Kamis, 09 Februari 2012

INFERTILITAS

0

Tidak lengkap rasanya sebuah keluarga tanpa kehadiran seorang anak. Celoteh, tangis, kemanjaan, dan kerewelan seorang anak bahkan adalah lantunan kehidupan yang mampu menggelorakan cinta dan semangat hidup kedua orangtuanya. Bukankah salah satu tujuan pernikahan adalah meneruskan keturunan? Apalagi bila buah hati yang dinanti adalah generasi yang diharapkan kelak bisa dididik menjadi seorang hamba Allah yang shalih.

Anak adalah salah satu nikmat dari Allah. Maka, saat sang buah hati yang dinanti belum juga dikaruniakan oleh-Nya, hendaklah sepasang suami-istri tetap ber-husnuzhon (berprasangka baik) dan ridha akan ketetapan Rabb-nya. Meski demikian, baik suami maupun istri hendaknya tetap terus berusaha dan berdoa. Bukan hanya sekedar doa memohon kehadiran seorang anak, tetapi kehadiran anak-anak yang shalih dan shalihah.
Salah satu usaha yang bisa dilakukan adalah dari segi kesehatan. Bisa jadi ada sebab atau penyakit tertentu yang menyebabkan suami-istri tersebut sulit memiliki keturunan. Istilah yang mungkin sering kita dengar adalah “infertilitas”. Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan infertilitas?
Pada dasarnya, infertilitas adalah ketidakmampuan secara biologis dari seorang laki-laki atau seorang perempuan untuk menghasilkan keturunan. Infertilitas juga berarti perempuan yang bisa hamil namun tidak sampai melahirkan sesuai masanya (37-42 minggu). Dalam bahasa awam, infertil disebut juga tidak subur.

Definisi Infertilitas
Menurut dokter ahli reproduksi, sepasang suami-istri dikatakan infertil jika:
  • Tidak hamil setelah 12 bulan melakukan hubungan intim secara rutin (1-3 kali seminggu) dan bebas kontrasepsi bila perempuan berumur kurang dari 34 tahun.
  • Tidak hamil setelah 6 bulan melakukan hubungan intim secara rutin (1-3 kali seminggu) dan bebas kontrasepsi bila perempuan berumur lebih dari 35 tahun.
  • Perempuan yang bisa hamil namun tidak sampai melahirkan sesuai masanya (37-42 minggu).
Infertilitas Primer vs Infertilitas Sekunder
Infertilitas sendiri ada dua macam, yaitu infertilitas primer dan infertilitas sekunder. Pasangan dengan infertilitas primer tidak bisa hamil sedangkan infertilitas sekunder adalah sulit untuk hamil setelah sudah pernah sekali hamil dan melahirkan secara normal sebelumnya.
Kejadian Kasus Infertilitas
  • Secara umum, di dunia diperkirakan 1 dari 7 pasangan bermasalah dalam hal kehamilan.
  • Di Indonesia, angka kejadian perempuan infertil 15% pada usia 30-34 tahun, meningkat 30 % pada usia 35-39 tahun dan 64 % pada usia 40-44 tahun.
  • Berdasar survei kesehatan rumah tangga tahun 1996, diperkirakan ada 3,5 juta pasangan (7 juta orang) yang infertil. Mereka disebut infertil karena belum hamil setelah setahun menikah. Kini, para ahli memastikan angka infertilitas telah meningkat mencapai 15-20 persen dari sekitar 50 juta pasangan di Indonesia.
  • Penyebab infertilitas sebanyak 40% berasal dari pria, 40% dari wanita, 10% dari pria dan wanita, dan 10% tidak diketahui.

Penyebab Infertilitas
1.     Faktor-faktor yang mempengaruhi infertilitas, antara lain:
2.     Umur.
3.     Lama infertilitas.
4.     Emosi.
5.     Lingkungan.
6.     Hubungan seksual.
7.     Kondisi sosial dan ekonomi.
8.     Kondisi reproduksi wanita, meliputi cervix, uterus, dan sel telur.
9.     Kondisi reproduksi pria, yaitu kualitas sperma dan seksualitas.
10.                        Penyebab lain.
(1) Umur
Kemampuan reproduksi wanita menurun drastis setelah umur 35 tahun. Hal ini dikarenakan cadangan sel telur yang makin sedikit. Fase reproduksi wanita adalah masa sistem reproduksi wanita berjalan optimal sehingga wanita berkemampuan untuk hamil. Fase ini dimulai setelah fase pubertas sampai sebelum fase menopause.
Fase pubertas wanita adalah fase di saat wanita mulai dapat bereproduksi, yang ditandai dengan haid untuk pertama kalinya (disebut menarche) dan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder, yaitu membesarnya payudara, tumbuhnya rambut di sekitar alat kelamin, dan timbunan lemak di pinggul. Fase pubertas wanita terjadi pada umur 11-13 tahun. Adapun fase menopause adalah fase di saat haid berhenti. Fase menopause terjadi pada umur 45-55 tahun.
Pada fase reproduksi, wanita memiliki 400 sel telur. Semenjak wanita mengalami menarche sampai menopause, wanita mengalami menstruasi secara periodik yaitu pelepasan satu sel telur. Jadi, wanita dapat mengalami menstruasi sampai sekitar 400 kali. Pada umur 35 tahun simpanan sel telur menipis dan mulai terjadi perubahan keseimbangan hormon sehingga kesempatan wanita untuk bisa hamil menurun drastis. Kualitas sel telur yang dihasilkan pun menurun sehingga tingkat keguguran meningkat. Sampai pada akhirnya kira-kira umur 45 tahun sel telur habis sehingga wanita tidak menstruasi lagi alias tidak dapat hamil lagi. Pemeriksaan cadangan sel telur dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah atau USG saat menstruasi hari ke-2 atau ke-3.
(2) Lama Infertilitas
Berdasarkan laporan klinik fertilitas di Surabaya, lebih dari 50% pasangan dengan masalah infertilitas datang terlambat. Terlambat dalam artian umur makin tua, penyakit pada organ reproduksi yang makin parah, dan makin terbatasnya jenis pengobatan yang sesuai dengan pasangan tersebut.
(3) Emosi
Stres memicu pengeluaran hormon kortisol yang mempengaruhi pengaturan hormon reproduksi.
(4) Lingkungan
Paparan terhadap racun seperti lem, bahan pelarut organik yang mudah menguap, silikon, pestisida, obat-obatan (misalnya: obat pelangsing), dan obat rekreasional (rokok, kafein, dan alkohol) dapat mempengaruhi sistem reproduksi. Kafein terkandung dalam kopi dan teh.
(5) Hubungan Seksual
Penyebab infertilitas ditinjau dari segi hubungan seksual meliputi: frekuensi, posisi, dan melakukannya pada masa subur.
(6) Frekuensi
Hubungan intim (disebut koitus) atau onani (disebut masturbasi) yang dilakukan setiap hari akan mengurangi jumlah dan kepadatan sperma. Frekuensi yang dianjurkan adalah 2-3 kali seminggu sehingga memberi waktu testis memproduksi sperma dalam jumlah cukup dan matang.
(7) Posisi
Infertilitas dipengaruhi oleh hubungan seksual yang berkualitas, yaitu dilakukan dengan frekuensi 2-3 kali seminggu, terjadi penetrasi dan tanpa kontrasepsi. Penetrasi adalah masuknya penis ke vagina sehingga sperma dapat dikeluarkan, yang nantinya akan bertemu sel telur yang “menunggu” di saluran telur wanita. Penetrasi terjadi bila penis tegang (ereksi). Oleh karena itu gangguan ereksi (disebut impotensi) dapat menyebabkan infertilitas. Penetrasi yang optimal dilakukan dengan cara posisi pria di atas, wanita di bawah. Sebagai tambahan, di bawah pantat wanita diberi bantal agar sperma dapat tertampung. Dianjurkan, setelah wanita menerima sperma, wanita berbaring selama 10 menit sampai 1 jam bertujuan memberi waktu pada sperma bergerak menuju saluran telur untuk bertemu sel telur.
(8) Masa Subur
Marak di tengah masyarakat bahwa supaya bisa hamil, saat berhubungan seksual wanita harus orgasme. Pernyataan itu keliru, karena kehamilan terjadi bila sel telur dan sperma bertemu. Hal yang juga perlu diingat adalah bahwa sel telur tidak dilepaskan karena orgasme. Satu sel telur dilepaskan oleh indung telur dalam setiap menstruasi, yaitu 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Peristiwa itu disebut ovulasi. Sel telur kemudian menunggu sperma di saluran telur (tuba falopi) selama kurang-lebih 48 jam. Masa tersebut disebut masa subur.
Cara untuk mengetahui masa subur antara lain:
1.     Dengan memperhatikan keluarnya lendir mulut rahim yang dapat diraba dengan jari (pastikan jari bersih untuk mencegah terjadinya infeksi). Pada saat subur, keluarlah cairan bening seperti putih telur sehingga kelamin terkesan basah. Banyak wanita menganggap hal itu sebagai keputihan. Di luar saat subur, lendir mulut rahim hanya sedikit dan lebih kental sehingga kelamin terkesan kering.
2.     Dengan mengukur suhu tubuh setiap pagi sebelum bangun tidur selama beberapa bulan siklus menstruasi (biasanya sampai tiga bulan). Tanda ovulasi adalah apabila terjadi sedikit kenaikan suhu tubuh pada pertengahan siklus haid. Suhu tubuh itu disebut sebagai suhu basal tubuh, yaitu suhu tubuh dalam kondisi istirahat penuh. Peningkatan suhu tubuh yang jelas, walalupun sedikit (sekitar 0,2-0,5 °C), terjadi karena produksi hormon progesteron yang muncul segera setelah ovulasi. Pemeriksaan meliputi pengukuran suhu tubuh setiap pagi pada waktu bangun tidur, dan dicatat pada suatu grafik khusus (bisa didapatkan dari dokter). Cara mengukur sendiri suhu basal tubuh:
o    Guncang termometer (termometer dapat dibeli di apotek) hingga di bawah 36 °C, dan siapkan termometer di dekat tempat tidur Anda sebelum tidur.
o    Saat terbangun di pagi hari, letakkan termometer di mulut anda (termometer oral) selama 10 menit. Penting untuk Anda ingat adalah jangan banyak bergerak. Tetaplah berbaring dan istirahat dengan mata tertutup. Jangan bangun selama 10 menit hingga selesai pengukuran.
o    Setelah 10 menit, bacalah dan catat suhu tubuh Anda pada grafik saat tanggal pemeriksaan itu.
3.     Dengan memeriksa lendir rahim di bawah mikroskop. Pada saat subur akan tampak bentukan seperti daun pakis yang sempurna.
4.     Dengan pemeriksaan USG melalui vagina. Dengan pemeriksaan USG melalui vagina dapat dilihat dengan jelas sel telur yang sudah dilepaskan dari indung telur.
(9) Kondisi Sosial dan Ekonomi
Kondisi Sosial dan ekonomi yang semakin buruk akan memperbesar kemungkinan terjadinya infertilitas.
Bersambung insya Allah…
Referensi:
  • Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2006
  • Seleksi Pasutri pada Kasus Infertilitas, oleh: H. Soehartono DS.
  • Skor Infertilitas Surabaya (Berdasarkan Faktor Risiko), oleh: Samsul Hadi.
  • Vitahealth. 2008. Infertil: Informasi Lengkap Untuk Penderita dan Keluarganya. Jakarta: Gramedia.
  • www.kesrepro.info.net
  • www.klinikyasmin.co.id
  • www.mhhe.com
  • www.wikipedia.com

REFERENSI 2

Selasa, 27 November 2007

INFERTILITAS

DEFENISI
Infertilitas adalah ketidakmampuan sepasang suami istri untuk memiliki keturunan dimana wanita belum mengalami kehamilan setelah bersenggama secara teratur 2-3 x / mgg, tanpa mamakai matoda pencegahan selama 1 tahun

Ada 2 jenis infertilitas :
• Infertilitas primer : bila pasangan tersebut belum pernah mengalami kehamilan sama sekali.
• Infertilitas sekunder : bila pasangan tersebut sudah pernah melahirkan namun setelah itu tidak pernah hamil lagi

ETIOLOGI
Infertilitas tidak semata-mata terjadi kelainan pada wanita saja. Hasil penelitian membuktikan bahwa suami menyumbang 25-40% dari angka kejadian infertil, istri 40-55%, keduanya 10%, dan idiopatik 10%. Hal ini dapat menghapus anggapan bahwa infertilitas terjadi murni karena kesalahan dari pihak wanita/istri.
Berbagai gangguan yang memicu terjadinya infertilitas antara lain :
a. Pada wanita
• Gangguan organ reproduksi
1. Infeksi vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina yang akan membunuh sperma dan pengkerutan vagina yang akan menghambat transportasi sperma ke vagina
2. Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang mengganggu pengeluaran mukus serviks. Apabila mukus sedikit di serviks, perjalanan sperma ke dalam rahim terganggu. Selain itu, bekas operasi pada serviks yang menyisakan jaringan parut juga dapat menutup serviks sehingga sperma tidak dapat masuk ke rahim
3. Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang
4. Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu
• Gangguan ovulasi
Gangguan ovulasi ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti adanya hambatan pada sekresi hormon FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi. Hambatan ini dapatterjadi karena adanya tumor kranial, stress, dan penggunaan obat-obatan yang menyebabkan terjadinya disfungsi hipothalamus dan hipofise. Bila terjadi gangguan sekresi kedua hormon ini, maka folicle mengalami hambatan untuk matang dan berakhir pada gengguan ovulasi.
• Kegagalan implantasi
Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan dalam mempersiapkan endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi pembuahan, proses nidasi pada endometrium tidak berlangsung baik. Akiatnya fetus tidak dapat berkembang dan terjadilah abortus.
• Endometriosis
• Abrasi genetis
• Faktor immunologis
Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil.
• Lingkungan
Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan.

b. Pada pria
Ada beberapa kelainan umum yang dapat menyebabkan infertilitas pada pria yaitu :
• Abnormalitas sperma; morfologi, motilitas
• Abnormalitas ejakulasi; ejakulasi rerograde, hipospadia
• Abnormalitas ereksi
• Abnormalitas cairan semen; perubahan pH dan perubahan komposisi kimiawi
• Infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jaringan parut sehingga terjadi penyempitan pada obstruksi pada saluran genital
• Lingkungan; Radiasi, obat-obatan anti cancer
• Abrasi genetik

MANIFESTASI KLINIS
A. WANITA
• Terjadi kelainan system endokrin
• Hipomenore dan amenore
• Diikuti dengan perkembangan seks sekunder yang tidak adekuat menunjukkan masalah pada aksis ovarium hipotalamus hipofisis atau aberasi genetik
• Wanita dengan sindrom turner biasanya pendek, memiliki payudara yang tidak berkembang,dan gonatnya abnormal
• Wanita infertil dapat memiliki uterus
• Motilitas tuba dan ujung fimbrienya dapat menurun atau hilang akibat infeksi, adhesi, atau tumor
• Traktus reproduksi internal yang abnormal

B. PRIA
• Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi (panas, radiasi, rokok, narkotik, alkohol, infeksi)
• Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu
• Riwayat infeksi genitorurinaria
• Hipertiroidisme dan hipotiroid
• Tumor hipofisis atau prolactinoma
• Disfungsi ereksi berat
• Ejakulasi retrograt
• Hypo/epispadia
• Mikropenis
• Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha
• Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas sperma)
• Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis )
• Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis)
• Abnormalitas cairan semen

PATOFISIOLOGI
a. Wanita
Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita diantaranya gangguan stimulasi hipofisis hipotalamus yang mengakibatkan pembentukan FSH dan LH tidak adekuat sehingga terjadi gangguan dalam pembentukan folikel di ovarium. Penyebab lain yaitu radiasi dan toksik yng mengakibatkan gangguan pada ovulasi. Gangguan bentuk anatomi sistem reproduksi juga penyebab mayor dari infertilitas, diantaranya cidera tuba dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak dapat lewat dan tidak terjadi fertilisasi dari ovum dan sperma. Kelainan bentuk uterus menyebabkan hasil konsepsi tidak berkembang normal walapun sebelumnya terjadi fertilisasi. Abnormalitas ovarium, mempengaruhi pembentukan folikel. Abnormalitas servik mempegaruhi proses pemasukan sperma. Faktor lain yang mempengaruhi infertilitas adalah aberasi genetik yang menyebabkan kromosom seks tidak lengkap sehingga organ genitalia tidak berkembang dengan baik.
Beberapa infeksi menyebabkan infertilitas dengan melibatkan reaksi imun sehingga terjadi gangguan interaksi sperma sehingga sperma tidak bisa bertahan, infeksi juga menyebebkan inflamasi berlanjut perlekatan yang pada akhirnya menimbulkan gangguan implantasi zigot yang berujung pada abortus.

a. Pria
Abnormalitas androgen dan testosteron diawali dengan disfungsi hipotalamus dan hipofisis yang mengakibatkan kelainan status fungsional testis. Gaya hidup memberikan peran yang besar dalam mempengaruhi infertilitas dinataranya merokok, penggunaan obat-obatan dan zat adiktif yang berdampak pada abnormalitas sperma dan penurunan libido. Konsumsi alkohol mempengaruhi masalah ereksi yang mengakibatkan berkurangnya pancaran sperma. Suhu disekitar areal testis juga mempengaruhi abnormalitas spermatogenesis. Terjadinya ejakulasi retrograt misalnya akibat pembedahan sehingga menyebebkan sperma masuk ke vesika urinaria yang mengakibatkan komposisi sperma terganggu.

PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Fisik:
Perkembangan seks sekunder yang tidak adekuat ( spt distribusi lemak tubuh dan rambut yang tidak sesuai ).

Pemeriksaan System Reproduksi
A. Wanita
• Deteksi Ovulasi
1. Meliputi pengkajian BBT (basal body temperature )
2. Uji lendir serviks metoda berdasarkan hubungan antara pertumbuhan anatomi dan fisiologi serviks dengan siklus ovarium untuk mengetahui saat terjadinya keadaan optimal getah serviks dalam menerima sperma

• Analisa hormon
Mengkaji fungsi endokrin pada aksis ovarium – hipofisis – hipotalamus. Dengan pengambilan specimen urine dan darah pada berbagai waktu selama siklus menstruasi.

• Sitologi vagina
Pemeriksaan usap forniks vagina untuk mengetahui perubahan epitel vagina

• Uji pasca senggama
Mengetahui ada tidaknya spermatozoa yang melewati serviks ( 6 jam pasca coital ).

• Biopsy endometrium terjadwal
Mengetahui pengaruh progesterone terhadap endometrium dan sebaiknya dilakukan pada 2-3 hr sebelum haid.

• Histerosalpinografi
Radiografi kavum uteri dan tuba dengan pemberian materi kontras. Disini dapat dilihat kelainan uterus, distrosi rongga uterus dan tuba uteri, jaringan parut dan adesi akibat proses radang. Dilakukan secara terjadwal.

• Laparoskopi
Standar emas untuk mengetahui kelainan tuba dan peritoneum.

• Pemeriksaan pelvis ultrasound
Untuk memvisualisasi jaringan pelvis, misalnya untuk identifikasi kelainan, perkembangan dan maturitas folikuler, serta informasi kehamilan intra uterin.

B. Pria
• Analisa Semen
Parameter
Warna Putih keruh
Bau Bunga akasia
PH 7,2 - 7,8
Volume 2 - 5 ml
Viskositas 1,6 – 6,6 centipose
Jumlah sperma 20 juta / ml
Sperma motil > 50%
Bentuk normal > 60%
Kecepatan gerak sperma 0,18-1,2 detik
persentase gerak sperma motil > 60%
Aglutasi Tidak ada
Sel – sel Sedikit,tidak ada
Uji fruktosa 150-650 mg/dl

• Pemeriksaan endokrin
Pemeriksaan ini berguna untuk menilai kembali fungsi hipothalamus, hipofisis jika kelainan ini diduga sebagai penyebab infertilitas. Uji yang dilakukan bertujuna untuk menilai kadar hormon tesrosteron, FSH, dan LH.
• USG
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat struktur kelenjar prostat, vesikula seminalis, atau seluran ejakulatori.
• Biopsi testis
Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel jaringan testis memakai metoda invasif untuk mengidentifikasi adanya kelainan patologi.
• Uji penetrasi sperma
• Uji hemizona

PENATALAKSANAAN
A. Wanita
• Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendIr serviks puncak dan waktu yang tepat untuk coital


• Pemberian terapi obat, seperti;
1. Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi hipotalamus, peningkatan kadar prolaktin, pemberian tsh .
2. Terapi penggantian hormon
3. Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal
4. Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan penatalaksanaan infeksi dini yang adekuat
• GIFT ( gemete intrafallopian transfer )
• Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara luas
• Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate,
• Pengangkatan tumor atau fibroid
• Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau kemoterapi

B. Pria
• Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun, diharapkan kualitas sperma meningkat
• Agen antimikroba
• Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi kejantanan
• HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme
• FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
• Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus
• Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik
• Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma
• Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat
• Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung spermatisida



ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN INFERTIL

PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Termasuk data etnis, budaya dan agama

2. Riwayat kesehatan
A. Wanita
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
• Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi di rumah
• Riwayat infeksi genitorurinaria
• Hipertiroidisme dan hipotiroid
• Infeksi bakteri dan virus ex: toksoplasama
• Tumor hipofisis atau prolaktinoma
• Riwayat penyakit menular seksual
• Riwayat kista

b. Riwayat Kesehatan Sekarang
• Endometriosis dan endometrits
• Vaginismus (kejang pada otot vagina)
• Gangguan ovulasi
• Abnormalitas tuba falopi, ovarium, uterus, dan servik
• Autoimun

c. Riwayat Kesehatan Keluarga
• Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetik

d. Riwayat Obstetri
• Tidak hamil dan melahirkan selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi
• Mengalami aborsi berulang
• Sudah pernah melahirkan tapi tidak hamil selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi

B. Pria
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
• Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi (panas, radiasi, rokok, narkotik, alkohol, infeksi)
• Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu
• Riwayat infeksi genitorurinaria
• Hipertiroidisme dan hipotiroid
• Tumor hipofisis atau prolactinoma
• Trauma, kecelakan sehinga testis rusak
• Konsumsi obat-obatan yang mengganggu spermatogenesis
• Pernah menjalani operasi yang berefek menganggu organ reproduksi contoh : operasi prostat, operasi tumor saluran kemih
• Riwayat vasektomi

b. Riwayat Kesehatan Sekarang
• Disfungsi ereksi berat
• Ejakulasi retrograt
• Hypo/epispadia
• Mikropenis
• Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha
• Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas sperma)
• Saluran sperma yang tersumbat
• Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis )
• Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis)
• Abnormalitas cairan semen

c. Riwayat Kesehatan Keluarga
• Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetik

3. Pemeriksaan Fisik
Terdapat berbagai kelainan pada organ genital, pria atupun wanita.

4. Pemeriksaan penunjang
A. Wanita
• Deteksi Ovulasi
• Analisa hormon
• Sitologi vagina
• Uji pasca senggama
• Biopsy endometrium terjadwal
• Histerosalpinografi
• Laparoskopi
• Pemeriksaan pelvis ultrasound

B. Pria
• Analisa Semen
Parameter
Warna Putih keruh
Bau Bunga akasia
PH 7,2 - 7,8
Volume 2 - 5 ml
Viskositas 1,6 – 6,6 centipose
Jumlah sperma 20 juta / ml
Sperma motil > 50%
Bentuk normal > 60%
Kecepatan gerak sperma 0,18-1,2 detik
persentase gerak sperma motil > 60%
Aglutasi Tidak ada
Sel – sel Sedikit,tidak ada
Uji fruktosa 150-650 mg/dl

• Pemeriksaan endokrin
• USG
• Biopsi testis
• Uji penetrasi sperma
• Uji hemizona


DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ansietas b.d ketidaktahuan tentang hasil akhir proses diagnostic
2. Gangguan konsep diri; harga diri rendah b.d gangguan fertilitas
3. Gangguan konsep diri; gangguan citra diri b.d perubahan struktur anatomis dan fungsional organ reproduksi
4. Resiko tinggi terhadap kerusakan koping individu / keluarga b.d metode yang digunakan dalam investigasi gangguan fertilitas
5. Konflik pengambilan keputusan b.d terapi untuk menangani infertilitas, alternatif untuk terapi
6. Perubahan proses keluarga b.d harapan tidak terpenuhi untuk hamil
7. Berduka dan antisipasi b.d prognosis yang buruk
8. Nyeri akut b. d efek tes dfiagnostik
9. Efek tes diagnostic ketedakberdayaan b.d kurang control terhadap prognosis
10. Resiko tinggi isolasi social b.d kerusakan fertilitas, investigasinya, dan penataklaksanaannya


INTERVENSI
Diagnosa keperawatan: Gangguan konsp diri; harga diri rendah b.d gangguan fertilitas
Kriteria hasil :
• Klien mengungkapkan tentang infertilitas dan bagaimana treatmentnya
• Klien memperlihatkan adanya peningkatan kontrol diri terhadap diagnosa infertil
• Klien mampu mengekspresikan perasaan tentang infertil
• Terjalin kontak mata saat berkomunikasi
• Mengidentifikasi aspek positif diri


Daftar pustaka

Carpernito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC
Cunningham, MacDonald, Gant. 1995. Obstetri Williams. Jakarta: EGC
,http://situs.kesrepro.info/kb/referensi2.htm. Diakses tanggal 29 September 2007
http://www.wikipedia.com. Diakses tanggal 2 Oktober 2007
Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius
McCloskey, C. Joane& Bulechek, M. Gloria. 1996. Nursing Intervention Classification (NIC). Mosby: A Times Mirror Company
Murray, Sharon Smith, 2002. Foundations Of Maternal-Newborn Nursing. Philadelphia: W.B. Saunders company
Potter, patricia. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan; Konsep, Proses, dan Praktek. Jakarta: EGC
Smeltzer, C. Suzanne. 2001. Brunner & Suddarth’s Text Book of Medical-Surgical Nursing Volume 2. Jakarta: EGC
 REFERENSI 3

Bayi Tabung

Salah satu metode untuk mengatasi ketidaksuburan atau infertilitas adalah dengan bayi tabung. Bayi tabung pertama kali berhasil dilakukan terhadap seorang bayi perempuan bernama Louise Joy Brown di Inggris pada tanggal 25 Juli 1978. Prosesnya dilakukan dengan mengambil sel telur dari ovarium ibu lalu disatukan dengan sperma ayah dalam sebuah medium cair di gelas laboratorium. Lalu sel telur dibuahi di laboratorium. Setelah sel telur dibuahi, sekitar dua setengah hari kemudian, sel telur telah terbagi menjadi delapan sel yang sangat kecil. Kemudian dimasukkan ke dalam uterus atau rahim ibu untuk berkembang secara normal menjadi bayi. Sejak saat itu, berbagai terapi dan teknologi dikembangkan untuk mengatasi masalah kesuburan baik pada pria maupun wanita.
Proses bayi tabung dilakukan dengan proses yang dikenal sebagai in vitro fertilization (IVF) atau pembuahan in vitro. IVF menjadi momentum untuk pengembangan perawatan dan terapi berikutnya untuk teknologi pembantu reproduksi atau assisted reproductive technology (ART). ART mencakup berbagai perawatan untuk masalah kesuburan. Termasuk sel telur dari wanita lain lalu dibuahi untuk dikembangkan di rahim seorang wanita yang lain lagi. Tahun 1994 di Italia, seorang wanita tua berusia 62 tahun yang sudah tidak memiliki sel telur melahirkan seorang bayi yang berasal dari sel telur wanita lain yang dibuahi dengan sperma suaminya. Jadi banyak metode yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah kesuburan.

Berbagai Teknik Perawatan Masalah Ketidaksuburan atau Infertilitas

Ada beberapa jenis perawatan untuk masalah kesuburan baik untuk pria maupun wanita. Selain bayi tabung, perawatan-perawatan berikut juga telah melalui serangkaian proses penelitian dan angka keberhasilannya cukup memuaskan bagi pasangan yang memiliki masalah kesuburan.
Namun sebelum Anda menggunakan salah satu metode perawatan masalah kesuburan, sebaiknya Anda membuat riset mendalam terlebih dahulu dan berdiskusi baik kepada para ahli medis maupun kepada pemimpin agama. Beberapa kelompok agama menganggap beberapa jenis metode bayi tabung maupun inseminasi buatan termasuk melanggar hukum agama. Hal ini khususnya jika pembuahan atau pengembangan bayi dilakukan bukan di rahim ibu yang memberikan sel telur ataupun bukan menggunakan sperma yang berasal dari suami sendiri. Dengan kata lain, bagi beberapa kelompok agama, jika melibatkan pihak ketiga baik sebagai donor maupun media pembuahan yang bukan suami atau istri sah, itu sudah dianggap melanggar hukum agama. Karena itu masalah memilih perawatan ini adalah keputusan pribadi setiap pasangan dan perlu didiskusikan secara mendalam.
Sebelum memutuskan memilih jenis teknik perawatan untuk masalah infertilitas atau ketidaksuburan, sebaiknya Anda bertanya secara lebih dalam kepada ahli medis yang menangani masalah Anda. Tanyakan apa saja kerugian dan keuntungan dari masing-masing teknik untuk Anda maupun pasangan. Serta tanyakan berbagai risiko yang bisa terjadi bagi Anda dan pasangan. Beberapa jenis teknik perawatan untuk masalah ketidaksuburan atau infertilitas yang memiliki tingkat keberhasilan cukup tinggi di antaranya yaitu:

·         Inseminasi Buatan

Inseminasi buatan atau artificial insemination (sering disingkat sebagai AI) dilakukan dengan memasukkan cairan semen yang mengandung sperma dari pria ke dalam organ reproduksi wanita tanpa melalui hubungan seks atau bukan secara alami. Cairan semen yang mengandung sperma diambil dengan alat tertentu dari seorang suami kemudian disuntikkan ke dalam rahim
isteri sehingga terjadi pembuahan dan kehamilan. Biasanya dokter akan menganjurkan inseminasi buatan sebagai langkah pertama sebelum menerapkan terapi atau perawatan jenis lainnya.

·         GIFT (Gamete Intrafallopian Transfer)

GIFT yang merupakan singkatan dari Gamete Intrafallopian Transfer merupakan teknik yang mulai diperkenalkan sejak tahun 1984. Tujuannya untuk menciptakan kehamilan. Prosesnya dilakukan dengan mengambil sel telur dari ovarium atau indung telur wanita lalu dipertemukan dengan sel sperma pria yang sudah dibersihkan. Dengan menggunakan alat yang bernama laparoscope, sel telur dan sperma yang sudah dipertemukan tersebut dimasukkan ke dalam tuba falopi atau tabung falopi wanita melalui irisan kecil di bagian perut melalui operasi laparoskopik. Sehingga diharapkan langsung terjadi pembuahan dan kehamilan.

·         IVF (In Vitro Fertilization)

IVF atau In Vitro Fertilization dikenal juga sebagai prosedur bayi tabung. Mula-mula sel telur wanita dan sel sperma dibuahi di media pembuahan di luar tubuh wanita. Lalu setelah terjadi pembuahan, hasilnya yang sudah berupa embrio dimasukkan ke dalam rahim melalui serviks.

·         ZIFT (Zygote Intrafallopian Transfer)

ZIFT atau Zygote Intrafallopian Transfer merupakan teknik pemindahan zigot atau sel telur yang telah dibuahi. Proses ini dilakukan dengan cara mengumpulkan sel telur dari indung telur seorang wanita lalu dibuahi di luar tubuhnya. Kemudian setelah sel telur dibuahi, dimasukkan kembali ke tuba falopi atau tabung falopi melalui pembedahan di bagian perut dengan operasi laparoskopik. Teknik ini merupakan kombinasi antara teknik IVF dan GIFT.

·         ICSI (Intracytoplasmic Sperm Injection)

ICSI atau Intracytoplasmic Sperm Injection dilakukan dengan memasukkan sebuah sel sperma langsung ke sel telur. Dengan teknik ini, sel sperma yang kurang aktif maupun tidak matang dapat digunakan untuk membuahi sel telur.
Jadi Anda tidak perlu khawatir jika pasangan Anda mengalami masalah infertilitas atau ketidaksuburan, karena semuanya bisa diatasi dengan berbagai teknologi modern yang tersedia saat ini.

AKIBAT ROKOK BAGI JANIN

0
akibat merokok sudah lama dikampanyekan di negara kita. Hal ini hanyalah salah satu dampak buruk rokok bagi kesehatan. Terlebih lagi bila wanita hamil lantas merokok. Padahal peringatan tentang hal ini sudah disebarluaskan melalui label peringatan pemerintah dalam setiap bungkus rokok yang dijual. Namun masih banyak pihak yang menganggap tidak adanya hubungan antara asap rokok dengan gangguan kehamilan dan janin.
Sebuah penelitian pernah dilakukan di Michigan dan menghasilkan kesimpulan bahwa sebagian besar wanita yang merokok semasa hamil melahirkan bayi dengan kondisi buruk. Beberapa lahir dengan ukuran yang terlalu kecil, prematur, atau bahkan ada yang meninggal sebelum sempat dilahirkan. Penelitian ini menguatkan pernyataan bahwa merokok menyebabkan gangguan kehamilan dan janin.
Apa saja kandungan rokok yang menyebabkan gangguan pada janin? Asap rokok mengandung berbagai macam zat aktif yang cukup berbahaya. Sebuah penelitian menyatakan ada lebih dari empat ribu zat racun yang dikandung dalam asap rokok, diantaranya nikotin, karbon monoksida, sianida, dan sejumlah senyawa yang dapat menyebabkan kanker. Zat-zat tersebut dapat mengalir dalam darah perokok dan melalui peredaran darah tersebut, zat-zat tersebut meracuni janin.  Berita baiknya, tidak ada satupun diantara 4000 zat dalam kandungan asap rokok yang baik untuk sang Bayi, jadi kontaminasi terjadi sebelum janin itu tumbuh. akibatnya akan dirasakan sang Bayi seumur hidupnya.
Selain dari zat yang terkandung dalam asap rokok tersebut mengkontaminasi janin, zat lain yaitu karbon monoksida dan nikotin membuat supply oksigen untuk janin terhambat, dan menyebabkan gangguan pertumbuhan janin. Bisa saja janin mengalami pertumbuhan yang lambat atau bahkan bisa berakibat kegagalan terbentuknya organ tubuh. Lebih parahnya, adalah kegagalan janin atau kematian.
Mengerikan bukan? Oleh karena itu, kami mengimbau kepada masyarakat untuk segera menghentikan kebiasaan merokok. Terlebih lagi bila anda sedang hamil. Bagi para pria perokok, asap yang dihembuskan juga berakibat lebih parah untuk janin. Masih ingat bahwa perokok pasif memiliki resiko terkena penyakit lebih tinggi daripada perokok aktif? Hal ini juga berlaku terhadap wanita hamil yang menjadi perokok pasif. Oleh karena itu, marilah kita menghindari gangguan kehamilan dan janin akibat asap rokok.

NYERI HAID (DISMINORHOE)

0
Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi. Disebut dismenore primer jika tidak ditemukan penyebab yang mendasarinya dan dismenore sekunder jika penyebabnya adalah kelainan kandungan.
Penyebab dismenore sekunder adalah endometriosis, fibroid, adenosis, peradangan tuba fallopi, perlengketan abnormal antara organ di dalam perut, dan pemakaian IUD.
Biasanya dismenore primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi pertama. Sedangkan dismenore sekunder sering mulai timbul pada usia 20 tahun.  factor lainnya yang memperburuk dismenore adalah:
  1. Rahim yang menghadap ke belakang (retrofleksi)
  2. Kurang berolah raga
  3. Stress psikis atau stress social
Gejala dan tanda dari dismenore ini adalah nyeri bagian pada perut bagian bawah, yang bisa menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai. Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus-menerus ada.
Biasanya, nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, serta mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang. Dismenore juga sering disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit, diare, dan sering berkemih. Kadang sampai terjadi muntah.
Pertambahan umur dan kehamilan akan menyebabkan menghilangnya dismenore primer. Hal ini diduga terjadi karena adanya kemunduran saraf rahim akibat penuaan dan hilangnya sebagian saraf pada akhir kehamilan.
Untuk mengurangi rasa nyeri, bisa diberikan obat anti peradangan non steroid (misalnya ibuprofen, naproksen, dan asam mefenamat). Obat ini akan sangat efektif jika mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi dan dilanjutkan sampai hari 1-2 menstruasi.
Selain dengan obat-obatan, rasa nyeri juga bisa dikurangi dengan:
  1. Istirahat yang cukup
  2. Olahraga teratur (terutama berjalan)
  3. Pemijatan
  4. Yoga
  5. Orgasme pada aktivitas seksual
  6. Kompres hangat di daerah perut

ASKEB KOMUNITAS

0
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS  KELUARGA
Tn "A” PADA An ”A” UMUR 41 BULAN
DENGAN ALERGI LINGKUNGAN
DI DESA SUMBERMULYO, JOGOROTO, JOMBANG





Oleh :
SHELLY APRILIA SURYA ANIZAR
NIM : 7209083




PRODI D III KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL’ULUM
JOMBANG 2012

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS KELUARGA
Tn ”A” PADA An ”A” UMUR 41 BULAN
DENGAN ALERGI LINGKUNGAN
DI DESA SUMBERMULYO, JOGOROTO, JOMBANG


I.         PENGKAJIAN
Tgl :17 Januari 2012                                                      jam: 08.30 WIB
Ø DATA SUBYEKTIF
A.Identitas Keluarga
1.Nama KK              : Tn ”A”
Umur                        : 35 tahun
Agama                      : Islam
Pendidikan               : SMA
Pekerjaan                  : Swasta ( Penjahit )
Suku/Bangsa            : Jawa/Indonesia
Alamat                     : RT 06 Dsn. Sidowaras, Sumbermulyo, Jogoroto, Jombang
Hubungan dengan Klien : Suami
2. Daftar anggota keluarga
No
Nama
J.K
Agama
Pendidikan
Pekerjaaan
Hub,dgn KK
Alamat
Ket
1.
Tn ” A ”
L
Islam
SMA
Penjahit
Suami
Sidowaras

2.
Ny ” S ”
P
Islam
SMA
Buruh Pabrik
Istri


3.
An ” A ”
P
Islam
    -
    -
Anak



3. Anggota keluarga yang dominan mengambil keputusan kesehatan adalah ayah
  4. Hubungan umum anggota keluarga
Harmonis, Baik
5. Kebiasaan hidup keluarga
No
Nama
Kebiasaan Tidur
Aktifitas dan Istirahat
Makan dan Minum
Waktu senggang
Personal Higiene
1
Tn ” A”
Malam: 21.30 – 04.30 WIB
Siang: -
Pagi
Menjahit, dan mengasuh anaknya
3x/hr dengan menu nasi, tahu, tempe, krupuk, sayur
Minum : air putih, teh.
Mengasuh anaknya, bersosialisasi dengan tetangga, membantu  pekerjaan rumah istri
Mandi 2x/hr, Gosok gigi 2x/hr, Ganti baju 2x sehari
2
Ny “S”
Malam: 21.00 – 04.30 WIB
Siang: -
Pagi
Memasak, bekerja dipabrik sampai sore
2-3x/hr dengan menu nasi,tahu,tempe,sayur
Minum: air putih, teh.
Membersihkan rumah,mencuci baju,merawat keluarga.Menonton tv
Mandi 3x/hr, gosok gigi 2x/hr, keramas 2x/mgg
3
An”A”
Malam: 20.00 – 05.00 WIB
Siang: 12.00 – 15.00 WIB
Pagi mandi,main,siang istirahat
3x/hr dengan menu:nasi   tahu,tempe,sayur, telur.
Minum:  air putih,susu.
Bermain dengan teman di sekitar rumahnya
Mandi 2x/hr
Keramas 2x seminggu.
Gosok gigi, 2x/hr.
Gnti bju 2x/hr


B. FAKTOR SOSIAL BUDAYA EKONOMI
1.Peran anggota dalam keluarga
anggota keluarga berperan sebagaimana mestinya (suami bekerja sebagai penjahit, istri mengurus rumah tangga dan membantu suami mencari nafkah sebagai buruh pabrik)
2. Hubungan keluarga dengan masyarakat
Keluarga aktif dalam kegiatan kemasyarakatan seperti yasinan,tahlilan
3. Penghasilan dan pengeluaran
Ayah mengatakan bahwa penghasilan tidak tetap, penghasilan istri perhari @20.000 - 250000, pengeluaran Rp.15.000/hr untuk keperluan rumah tangga dan lain – lain.
4. Pekerjaan, tempat kerja, jam kerja, dan penghasilan dari setiap anggota keluarga yang bekerja.
Suami                                                                                   Istri
Pekerjaan          : Penjahit                                   Pekerjaan          : Buruh Pabrik
Tempat Bekerja : Rumah                                   Tempat Bekerja : Pabrik Sampurna
Jam Kerja          : Tidak Tentu                            Jam Kerja          : 07.00-16.00        
Penghasilan       : Tidak Tentu                            Penghasilan       :20.000-25.000/hr
5. Kecukupan untuk memenuhi kebutuhan primer (makanan, pakaian, tempat dan pendidikan) penghasilan suami dan istri cukup
6. Simpanan untuk keperluan mendadak cukup dan disimpan di rumah.
7. Penentu/pengatur keluarga, suami dan istri

C. Faktor lingkungan
1. Perumahan.
a. Kecukupan luas rumah (dibandingkan anggota keluarga )
Oval: 26
35
 
    1. Genogram
 

Isosceles Triangle: 3,5 


1.Rumah                         :luas 7 x 11 cm                             
Kontruksi                       :Permanen
Dinding                          :Batu bata                                Jendela       :Ada
Atap                               :Genteng                                 Kebersihan:Bersih
Lantai                             : Kramik                                 
Jalan angin                     : Cukup memenuhi
Jumlah ruangan              :1 ruang tamu,3 kamar,1 ruang keluarga gabung dengan ruang makan, 1 dapur gabung dengan kamar mandi




4. Denah Rumah
                            5                       6          Ket : 1.      : Ruang Tamu
             4                                                          2,3,4  : Kamar Tidur 
            3             7                                                 5  : Dapur
                                                                              6  : Kamar Mandi
             2                                                                7  : Ruang Keluarga
                        1
 

2. Kecukupan perabot rumah tangga atau alat – alat dapur atau bahan dapur
1)   Kebersihan : cukup ( tersimpan bersih dilemari )
2)   Kerapian     : kurang ( tertata kurang rapi di lemari )
3)   Keamanan  : cukup ( makanan di tutup)
3. Penyimpanan makanan (kebersihan dan keamanan )
Makanan yang telah dimasak diletakkan didalam lemari makan sedangkan nasinya di dalam wakul.
4. Penyediaan air minum/air untuk kebersihan lain
air minum dari sumur asal nya bersih,air minum di masak disimpan di ceret
5. Pembuangan tinja
tempat pembuangan tinja di kali
6. Pembuangan sampah
tempat pembuangan sampah di timbun
7. Pembuangan air limbah
dibuang di selokan
8. Binatang piaraan
tidak punya
9. binatang pengganggu
tikus,kecoa,nyamuk

C. KEADAAN KASEHATAN KELUARGA
1. Riwayat kesehatan yang lalu
- dalam keluarga ada yang punya penyakit , tekanan darah tinggi, kencing manis.
- penyakit yang sering diderita keluarga (batuk, pilek, pusing)
- perawatan yang pernah dijalani (jika sakit keluarga berobat ke polindes kadang kepuskesmas dan rumah sakit)
2. Status tumbuh kembang keluarga yang perlu perawatan khusus
status kembang keluarga seluruhnya baik kecuali An ” A” yang perlu perhatian khusus, karena berat badanya diatas pita kuning ( lebih ), dan juga memiliki luka gatal-gatal pada selangkangan dan ketiaknya, sudah di lakukan pengobatan namun setelah sembuh kembali lagi.
3. Riwayat penyakit sekarang
NO
Nama
Umur
Keadaan kesehatan
Imunisasi
1
Tn ” A ”
35 th
baik
Tidak tahu
2
Tn ” S ”
26 th
baik
Tidak tahu
3
An ” A ”
3,5 th
baik
lengkap

4. Riwayat KB
Setelah melahirkan anak ke-1 menggunakan KB suntik 3 bulan
5. Riwayat kehamilan dan Persalinan
NO
Umur
Jenis persalinan
Tempat persalinan
Penolong
Jenis kelamin
Keadaan Bayi
Komplikasi
Lactasi
BB
PB
Bayi
Ibu
1
3,5 th (41 bln)
spontan
BPS
Bidan
P
-
-
-
-
Tidak tahu

6. Keadaan gizi setiap keluarga
NO
Nama
Usia
BB
TB
LILA
TD
Terlalu gemuk/kurus
Anemia/tidak
1
Tn ”A”
35
58
155
-
110/70
Normal
Tidak
2
Tn ”S”
26
49
153
24
160/90
Normal
Tidak
3
An ”A”
3,5(41 bln)
22
110
-
    -
Kurus
Tidak

7. Kebiasan anggota keluarga
Didalam keluarga tidak ada yang merokok, tidak yang mengkonsumsi obat terlarang maupun minum alkohol.
8. Pencegahan dari setiap anggota keluarga
Anak Tn ”A” sudah mendapatkan imunisasi yang lengkap. Fasilitas yang dimanfaatkan oleh keluarga ( puskesmas, BPS)
-          jarak rumah dengan BPS sekitar 500 m
-          jarak rumah dengan puskesmas sekitar 3 km
10. Persepsi keluarga terhadap tenaga kesehatan
- keluarga berpendapat baik terhadap tenaga kesehatan
-keluarga mendapat makanan bantuan dari puskesmas berupa susu formula  dan makanan  ringan.

Ø DATA OBYEKTIF pada Ank ”A”
1. Pemeriksaan umum
    Keadan umum baik.
     BB  : 22 kg
      TB : 110  cm
   Usia  : 41 bulan
    Lila  : 19cm
      N   : 94x/m
    RR  : 40x/m
 Pdemeriksaan Head To Too
a.    Inspeksi
   Kepala : Tidak ada kelainan , rambut lurus, kemerahan
   Muka   : Simetris, tidak ada kelainan
   Mata    : Simetris, Konjungtiva merah muda, sklera putih
  Hidung : Tidak ada kelainan, simetris
   Mulut  : Simetris, tidak ada bibir pecah-pecah,tidak kering
  Leher   : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
   Dada   : Tidak ada kelainan, Puting susu menonjol
 Abdomen : Tidak ada kelainan, simetris
   Genetalia: hygine cukup, tidak ada kelainan
Ekstremitas atas/bawah : tidak ada kelainan gerak, dan jumlah jari ada gatal-gatal pada ketiak dan selangkangan.
b.Austkultasi
   Dada        : Tidak ada whezing dan ronchi
   Abdomen: Tidak ada bising usus
c.Perkusi
   Reflek Pattela : +/+

II.           Data dan Perumusan Masalah
A.    Analisa Data
Masalah kesehatan yang dialami keluarga Tn “Aadalah Ank “A” gatal-gatal karena lingkungan kurang bersih dan kebersihan diri anak kurang bersih.
Dx           :  An “A” umur 3,5 tahun (41 bulan) dengan alergi lingkungan
Ds           :  Ayah mengatakan anaknya selalu mengeluh gatal-gatal
Do           :  K/U            :  baik
                   Kesadaran  :  composmentis
TTV
N
:
94 x/menit
S
:
36 0C
RR
:
24 x/menit
BB
:
22 kg
TB
:
110 cm
Lila
:
19 cm
Masalah   :  Ayah takut dan cemas dengan keadaan anaknya yang walau sudah berobat tetapi kembali gatal.
Kebutuhan:      - personal hygiene
-     Kebersihan baju.
-     Kebersihan lingkungan air
B.     Perumusan Masalah
Dan data diatas dan hasil analisa didapatkan permasalahan yang timbul dalam keluarga Tn “A” adalah An “A” umur 41 bulan dengan alergi terhadap lingkungan.

III.        Diagnosa Masalah Potensial
Dx potensial     : Potensi terjadinya gangguan tumbang dan penyakit degenerative.

IV.        Kebutuhan Tindakan Segera
Kolaborasi dengan dokter Sp.Anak. dan Sp.KK.
V.           Intervensi
Diagnosa    :  An “A” umur 41 bulan dengan alergi lingkungan
Tujuan        :  setelah dilakukan asuhan kebidanan, diharapkan gatal-gatal An “A” sembuh.
Kriteria      : 
-  TTV dalam batas normal
N       :  80 – 120 x/mnt
RR    :  18 – 24 x/mnt
S       :  36,5 – 37,5 0C
-  Ayah dapat mengulang penjelasan yang diberikan petugas kesehatan.
-  Alergi anak dapat teratasi dan tidak timbul gatal.
Intervensi
1.Lakukan pendekatan pada keluarga
R/ Keluarga mau menuruti atau mudah diajak kerja sama dengan NAKES
2. Berikan penjelasan tentang kebersihan diri untuk Balita.
R/ mencegah timbulnya penyakit
3.Jelaskan tentang alergi dan kebersihan lingkungan.
R/ makanan, yang boleh dan tidak boleh dimakan,agar tidak timbul alergi,tempat    dan air kotor juga mengakibatkan alergi.
4. jelaskan keadaan anak saat ini.
R/ mengetahui keadaan anak saat ini
5. anjurkan untuk memeriksakan anaknya ke dokter Sp.Anak, dan Sp. KK
R/ menyembuhkan alerginya.

VII. IMLEMENTASI
Hari/Tanggal
Jam
Pelaksanaan
TTD
Selasa,
17 Jan 2012
09.00 wib










09.15 WIB











09.30
Melakukan pendekatan terapeutik dengan keluarga klien dengan cara.
a.       Salam, sapa, ramah, sopan dan santun pada keluarga pasien.
b.      Menanyakan data-data klien kepada Ibu klien
c.       Merespon pertanyaan keluarga klien
Memberikan penyuluhan tentang kebersihan diri untuk balita.
-          Mandi sehari 2x,gosok gigi 2x/hr.ganti baju 2x/hr,dan selalu cuci tangan sebelum dan sesudah makan, setelah bermain.
Menjelaskan pada keluarga tentang Alergi,dan factor-faktornya.
-          Factor makanan.
-          Factor kebersihan diri.
-          Factor lingkungan.
Anak suka makan telur dan juga suka bermain di tanah becek,maka harus mengurangi telur,dan mencegah anak bermain di tanah becek, bila sedang alergi.

Menjelaskan klien pada keluarga, bahwa anaknya alergi dengan lingkungan maka ibu harus menjaga kebersihan anaknya.

-Menganjurkan kepada keluarga untuk selalu membawa anaknya ke pelayanan kesehatan agar anaknya dapat di tangani dan sembuh dari alerginya.

Menganjurkan ibu untuk memantau saat anak bermain, memantau makanan yang di konsumsi, agar tidak alergi dan gatal kembali.


VII.          EVALUASI
Tgl :     17 Januari 2012                                                          jam :09.45 WIB
Dx :     An ”A” umur 41 bulan dengan alergi lingkungan
S :        Ayah mengatakan mengerti dan merespon penjelasan dan mau menjalankan     apa yang diberikan atau disampaikan oleh nakes mengenai perawatan kebersihan anak
O:        k/u  : Baik
            Kesadaran: Composmentis
            Bapak tampak paham dengan instruksi dari nakes
A:        An”A” usia 41 bulan dengan alergi lingkungan
P :        Anjurkan untuk pengobatan ke dokter
            Anjurkan untuk menjaga kebersihan lingkungan

Tgl : 18 Januari 2012                                                   jam :80.00 WIB
Dx :     An ”A” umur 41 bulan dengan alergi lingkungan
S :        Ayah mengatakan anaknya masih gatal-gatal
O:        k/u  : Baik
            Kesadaran: Composmentis
N
:
90 x/menit
S
:
36,2 0C
RR
:
24 x/menit
BB
:
22 kg
TB
:
110 cm
Lila
:
19cm
A :       An”A” usia 41 bulan dengan alergi lingkungan
P :        Ingatkan ibu untuk meminumkan obat yang telah di berikan
            Ingatkan ibu untuk menjaga makanan yang di konsumsi anaknya
            Ingatkan ibu untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan anaknya.
.
 

Friends

Blog List