-obatan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu semasa kehamilan
12.  Mengetahui tanda-tanda bahaya pada kehamilan
13.  Memahami perlunya perencanaan persalinan sejak awal agar dapat memperlancar proses persalinan
Waktu : 75 menit

Buku Pegangan
1.      Pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil
2.      Buku KIA (disesuaikan dengan halaman Buku KIA di daerah masing-masing)
3.      Lembar balik (disesuaikan dengan halaman Buku KIA di daerah masing-masing)
Metode
1.      Curah pendapat
2.      Ceramah, tanya jawab, diskusi
3.      Penugasan
4.      Partisipastif dan praktek
Materi
1.      Penjelasan kelas ibu hamil
2.      Kehamilan
3.      Perubahan tubuh selama kehamilan
4.      Berbagai keluhan saat hamil dan cara mengatasinya
5.      Apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil
6.      Gizi dan pencegahan anemia
7.      Persiapan psikologis menghadapi kehamilan
8.      Hubungan suami istri selama kehamilan
9.      Obat-obatan yang boleh dikonsumsi oleh ibu hamil
10.  Tanda bahaya pada kehamilan
11.  Perencanaan persalinan
Alat Bantu
1.      Jika tersedia
2.      Food model, piramida makanan, stiker P4K dll
3.      Tikar/matras, Bantal
2.3.5.2  Pertemuan yang pertama
Langkah-langkah materi pertemuan kelas ibu hamil pertama
1.      Pertemuan kelas Ibu Hamil dapat dibuka oleh pejabat yang berwenang setempat atau bidan yang bertindak sebagai fasiliator.
2.      Menginformasikan dan mendiskusikan kesepakatan kelompok yang akan disetujui dan ditepati oleh semua peserta, misalnya waktu mulai dan berakhirnya, tempat pelaksanaan kelas ibu hamil dll.
3.      Perkenalan : fasilitator memperkenalkan diri, sedangkan peserta memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, jumlah anak, pengalaman pada kehamilan ini atau kehamilan sebelumnya dan harapan setelah mengikuti kelas ibu hamil.
4.      Menginformasikan bahwa peserta akan mengikuti kelas ibu hamil  ini minimal 3 kali pertemuan.
5.      Materi yang diberikan meliputi perawatan kehamilan, persiapan dan proses persalinan, gizi dan pencegahan anemia, cara menyusui yang baik, imunisasi, Infeksi Menular Seksual, HIV dan AIDS, penyakit malaria, Keluarga Berencana, senam hamil dll.
6.      Menginformasikan dan mendiskusikan tujuan Buku KIA
7.      Membagikan lembar quisioner kepada peserta untuk melakukan pre-test materi pertemuan pertama.
8.      Menjelaskan cara pengisian dan berikan bimbingan kepada peserta yang tidak dapat membaca dan menulis dengan cara membacakan soal dan pilihan jawaban, serta mencatat jawaban yang di berikan ibu.
9.      Mengumpulkan hasil para-tes dan evaluasi untuk mengetahui pengetahuan awal peserta kelas ibu hamil ini.
10.  Setelah  pre-test, informasikan bahwa kita akan mulai mendiskusikan materi-materi mengenai kehamilan, perubahan tubuh dan perawatan kehamilan.
11.  Meminta pendapat peserta apa yang disebut dengan kehamilan, bagaimana terjadinya dan apa yang disebut dengan tanda-tanda kehamilan. Mendiskusikan  bersama seluruh peserta.
12.  Menjelaskan bagaimana terjadinya kehamilan dan tanda-tandanya sesuai dengan ulasan materi 1.1.
13.  Meminta pendapat peserta perubahan tubuh apa yang terjadi pada ibu hamil. Sesuaikan dengan pengalaman peserta saat hamil ini atau pada kehamilan sebelumnya.
14.  Mendiskusikan kemudian menjelaskan dengan mengacu pada ulasan materi 1.2
15.  Meminta pendapat peserta, apa saja yang biasanya dilakukan oleh ibu saat hamil dan bagaimana cara mengatasinya. Menyesuikan dengan apa yang ibu rasakan saat hamil ini atau kehamilan sebelumnya. Mendiskusikan bersama peserta.
16.  Menjelaskan sesuai yang keluhan yang disebutkan oleh peserta dengan mengacu pada ulasan materi 1.3
17.  Meminta peserta untuk membuka Buku KIA halaman 2-3, dan meminta peserta membacakan: Apa saja yang perlu dilakukan oleh ibu hamil?/ pelayanan kesehatan bagi ibu hamil.
18.  Menjelaskan pada ulasan materi 1.4, mengenai apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil.
19.  Meminta pendapat peserta mengenai makanan yang perlu untuk ibu hamil dan makanan apa yang tidak boleh dikonsumsi. Mendiskusikan bersama paserta.
20.  Menjelaskan dengan mengacu pada ulasan materi 1.5, mengenai makanan bagi ibu hamil.
21.  Meminta pendapat peserta tentang kurangdarh/anemia, dampak dan bagaimana cara mencegahnya.  Mendiskusiskan bersama paserta.
22.  Menjelaskan dengan mengacu pada ulasan materi 1.5 mengenai anemia.
23.  Meminta peserta untuk membuka buku KIA halaman 4, dan meminta peserta membacakan: bagaimana makan yang baik selama kehamilan./Menganjurkan makan buat ibu.
24.  Menanyakan bagaimana kesiapan ibu dalam menghadapi kehamilan ini secara psikolog. Mendiskusiskan bersama paserta.
25.  Menjelaskan mengenai kesiapan psikologis menghadapi kehamilan sesuai dengan ulasan materi 2.1
26.  Meminta pendapat peserta mengenai pengalaman mereka tentang hubungan suami isteri selama kehamilan. Mendiskusiskan bersama paserta.
27.  Menjelaskan mengenai hubungan suami isteri selama kehamilan sesuai dengan ulasan materi 2.2.
28.  Meminta pendapat peserta dan mendiskusikan pengalaman mereka mengenai obat-obatan yang diminum jika mengalami keluhan/ menderita sakit saat hamil.
29.  Menjelaskan obat-obatan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi saat kehamilan  sesuai dengan ulasan materi 2.3.
30.  Meminta peserta untuk membuka buku KIA halaman 3-4, dan meminta peserta membacakan: bagaimana menjaga kesehatan ibu hamil./Perawatan sehari- hari.
31.  Meminta pendapat peserta dan mendiskusikan dengan peserta keadaan apa saja yang merupakan tanda-tanda adanya bahaya pada kehamilan.
32.  Menjelaskan apa saja yang merupakan tanda-tanda adanya bahaya semasa  kehamilan sesuai dengan ulasan materi 2.4
33.  Meminta peserta untuk membuka buku KIA halaman 5-6, dan meminta peserta salah satu membacakan: Apa saja tanda–tanda bahaya pada ibu hamil?
34.  Meminta pendapat peserta persiapan apa saja yag telah dilakukan bersama suami/keluarga dalam menghadapi persalinan ini? Mendiskusikan bagaimana dengan pengalaman pada kehamilan sebelumnya.
35.  Menjelaskan perlunya perencanaan dalam persiapan untuk menghadapi persalinan sesuai dengan ulasan materi 2.5.
36.  Meminta peserta untuk membuka buku KIA halaman 6-7, dan meminta peserta salah satu membacakan: Apa saja persiapan keluarga menghadapi persalinan?
37.  Mengakhiri pertemuan dengan pasca test kemudian dievaluasi sehingga dapat diketahui apa saja materi yang disampaikan sudah di pahami oleh peserta.
38.  Memperagakan senam hamil I. Dengan menggunakan (Lembar Balik).
Ulasan Materi Pertemuan Kelas Ibu Hamil I
1.      Perubahan Tubuh Selama Kehamilan
Apakah kehamilan itu?
Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin di dalam rahim seorang perempuan. Masa kehamilan didahului oleh terjadinya pembuahan yaitu bertemunya sel sperma laki-laki dengan sel telur yang dihasilkan oleh indung telur. Setelah pembuahan, terbentuk kehidupan baru berupa janin dan tumbuh di dalam rahim ibu yang merupakan temapt berlindung yang aman dan nyaman bagi janin.
Kehamilan tidak hanya ditandai oleh terlambatnya haid, muntah pada pagi hari atau semakin membesarnya perut ibu. Berbagai perubahan tubuh ibu dapat terjadi selama kehamilan.
Perubahan tubuh ibu selama kehamilan
Pada masa kehamilan terjadi perubahan pada tubuh ibu yang erat kaitannya dengan keluhan-keluhan selama kehamilan :
a.       Perubahan pada payudara : payudara dan puting jadi lebih lembut sekitar tiga minggu setelah pembuahan terjadi (ketika haid terlambat sekitar seminggu). Kadang-kadang payudara terasa membengkak, mirip yang ibu rasakan menjelang haid. Membesarnya payudara ini karena kelenjar-kelenjar air susu membesar dan menyimpan lemak sebagai persiapan menyusui. Puting payudara dan daerah sekitarnya berwarna lebih gelap.
b.      Peningkatan berat badan : pada akhir trimester pertama, ibu akan kesulitan untuk memasang kancing rok atau celana panjang. Hal itu bukan berarti adanya peningkatan berat badan yang banyak, tapi karena rahim berkembang dan memerlukan ruang dan ini semua karena pengaruh dari hormon estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim dan hormon progesteron yang menyebabkan tubuh akan menahan air.
c.       Kram perut : sering terjadi pada awal kehamilan, serta akan terus berlangsung sampai rahim terletak di bagian tengah dan disangga dengan baik oleh tulang punggung (pada triwulan ke-dua). Kontraksi rahim sering terjadi secara teratur, seiring dengan meningkatnya olahraga yang ibu lakukan selama hamil, saat berhubungan intim, atau karena perubahan posisi dari tidur ke berdiri.
d.      Sering buang air kecil : begitu haid terlambat 1-2 minggu, biasanya ada dorongan untuk buang air kecil. Hal ini terjadi karena meningkatnya peredaran darah ketika hamil dan tekanan pada kandung kemih akibat membesarnya rahim. Biarpun sering buang air kecil, ibu harus tetap banyak minum agar tidak mengalami kekurangan cairan tubuh. Sering buang air kecil juga dirasakan saat kehamilan sudah mencapai umur 9 bulan, saat kepala bayi sudah masuk ke rongga panggul dan menekan kandung kemih.
e.       Sembelit (susah buang air besar) : selama kehamilan usus lebih rileks bekerja, sehingga dorongan untuk mengeluarkan sisa kotoran pun agak terhambat.
f.       “Ngidam” : sejak awal kehamilan, dorongan untuk ngemil atau makan makanan tertentu (ngidam) sering muncul pada ibu hamil. Keinginan untuk ngemil mungkin saja muncul karena kebutuhan tubuh untuk makan sedikit demi sedikit namun sering.
g.      Mual dan muntah : keadaan ini lebih sering terjadi di pagi hari walaupun keadaan yang dirasakan oleh sekitar 50% ibu hamil ini, dapat muncul kapan saja. Dapat terpicu hanya karena mencium bau makanan atau parfum tertentu (yang pada kondisi normal tidak membuat mual). Hal ini terjadi karena perubahan dalam tubuh. Biasanya, hanya berlangsung selama 3 bulan pertama kehamilan, dan berhenti begitu masuk bulan ke-4.
Keluhan umum saat hamil dan cara mengatasinya (keputihan, nyeri pinggang, kram kaki, wasir dll)
a.       Keputihan : selama kehamilan keputihan akan bertambah dan tidak berwarna. Jika tidak ada rasa gatal dan tidak tercium bau yang kurang sedap maka ibu tidak perlu cemas. Jagalah kebersihan alat kelamin dan gunakan selalu celana dalam yang bersih dan kering. Jika keputihan berbau dan terasa gatal segera meminta pertolongan kepada petugas kesehatan.
b.      Nyeri pinggang : kehamilan juga mempengaruhi keseimbangan tubuh karena cenderung untuk berat di bagian depan. Untuk menyeimbangankan berat tubuh maka ibu akan berusaha untuk berdiri dengan tubuh condong ke belakang. Oleh karena itu ibu akan merasakan nyeri di bagian pinggang. Cara mengatasinya dengan :
1)      Berolahraga : senam hamil atau berjalan kaki sekitar 1 jam sehari
2)      Ketika berdiri, usahakan tubuh dalam posisi normal, yaitu tegak lurus dengan bahu ditarik ke belakang.
3)      Walaupun ingin tidur, sebaiknya berbaring miring ke kiri.
Posisi seperti ini memungkinkan aliran darah dan makanan ke arah plasenta berjalan normal. Akan lebih baik lagi bila ibu meletakkan bantal di antara kedua lutut.
4)      Jagalah sikap tubuh saat duduk dengan punggung selalu lurus dan tidak dibungkukkan
5)      Hindari duduk terlalu lama, karena punggung akan merasa lelah. Atasi dengan cara meletakkan kepala di atas meja selama beberapa waktu. Lalu, cobalah untuk merenggangkan bagian belakang leher.
6)      Ganjal belakang punggung dengan bantal yang empuk. Dengan begitu, tulang belakang selalu tersangga dengan baik.
7)      Jangan berdiri terus-menerus untuk waktu yang lama.
8)      Pada saat mengambil sesuatu di lantai usahakan untuk berjongkok secara perlahan dengan punggung dalam keadaan lurus kemudian baru mengambil barang tersebut dan setelah itu berdiri perlahan-lahan.
c.       Kram kaki
Kram kaki banyak dikeluhkan ibu hamil, terutama pada triwulan kedua. Bentuk gangguan berupa kejang pada otot betis atau otot telapak kaki. Kram kaki cenderung menyerang pada malam hari selama 1-2 menit. Walau singkat, tapi dapat mengganggu tidur, karena rasa sakit yang menekan betis atau telapak kaki. Hingga kini, penyebab kram belum diketahui pasti. Diduga adanya ketidakseimbangan mineral di dalam tubuh ibu yang memicu gangguan pada sistem persarafan otot-otot tubuh. Penyebab lainnya adalah, kelelahan yang berkepanjangan, serta tekanan rahim pada beberapa titik persarafan yang berhubungan dengan saraf-saraf kaki.
Cara mengatasi kram kaki :
1)      Meningkatkan konsumsi makanan yang tinggi kandungan kalsium dan magnesium, seperti, aneka sayuran berdaun serta susu dan produk olahannya. Kalau ini sulit dipenuhi, ibu dapat berkonsultasi pada bidan/dokter mengenai makanan tinggi kalsium yang mudah diperoleh di daerahnya.
2)      Senam hamil secara teratur. Senam hamil dapat memperlancar aliran darah dalam tubuh.
3)      Jika kram menyerang pada malam hari, bangkitlah dari tempat tidur. Lalu, berdiri selama beberapa saat. Tetap lakukan meski kaki terasa sakit.
4)      Dapat juga dilakukan pijatan. Luruskan kaki. Minta bantuan suami untuk menarik telapak kaki kearah tubuh dengan sebelah tangan, sementara tangan satunya menekan lutut ke bawah. Tahan selama beberapa detik sampai kramnya hilang.
d.      Pembengkakan di kaki
Pembengkakan yakni penimbunan cairan akibat kadar garam yang terlalu tinggi dalam tubuh. Garam memang bersifat menahan air. Biasanya, pembengkakan muncul di triwulan ketiga kehamilan.
Sebenarnya, pembengkakan dapat terjadi di seluruh tubuh. Tapi, bagian tubuh yang sering jadi “sasaran” berkumpulnya cairan adalah tangan dan kaki. Itu semua karena sifat air yang selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah. Pembengkakan dapat merupakan gejala keracunan kehamilan (preeklapmsia) dengan timbulnya tekanan darah tinggi, air kemih mengandung protein dan nyeri kepala yang hebat. Jika timbul gejala-gejala tesebut dianjurkan agar segera memeriksakan diri ke bidan/dokter/tenaga kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Preeklampsia yang tidak segera ditangani dapat berkembang menjadi eklampsia, yang sangat fatal bagi ibu dan janin.
Mengatasi pembengkakan di kaki
1)      Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam, misalnya telur asin, ikan asin dll
2)      Setelah bangun pagi, angkat kaki selama beberapa saat. Dapat juga ibu mengganjal kaki dengan bantal agar aliran darah tidak sempat berkumpul di pergelangan dan telapak kaki.
3)      Sering-seringlah mengangkat kaki, agar cairan di kaki mengalir ke bagian atas tubuh.
4)      Bagi ibu yang bekerja di kantor dan banyak duduk, jaga agar posisi kaki lebih tinggi. Gunakan bangku kecil atau tumpukan buku sebagai penopang kaki.
5)      Naikkan kaki di atas bangku kecil atau sofa selama duduk. Lakukan sesering mungkin untuk memperkecil kemungkinan terjadinya sumbatan pada aliran darah di kaki. Kalau aliran darah pada kedua kaki lancar-lancar saja, berbagai keluhan akan langsung hilang.
6)      Jangan menyilangkan kaki ketika duduk tegak, sebab akan menghambat aliran darah di kaki.
7)      Jika upaya-upaya yang dilakukan diatas tidak berhasil maka segera periksakan diri ibu ke bidan/dokter/tenaga kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan.
e.       Wasir alias ambeien : adalah pembengkakan dan peradangan yang terjadi pada pembuluh darah balik (vena) di daerah sekitar tubuh. Hal ini terjadi karena adanya sembelit sehingga terpaksa mengejan setiap kali buang air besar. Padahal, peregangan ketika mengejan inilah ketika kadang-kadang menyebabkan pecahnya pembuluh-pembuluh darah di sekitar dubur, lalu terjadi perdarahan. Wasir dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain :
1)      Perubahan hormon dalam tubuh. Hormon progesteron yang meningkat selama kehamilan antara lain bertugas memperkuat janin di dalam rahim. Pada saat yang bersamaan, hormon tersebut juga menghambat gerak otot pencernaan. Padahal, gerak usus diperlukan agar perjalanan makanan dari saluran pencernaan hingga saluran pembuangan berjalan lancar.
2)      Ukuran janin yang kian besar. Akibatnya, seringkali janin mendesak sejumlah pembuluh darah di sekitar perut dan panggul. Darah yang meningkat, baik volume maupun alirannya jadi terhambat.
3)      Sembelit
4)      Gerakan fisik yang terbatas selama hamil. Ini juga salah satu penyebab kerja usus jadi “malas”.
Cara mengatasi wasir
1)      Perbanyak konsumsi makanan berserat, seperti buah-buahan dan sayuran
2)      Minumlah cairan yang cukup banyak. Paling tidak 2 liter dalam sehari
3)      Biasakan buang air besar secara rutin pada waktu-waktu tertentu, seperti di pagi hari. Sebelum buang air besar, upayakan untuk minum air hangat.
4)      Lakukan olahraga ringan, seperti jalan kaki. Gerakan ini diharapkan dapa membantu otot-otot di saluran pencernaan untuk bergerak mendorong sisa makanan ke saluran pembuangan.

5)      Hindari mengejan ketika buang air besar.
Pada saat buang air besar, ibu dapat melakukan latihan pernafasan seperti pada saat persalinan hingga dapat mencegah terjadinya wasir
Apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil? / pelayanan kesehatan bagi ibu hamil (buku KIA halaman 2-3)
a.       Periksa kehamilan secepatnya dan sesering mungkin sesuai anjuran petugas. Agar ibu, suami dan keluarga dapat mengetahui secepatnya jika ada masalah yang timbul pada kehamilan.
b.      Timbang berat badan setiap kali periksa hamil. Berat badan bertambah sesuai dengan pertumbuhan bayi dalam kandungan.
c.       Minum 1 tablet tambah darah setiap hari sesudah makan.
Ibu hamil mendapat TTC minimal 90 tablet selama masa kehamilan. Tablet tambah darah mencagah ibu kurang darah. Minum tablet tambah darah tidak membahayakan bayi.
d.      Minta imunisasi tetanus toksoid kepada petugas kesehatan. Imunisasi tetanus untuk mencegah penyakit tetanus pada bayi baru lahir.
e.       Minta nasehat kepada petugas kesehatan tentang makanan bergizi selama hamil. Makanan makanan bergizi yang cukup membuat ibu dan bayi sehat.
f.       Sering mengajak bicara bayi sambil mengelus-elus perut setelah kandungan berumur 4 bulan.
Periksa di bidan atau dokter jika sakit batuk lama (TBC), demam menggigil seperti malaria, lemas, berdebar-debar, gatal-gatal pada kemaluan atau keluar keputihan dan berbau.
Pengaturan gizi termasuk pemberian tablet tambah darah untuk penanggulangan anemia
Jenis makanan yang perlu dikonsumsi oleh ibu hamil tentunya makanan yang dapat memenuhi kebutuhan zat gizi sesuai dengan ketentuan gizi seimbang, sedangkan makanan yang tidak dianjurkan dikonsumsi selama hamil antara lain adalah minuman yang beralkohol, minuman yang mengandung zat kafein misalnya kopi, makanan yang mengandung zat tambahan seperti pengawet, makanan yang tercemar (pestisida, logam berat).
Ada 3 manfaat makanan yang dimakan oleh ibu hamil yaitu :
1.      Untuk kebutuhan gizi tubuh ibu sendiri agar tidak terjadi Kurang Energi Kronis (KEK).
2.      Agar terjadi pertumbuhan dan perkembangan janin
3.      Untuk mempersiapkan pembentukan ari susu ibu
Dalam logo gizi seimbang, bahan makanan dikelompokkan berdasarkan fungsi utama zat gizi yang dikenal dengan “Tri guna makanan” :
1.      Sumber zat tenaga, yaitu : padi-padian dan umbi-umbian serta tepung-tepungan.
2.      Sumber zat pengatur, yaitu : sayuran dan buah-buahan.
3.      Sumber zat pembangun, yaitu ; kacang-kacangan, makanan hewani dan hasil olahan.
ANEMIA
Lebih dari 60% ibu hamil di ASI ternyata mengalami anemia. Anamia adalah kondisi dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah sangat kurang. Normalnya, kadar hemoglobin dalam darah seseorang sekitar 12 g/100 ml. Bila kadar hemoglobin dalam darah berkisar 9-11 g/100 ml, penderita digolongkan anemia ringan. Sedangkan bila kadar hemoglobin 6-8 g/100 ml, berarti menderita anemia sedang. Penderita dimasukkan ke dalam kelompok anemia berat bila kadar hemoglobin kurang dari 6 g/100ml.
Anemia disebabkan oleh kekurangan zat besi yang disebut anemia defisiensi besi. Selain itu dapat juga karena kekurangan asam folat dan vitamin B12 (anemia megaloblastik). Anemia dapat juga terjadi karena akibat sumsum tulang belakang yang kurang mampu membuat sel-sel darah baru (anemia hipoplastik), dan akiabt penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya (anemia hemolitik). Dalam kehamilan, yang paling sering dijumpai adalah anemia kekurangan zat besi.
Mengapa ibu hamil mudah mengalami anemia?
Saat hamil, volume darah daam tubuh meningkat sekitar 50%. Ini karena tubuh memerlukan tambahan darah untuk mensuplai oksigen dan makanan bagi pertumbuhan janin. Meningkatnya volume darah berarti meningkat pula jumlah zat besi yang dibutuhkan untuk memproduksi sel-sel darah merah. Selama hamil, dibutuhkan zat besi sebanyak 800 mg, dimana 500 mg digunakan untuk pertambahan sel darah merah ibu sedang 300 mg untuk janin dan plasenta.
Apa akibat anemia bagi ibu hamil?
Kemungkinan besar ia akan banyak gangguan, misalnya mudah pingsan, mudah mengalami keguguran, atau proses melahirkan yang berlangsung lama akibat kontraksi yang tidak bagus.
Bagaimana pula akibat anemia bagi janin?
Kondisi anamia ibu hamil yang tidak segera diatasi dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, lahir prematur, lahir dengan cadangan zat besi yang kurang, atau lahir dengan cacat bawaan.
Bagaimana ciri penderita anemia?
Kalau kekurangan kadar hemoglobin hanya sedikit, penderita tidak menampakkan gejala. Tetapi bila kekurangannya cukup banyak, secara fisik penderita akan terlihat pucat terutama pada selaput lendir kelopak mata, bibir juga kuku. Selain itu, tubuh terasa lesu, lemah, mudah lelah, sering menderita pusing disertai pandangan berkunang-kunang terutama ketika bangkit dari posisi duduk atau membungkuk. Konsentrasi pun jadi menurun.

Apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi anemia?
Sejak sebelum hamil hingga selama kehamilan, dianjurkan memperbanyak konsumsi makanan yang kaya akan zat besi, asam folat juga vitamin B, seperti hati, daging, kuning telur, ikan teri, susu dan kacang-kacangan seperti tempe dan susu kedelai, serta sayuran berwarna hijau tua seperti bayam, dan daun katuk.
Selain itu, konsumsi juga jenis makanan yang mempermudah penyerapan zat besi, misalnya makanan yang mengandung vitamin C tinggi. Yang perlu dihindari adalah makanan/minuman yang dapat menghambat penyerapan zat besi, misalnya kopi serta teh.
Bagaimana makan yang baik selama kehamilan (Buku KIA halaman 4)
a.      Makan makanan dengan pola gizi seimbang sesuai dengan anjuran petugas kesehatan.
b.      Untuk menambahkan tenaga, makan makanan selingan, pagi dan sore hari seperti kolak, bubur kacang hijau, kue-kue dan lain-lain.
c.      Tak ada pantangan makanan bagi ibu selama hamil, kecuali atas indikasi medis.
2.      Perawatan kehamilan
Kesiapan psikologis menghadapi kehamilan
Kesiapan psikologis adalah saat dimana seorang perempuan dan pasangannya merasa telah siap menjadi orang tua termasuk mengasuh dan mendidik anaknya. Menurut penelitian, ibu-ibu yang mengalami problem emosional selama hamil, misalnya depresi, mempengaruhi proses perkembangan otak janin dan membawa dampak pada emosi serta perilaku anak setelah lahir. Kesiapan dan kesehatan psikologis amat penting bagi masing-masing pihak, baik isteri maupun suami. Tentu saja, tidak hanya istri yang perlu kestabilan dan kematangan emosi. Suami pun harus memilikinya. Hal ini perlu dimiliki karena suami dan istri memiliki tanggung jawab yang berat untuk dapat menjalani perannya sebagai orang tua.
Dukungan dan peran serta suami dalam masa kehamilan terbukti meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi proses persalinan, bahkan juga memicu produksi ASI. Keterlibatan suami sejak awal masa kehamilan, sudah pasti akan mempermudah dan meringankan ibu dalam menjalani dan mengatasi berbagai perubahan yang terjadi pada tubuhnya akibat hadirnya janin di dalam perutnya.
Hubungan suami istri / senggama selama hamil
Kehamilan bukan penghalang aktivitas seksual. Senggama boleh dilakukan selama kehamilan dalam keadaan sehat. Konon, wanita hamil lebih mudah mencapai orgasme ganda. Hal ini terjadi karena berbagai hormon wanita dan hormon kehamilan mengalami peningkatan. Ini menyebabkan perubahan pada sejumlah organ tubuh antara lain, payudara dan organ reproduksi, termasuk vagina sehingga menjadi lebih sensitif dan responsif.

Libido (hasrat seksual) dan keinginan untuk menikmati hubungan intim selama masa kehamilan sangat bervariasi. Umumnya, dorongan seksual agak menurun ditriwulan pertama. Maklumlah perubahan hormon yang menimbulkan mual-mual membuat ibu enggan berhubungan intim. Tapi memasuki triwulan kedua, dorongan seksual wanita hamil akan kembali meningkat, sejalan dengan hilangnya keluhan mual. Libido ini turun kembali di triwulan ke-3 akibat ukuran dan berat janin yang semakin meningkat.
Tidak ada batasan waktu kapan saat tepat untuk bersenggama selama hamil. Asalkan kehamilan dinyatakan tidak memiliki risiko apapun, lakukanlah senggama kapan pun menginginkannya, bahkan sampai menjelang persalinan. Dengan tetap menikmati aktivitas yang satu ini bersama suami, ibu dapat saling berbagi rasa takut maupun kekhawatiran, serta stres yang mungkin muncul selama masa kehamilan.
Jika kehamilan berisiko, misalnya letak plasenta tidak ada pada posisi yang seharusnya (plasenta previa), lebih baik berkonsultasi dulu dengan dokter. Begitu juga apabila ibu mengalami perdarahan ringan, seperti keluarnya flek-flek pada kehamilan triwulan pertama, tunda dulu keinginan untuk melakukan hubungan intim.
Hubungan seksual selama hamil juga bermanfaat sebagai persiapan bagi otot-otot panggul untuk menghadapi proses persalinan kelak.
Setelah melahirkan sebaiknya senggama dilakukan setelah masa nifas (40 hari).
a.     Boleh melakukan hubungan suami istri (Buku KIA halaman 4) tanyakan pada bidan atau dokter tentang hubungan suami istri yang aman selama hamil.
b.     Hubungan suami istri bisa menyebabkan kelahiran muda (prematur) apabila tidak hati-hati, karena sperma mengandung prostaglandin
c.     Pentingnya menjaga kebersihan sebelum dan sesudah melakukan hubungan suami istri untuk mencegah terjadinya infeksi yang dapat berakibat terjadinya kelahiran prematur
Obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil
Selama kehamilan, apa yang dikonsumsi oleh ibu akan dikonsumsi pula oleh janin, sehingga jika salah minum obat, akan mengganggu proses tumbuh kembang janin di dalam rahim ibu. Sebelum hamil delapan minggu, ada baiknya ibu tidak minum obat apapun. Kalaupun terpaksa minum obat, perlu ekstra hati-hati. Berikut beberapa hal yang wajib dilakukan sebelum menelan suatu obat;
a.       Biasakan untuk selalu memberitahu petugas kesehatan bahwa ibu sedang hamil
b.      Jangan segan-segan bertanya apakah obat yang diberikan benar-benar aman bagi ibu hamil atau tidak.
c.       Kalaupun mengkonsumsi obat bebas, seperti obat flu atau batuk, tanyakan dosis aman untuk ibu hamil.
d.      Bila terpaksa mengkonsumsi obat untuk penyakit ibu, tanyakan efek samping obat tersebut terhadap janin.
e.       Berkonsultasilah lebih dulu dengan dokter sebelum mengkonsumsi obat-obatan tradisional.
Obat yang relatif aman, meski dianggap cukup aman, sebaiknya obat-obatan ini dikonsumsi setelah usia kehamilan lewat dari sepuluh minggu. Sekalipun obat-obatan di bawah ini dinyatakan tidak berbahaya bagi tumbuh kembang janin, tidak ada salahnya ibu melakukan konsultasi pada dokter terlebih dahulu.
a.       Obat penghilang gejala flu dan obat batuk
b.      Antihistamin/obat alergi
c.       Dekongestan/obat pilek
d.      Kombinasi antihistamin dan dekongestan
e.       Obat penghilang gejala batuk
f.       Obat untuk mengatasi sembelit
g.      Obat penghilang sakit kepala ringan
h.      Obat penghilang rasa pegal-pegal pada tubuh
i.        Obat nyeri ulu hati/maag
Ada juga sederet jenis obat yang tergolong berbahaya untuk dikonsumsi ibu hamil. Sebab, kandungan senyawa di dalamnya dapat mempengaruhi proses tumbuh-kembang janin yang sedang berlangsung. Inilah jenis obat dan juga terapi yang sebaiknya dihindari.
a.       Ibuprofen – obat penghilang rasa nyeri
b.      Lithium – obat untuk gangguan jiwa
c.       Carbimazole – obat untuk gangguan kelenjar tiroid
d.      Thyroxine – obat untuk gangguan kelenjar tiroid
e.       Warfarin dan jenis obat pembeku darah lainnya
f.       Vaksin untuk cacar, campak Jerman (Rubela), dan sakit kuning
g.      Phenytoin – obat epilepsi
h.      Tetrasiklin – antibiotika
i.        Chloroquin – obat anti malaria
j.        Obat antikanker
k.      Radiasi sinar-X
l.        Beberapa jenis antibiotika tertentu (konsultasikan dengan dokter)
m.    Obat kulit yang mengandung vitamin A
a.       Jangan merokok, memakai narkoba, minum jamu atau minum minuman keras.
b.      Minum obat sesuai petunjuk dokter/bidan
c.       Hindari asap rokok
d.      Merokok, minuman keras, narkoba, jamu dan obat-obatan bisa mengganggu pertumbuhan bayi di dalam kandungan
e.       Buku KIA hal 4

Tanda-tanda bahaya kehamilan (buku KIA halaman 5)
Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa kehamilan. Oleh karena itu sangatlah penting untuk membimbing para ibu dan keluarganya untuk mengenali tanda-tanda bahaya yang menandakan bahwa ia perlu segera mencari bantuan medis. Tanda-tandanya antara lain :
a.       Perdarahan : perdarahan lewat jalan lahir yang jika terjadi pada kehamilan muda dapat menyebabkan keguguran, sedangkan jika terjadi pada kehamilan tua dapat membahayakan keselamatan ibu dan janin dalam kandungan.
b.      Bengkak di kaki, tangan dan wajah, yang disertai sakit kepala hebat. Dapat disertai dengan kejang-kejang. Ini merupakan tanda dan gejala keracunan kehamilan (pre-eklampsia), dapat membahayakan ibu dan janin yang dikandungnya. Tunjukkan caranya untuk mengetahui adanya bengkak pada kaki.
c.       Demam tinggi, biasanya akibat adanya infeksi bakteri atau malaria. Demam dapat membahayakan jiwa ibu, terjadi keguguran atau bayi terlahir kurang bulan.
d.      Keluar air ketuban sebelum waktunya : merupakan tanda adanya gangguan pada kehamilan dan dapat membahayakan janin dalam kandungan. Hal ini ditandai dengan keluarnya cairan lewat kemaluan seperti air kemih namun tidak terasa ingin berkemih.
e.       Gerakan bayi berkurang atau tidak bergerak sama sekali. Hal ini merupakan tanda bahaya pada janin. Gerakan janin diharapkan 10 kali dalam 12 jam saat ibu terjaga.
f.       Ibu muntah terus dan tidak mau makan. Keadaan ini akan membahayakan kesehatan ibu.
g.      Terjadi trauma atau cedera pada perut yang dapat terjadi karena terjatuh, kecelakaan lalu lintas, dll
Suami atau keluarga harus segera membawa ibu hamil ke bidan/dokter jika ada salah satu tanda bahaya di atas. Suami/Keluarga mendampingi ibu hamil.
Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) dengan stiker.
Persiapan menghadapi persalinan
Ibu beserta suami dan anggota keluarga yang lain harus sudah merencanakan persalinan yang aman oleh tenaga kesehatan : menentukan tempat untuk bersalin/melahirkan, menentukan penolong persalinan; menginformasikan riwayat kehamilan, tanda-tanda ibu hamil yang akan bersalin atau melahirkan; dan suami dapat mendampingi selama proses persalinan berlangsung dan mendukung upaya rujukan bila diperlukan.
Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) dengan stiker:
1.      Tanggal taksiran persalinan
Ibu dan suami menanyakan ke bidan/dokter kapan perkiraan tanggal persalnan.
2.      Tempat dan penolong persalinan
Sejak awal, ibu hamil dan suami menentukan persalinan ini ditolong bidan atau dokter
(Rencanakan bersalin di Polindes, Puskesmas, Rumah bersalin, Rumah sakit, Rumah bidan atau dirumah).
3.      Tabulin (biaya persalinan)
Suami / keluarga perlu menabung untuk biaya persalinan.
4.      Transportasi
Suami dan masyarakat menyiapkan kendaraan jiwa sewaktu-waktu ibu dan bayi perlu segera dirujuk ke rumah sakit.
5.      Calon donor darah
Siapkan calon donor darah jika sewaktu-waktu diperlukan ibu.
6.      Menyiapkan kebutuhan persalinan
Buku KIA halaman 6-7.
Keluarga juga harus dapat menghindari keterlambatan dalam mencari pertolongan medis. Suami/keluarga harus dapat menghindari 3T (terlambat) yaitu, terlambat mengambil keputusan, terlambat ke tempat pelayanan dan terlambat memperoleh pertolongan medis sehingga suami/keluarga hendaknya waspada dan bertindak atau mengantisipasi jika melihat tanda bahaya kehamilan. Suami/keluarga hendaknya merencanakan sistem angkutan (ambulans desa) dan menyiapkan pendonor darah potensial jika diperlukan serta mendampingi ibu pada saat selesai persalinan.
Jika terpaksa bersalin dirumah, suami atau anggota keluarga segera menyiapkan (Buku KIA hal 7).
a.       Ruangan yang terang, tempat tidur dengan alas kain yang bersih
b.      Air bersih dan sabun untuk cuci tangan
c.       Kain, handuk dan pakaian bayi yang bersih dan kering
d.      Kain dan pakaian ganti yang bersih dan kering bagi ibu setelah melahirkan.
(Depkes RI, 2009 : 15).
2.3.5.3  Pertemuan Kelas Ibu Hamil Yang Ke Dua
1.      Persalinan
2.      Perawatan nifas
Tujuan
1.      Mengetahui apa saja tanda-tanda bahwa pesalinan telah dimulai.
2.      Mengetahui apa  yang di sebut dengan tanda-tanda bahaya pada persalinan.
3.      Memahami poses persalinan yang dapat dialami oleh ibu dan mengapa proses persalinan tersebut dipilih.
4.      Memahami apa yang harus dilakukan ibu agar dapat menyusui bayinya secara penuh.
5.      Memahami apa yang harus dilakukan ibu pada masa nifas agar dapat menjaga kesehatnnya.
6.      Mengetahui tanda-tanda bahaya dan penyakit pada masa nifas.
7.      Memahami manfaat vitamin A dosis tinggi bagi ibu dan bayinya
8.      Memahami bahwa setelah bersalin ibu perlu ikut program KB
9.      Mengetahui dan memahami alat kontrasepsi dan cara kerjanya.
Waktu
75 menit
Metode
1.      Curah pendapat
2.      Eramah dan tanya jawab
3.      Diskusi
4.      Penugasan
5.      Partisipatif dan Praktek
Materi
1.      Tanda-tanda persalinan
2.      Tanda bahaya pada persalinan
3.      Proses persalinan
4.      Perawatan Nifas
5.      Upaya agar dapat menyusui secara penuh
6.      Tanda bahaya dan penyakit pada masa nifas
7.      KB Pasca Persalinan
Alat Bantu
Jika tersedia:
1.      Alat bantu sesuai materi (boneka bayi, KB kit dll).
2.      Tikar / matras , bantal untuk senam hamil.

Langkah-langkah Materi Pertemuan Kelas Ibu Hamil II
1.      Lakukan review materi dan hasil evaluasi pra-test dan pasca-test pertemuan pertama.
2.      Bagikan lembar quesioner kepada peserta untuk melakukan pra-test materi pertemuan kedua.
3.      Menjelaskan cara pengisian dan berikan bimbingan kepada ibu yang tidak dapat membaca dan menulis dengan cara membacakan soal dan pilihan jawaban, serta mencatat jawaban yang diberikan ibu.
4.      Mengumpulkan hasil para-tes dan evaluasi untuk mengetahui pengetahuan awal peserta kelas ibu hamil untuk materi kedua.
5.      Setelah  pre-test, informasikan bahwa kita akan mulai mendiskusikan materi-materi mengenai persalinan dan perawatan nifas.
6.      Meminta pendapat peserta kapan seorang ibu hmil tahu bahwa ia akan melahirkan? Mendiskusikan tanda-tanda yng dapt menjadi pertanda bahwa persalinan sudah dimulai.
7.      Menjelaskan bahwa peserta perlu mengetahui tanda-tanda bahwa persalinan sudah dimulai sesuai dengan ulasan materi 3.1
8.      Meminta pendapat peserta untuk membuka Buku KIA halaman 8 dan minta salah satu peserta untuk membacakan : Apa saja tanda-tanda persalinan?
9.      Meminta pendapat peserta mengenai apa saja yang harus dilakukan ibu saat persalinan? Mendiskusikan, sesuai dengan pengalaman peserta sebelumnya.
10.  Meminta pendapat peserta untuk membuka Buku KIA halaman 8 dan minta salah satu peserta untuk membacakan : Apa saja yang dilakukan ibu bersalin?
11.  Meminta pendapat peserta keadaan apa saja yang menjadi pertanda bahwa persalinan dalam bahaya? Mendiskusikan bersama peserta.
12.  Menjelaskan tanda-tanda bahaya pada persalinan sesuai dengan ulasan materi 3.2.
13.  Meminta pendapat peserta untuk membuka Buku KIA halaman 9 dan minta salah satu peserta untuk membacakan: Apa saja tanda- tanda bahaya pada ibu bersalin?
14.  Meminta pendapat peserta mengenai proses persalinan yang mungin akan dialami oleh ibu. Mendiskusikan sesuai dengan apa yang pernah dialami oleh peserta selama ini. Apa peran suami dalam membantu pesalinan.
15.  Menjelaskan berbagai proses persalinan sesuai dengan ulasan materi 3.3
16.  Apakah yang dimaksud Inisiasi Menyusui Dini (IMD)? Buku KIA halaman. Menjelaskan sesuai dengan ulasan materi 3.4
17.  Meminta pendapat peserta mengenai hal-hal yang harus dilakukan ibu agar dapat menyusui bayinya secara eksklusif? Mendiskusikan bersama peserta.
18.  Menjelaskan apa saja yang harus dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui eksklusif ? uraikan sesuai dengan ulasan materi 4.1.
19.  Meminta pendapat peserta untuk membuka Buku KIA halaman 9 dan minta salah satu peserta untuk membacakan : Apa saja yang dilakukan ibu nifas?
20.  Menjelaskan tanda-tanda posisi dan pelekatan menyusui yang baik dan benar.
21.  Meminta pendapat peserta mengenai bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas dan manfaat pemberian vitamin A pada ibu di masa nifas? mendiskusikan bersama peserta.
22.  Menjelaskan bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas dan manfaat pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu dan bayinya. Uraikan sesuai dengan ulasan materi 4.2.
23.  Meminta pendapat peserta untuk membuka Buku KIA halaman 10 dan minta salah satu peserta untuk membacakan: Bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas?
24.  Meminta pendapat peserta keadaan apa saja yang menjadi pertanda bahwa terdapat bahaya atau penyakit pada ibu nifas? Mendiskusikan sesuai dengan pengalaman peserta.
25.  Menjelaskan tanda-tanda bahaya dan penyakit pada ibu nifas sesuai dengan ulasan materi 4.3.
26.  Meminta pendapat peserta untuk membuka Buku KIA halaman 10 dan minta salah satu peserta untuk membacakan : Apa saja tanda-tanda bahaya dan penyakit pada ibu nifas?
27.   Meminta pendapat peserta mengapa ibu perlu ikut KB dan mendiskusikan alat kontrasepsi yang dapat digunakan pada masa nifas.
28.  Menjelaskan manfaat Keluarga Berencana dan alat kontrasepsi
sesuai dengan ulasan materi 4.3.
29.  Meminta pendapat peserta untuk membuka Buku KIA halaman 11 dan minta salah satu peserta untuk membacakan : Mengapa setelah bersalin ibu perlu ikut KB dan apa saja alat kontrasepsi ? cara ber KB.
30.  Akhiri pertemuan II dengan pasca test kemudian dievaluasi sehingga dapat diketahui apakah materi yang disampaikan sudah dipahami oleh peserta.
31.  Peragakan senam hamil II (Lembar Balik pilihan 2-5).
(Depkes RI, 2009 : 27)
2.3.5.4  Pertemuan Kelas Ibu Hamil III
1.      Perawatan Bayi
2.      Mitos
3.      Penyakit Menular
4.      Akte kelahiran
Tujuan
1.      Mengetahui tanda-tanda bayi lahir sehat dan tanda bayi sakit berat.
2.      Memahami apa yang harus dilakukan pada bayi baru lahir.
3.      Memahami manfaat pemberian vitamin K1 pada bayi baru lahir.
4.      Memahami apa saja tanda bahaya bayi baru lahir.
5.      Memahami manfaat pengamatan perkembangan bayi/ anak.
6.      Memahami manfaat imunisasi dan mengetahui jadwal pemberian imunisasi yang benar.
7.      Memahami apa yang disebut dengan mitos dan bagaimana mengatasinya.
8.      Memahami apa yang disebut dengan IMS
9.      Memahami apa itu HIV dan AIDS dan tahu bagaimana menghindarinya.
10.  Memahami apa yang harus dilakukan jika ibu hamil terinfeksi HIV.
11.  Memahami apa yang disebut penyakit malaria dan tahu bagaimana menghindarinya.
12.  Memahami pentingnya untuk segera mengurus akte kelahiran bagi bayi  yang baru lahir.
Waktu
75 menit
Metode
1.      Curah pendapat
2.      Eramah dan tanya jawab
3.      Diskusi
4.      Penugasan
5.      Partisipatif dan Praktek
Materi
1.      Perawatan bayi baru lahir
2.      Tanda bayi lahir sehat dn tanda bayi sakit berat
3.      Manfaat pemberian K1 injeksi pda bayi baru lahir
4.      Tanda bahaya bayi baru lahir
5.      Perkembangan bayi atau anak
6.      Pemberian imunisasi pada bayi baru lahir
7.      Penggalian dan pelurusan mitos yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.
8.      IMS
9.      Informasi dasar Hiv dan AIDS
10.  Pencegahan dan penanganan malaria pada ibu hamil
11.  Pentingnya akte kelahiran


Alat bantu
Jika tersedia :
1.      Sesuai materi (metode kanguru dll)
2.      Tikar atau matras, bantal untuk senam hamil.
Langkah-langkah Materi Pertemuan Kelas Ibu Hamil III
1.      Melakukan review materi dan hasil evaluasi pra-test dan pasca test pertemuan kedua.
2.      Membagikan lembar quesioner kepada peserta untuk melakukan pra-test materi pertemuan ketiga
3.      Menjelaskan cara pengisian dan berikan bimbingan kepada ibu yang tidak dapat membaca dan menulis dengan cara membacakan soal dan pilihan jawaban, serta mencatat jawaban yang diberikan ibu.
4.      Mengumpulkan hasil pra-test dan evaluasi untuk mengetahui awal peserta kelas ibu hamil untuk materi pertemuan ketiga.
5.      Setelah pre-test, informasikan bahwa kita akan mulai mendiskusikan materi-materi mengenai perawatan bayi, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran.
6.      Meminta pendapat peserta apa tanda-tanda bayi yang lahir sehat? Mendiskusikan  mengapa bayi perlu menangis saat baru dilahirkan.
7.      Menjelaskan apa yang merupakan tanda bayi yang lahir sehat dan manfaat pernafasan pertama bayi sesuai dengan ulasan materi 5.1
8.      Minta peserta untuk membuka buku KIA halaman 20 dan minta salah satu peserta untuk membacakannya: Apa saja tanda-tanda bayi lahir sehat?
9.       Minta pendapat peserta apa yang harus dilakukan pada bayi baru lahir? Mendiskusikan bersama peserta.
10.  Menjelaskan apa saja yng harus diperhatikan untuk merawat bayi baru lahir. Menguraikan sesuai dengan ulasan materi 5.1
11.  Meminta  peserta untuk membuka buku KIA halaman 20-22 dan minta salah satu peserta untuk membacakannya: Apa yang dilakukan pada bayi baru lahir?
12.  Meminta pendapat peserta mengenai manfaat pemberian vitamin K1 pada bayi baru lahir? Mendiskusikan bersama peserta.
13.  Menjelaskan manfaat pemberian K1 sesuai dengan ulasan materi 5.2
14.  Meminta pendapat peserta mengenai tanda bayi sakit berat? Mendiskusikan bersama peserta.
15.  Menjelaskan tanda bahaya bayi baru lahir sasuai dengan ulasan materi 5.3
16.  Meminta peserta  untuk membuka buku KIA halaman 23 dan minta salah satu peserta untuk membacakannya: Apa saja tanda-tanda bayi sakit berat?
17.  Meminta pendapat peserta dan mendiskusikan apa saja yang diamati pada bayi ?
18.  Menjelaskan hal-hal yang harus diamati pada bayi agar dapat tumbuh sehat sesuai dengan ulasan materi 5.4
19.  Meminta peserta  untuk membuka buku KIA halaman 24 dan minta salah satu peserta untuk membacakannya: Amati pertumbuhan anak secara teratur.
20.  Meminta pendapat peserta tentang imunisasi dan curah pendapat mengenai berapa jenis imunisasi untuk bayi.
21.  Menjelaskan mengenai imunisasi sesuai dengan ulasan materi 5.5.
22.  Mengali dari peserta mitos-mitos apa saja yang banyak beredar dimasyarakat yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan perawatan anak.
23.  Menjelaskan dan meluruskan mitos-mitos tadi sesuai dengan ulasan materi 6.1
24.   Meminta pendapat peserta mengenai IMS? Mendiskusikan jenis IMS dan tanda-tanda serta gejala-gejala yang ada? mendiskusikan bagaimana mengatasi dan menghindarinya
25.  Menjelaskan apa yang disebut IMS sesuai dengan ulasan materi 7.1
26.  Meminta pendapat peserta mengenai HIV dan AIDS? Dan mendiskusikan bagaimana mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi yang dikandungnya?
27.  Menjelaskan apa yang disebut HIV dan AIDS, penularannya dan  bagaimana mengetahui status HIV sesuai dengan ulasan materi 7.2
28.  Meminta pendapat peserta mengenai penyakit malaria pada ibu hamil. Mendiskusikan sesuai dengan pengalaman peserta.
29.  Menjelaskan mengenai malaria sesuai dengan ulasan materi 7.3
30.  Meminta pendapat peserta mengenai akte kelahiran dan apakah dikeluarga paserta ada yang sudah mempunyai akte kelahiran.
31.  Menjelaskan pentingnya untuk mempunyai akte kelahiran sesuai dengan ulasan materi 8.1
32.  Membuka Buku KIA dan menjelaskan halaman Keerngan lahir
33.  Mengakhiri peremuan III dengan pasca test kemudian dievaluasi sehingga dapat diketahui apakah materi yang disampaikan sudah dipahami oleh peserta.
34.  Memperagakan senam hamil I dan II (lembar balik 1-5).
(Depkes RI 2009)
2.4  Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati dan diukur melalui penelitian yang akan dilakukan.
(Notoatmodjo, 2003 : 69)











Keterangan :
            : Diteliti
            : Tidak diteliti
Gambar 2.1   Bagan Skematik Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kelas Ibu Hamil

Penjelasan :  
Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan adalah pendidikan, minat, pengalaman, kebudayaan, informasi, dan usia. Faktor tersebut mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kelas ibu hamil. Tetapi faktor tersebut tidak di teliti. Tingkat pengetahuan meliputi pengertian kelas ibu hamil, tujuan kelas ibu hamil, sasaran, Manfaat, apa saja topik pembahasan, berapa kali kelas ibu hamil diadakan. Adapun yang di teliti hanya dalam tingkat tahu dan memahami saja, yang di kategorikan baik, cukup, rendah.
BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah sebagai suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau pemecahan suatu masalah, pada dasarnya menggunakan metode ilmiah (Notoatmodjo, 2003 : 19).
3.1  Desain Penelitian
Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian, yang memungkinkan pemaksimalan kontrol beberapa faktor yang bisa mempengaruhi akurasi suatu hasil (Nursalam, 2003 : 79).
Desain  penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara obyektif.
3.2  Populasi, Sampel
3.2.1        Populasi
Populasi adalah kumpulan semua individu dalam suatu batas tertentu (Budiarto, 2002 : 7). Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh Ibu hamil sejumlah 34 orang yang ada di desa Kedung Betik Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang. Semua populasi dijadikan sampel. 
3.2.2        Sampel
Sampel adalah  penelitian yang tidak dilakukan terhadap seluruh individu dalam populasi tetapi hanya diambil sebagian (Budiarto, 2002 : 7).  Pada penelitian ini sampelnya adalah seluruh Ibu hamil yaitu sejumlah 34 orang, di desa Kedung Betik Kecamatan Kesamben kabupaten Jombang (Nursalam, 2003 : 96).
3.3    Kriteria Sampel
Penentuan kriteria sampel sangat membantu peneliti untuk mengurangi hasil penelitian, khususnya jika terdapat variable-variabel yang diteliti (Nursalam, 2003 : 96).
Kriteria dalam penelitian ini adalah : Ibu hamil trimester I, II, III
3.4    Identifikasi Variabel
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu, misalnya : umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003 : 70).
Dalam penelitian ini variabel adalah tingkat pengetahuan Ibu Hamil tentang kelas Ibu hamil.
3.5    Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Notoatmodjo, 2003 : 106).
Tabel  3.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel / sub variabel
Definisi operasional
Parameter
Alat ukur
Skala
Kriteria
Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kelas ibu hamil
Segala sesuatu yang diketahui oleh ibu hamil tentang kelas ibu hamil yang dinilai dari jawaban pada quesioner.
1.      Pengertian kelas ibu hamil
2.      Tujuan kelas ibu hamil
3.      Sasaran
4.      Manfaat
5.      Apa saja opik pembahasan
6.      Berapa kali kelas ibu hamil   diadakan
Kuesioner
Ordinal
Dengan kriteria :
Baik : 76-100%
Cukup : 56-75%
Kurang : < 56%

Parameter dalam penelitian ini hanya 6, tetapi peneliti membuat 20 kuesioner dari parameter tersebut, karena pada kuesioner yang menyangkut pengertian, manfaat, tujuan, sasaran, pertanyaannya hanya satu pertanyaan karena dalam tinjauan pustaka ruang lingkup atau pembahasannya hanya sedikit. Oleh karena itu pada kuesioner topik pembahasan lebih banyak soal daripada yang lain.
3.6    Lokasi  dan Waktu Penelitian
3.6.1        Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan Di Desa Kedung Betik tepatnya di poskesdes kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang.
3.6.2        Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari – Juni 2010.
3.7    Pengumpulan Data dan Analisa Data
3.7.1        Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah proses pendekatan kepada subyek dan proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2003 : 115).
Didalam pengumpulan data diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner yang dibagikan kepada Ibu hamil yang mengikuti kelas Ibu hamil di desa Kedung Betik kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang yang memenuhi kriteria dan telah menyetujui menjadi responden dimana kuesioner diisi sendiri oleh responden yang sebelumnya dijelaskan tentang cara pengisiannya oleh peneliti.
3.7.2        Analisa Data
Analisa data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.
Analisa deskriptif adalah suatu prosedur pengolahan data dengan menggambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik (Nursalam, 2003 : 124).
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dihitung dengan menggunakan tabel distribusi frekwensi dalam bentuk pengetahuan.
Setelah diketahui prosentasenya maka hasil penelitian akan menggambarkan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kelas ibu hamil :

Baik        : 76-100%
Cukup    : 56-75%
Kurang   : <56 o:p="">
(Nursalam, 2003 : 134).
Prosentase dikelompokkan lagi sebagai berikut:
1.          Seluruhnya                       : 100%
2.          Hampir seluruhnya           : 79-99%
3.          Sebagian besar                 : 51-78%
4.          Setengah                           : 50%
5.          Hampir setengahnya         : 26-49%
6.          Sebagian kecil                  : 20%
7.          Tidak satupun                  : 0%
(Budiarto, 2002).

3.8    Tingkat Pengolahan Data
3.8.1        Pemeriksaan Data (Editing)
Editing adalah pemeriksaan data yang telah dikumpulkan baik berupa daftar pertanyaan, kartu atau buku register kemudian memeriksa data, menjumlah, dan melakukan koreksi (Budiarto, 2002 : 30).
3.8.2        Pemberian Kode (Coding)
Untuk memudahkan pengolahan, sebaiknya semua variabel diberi kode terutama data klasifikasi. Pemberian kode dapat dilakukan sebelum atau sesudah pengumpulan data dilaksanakan. Dalam pengolahan selanjutnya kode-kode tersebut dikembalikan lagi pada variabel aslinya. Memberi tanda pada kode pada jawaban rata-rata angka, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam tabulasi dan analisa data. Jawaban kuesioner yang telah terkumpul, masing-masing pertanyaan mempunyai bobot nilai yaitu skor 1 jawaban benar dan skor 0 jawaban salah (Budiarto, 2002 : 236).
3.8.3        Penyusunan Data (Tabulating)
Tabulating merupakan pengorganisasian data sedemikian rupa agar dengan mudah dapat dijumlah, disusun, dan didata untuk  disajikan dan dianalisa (Budiarto, 2002 : 30-31).

3.9    Alat Ukur (Instrumen Penelitian)
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner (kuesioner tertutup).
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2002 : 128).
Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto, 2002 : 129).

3.10Etika Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mendapat persetujuan dari Direktur Institusi serta kepada Bidan Diana Amd Keb. Didesa Kedung betik kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang. Setelah mendapat persetujuan kemudian kuesioner diberikan kepada responden yang akan diteliti dengan menekankan pada masalah etika sebagai berikut :
3.10.1    Inform Consent
Lembar persetujuan untuk menjadi responden diberikan kepada responden. Jika subyek bersedia maka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut. Jika subyek menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.
3.10.2    Tanpa Nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden diberikan kepada responden. Jika subyek bersedia, maka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut. Jika subyek menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.
3.10.3    Kerahasiaan (Confidentiality)
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subyek dijamin oleh peneliti.

3.11Keterbatasan
Keterbatasan merupakan kelemahan dan hambatan dalam penelitian. Keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti adalah :
3.11.1    Literatur
Bahan yang digunakan sebagai acuan kurang sehingga penelitian kurang sempurna.

3.11.2    Alat Ukur
Pengumpulan data menggunakan kuesioner memungkinkan responden menjawab pertanyaan dengan tidak jujur atau tidak mengerti pertanyaan yang dimaksud.
3.11.3    Peneliti
Karena penelitian ini adalah yang pertama kali dilakukan dan peneliti belum memiliki pengalaman sehingga banyak sumber-sumber yang belum dimunculkan secara maksimal oleh peneliti dan banyak mengalami hambatan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menyajikan hasil penelitian dan pembahasan dari pengumpulan data kuesioner tentang “Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kelas ibu hamil di Desa Kedung Betik Kecamatan Kesamben Jombang”.
Responden dalam penelitian ini sebanyak 34 orang, sesuai dengan jumlah responden yang ditentukan oleh peneliti. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling jenuh. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret sampai Mei 2010.
Data dari 34 responden diatas dikelompokkan menjadi data umum yang meliputi umur, pendidikan, perolehan informasi, sumber informasi dan pekerjaan. Sedangkan data khusus meliputi tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kelas ibu hamil.

4.1  Hasil Penelitian
4.1.1        Data Umum
1.      Karakteristik Responden Menurut Umur
Tabel 4.1    Distribusi Responden Menurut Umur Di Desa Kedung Betik Kecamatan Kesamben Jombang

No
Umur (Tahun)
Jumlah
Prosentase (%)
1.
2.
3.
< 20
20 – 40
> 40
7
22
5
25
64,7
14,7
Total
34
100
Sumber data : kuesioner 2010
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa hampir keseluruhan yaitu 22 responden (64,7%) berusia 20–40 tahun, dan lainya 7 responden (25%) berusia < 20 tahun serta 5 responden (14,7%) berusia > 40 tahun.
2.      Karakteristik Responden Menurut Pendidikan
Tabel 4.2    Distribusi Responden Menurut Pendidikan Di Desa Kedung Betik Kecamatan Kesamben Jombang

No
Pendidikan
Jumlah
Prosentase (%)
1.
2.
3.
4.
SD
SLTP
SLTA
PT
6
16
9
3
17,6
47,5
26,4
8,8
Total
34
100
Sumber data : kuesioner 2010

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden yang berpendidikan SLTP sebanyak 16 responden (47,5%), yang berpendidikan SLTA sebanyak 9 responden (26,4%), yang berpendidikan SD sebanyak 6 responden (17,6%) dan yang berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 3 responden (8,8%).
3.      Karakteristik Responden Menurut Perolehan Informasi
Tabel 4.3    Distribusi Responden Menurut Perolehan Informasi Di Desa Kedung Betik Kecamatan Kesamben Jombang

No
Perolehan Informasi
Jumlah
Prosentase (%)
1.
2.
Ya
Tidak
28
6
82
18
Total
34
100
Sumber data : kuesioner 2010

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar 28 responden (82%) memperoleh informasi dan sebagian kecil 6 responden (18%) belum memperoleh informasi.
4.      Karakteristik Responden Menurut Sumber Informasi
Tabel 4.4    Distribusi Responden Menurut Sumber Informasi Di Desa Kedung Betik Kecamatan Kesamben Jombang

No
Sumber Informasi
Jumlah
Prosentase (%)
1.
2.
3.
Media
Teman sebaya
Petugas kesehatan
1
5
22
2,9
14,7
64,7
Total
28
83
Sumber data : kuesioner 2010

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa lebih dari 50% sumber informasi diperoleh dari petugas kesehatan yaitu sebanyak 22 responden (64,7%), dari media 1 responden (2,9%), teman sebaya 5 responden (14,7%).
5.      Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan
Tabel 4.5    Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Di Desa Kedung Betik Kecamatan Kesamben Jombang

No
Pekerjaan
Jumlah
Prosentase (%)
1.
2.
4.
IRT
PNS
Swasta
31
-
3
91,1
-
8,8
Total
34
100
Sumber data : kuesioner 2010

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar yaitu 31 responden (91,1%) sebagai ibu rumah tangga, lainnya yaitu 3 responden (8,8%) bekerja sebagai swasta, dan tidak ada satupun yang bekerja sebagai PNS.
4.1.2        Data Khusus
Tabel 4.6  Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kelas Ibu Hamil di Desa Kedung Betik Kecamatan Kesamben Jombang

No
Kriteria
Jumlah
Prosentase (%)
1.
2.
3.
Baik
Cukup
Kurang
14
12
8
41
35
24
Total
34
100
Sumber data : kuesioner 2010

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa responden yang berpengetahuan tinggi sebanyak 14 responden (41%), yang berpengetahuan cukup sebanyak 12 responden (35%), dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 8 responden (24%).

4.2  Pembahasan
Dalam pembahasan ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kelas ibu hamil di Desa Kedung Betik Kecamatan Kesamben Jombang yang meliputi pengertian pengertian kelas ibu hamil, pengertian ibu hamil, keluhan selama hamil, obat yang boleh dikonsumsi ibu hamil, makanan yang dimakan ibu hamil, makanan yang baik selama kehamilan, muntah-muntah di pagi hari, pengertian anemia, pengertian sembelit dan Pengertian wasir.
Pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kelas ibu hamil adalah tinggi yaitu sebanyak 14 responden (41%). Tingginya tingkat pengetahuan ibu dapat dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya faktor usia, faktor pendidikan, faktor perolehan informasi dan faktor pekerjaan.
Jika ditinjau dari karakteristik responden dari segi usia dapat dijelaskan berdasarkan tabel 4.1 bahwa hampir keseluruhan yaitu 22 responden (64,7%) berusia antara 20-40 tahun.
Menurut Nursalam (2001) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa juga akan lebih dipercayai dari orang-orang yang belum cukup tinggi dewasanya. Hal itu sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwa.
Berdasarkan paparan diatas didapatkan dari hasil penelitian dan teori terdapat kesamaan, yaitu tingginya tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh tingginya umur, karena lebih matang dan lebih dewasa, dalam berfikir.
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa hampir 50% responden yaitu 16 responden (47,5%) berpendidikan sekolah menengah pertama.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).
Apabila ditinjau dari karakteristik responden dari segi perolehan informasi berdasarkan tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar yaitu 28 responden (82%) sudah memperoleh informasi yang banyak didapat dari petugas kesehatan.
Menurut Saifuddin Azwar, 2002 informasi adalah keseluruhan makna yang dapat diartikan sebagai pemberitahuan seseorang, adanya informasi baru mengenai suatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut, pesan-pesan sugestif dibawa oleh informasi tersebut, apabila cukup bertahan memberikan dasar efektif dalam menilai suatu hal sehingga terbentuknya arah sikap, pendekatan ini biasanya digunakan untuk mengubah kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang berpengaruh terhadap perubahan perilaku, biasanya melalui media massa.
Hal ini berarti peran petugas kesehatan sangat penting untuk masyarakat terutama bagi ibu untuk memperoleh informasi tentang kesehatan dalam hal ini tentang kelas ibu hamil yaitu dengan cara memberikan penyuluhan sehingga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu.
Dan bila ditinjau dari karakteristik responden dari segi pekerjaan berdasarkan tabel 4.5 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar yaitu 31 responden (31,1%) tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga saja.
Adanya pekerjaan pada seseorang akan menyita banyak waktu dan tenaga untuk menyelesaikan pekerjaan yang dianggap penting dan memerlukan perhatian tersebut, sehingga masyarakat yang sibuk hanya mempunyai sedikit waktu memperoleh informasi (Notoatmodjo, 2003) sehingga pengetahuan yang mereka peroleh kemungkinan menjadi lebih sedikit daripada mereka yang mempunyai banyak waktu dan kesempatan untuk memperoleh informasi tersebut.
Dari hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa teori yang sudah ada didukung oleh hasil penelitian terdapat kesesuaian, karena sebagian besar responden sebagai ibu rumah tangga sehingga tingkat pengetahuannya tinggi.
BAB V
PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan dalam bab sebelumnya yaitu penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kelas ibu hamil di Desa Kedung Betik Kecamatan Kesamben Jombang tahun 2010, sebagai berikut :
5.1  Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kelas ibu hamil Desa Kedung Betik Kecamatan Kesamben Jombang adalah baik.

5.2  Saran
5.2.1        Bagi Institusi Pendidikan
Dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini memerlukan berbagai sumbu kepustakaan. Oleh karena itu hendaknya institusi pendidikan menyediakan lebih banyak kepustakaan untuk lebih meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang kelas ibu hamil.
5.2.2        Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya hendaknya dapat mengembangkan penelitiannya dengan menggunakan metode yang lebih luas. Sehingga penelitian dapat lebih baik dan mencapai hasil yang maksimal.

5.2.3        Bagi Lahan Penelitian
Fasilitas yang diberikan sudah baik, hendaknya lebih ditingkatkan lagi fasilitas yang sudah ada.
5.2.4        Bagi Petugas Kesehatan
Pihak petugas kesehatan khususnya Bidan hendaknya lebih meningkatkan tingkat pengetahuan responden melalui komunikasi, informasi dan edukasi untuk meningkatkan stimulus tentang masalah kesehatan khususnya tentang kelas ibu hamil.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Friends

Blog List